begini setiap insan masing masing mempunyai kecerdasan, kepribadian dan persepsi masing masing bagai nyala api, tetapi nyala api setiap manusia tidak sama ada yang lebih terang ada yang redup dan berbagai macam nyala api dan cahaya nya masing masing. sedangkan cahaya cahaya ini tentunya memerlukan sumber sumber energi untuk menyala atau bercahaya kadang kadang ada manusia yang ingin nyala cahaya lebih terang dari yang lain untuk itu mereka memudarkan cahaya api yang ada disekitarnya hingga nyala api nya menjadi yang paling bercahaya dari yang lain. ada juga dengan merampas atau menindas keberadaan orang lain hingga dia terlihat paling unggul dan lain lain (entah dengan pamer title, perhiasan, harta dan lain lain, banyak sekali corak nya) salah satu yang ku umati adalah dengan cara mengunggulkan misalnya parabola yang dia punya, pengetahuan dia paling unggul dari pada yang lain, ada juga dengan cara lebih represif dengan mencari kesalahan kesalahan orang lain tetapi begitu kesalahan nya sendiri di tegur dia menjadi marah luar biasa bahwa kesalahan nya terlalu di besar besarkan. dan banyak sekali pola pola yang ada di masyarakat kita ini (bahkan di dc ini kalau kalian dapat mengamatinya).
kita ini umat Buddha sungguh beruntung karena kita punya nyala api atau cahaya kita terlindungi dengan baik bagai nyala api yang mempunyai dinding kaca pelindung hingga seharus nya kita tidak terlalu terpengaruh oleh hal hal semacam ini biarpun mungkin pada awalnya mungkin sedikit terguncang maka kita akan kembali kepada nyala api yang kita miliki sendiri dan merasa nyaman dengan apa yang kita punyai.
aku menamakan penyakit semacam ini adalah penyakit superioritas palsu (rasa superioritas palsu) karena bukan superioritas yang asli dan dapat kita bedakan mana yang asli dan palsu nya.