//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Wirajhana

Pages: [1] 2 3 4
1
Studi Sutta/Sutra / Re: Digha Nikaya 23 Payasi Sutta
« on: 18 February 2013, 09:01:27 PM »
Kalo dari penjelasan WE, bola besi yang dingin setelah terbakar mengalami reaksi oksidasi (mengikat oksigen) shg lebih berat (bertambah massanya).  Tapi gak tahu apakah benar besi yang habis terbakar bisa mengalami oksidasi yang menyebabkan massanya bertambah secara signifikan. Setahu saya, besi yang teroksidasi atau dalam istilah sehari-hari mengalami perkaratan membutuhkan waktu yang lama (reaksi oksidasi besi berjalan sangat lambat) dan jumlah karat besi yang dihasilkan tidak banyak untuk menambah berat besi.
Kebetulan pertanyaan  anda itu di jawab dalam percobaan ini: http://www.exo.net/~emuller/activities/Fast_Rusting.doc.pdf, berikut persamaan pertambahan massa reaksi kimianya setelah DIBAKAR.

2
Studi Sutta/Sutra / Re: Digha Nikaya 23 Payasi Sutta
« on: 16 February 2013, 09:06:59 PM »
http://www.scientificexploration.org/journal/jse_15_4_hollander.pdf, yang menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk TABEL bhw terjadi PENAMBAHAN SEMENTARA berat badan (w) dari 12 binatang, setelah beberapa DETIK hingga ratusan detik kematian, menguatkan statement Kumara Kassapa:

‘Maka, Pangeran, sama dengan jasmani ini. Ketika masih memiliki unsur kehidupan (Ayu), panas (Usma), dan kesadaran (Vinnana), maka jasmani ini LEBIH RINGAN, lebih lunak, dan lebih lentur. Tetapi ketika dipisahkan dari unsur kehidupan, panas dan kesadaran, jasmani ini menjadi lebih berat, lebih kaku, dan lebih tidak lentur

http://www.csudh.edu/oliver/demos/heatcruc/heatcruc.htm, yang menyajikan percobaan terdapat PENURUNAN BERAT (w) setelah dibakar 5 menit..kemudian didinginkan 5 menit dan ditimbang, lebih ringan dari sebelum di bakar..kemudian 10 menit kemudian, lebih berat dari sebelumnya namun lebih ringan dari sebelum dibakar dan 15 menit kemudian menjadi LEBIH BERAT daripada sebelum dibakar

Percobaan ini menguatkan statement Payasi:

‘Yang Mulia, saat bola besi itu panas, terbakar, dan bersinar, ada unsur Tejo (Panas/Gelombang partikel/Umur/Habis/Api) dan Vayo (Tekanan/Getar/Gerak/Udara/Angin), maka bola besi itu lebih ringan, lebih lunak dan lebih lentur.

Pembakaran menjadi Massa Fe +  Massa Oksigen menjadi Besi oksida, jadi setelah dingin wajar MASSANYA bertambah (dan beratnya juga bertambah).

jadi gak ada masalah tuh ama suttanya.

3
Kalau pertanyaanya: "Kenapa harus rubah KTP kalau sudah ikut agama Buddha, sudah visudhi, sudah kawin secara buddhis, sudah belajar agama Buddha, sudah ini sudah itu ?

Jawabnya:  Kenapa tidak ?

kenapa tidak?
malassss, gak ada untungnya, merepotkan, dst..

dan dari membaca tanggapan-tanggapanmu ini..malah sekarang alasan gw utk TIDAK MENGUBAH KOLOM AGAMA di KTP bertambah dengan 1 (satu) alasan.

Apa itu?

Tidak berminat menyenangkan dirimu.

kemudian,
gw juga malah menjadi tertarik utk tau apa pikiran orang2 setelah membaca postinganmu, yaitu:

apakah tulisanmu ini akan menggairahkan mereka utk mengubah kolom agama di KTPnya atau tidak?

Utk itu,
setiap gw denger ada yg mo ganti kolom agama di ktp jadi buddhis..gw akan minta mereka meluangkan waktu SEBELUM melaksanakan niatnya mengubah KTP...agar baca alasanmu...

hehehehe...

4
Nope. Absolutely wrong.  :P

Orang bali itu, beragama Buddha, berKTP Buddha, menjadi pejabat di salah satu kantor depag, berasal dari daerah ....... di Bali, keluarga juga di sana.  Gw tidak beberkan lebih lanjut karena kita tahu sendiri adat di Bali begitu keras, takut nanti kenapa-napa terutama keluarganya di sana.   Dulu dalam kasus yang lain pernah ada yang sampai diusir dari desa adat dan ada juga yang dilarang dikuburkan di desanya kan?

Soal pernyataan anda yang lainnya, EGP.  Emang gw pikirin. 

Up to you.  Hidup bli kumaha bli lah...  ;D

Wew, ternyata cuma rumors yg di pajang...pantes gak mampu ngasih bukti.. :) Ya saya maklumi..
tentang pernyataan gw yg lain...ya, kamu gak jangan lagi membebani pikiranmu..Lah urusan suruh nunjukin bukti sampe sekarang aja masih 0 (nol) besar...apalagi ditambahi beban urusan lain..bisa kelenger kamu ntar  :)


Juga nanti putra-putri anda cukup kawin di pura saja, karena kalau kawin di vihara nanti diminta KTPnya..... repot.  Vihara / majelis buddha gak mau nanti dituntut orang hindu koq berani2 ngawinkan orang hindu secara buddhis.  Musti teken surat pernyataan lagi nanti  :whistle:

loh katanya EGP...hidup gw gimana gw aja...koq malah jadi mikirin anak gw mo kawin di mana..
bener2 gak konsisten anda ini.

ada lagi?

5
sama kegunaannya dengan ktp hindu... mau mantap... kolom agama di ktp di kosong-in... wkwkwkkww

Yah..ngasih saran bolak balik...koq malah nyusahin..sy ber KTP hindu aja idup gw baik2 aja koq.. :)

6
Malas dalam hal apa?  Pas di e-ktp tinggal bilang saja sama petugasnya, agama saya Buddha.  Selesai. Berat di mananya?  Lebih kepada masalah mental block anda saja.

Yup sy emang pemalas..dan ditambah komentar anda..malah semakin jelas bhw sy tidak perlu ubah KTP..nyapein diri gak guna.

Perlu dipisahkan antara kebenaran mutlak dan kebenaran umum.  Anda di masyarakat juga disebut manusia dan bukan dipanggil pancakhanda kan?  Kita hidup di Indonesia ya ikuti hukum dan administrasi di Indonesia.  Jawaban di atas nggak nyambung dan cuma ngeles.com

Jawabanmu ini bener jaka sembung..ditanya bukti, udah gak ada malah cuap2 gak nyambung..semakin jelas aja yg ber ktp-agama Buddha juga telah bermusavada :)

..eh malah gak tau kalo dirinya telah bermusavada...kesian :)

terusterang dengan jawaban tanpa bukti dari anda ini..dan ngajak2 sy bermusavada pada kolom agama = buddha..malah membuat sy MAKIN tidak melihat gunanya ber-ktp Buddhis..maap gak tertarik berktp buddhis sama sekali. Sry.

btw,
dari aksi jaka sembungmu ditanya bukti, mungkin krn kamu gak mampu..ya udah deh...tantangan ini sy perluas pada seluruh orang yg ber-ktp buddha..ada yg mampu bawa bukti gak?.....   :-?

Gw tahu hal ini dari bercakap2 dengan seorang pejabat di depag.  Tempat di mana beliau bekerja tidak perlu saya sebutkan.  Dia juga orang Bali.  Dan dia mengatakan seperti yang gw tulis.

No bukti = hoax...sekarang kamu LIVE dengan orang ber ktp hindu, bali..dan mengatakan sebaliknya..sy adalah living proof..sedangkan anda sedang mendemonstrasikan jadi living hoax  ;D...hehehehehe

Kembali jawaban ngeles dan ketidakperdulian.

Di Indonesia dan negara2 pada umumnya,  you're nothing but statistic.

Anda adalah komponen dari data statistic, dan dengan data statistik pemerintah akan (antara lain):  Alokasi anggaran depag (rumah ibadah, sarana prasarana, dll).
Kalau jumlah anda di statistik agama kecil, alokasi anggaran juga kecil.  Mungkin di Bali dan daerah tertentu lain anda tidak bisa melihat kenyataan ini.  Tapi kalau anda bisa keluar dari sikon tempat anda tinggal,  melihat daerah lain di mana umat Buddha secara statistic sangat minor, maka kenyataannya lain. 

Bisakah dibayangkan bahwa kalau populasi buddhis cuma 0.5% maka anggaran pemerintah daerah untuk anda juga cuma 0.5% bahkan kenyataan biasanya lebih kecil daripada itu?

Di Bali mungkin pas Waisak kalangan buddhis melihat poster Selamat Waisak di mana2, bahkan dari organisasi dan departemen pemerintah.  Tapi sekali lagi, di tempat yang kehadiran buddhisnya sangat minor bahkan hampir tidak eksis, tidak ada hal2 semacam itu.  Anda dianggap tidak ada.  Dharmasanti Waisak pun kepala daerah yang diundang enggan datang, hanya mengutus seorang kabag di kantornya saja untuk mewakili.

Jumlah buddhis sesungguhnya mungkin 2-3 kali dari data di pemerintah, tapi sayang yang punya agama saja tidak sudi mengaku dan mengisi KTPnya dengan agama lain.  Mungkin masih tersisa rasa rendah diri ataupun mana (kesombongan batin) untuk sekedar mengaku beragama Buddha. 8->

Woi...mana itu kamu juga punya..bahkan pun jika ada manusia anagami dimuka bumi ini..MANA ya tetep aja ada..so apa yg mau kamu ketengahkan disini..cobalah berkomentar relevan..gak usah gak nyambung mulu..

btw, sy masih gak butuh ber KTP- BUDDHIS...koq..sumpah..

Statistik?
hehehehe..gak usah jauh2 promosi gak mutu..nih sy punya sample bagus tingkah orang2 ber KTP BUDDHIS..yaitu di kejadian terakhir ttg rohingya..justru yg berKTP BUDDHIS g****knya gak karuan ikut2 gak jelas dukung aksi hoax :)
[termasuk yg di acara konprensi pers dengan PBNU yaitu termasuk magabuddhis..theravada dll yg ikut ngutukin gak karuan tanpa jelas apa yg terjadi..hehehehe..]

sungguh mengharukan liat sample2 yg ber KTP buddhis...

Btw,
dari hasil sy tidak ber-ktp buddhis, sy juga tidak liat ada kendala..baik ke atas, kebawah, kanan, kiri, depan, belakang..seluruh penjuru arah...gak ada tuh kendalanya...

O ya..saya mau cuap2 dikit ah...

Di kehidupan ini Sy adalah Buddhis google?....sy jadi Buddhis karena google dan bukan karena kawin, ato denger ceramah dari bhante2..Bahkan kalo gara-gara tidak ber-KTP buddhis akan mengakibatkan gw gak boleh ke vihara lagi utk dana makanan..sama sekali gw gak pusing tuh..sumpah...

jika itu saja kolom agama = buddhis di KTP tidak pengaruh..maka apa gunanya sy berKTP BUDDHIS?

Sy + anak ikut pabajja sementara.. istri sy juga ikut atthasilani...dan KTP KAMI TETEP AJA HINDU, tuh...so, di sample ini...lagi-lagi gak ada gunanya

trus misalnya ada aturan bhw yg berktp non buddhis gak boleh ikut pabajja lagi...lah emang gw pikirin..Bhante Tissa saja sudah bhikkhu bisa aja jadi KUTU :)

apalagi setelah mendengar sendiri apa yg diajarkan di kepabajjaan..tidak juga lebih baik dari yg saya dapatkan di google..malah banyak dari mereka [para bhikkhu], banyak yg masih memegang pandangan tidak sesuai google :) hehehehe..alias lebih percaya kata kitab komentar daripada sutta2..hehehe..makin gak tertarik sy di cekoki utk cuci otak gak jelas...dan juga merasa beruntung kalo anak2 sy gak sekolah minggu :)

selama ini mereka tetep aja belajar AGAMA HINDU utk nilai di sekolah...dan tetep aja tiap hari melakukan meditasi..dan lumayan sering berdana..serta sy pastikan mereka menjalankan 5 sila dan disetiap bulan penuh dan bulan mati menjalankan UPOSATHA...

dan semua ini..gak ada pengaruhnya alias gak ada hubugannya dengan kolom agama = buddhis di KTP!!!

So apa gunanya berktp buddhis?

Kalo mati gimana?

mudah..kalo sy mati...istri sy sanggup menyelenggarakan prosesi alakadarnya..
istri sy mati?..sama...
Saya dan istri sy mati?..keluarga sy yg menyelenggarakan..semua mati..ya biarin aja..mau dibuang di got kek...tempat sampah kek..I just dont damn care

Gak ada bhante di muka bumi ini juga saya gak pusing..apalagi ada bhante..bhante gak mau datang juga saya gak pusing..toh udah mati dan udah terlahir kembali sebelum bhantenya sy hubungi

...dan ketika mau lahir...kembali juga gak akan pernah ada pertanyaan....ehhhh KTP KAMU BUDDHIS/BUKAN? :)

see...dari sisi manapun sy tetep gak liat GUNANYA ber KTP Buddhis :)

Jadi, kecuali anda dapat menunjukan bukti bhw secarik kertas = jaminan alam bawah tertutup..maka baru kita bercuap2 lagi..tapi selama belum ada...maka emang gak ada gunanya buat sy ber ktp-buddhis

Ada lagi?

7
sanjiva dalam [http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,19519.msg408816.html#msg408816, berkomentar:

Tidak mau merubah isian agama di KTP bukan karena malu atau
takut (#) kan ?  :whistle:

GW:
Takut kepada siapa? kalo Malas...nah itu baru tepat.

sanjiva:
Apalagi kalau niatnya musavada.  Kan saat perpanjangan KTP ada isian yang harus diisi ulang kalau ada perubahan data.

GW:
emangnya yg ngisi kolom BUDDHA gak bermusavada? Kata agamaBuddha saja baru ada di abad setelah masehi dan sebelum itu tidak pernah sang Buddha mengatakan agamanya adalah Buddha. Tunjukan bukti kalo mau membantah statement sy ini, mampu?

Sanjiva:
(#)   Ada orang dari Bali yang cerita ke gw bahwa ada adat di sana yang menyatakan seseorang bisa kehilangan hak tanah (adat) karena pindah agama dari Hindu ke Buddha. CMIIW.

Gw:
Sy justru orang bali..statement mu ini hoax....kalo kamu gak bisa menunjukan bukti ucapanmu..kamu telah bermusavada...silakan perbaiki statementmu dengan bukti. tks

********

Dilbert dalam http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,19519.0/message,408944.html, berkomentar:
"sekalian saja sewaktu pengambilan data kembali untuk e-ktp, rubah identitas agama menjadi buddhis ?"

gw:
kerepotan cuma di e-ktp, itu kecil..yg mualessss merubah banyak amitrasi...btw, getol amat sih ama ktp buddha? emagnya kalian yg 2 ini kalo beragama buddha lantas terjamin tidak terlahir di alam bawah? kalo masih mikir kuno spt itu..baca gih dhammapada kisah Tissa, yg jadi kutu...dia ini bahkan seorang Bhikkhu..masih aja terlahir di alam bawah..

so, ktp buddhis gunanya apa?


8
Sy ber-KTP Hindu dan belajar buddhism. Tidak tertarik merubah KTP dan TIDAK MUNGKIN lagi meninggalkan Tiratna.

9
Sy sangat positif bhw tidak akan ada lagi dhamma sejati setelah 500 tahun seperti yg sang Buddha sampaikan di Gotami sutta dan cullavaga:

"Jika, Ānanda, perempuan tidak memperoleh pelepasan keduniawian dari kehidupan rumah tangga dan menjalani kehidupan tanpa rumah dalam dhamma dan disiplin yang dinyatakan oleh Sang Penemu-kebenaran, maka pengembaraan-Brahma, Ānanda, akan bertahan lama, dhamma sejati akan bertahan selama seribu tahun. Tetapi karena, Ānanda, perempuan telah memperoleh pelepasan keduniawian … dhamma dan disiplin yang dinyatakan oleh Sang Penemu-kebenaran, maka sekarang, Ānanda, pengembaraan-Brahma ini tidak akan bertahan lama, dhamma sejati hanya akan bertahan selama lima ratus tahun." [Culla Vagga x.1.6 dan AN 8.51]"

Perlu kiranya diketahui dengan 10 kekuatan [Dasabalā] sang Buddha, misalnya salah satunya adalah memahami sebagaimana adanya akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan yang dilakukam, di masa lalu, di masa depan, dan di masa sekarang, dengan kemungkinan dan dengan penyebabnya menyebabkan ketika sang Buddha mengatakan batasan Dhamma sejati hanyalah 500 tahun saja, maka itu merupakan suatu batasan berdasarkan pertimbangan dari seorang Buddha!

Kemudian,
DN 16 [MAHA-PARINIBANNA SUTTA], syair 23-30.

Syair ini sering digunakan sebagai bahan argumentasi bahwa jika dan selama mengikuti 8 Jalan utama itu maka kita semua PASTI AKAN [atau MASIH ADA yang] mencapai tingkat kesucian 1 s.d 4. atau dengan kata lain sekarangpun masih ada orang suci.

Tentang 10 Syair ucapan sang Buddha yang dimulai dan berisi ketika beliau di usianya yg ke-29,
PTS Text menuliskan syair ini hanya sampai baris ke enam, dan ini diikuti oleh RD dan dalam LDB. Tetapi dalam tambahan atas edisi ke dua tahun 1938, syair ini terlihat sama seperti yang dituliskan di sini (kecuali, mungkin, untuk baris dalam kurung), dan menghilangkan nama Subhadda.

10 Syair tersebut menegaskan KOSONGNYA DHAMMA SEJATI ketika beliau di usia 29 hingga menemukan sendiri dan bahkan hingga parinibannya juga tidak ditemukan adanya petapa sejati di ajaran lain, karena ajaran mereka tidak memenuhi unsur 8 jalan utama.

Syair diatas itu merujuk pada keadaan pada saat itu, yaitu ketika AJARAN ada, Yang mencapai kesucian dengan ajaran itu ada dan para suciwan yang mengajarkan itu ada. 3 Kondisi inilah yang disebut SADDHAMMA atau Dhamma sejati.

Malah karena MASIH ADANYA AJARAN BUDDHA, maka tipe orang suci berikutnya yaitu PACCEKA BUDDHApun BELUM SAATNYA muncul. Mereka hanya muncul ketika AJARAN BUDDHA SUDAH LENYAP

10
Diskusi Umum / Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« on: 22 December 2011, 12:38:13 AM »
Bacotnya:

dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

saya minta refnya, trus ada yg bantu dgn ini:
1. Upaka

An Ᾱjivaka whom the Buddha met on his way between Gayā and the Bodhi Tree, after he set out from Isipatana for the preaching of the First Sermon. Upaka questioned the Buddha on his attainments, and when the Buddha told him what he had accomplished he asked the Buddha if he were "Anantajina." When the Buddha acknowledged it, Upaka shook his bead saying, "It may be so, friend," and went along by another road (J.i.81; Vin.i.8; M.i.170-1; DhA.iv.71-2). It is said (DA.ii.471) that the Buddha walked all the way from the Bodhi Tree to Isipatana - instead of flying through the air, as is the custom of Buddhas - because he wished to meet Upaka.
http://www.palikanon.com/namen/u/upaka.htm

lengkapnya di
ARIYAPARIYESANA SUTTA
Majjhima Nikaya, Sihanada Vagga, Bab 26

saya bantuin dah kalau hanya referensi :)

Gw:
XP, sy hargai campur tangan anda pada si bacot gede ini...sayang gak nyambung dan gak berguna karena gak ada tuh..statement yg menunjukan bhw sang Buddha "pernah dikatakan sombong" ato "orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini" ...

Saya masih menunggu..apakah pembual ini mampu/gak menyampaikan ref atas bualannya ato cuma mampu berkilah kaing2 tok.


11
Diskusi Umum / Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« on: 21 December 2011, 08:41:51 PM »
saya jawab untuk yang kedua kali sebagai perumpamaan

betul apa yang di katakan Buddha Gotama, jika kita membandingkan seorang arahat atau yang lebih tinggi setelah parinibbana, maka kata yang tepat adalah:

seorang arahat tidak lagi bisa didefenisikan sebagai ada(eksis),
tidak ada, ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada


ingat ini jika mengacu kelahiran di 31 alam, maka pengambaran ini tepat,
lalu saya katakan tidak berlalu di luar alam samsara 31, karena

dialam 32 keatas mereka hidup "bukan" berdasarkan buah kamma,
tetapi akibat akumulasi kamma (bisa kamma baik atau kamma buruk dalam jumblah tertentu)
satu hal disini saja berbeda dengan kelahiran di alam samsara (31 alam)
maka mereka dikatakan ada

mereka bebas untuk tetap tingal disana atau kembali kealam samsara
tampa terikat oleh jangka waktu kelahiran alam alam seperti di alam samsara (31 alam)
(contoh alan deva 1 catur maharajika, jangka hidup mahluk itu 50,000 tahun
yang mana satu hari di alam langit satu = 50 tahun manusia
maka mereka di kategorikan tidak ada

mereka juga bisa kembali ke alam tersebut, dapat berdiam disana sesuai keinginan mereka
jika mereka memutuskan demikian, maka tetap tingal atau pergi dapat dilakukan atas
kehendak para mahluk itu sendiri tampa terikat hukum alam kelahiran
maka mereka di kategorikan ada dan tidak ada, dan bukan ada dan bukan tidak ada

gw:
Mengerti bedanya apa itu alam dan padamnya nafsu keinginan saja masih kacau....belaga mengerti dhamma lagi.

bahkan lamanya hidup di alam caturmaharajika ngawur dan tanpa dasar...

belajar lagi lebih banyak daripada banyak membual disini.



12
Diskusi Umum / Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« on: 21 December 2011, 08:27:36 PM »
kesaradaran,

saya mengatakan tidak semua kamma buruk habis atau ahosi saat seorang arahat
parinibbana,
itu saja bedanya

disinilah letak perbedaan pandangan kita intinya

gw:
kalo tidak habis lantas apa pantasnya disebut PARINIBANNA?

sudah tidak konsiten...diperparah dengan tidak memahami konteks.

belajar lagi yang baik.

13
Diskusi Umum / Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« on: 21 December 2011, 08:21:11 PM »
betul,
sama seperti api padam karena faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya

sama seperti proses padamnya, proses terjadinya panca khandha
juga memungkinkan kembali karena suatu sebab

jika finish saja di garis ini, maka faham nihilisme akan di sematkan pada ajaran dhamma
maknya Buddha Gotama menolak untuk menjawab pertanyaan ini dan tidak menyangkal juga
saat di tanya oleh Maha Mongalana.

gw:
anda ini nulis saja saling bertentangan..."faktor-faktor pendukungnya habis
tetapi apakah api itu tidak akan menjelma selama-lamanya"

lah kalo bisa idup lagi ya BUKAN HABIS namanya..

coba lebih konsisten lagi kalo menulis.

14
Diskusi Umum / Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« on: 21 December 2011, 08:18:23 PM »
ilustrasi ya,

buddha gotama "diam" saat di tanya jika beliau parinibanna ada atau tidak


gw:
sumber please..

15
Diskusi Umum / Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« on: 21 December 2011, 08:16:48 PM »
dulu Buddha Gotama pernah dikatakan sombong saat sudah merealisasikan pencerahan agung
dan bertemu dengan seorang petapa, dan di tanya

apakah anda seorang manusia?
bukan jawab Buddha Gotama

apakah anda seorang deva?
bukan Jawab Buddha Gotama.

lalu orang itu berlalu sambil menguman, sungguh sombong bhikkhu ini,
mengaku lebih mulia dari seorang deva sekalipun,

ada dua masalah
1, bisa jadi buddha Gotama memang sombong dan dia bukanlah semulia mahluk deva
2, ternyata dia mengatakan kebenaran, tetapi kesan yang di dapat si penanya pada saat itu
sunguh luar biasa arogan menyamakan diri bahkan mengklaim lebih tinggi dari deva

saya hanya mengatakan saya sudah mempraktekan dharma, dan merealisasikanya
pada kehidupan lampau

bisa jadi saya sakau, mabok, berhalusinasi, atau hanya punya kemampuan supra atauabhinna
so what?, take it eazy cerap, kalau tidak mampu mencerapnya angap angin lalu, ini hanya dunia maya
bagaimana jika yang saya katakan kebenaran??

btw, siapa yang bisa merealisasikan dhamma dan membuktikan dhamma, saya tunggu.

gw:
sumber please..cantumkan no suttanya...
silakan.

Pages: [1] 2 3 4
anything