//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: kebijaksanaan dalam membunuh  (Read 74340 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #90 on: 17 June 2011, 05:17:12 PM »
Terlalu banyak faktor x yang bisa dikaji dari ilmu kedokteran.
Jika kita memang ingin tahu, apa salah-nya kita cari tahu? Sedangkan kedokteran juga belum bisa menemukan semua jawaban. Masih banyak yang tidak terjawab.


Quote
Pengalaman pertama kali keluar dari liang rahim ibu pun termasuk salah satu pengalaman paling penting bagi bayi yang baru lahir. ;D Bagaimana cara dokter, perawat, orangtua dan orang sekitar memperlakukan sang bayi; itu semua akan menjadi pengalaman yang dibawa sebagai pengetahuan awal sang bayi dalam mengenal dunia.
Dan melihat otak bayi yang baru lahir masih dalam pengembangan, apakah mungkin bayi itu sudah mampu berpikir dan memilah bahwa yang ini lucu dan yang ini tidak? Sehingga bayi yang satu tidak tertawa karena tidak menyukai dan bayi yang lain tertawa karena menyukai? Dan bayi yang lain diam karena tidak mengerti?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #91 on: 17 June 2011, 05:21:45 PM »
Quote from: sriyeklina
Jika kita memang ingin tahu, apa salah-nya kita cari tahu? Sedangkan kedokteran juga belum bisa menemukan semua jawaban. Masih banyak yang tidak terjawab.

Ilmu kedokteran memang belum bisa menjawab semua pertanyaan. Tapi, jawaban yang sudah didapatkan oleh ilmu kedokteran saja menunjukkan bahwa terlalu banyak faktor eksternal yang tidak terduga.

Quote from: sriyeklina
Dan melihat otak bayi yang baru lahir masih dalam pengembangan, apakah mungkin bayi itu sudah mampu berpikir dan memilah bahwa yang ini lucu dan yang ini tidak? Sehingga bayi yang satu tidak tertawa karena tidak menyukai dan bayi yang lain tertawa karena menyukai? Dan bayi yang lain diam karena tidak mengerti?

Saat masih bayi, aktivitas otak manusia hampir tidak bersifat analisis dan logis. Bayi hanya mengumpulkan semua informasi dari indrianya, kemudian memori disimpan di SM. Semua informasi dan memori di SM akan membentuk kepribadian dan pola pikir kelak. Manusia baru akan mempelajari etika, moral, logika, dsb. ketika otaknya sudah berkembang lebih maju; yakni pada usia balita dan kanak-kanak. Oleh karena itu, memori semasa bayi bisa seolah hilang dari ingatan kita.

Spoiler: ShowHide
Reaksi bayi berbeda-beda, karena kesan yang ditangkap setiap bayi berbeda.
« Last Edit: 17 June 2011, 05:23:25 PM by upasaka »

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #92 on: 17 June 2011, 05:32:10 PM »
Ilmu kedokteran memang belum bisa menjawab semua pertanyaan. Tapi, jawaban yang sudah didapatkan oleh ilmu kedokteran saja menunjukkan bahwa terlalu banyak faktor eksternal yang tidak terduga.
Bukan berarti semua yang kita alami sekarang karena kesalahan pada kehidupan sekarang bukan?

Quote
Saat masih bayi, aktivitas otak manusia hampir tidak bersifat analisis dan logis. Bayi hanya mengumpulkan semua informasi dari indrianya, kemudian memori disimpan di SM. Semua informasi dan memori di SM akan membentuk kepribadian dan pola pikir kelak. Manusia baru akan mempelajari etika, moral, logika, dsb. ketika otaknya sudah berkembang lebih maju; yakni pada usia balita dan kanak-kanak. Oleh karena itu, memori semasa bayi bisa seolah hilang dari ingatan kita.
Menurut saya juga begitu. Tapi yang saya ingin tahu saat bayi dimana otak-nya belum terlalu berkembang.

Quote
Reaksi bayi berbeda-beda, karena kesan yang ditangkap setiap bayi berbeda.
Dan bukankah pemandangan yang menarik untuk dilihat kenapa dari kecil saja kita sudah melihat mereka menangkap dengan cara berbeda? Ada yang riang gembira, ada yang pendiam dari kecil-nya.
Mereka menangkap sesuatu dan bereaksi dengan cara mereka sendiri pada awal-nya, dan itu berbeda pada tiap bayi, yang kemudian baru kita masukkan cara baru di memori mereka dengan cara kita mengajarkan setiap hari.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #93 on: 17 June 2011, 05:46:30 PM »
Quote from: sriyeklina
Bukan berarti semua yang kita alami sekarang karena kesalahan pada kehidupan sekarang bukan?
Saya sulit mengakuinya, tapi saya memang berpendapat ada sebagian kecil dalam hidup kita sekarang ini yang merupakan efek dari kehidupan lampau.


Quote from: sriyeklina
Menurut saya juga begitu. Tapi yang saya ingin tahu saat bayi dimana otak-nya belum terlalu berkembang.
Saat otak bayi belum berkembang, bayi tidak sensitif. Misalnya ketika bayi mulai membuka mata dan mengenal dunia, dia sudah melihat hantu berwajah seram sebagai bagian dari dunia ini. Pengalaman itu akan tertanam di SM dan dia tidak terlalu takut jika dikagetkan dengan hal-hal seram. Contoh lainnya, bila sang bayi memiliki seorang ayah yang selalu membuat lelucon dengan wajah konyol; bayi tetap tidak peka dalam bereaksi. Perlahan, ketika sang ayah terus mengulang hal ini bersama ibunya dan sambil tertawa; maka hal itu akan menjadi sebuah sugesti yang tertanam pada otak bayi. Bayi pun mulai bereaksi secara alamiah dan terprogram:

muka konyol ayah + mata saya melihat = tertawa

Otak kita bekerja dengan ajaib sekali, dan kamu akan takjub jika kamu memelajarinya sedikit demi sedikit.


Quote from: sriyeklina
Dan bukankah pemandangan yang menarik untuk dilihat kenapa dari kecil saja kita sudah melihat mereka menangkap dengan cara berbeda? Ada yang riang gembira, ada yang pendiam dari kecil-nya.
Mereka menangkap sesuatu dan bereaksi dengan cara mereka sendiri pada awal-nya, dan itu berbeda pada tiap bayi, yang kemudian baru kita masukkan cara baru di memori mereka dengan cara kita mengajarkan setiap hari.
Sebenarnya ada sifat dasar manusia yang dibawa sejak embrio terbentuk. Menurut penjelasan ilmu kedokteran, sifat ini diturunkan oleh orangtuanya. Di antara serangkaian set sifat yang dibawa gen orangtua, tentunya ada macam-macam kombinasi sifat yang bisa muncul. Saya beri contoh sangat sederhana:

- Misalnya ayah menurunkan gen pendiam, tinggi, kurus, kulit putih
- Misalnya ibu menurunkan gen cerewet, pendek, gemuk, kulit gelap
- Kombinasi gen yang terjadi bisa saja campuran (mixed) dan itu tidak bisa dirumuskan dengan jelas oleh ilmu kedokteran.

Terlalu rumit!

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #94 on: 17 June 2011, 06:12:15 PM »
Saya sulit mengakuinya, tapi saya memang berpendapat ada sebagian kecil dalam hidup kita sekarang ini yang merupakan efek dari kehidupan lampau.
Dan kita tidak tahu apakah sebagian kecil mempunyai pengaruh yang besar dalam hidup.

Quote
Saat otak bayi belum berkembang, bayi tidak sensitif. Misalnya ketika bayi mulai membuka mata dan mengenal dunia, dia sudah melihat hantu berwajah seram sebagai bagian dari dunia ini. Pengalaman itu akan tertanam di SM dan dia tidak terlalu takut jika dikagetkan dengan hal-hal seram.
Berarti dia sudah bisa menganalisa donk bro?

Quote
Contoh lainnya, bila sang bayi memiliki seorang ayah yang selalu membuat lelucon dengan wajah konyol; bayi tetap tidak peka dalam bereaksi. Perlahan, ketika sang ayah terus mengulang hal ini bersama ibunya dan sambil tertawa; maka hal itu akan menjadi sebuah sugesti yang tertanam pada otak bayi. Bayi pun mulai bereaksi secara alamiah dan terprogram:

muka konyol ayah + mata saya melihat = tertawa
Yang lebih lucu dilihat jika si bayi itu, tidak diapa-apain malah ketawa sendiri.

Quote
Sebenarnya ada sifat dasar manusia yang dibawa sejak embrio terbentuk. Menurut penjelasan ilmu kedokteran, sifat ini diturunkan oleh orangtuanya. Di antara serangkaian set sifat yang dibawa gen orangtua, tentunya ada macam-macam kombinasi sifat yang bisa muncul.
Apakah sifat/kepribadian itu sebenarnya? Ini kita sudah pernah bahas di ranah hormon. Bisa bro bantu ulangi lagi arti-nya?
Sifat/kepribadian terjadi karena proses didalam seseorang menangkap suatu kesan kemudian mengolah/menganalisa-nya. Dan keluarlah kesimpulan akhir yang dilekati-nya. Dan kemampuan seseorang untuk melakukan semua proses itu tergantung pada fasilitas yang tersedia didalam otak-nya termasuk cairan hormon,oksigen dll.


Quote
Saya beri contoh sangat sederhana:

- Misalnya ayah menurunkan gen pendiam, tinggi, kurus, kulit putih
- Misalnya ibu menurunkan gen cerewet, pendek, gemuk, kulit gelap
- Kombinasi gen yang terjadi bisa saja campuran (mixed) dan itu tidak bisa dirumuskan dengan jelas oleh ilmu kedokteran.
Dan belum akurat juga kan? Belum lagi nanti gen kakek dari kakeknya bisa muncul lagi ikut serta.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #95 on: 17 June 2011, 06:51:23 PM »
Jika hanya itu yang mempengaruhi, kenapa ada orang yang tidak peduli dengan kandungan-nya bahkan sudah meminum berbagai macam untuk menggugurkan kandungan-nya tapi anak-nya sehat-sehat saja ketika sudah lahir?

Atau orang yang tidak mapan ekonomi-nya, makan apa-adanya dan tidak bisa pergi ke dokter untuk konsultasi bahkan melahirkan-pun hanya menggunakan jasa dukun kampung tapi anak-nya juga baik-baik saja?

Saya coba menambahkan ya apa yang telah saya baca:

kualitas hidup manusia dipengaruhi oleh 4 hal yaitu: Citta (pikiran), kamma (perbuatan), utu (temperatur), ahara (gizi)..kita mulai dari muncul kesadaran kelahiran kembali, beserta faktor2 bathin yang berhubungan dan materi hasil-kamma yang ditimbulkan oleh salah satu kammalampau makhluk tsb yang mana sekarang dinyatakan dalam rahim seorang ibu....dibawah ini saya kutip dari buku Kamma - the real creator:

Materi hasil-kamma membentuk suatu tetesan yang sangat kecil dalam bentuk cairan transparan yg disebut cairan kalala. Cairan ini terbentuk didalam sel telur seorang ibu yang telah dibuahi oleh sperma. sel telur dan sperma orang tua bertindak sebagai yang pernting agar kehamilan terjadi. Cairan kalala seperti benih; sel telur dan sperma seperti tanah yang lembab; kamma berdaya-hasil seperti petani.. Jadi kehamilan dimulai dari munculnya kelahiran kembali, faktor-faktor bathin yang berhubungan, dan materi hasil-kamma. Kamma lampau yang mengkondisikan kelahiran kembali seseorang muncul, memproduksi terus-menerus kesadaran hasil dan faktor bathin yang berhubungan pada setiap waktu kesadaran hingga kammanya habis pada saat kematian tiba.

Materi hasil-kamma diproduksi secara berkesinambungan pada setiap waktu pendek mulai dari kesadaran kelahiran kembali. Materi hasil-kesadaran diproduksi secara berkesinambungan pada setiap waktu munculnya kesadaran bhavanga dimulai dari waktu munculnya kesadaran bhavanga pertama hingga meninggal dunia (mati). Mulai dari saat nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu diterima oleh janin, materi hasil-nutrisi dibentuk secara berkesinambungan setiap saat hingga meninggal.

setiap materi diproduksi dalam bentuk kelompok2 materi unsur materi yang paling hakiki ...setiap kelompok materi terdiri dari unsur tejo - unsur panas, unsur panas ini akan membentuk materi hasil-panas secara berkesinambungan setiap waktu pendek.

Jadi kualitas bayi yang lahir tidak cuma ditentukan oleh makanan saja...masih ada faktor yang lainnya....


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #96 on: 17 June 2011, 08:43:41 PM »
mau jawab bingung,  "kebijaksanaan dalam membunuh" ada ya kebijaksanaan dalam membunuh ;D
bagaimana caranya membunuh secara bijak sana?
apakah harus tidak menimbulkan sakit?
darah tidak menetes?
tidak menimbulkan jeritan kesakitan?

kalau pertanyaannya "kebijaksanaan dalam dhamma" mungkin masih bisa di terima sama otak saya yang bodoh ini  :))
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #97 on: 17 June 2011, 08:53:24 PM »
mau jawab bingung,  "kebijaksanaan dalam membunuh" ada ya kebijaksanaan dalam membunuh ;D
bagaimana caranya membunuh secara bijak sana?
apakah harus tidak menimbulkan sakit?
darah tidak menetes?
tidak menimbulkan jeritan kesakitan?

kalau pertanyaannya "kebijaksanaan dalam dhamma" mungkin masih bisa di terima sama otak saya yang bodoh ini  :))

wahh...baca dulu dari awal bro, khan udah dibahas tuh...apa yg dimaksud membunuh dg bijaksana. pada dasarnya pembunuhan harus dihindari tapi ada yg tidak bisa dihindari, maka yang paling penting adalah NIATnya. misal : nyamuk atau hama ulat bulu, kalo pembunuhan ini dilakukan dg penuh kesenangan dan kepuasan...MAMPUS LOE....MATEK LOE....HAJAR...dg sepenuh hati maka pembunuhan ini akan menghasilkan akusalakamma vipaka yg berat.

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #98 on: 17 June 2011, 09:16:09 PM »
Kita telah diajarkan oleh Buddha bahwa membunuh hewan itu mendatangkan karma buruk........
tetapi ada yang dinamakan "kebijaksanaan dalam membunuh"
yaitu,jika ada hewan yang tidak berguna dan mengganggu dan bahkan dapat membahayakan nyawa kita,maka hewan tersebut boleh dibunuh
sebagai contoh.Nyamuk,apakah jika anda dikerubuti nyamuk,apakah anda hanya berdiam,sementara menunggu nyamuk menghisap darah anda?Wah,itu sangat bahaya,jika saja salah satu dari nyamuk tsb adalah nyamuk aedes aegepty,yang membawa virus dengue,maka anda bisa terserang demam berdarah.Tetapi,tentunya dengan membunuh hewan tsb,tetap ada karma buruknya,tetapi hanya berbuah sedikit,bahkan kadang tidak berbuah
..........
suvatthi hotu
 ;D ;D ;D ;D ;D
 _/\_


seharusnya judulnya : kebijaksanaan dalam tidak membunuh...
karna tidak selalu harus membunuh koq...(spt contoh nyamuk, kan bisa nangkis pakai angin kencang, dll)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #99 on: 17 June 2011, 09:26:25 PM »
SEPAHAM deh kita kalo gitu  :jempol:

saya udah buktiin sendiri kok bro...dan saya udah pernah posting di thread "siapa penjaga neraka". disana sy posting bhw saya percaya neraka itu tidak menunggu kita mati dulu, bahkan dalam kehidupan kita sekarang ini kita  hidup dalam penderitaan yg besar sekali bak layaknya hidup dlm neraka. saya dah alami dan buktikan. saya percaya dan saya telah buktiin.

iya bro, Sang Buddha membagi mahluk hidup menjadi 3 menurut Vasettha sutta. (Manusia. Binatang, Tumbuhan). dulu pernah posting dan bahas ttg kriteria mahluk hidup di thread lama (musti nyari dulu)  ;D

menuhin janji, thread lama yg saya maksud ada disini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11188.0;message=317085

selanjutnya kalo mo ikutin pembahasan apa saja yg digolongkan mahkluk hidup, ikutin diskusi ini :
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11188.615



Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #100 on: 17 June 2011, 09:29:27 PM »
Bagaimana dengan pandangan euthanasia? sepertinya masih kontroversial....hehe....

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #101 on: 17 June 2011, 09:38:41 PM »
Bagaimana dengan pandangan euthanasia? sepertinya masih kontroversial....hehe....

ini tergantung, kalo dia udah merupakan mahkluk Ariya, AMAN dahh...kagak bakalan menderita terjatuh ke alam rendah dan menderita.... ;D

tapi jika belum menjadi Ariya, ya RESIKO tanggung sendiri. misal saya, karena udah bertahun2 sakit berat sekali, seluruh tubuh saya kulit terkelupas mengeluarkan nanah dan berdarah2 tanpa henti, sehingga tubuh sy tidak bisa ditutupi dg selembar kainpun, tulang2 saya semua mengalami kerapuhan sehingga patah2 sendiri wlu hanya dikarenakan aktivitas yg paling terkecilpun, jantung sudah dibantu mesin, makan sudah dibantu infus, tidak ada tanda2 kehidupan spt gerakan mata atau jari, ginjal rusak, lever rusak, kemungkinan sembuh TIDAK ADA, keluarga udah kehabisan ongkos...tidak sanggup membiayai lagi...rumah udah habis terjual semua dan masih dililit hutang segunung akibat tagihan RS....nahhh....hayooo...gimana sis M14ka? apabila alat tsb dilepas maka saya SEGERA berpindah alam....terbebas dari penderitaan.... ;D

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #102 on: 17 June 2011, 09:59:39 PM »
mengenai kemungkinan 24 penyebab atas suatu fenomena. ada yg bisa bantu share?.. 
terima kasih sebelumnya..

Untuk mempelajari ttg 24 paccaya bisa baca buku karangan Nina Van Gorkom - The Conditionally of Life. Buku ini dapat di download di zolag.co.uk secara gratis ato kalo mau hardcopy bisa beli di amazon.

semoga membantu..

Offline 2nd

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 22
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #103 on: 18 June 2011, 08:36:44 AM »
Untuk mempelajari ttg 24 paccaya bisa baca buku karangan Nina Van Gorkom - The Conditionally of Life. Buku ini dapat di download di zolag.co.uk secara gratis ato kalo mau hardcopy bisa beli di amazon.

semoga membantu..

terimakasih info nya..  _/\_

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #104 on: 18 June 2011, 11:33:47 AM »
ini tergantung, kalo dia udah merupakan mahkluk Ariya, AMAN dahh...kagak bakalan menderita terjatuh ke alam rendah dan menderita.... ;D

tapi jika belum menjadi Ariya, ya RESIKO tanggung sendiri. misal saya, karena udah bertahun2 sakit berat sekali, seluruh tubuh saya kulit terkelupas mengeluarkan nanah dan berdarah2 tanpa henti, sehingga tubuh sy tidak bisa ditutupi dg selembar kainpun, tulang2 saya semua mengalami kerapuhan sehingga patah2 sendiri wlu hanya dikarenakan aktivitas yg paling terkecilpun, jantung sudah dibantu mesin, makan sudah dibantu infus, tidak ada tanda2 kehidupan spt gerakan mata atau jari, ginjal rusak, lever rusak, kemungkinan sembuh TIDAK ADA, keluarga udah kehabisan ongkos...tidak sanggup membiayai lagi...rumah udah habis terjual semua dan masih dililit hutang segunung akibat tagihan RS....nahhh....hayooo...gimana sis M14ka? apabila alat tsb dilepas maka saya SEGERA berpindah alam....terbebas dari penderitaan.... ;D

Makhluk ariya selain Arahat mis : Sotapanna, Sakadagami dan Anagami, apakah ada yang berakhir kehidupannya dengan bunuh diri ?

Kalau Arahat yang parinibbana dengan cara membakar diri (mis : Ananda di tengah sungai), karena Ananda sudah mengetahui kamma kehidupannya sudah berakhir, dan Ananda bukan bunuh diri.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan