//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: kasus penipuan  (Read 1634 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Chandra Rasmi

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.466
  • Reputasi: 85
kasus penipuan
« on: 03 November 2008, 10:12:01 AM »
Dari milis tetangga. Semoga bermanfaat dan lebih
 berhati-hati....
 
 
 
 
 
 Dear All,
 
 Kejadian berikut ini benar-benar terjadi pada seorang teman
 pada 24
 Juli 2007 lalu. Semoga cerita ini bermanfaat.
 
 Berawal dari sebuah panggilan melalui telepon rumah (fixed
 line/PSTN),
 yang menanyakan identitas dan alamat yang sama persis
 dengan data yang
 ada di buku telepon. Orang yang mengaku dari "Metro
 TV" tersebut
 mengabarkan bahwa sang pemilik nomor telepon berhak atas
 Grand Prize
 berupa mobil "Kijang Innova". Karena sudah
 terlalu sering mendengar
 penipuan semacam ini, maka dijawablah dengan ketus,
 "... kalau memang
 benar hadiah mobilnya buat saya, kirim aja Pak mobilnya ke
 sini!".
 Singkat cerita, 2 jam kemudian sampailah di depan rumah
 teman kita ini
 sebuah Kijang Innova yang benar-benar baru, lengkap dengan
 pelat nomor
polisi yang masih putih!
 
 Masih dengan perasaan yang ragu, sekaligus surprised, maka
 dipersilakanlah tiga orang yang mengantarkan mobil tersebut
 masuk ke
 dalam rumah. Dengan menunjukkan seberkas dokumen, yang
 konon berupa
 Surat Jalan, dokumen Pajak, dokumen Asuransi, dan
 dokumen-dokumen yang
 lain maka diyakinkanlah bahwa ia memang berhak atas mobil
yang
 dibawanya tersebut. Sayangnya, belum sempat ia memeriksa
 dokumen-dokumen tersebut, beberapa orang yang mengaku dari
 Pajak,
 Asuransi, dan juga Notaris bergantian menghubungi via
 telepon dan
 mengucapkan selamat atas hadiah yang didapat.
 
 Setelah melihat ia sudah cukup yakin dengan hadiah
 tersebut, maka
 pembicaraan beralih ke kewajiban yang harus dilakukan oleh
 seorang
 'Pemenang Grand Prize', yaitu membayar pajak
 hadiah. Menurut si
 pengantar mobil, jumlah yang harus dibayar oleh 'sang
 pemenang' adalah
 25% dari harga mobil atau senilai 42 juta rupiah. Menyadari
 simpanan
 dana yang ada tidak mencukupi untuk jumlah tersebut, maka
 sempat
 terfikir untuk mundur. Namun, tanpa mengenal kata menyerah,
 si
 pengantar mobil kembali meyakinkan bahwa soal pembayaran
 pajak adalah
 hal sepele, bisa ditunda kapan saja, dan bisa dibayar
 dengan
 dicicil... 10% dulu misalnya. Maka muncullah kembali
 harapan teman
 kita ini sambil bergumam, "... kalau 10 juta sih saya
 punya...".
 Gotcha!!
 
 "OK Pak, 10 juta saya kira bisa diterima oleh Pak
 Notaris", tukas si
 pengantar mobil.
 
 Setelah lebih kurang 2 jam berada di rumah itu, maka tiga
 orang
 pengantar hadiah mobil pamit untuk menuju ke 'pemenang
 kedua' sambil
 lalu mereka pun mengajak untuk sekalian bertemu notaris
 sambil
 mengendarai 'Grand Prize' yang baru dimenangkannya.
 Dengan sangat
 meyakinkan sang pemenang dipersilakan untuk mengendarai
 mobil yang
 memang sudah diidamkannya selama ini. Sebelum berangkat si
 pengantar
 hadiah menanyakan apakah uang sudah dipersiapkan. Sempat
> muncul
 keraguan, namun rasa gembira mengalahkan keraguan yang
 sempat muncul,
 hingga dibawalah olehnya uang tunai sejumlah 10 juta
 rupiah. Di tengah
 perjalanan, si pengantar kembali menanyakan, apakah perlu
 mampir ke
 ATM. Namun dijawab bahwa saldo di tabungan sudah tinggal
 sedikit. Maka
 perjalananpun dilanjutkan, dan melalui jalan bebas hambatan
 (tol).
 
> Beberapa saat di jalan tol, si pengantar dengan sopan
 meminta agar
 kemudi diambil alih oleh temannya. Dengan beralasan bahwa
 kendaraan
 belum diserahterimakan, sehingga bisa merepotkan jika
 terjadi
 kecelakaan, maka beralihlah kemudi ke orang lain dan ia pun
 berpindah
 duduk di samping pak sopir. Di saat sedang menikmati
 kenyamanan
 kendaraan baru tersebut, tiba-tiba dari belakang sepasang
 tangan
 membekap mulut dan hidungnya dengan lap atau sapu tangan
 yang beraroma
 sangat tajam, hingga ia pun tak sadarkan diri......
 
 Setengah tersadar, sekujur badan terasa sangat dingin.
 Setelah
 tersadar penuh, ia mendapati dirinya berada di tengah
 padang rumput di
 pinggir jalan tol. Beruntung, dompet dan seluruh isinya
 hanya
 diacak-acak hingga ia pun bisa pulang kembali ke rumah
 dengan selamat.
 'Beruntung', hanya 10 juta saja yang dibawa oleh
 komplotan penipu yang
 memanfaatkan kekhilafannya siang itu....
 
 Teman, jika kita cermati kasus ini, maka tampak bahwa modus
 penipuan
 makin beragam, makin berotak, dan juga makin bermodal.
 Kebetulan,
 komplotan pada kasus ini masuk dalam kategori komplotan
 yang 'sopan',
 'baik hati', dan main bersih (hampir tidak ada
 jejak yang
 ditinggalkan). Bukan tidak mungkin di lain kesempatan, bisa
 saja
 komplotan seperti ini bermain kasar. Untuk itu selayaknya
 kita
 mengingatkan keluarga yang kita tinggalkan di rumah saat
 kita bekerja,
 dan juga kita sendiri tentunya, untuk lebih berhati-hati.
 
NB: klo repost tlg delete yo...

 

anything