anda terlihat tidak teliti bro !
jika utk menentukan sebuah ajaran adalah sejati memerlukan/tergantung sepenuhnya dr "wisdom dan parami" org tsb, yang lbh tepatnya adalah memakan waktu cukup lama ...., dan melihat usia org tsb saat ini, ... masih optimiskah anda utk menyetujui ungkapan "marketing" umumnya buddhism itu bahwa kehidupan ini adalah kehidupan anda yang terakhir dalam lingkaran tummimbal lahir ?
ika.
Lama atau tidak lama apakah Anda bisa mengetahuinya, atau kehidupan ini yg terakhir atau tidak apakah Anda bisa mengetahuinya? Apakah Anda sendiri bisa menentukannya? Apa standardnya menurut Anda?
Baru denger kalo marketing buddhism "bahwa kehidupan ini adalah kehidupan Anda yg terakhir dalam lingkaran tumimbal lahir" sumber dari mana bro?
tanggapan anda tsb merupakan hal penekanan masud yang saya sasar !
jika anda sendiri saja tidak pernah sampai sadar/merasa hal2 spt itu ada diluar wilayah mind anda , shg terlihat anda kebingungan menjwb pertanyaan ttg hal ini...
mungkin juga hal sulit itu telah "diterobos/disiasati" oleh Bodhisatta Gotama dgn cara "Menanyakan kepastian dari keberhasilan ke buddha annya" kpd mangkuk makannya yang dikatakan melawan arus air sungai !!!
bukankah ini suatu hal yang menyedihkan dan melanggar akal sehat nalar logis manusia ?
ika.
if so, dimanakah kesan kuat Kerealistisan dari buddhism thdp kisah Bodhisatta Gotama yang malah melakukan "gambling" dgn mempertaruhkan jwb an ttg kepastian ke buddha annya kpd sebuah mangkuk makannya yang diharapkannya mampu melawan arus sungai ?
ika.
kerealistisan bukan tak ada dalam kisah, tapi tak semua individu dapat memahaminya, bila anda penasaran dengan kerealistisannya, kenapa tak mencoba untuk menjadi buddha, dengan begitu anda dapat melihat keseluruhan semesta beserta dhamma dengan semua kerealistisannya
anda ibarat anak TK yang berharap mengerti matakuliah untuk perguruan tinggi
dan karena blm mampu untuk mengerti maka menyatakan bahwa itu tidak lah realistis
cobalah untuk belajar lebih keras sampai perguruan tinggi bro
sehingga andapun dapat melihat kerealistisannya, dari pada hanya sekedar bertanya saja
toh dengan mendapat jawaban pasti pun seseorang tak akan 100% memahami
untuk mengetahui secara pasti rasa durian, tentu harus mencicipinya
tak hanya sibuk bertanya bagaimanakah rasa duriannya