hati2, pikiran dapat menciptakan illusi sebuah ketenangan yg seolah2 berada dalam ketenangan.
jika berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk, saya rasa mungkin anda dalam illusi sebuah ketenangan yg anda ciptakan sendiri.
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.
bisa jadi seperti itu.
tapi, bisakah anda membantu saya untuk memahami dengan sebenar-benarnya bahwa ilusi adalah sebuah ilusi dan realitas sebagai sebuah realitas?
anda belum dpat memastikan bahwa ketenangan yang saya alami adlah sebuah ilusi, betul kan?
dan anda baru menduga-duga bahwa itu sebuah ilusi, iya kan?
nah, lalu bagaimana kita akan dapat memastikan bahwa itu sebuah ilusi atau bukan?
jika anda dapat membantu saya menemukan kepastian tersebut, tentulah hal itu menjadi sangat berharga bagi saya.
apakah kamu bisa membedakan berpikir sedang sadar dan sadar sedang berpikir? jika bisa, itu jawabannya
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.
dapat melihat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak merupakan hasil dari pandangan vipasana (mata kebijaksanaan) dan bukan efek dari ketnangan. iya kan?
saya bukan praktisi meditasi vipasana dan saya tidak tau apakah vipasana bisa atau tidak, tetapi seharusnya bisa karena sebenarnya ini adalah dasar.
mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak, adalah hasil/akibat dari ketenangan.
bayangkan ketika orang sedang marah biasanya orang lepas kendali karena emosi. ketika lepas kendali maka sering kali melakukan hal2 yg tidak dia sadari.
dalam meditasi, biasanya melakukan ketenangan(istilah lainnya kosongkan pikiran/jangan pikirkan apa2). dalam ketenangan tsb, fokus pada object atau fokus pada nafas.
fokus ini bisa dikatakan agar tidak masuk kedalam kenikmatan ketenangan seperti ketenangan sedang nyantai tidur2an di puncak yg penuh angin sepoi2. fokus ini bisa dikatakan sebagai alat pengimbang agar menjadi sadar dalam ketenangan.
dalam menarik nafas panjang, hampir sama seperti dalam meditasi. sewaktu menarik nafas panjang dan membuangnya sebenarnya sedang "mengosongkan pikiran" agar mendapatkan kondisi yg lebih tenang agar dapat menfokuskan pada object dan memecahkannya dengan lebih tenang.
biasanya setelah buang nafas, pikiran selalu datang kembali dengan berbagai pertimbangan lagi dimana AKU kembali ikut berperan lagi sehingga kadang menarik nafas panjang terasa tidak ada efeknya.
ini hanya penjelasan sederhana dan jangan gunakan sebagai patokan. tidak ada patokan, yg ada... kamu harus alami sendiri.
untuk lebih lanjut, silahkan tanyakan ke beberapa member disini yg memang sudah berada di tingkat lanjut dalam meditasi vipasana, ato temui langsung Bhikku yg mengajarkan vipasana.
Malah dalam kehidupan sehari-hari... di kala rapat sedang ramai berdebat.... saya tidak suka akan itu, secara otomatis saya tetap tenang... santai... kenapa? Asyik sendiri memperhatikan pikiran atau nafas saya sendiri dan tidak perduli dengan yang dibicarakan. Apa ini benar menurut kamu? wah parah waktu itu saya.... saya tidak perduli dengan lingkungan. Kan seharusnya saya tetap ikut mengikuti perbincangan rapat, tetapi seharusnya dengan modal meditasi, bathin kita tetap tenang dalam menghadapi perdebatan ataupun persoalan hidup.
seharusnya dengan ketenangan, rasa tidak suka akan rapat yg ramai debat berubah menjadi netral, yg tidak dirasakan suka juga tidak dirasakan tidak suka dan tidak mengabaikan lingkuan sekitar.
IMO, ini seperti orang yg bosen di kelas kuliah, terus dia sedang berimajinasi hal2 yg indah dipikirannya sehingga mengabaikan sekitarnya dan menikmati terus imajinasinya.