//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Lily W

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 15
1
Pengembangan DhammaCitta / INTERUPSI
« on: 05 April 2010, 11:55:25 PM »
Waktu forum DC mau suruh aku jadi MOD.... pake ngomong baik2 ke aku.... kenapa skrg aku di kick dari MOD malah tanpa pemberitahuan?????????????????????????????????????????????????????????

Terus aku liat post yg lain yg OOT (post RIna hong) di topik susuk malah ga di delete. Forum macam apa nich??????????????????????????????????????????????????????????? habis manis sepah dibuang......

Kalo Glomod adil..... kenapa post OOT si rina ga di delete??????????????????????????????
Rina n Kumis jelas2 belain si Riky.... apa global yg lain juga buta yah??????????

Apa Glomod n Mod tau...kenapa aku ga mampir2 ke forum ini????? itu karena aku ga suka para GLoMod....... GLomod ga kompak dan suka mojokin MOD tau ga??????????????????????
beberapa hari ini baru aku mampir ke forum ini karena Ko Fabian bilang anak2 DC udah kangen ama aku... dan aku berusaha posting dikit.... ternyata begitu para Glomod.....fiuhhhhhhhhhh

Aku mohon Glomod u/delete semua postingan aku (topik yg aku buat)....termasuk yg di board Abhidhamma....Forum ini udah ga cocok u/ posting ttg Abhidhamma.

:lotus:
 

2
Lingkungan / Gay&Lesbi Buddhisme(Aturan Moral)
« on: 02 April 2010, 10:19:07 PM »
Apa pendapat teman2 ttg group ini :

http://www.facebook.com/profile.php?id=1092587909#!/group.php?v=wall&gid=270074245682

Basic Info
 

Name:
    Gay&Lesbi Buddhisme(Aturan Moral)
Category:
    Organizations - Religious Organizations
Description:
 
    Alasan dibuat group ini bukan untuk membenarkan kaum Gay atau mengharamkan kaum Gay..tidak di antara kedua pilihan tersebut,dan tidak berada di zona abu2 juga..Tujuan pembuatan Gay Buddhisme adalah untuk pemahaman lebih jauh tentang keberadaan diri sendiri,dan cara pandang hidup..
    Banyak yang merasa dirinya sebagai Gay selalu ditentang oleh mayoritas agama,tetapi disini bukan..

    Mari sejak kita renungkan,apa yang sebenarnya terjadi dan berusaha mengenal lebih jauh tentang diri kita sendiri,makna kehidupan kita..

Buddha berkata,"Bukan karena makanan,status atau apapun itu,seseorang dikatakan baik/jahat,tetapi seseorang dikatakan baik/jahat dikarenakan oleh pikiran,perbuatan dan ucapannya."

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta..
Semoga Semua Makhluk Berbahagia...

 _/\_ :lotus:

3
Teknologi Informasi / Masalah di YM
« on: 31 March 2010, 09:14:02 PM »
Teman2...

Ada yg pernah alami kejadian ini nggak yaitu dari salah satu Fren di list YM itu sering kirim message berupa link2 ....spt cth :

rina (3/31/2010 6:11:16 PM): lily_warsiti http://benaughtyukgirlsonline.info 109083013773
rina (3/31/2010 8:22:19 PM): lily_warsit Games http://appletreehouse.info 494464880228
rina (3/31/2010 8:28:51 PM): lily_warsit Super http://applearewin.info 14469763041

Nah..itu dari YM Rina hong... message kek gitu sering muncul di YM saya dan itu sejak beberapa minggu yg lalu dan sampai skrg masih di send.  :( padahal saya udah delete Nick Rina Hong di list Fren YM saya lho tapi itu tetap muncul aja.  :'(

Saya mohon ada yg bisa kasih solusi ke saya nggak agar message gitu kagak muncul di YM ku lagi.

Thanks... (kalo salah board tlg di pindahkan yah?)

 _/\_ :lotus:

4
Theravada / Sikap Seorang Umat (oleh YM. Sri Pannavaro Mahathera)
« on: 03 February 2010, 09:01:02 AM »
reminder...

Subject: Sikap Seorang Umat (oleh YM. Sri Pannavaro
Mahathera)

Disadur dari pesan group Buddha Way
Sikap Seorang Umat
(oleh YM. Sri Pannavaro Mahathera)

Prolog :
Bagaimana menjadi umat
Buddha yg baik? Apakah yg harus diperhatikan dan dilakukan? Pertanyaan yg
sederhana dan sering ditanyakan oleh seseorang yang tertarik kepada Agama
Buddha.

Jawaban :
Menjadi umat Buddha, syarat yang pertama sekali,
bukan harus bisa membaca paritta dalam bahasa Pali, yang mungkin sukar untuk
dibaca pertama kali. Bukan pula harus mempunyai altar dengan patung Buddha yang
indah dirumah. Meskipun membaca paritta dan punya latar adalah suatu hal yg
sangat baik. Yang pertama kali harus dilakukan adalah HARUS SIAP DAN BERANI
MENGUBAH CARA BERFIKIR. Seorang umat Buddha akan ditandai dengan cara berfikir
yang Buddhistis — cara berfikir Dhamma — adalah kita dihadapkan pada kenyataan
yang ‘telanjang’ yang terus terang; kenyataan itu sering tidak cocok dengan
selera kita. Namun dengan menghadapi kenyataan dengan APA ADANYA ini akan
membuat kita menjadi dewasa dan bijaksana.

Satu contoh, kalau kita
mengidap penyakit, maka seorang umat Buddha harus mau mengakui bahwa diri kita
sakit. Dhamma mengajak kita untuk melihat kenyataan hidup dengan apa adanya,
dengan terus terang, TANPA SCREEN atau TABIR. Oleh karena itu, meskipun berat
& pahit, kalau kita mau melihat kenyataan dan menerima kenyataan, maka kita
akan berfikir secara dewasa dan sikap kita akan menjadi sikap yang bijaksana.
Menutupi penyakit adalah sikap yang kekanak-kanakan; karena itu sikapnya,
tindakannya, perbuatannya kemudian tidak akan bijaksana. Sehingga perbuatannya
akan menghancurkan dirinya sendiri. Inilah gunanya beragama, terutama mengenal
Dhamma. Kita ditantang, diminta kesanggupan kita — BUKAN hanya kesanggupan untuk
menyumbang vihara. BUKAN! BUKAN pula kesanggupan untuk menghafal paritta. Tetapi
kesanggupan untuk MENGUBAH CARA BERFIKIR dan kesanggupan untuk BERANI MELIHAT
KENYATAAN SEBAGAIMANA ADANYA; sehingga sikap, tindakan & prilaku kita
menjadi dewasa dan bijaksana.

Agama Buddha tidak anti materi, tidak
menginginkan saudara hidup melarat, cukup pakai cawat kulit kayu, makan
nasi-garam, selesai. TIDAK PERNAH ada ajaran agama Buddha yg demikian. Tetapi
yang diminta oleh agama Buddha adalah BAGAIMANA PANDANGAN SAUDARA DALAM
MEMANDANG UANG & MATERI ITU. Kalau pandangan saudara dalam memandang uang
& materi sama dengan sebelum saudara menjadi umat Buddha, maka saudara bukan
umat Buddha. Karena umat Buddha ditandai cara berfikir yg sesuai Dhamma. Agama
Buddha tidak menganggap uang, materi, kendaraan, rumah, tanah itu adalah jelek,
kotor dan dosa.TIDAK SAMA SEKALI! Karena materi & uang adalah NETRAL. Sama
seperti LISTRIK, bukan suatu yg penuh cinta kasih, tetapi juga bukan sesuatu yg
kejam. Listrik bisa membakar rumah, membunuh manusia, tetapi bisa pula menerangi
kita, membangkitkan mesin. Kalau saudara memandang uang, materi, rumah, mobil
dan sebagainya itu bukan sebagai kekayaan atau sebagai milik melainkan sebagai
alat untuk menyejahterakan keluarga, alat untuk melakukan kebaikan yang lebih
banyak dalam kehidupan ini, maka itulah cara berfikir umat Buddha.

Semua
orang senang akan kesenangan, kebahagian — termasuk saya. Tetapi merupakan
selera atau keinginan manusia kemudian untuk mengukuhi, menggenggam kesenangan
dan kebahagiaan menjadi miliknya untuk selama-lamanya. Dan menurut kenyataan,
hal itu adalah SESUATU YANG TIDAK MUNGKIN. Kalau saudara sudah siap mengubah
cara berfikir bahwa memang segala sesuatu didunia ini adalah tidak kekal –
kebahagiaan maupun kepuasan adalah tidak kekal, demikian juga dengan problem,
kesulitan, kesedihan adalah tidak kekal. Maka saudara sudah harus siap
menghadapi dunia ini dengan segala perubahannya. Adalah orang yang paling kecewa
didunia ini yang menganggap segala sesuatu didunia ini adalah kekal atau abadi.
Adalah orang yg paling tidak bahagia didunia ini yg mengukuhi segala sesuatu
yang menyenangkan karena segala sesuatu itu adalah PERUBAHAN.

Mengubah
cara berfikir seperti ini amatlah membantu. Sikap memandang dunia ini atau
menanggapi segala sesuatu dengan jelas, benar & sesuai dengan kenyataan
adalah sesuatu yg amat membantu. Ini lebih berharga daripada saudara mempunya
macam-2 benda pusaka. Pusaka yang bisa dimasukan kedalam pikiran itulah yg
paling berharga.

PUSAKA PENGERTIAN yg sesuai dengan kenyataan. Dan untuk
itu saudara dituntut untuk siap mengubah sikap berfikir saudara semula. Sekali
lagi, memang belajar melihat kenyataan dengan terus terang ini adalah berat.
PAHIT! Karena tidak sesuai dengan selera atau kehendak kita. Selera kita
menginginkan kenikmatan, kesenangan, kebahagiaan yg senantiasa dan terus
menerus. Tetapi itu adalah tidak mungkin! Amat berat untuk menerima kenyataan
kalau itu sudah berubah. Tetapi itulah kenyataan. Kalau saudara berani
menghadapi kenyataan itu LUAR BIASA!

Bagaimana agar menjadi BERANI ?
Harus siap mengubah cara berfikir yg sesuai kenyataan. Sekarang jangan lagi
menganggap segala sesuatu itu abadi, kekal — termasuk penderitaan, kesulitan,
problem – karena semuanya tidak kekal. Sekarang jangan lagi menganggap bahwa
hidup adalah untung2an, pemberian atau hadiah. Tetapi mulai sekarang harus
menganggap bahwa HIDUP ADALAH PERJUANGAN. HIDUP INI ADALAH TIDAK KEKAL. Kita
harus melihat kenyataan itu, sehingga kita tidak diputar-putar didalam perubahan
yg tidak kita kehendaki. Kita harus menjadi dewasa sehingga kita menjadi
bijaksana.

Tantangan bagi kita adalah BAGAIMANA KALAU KITA MENGHADAPI
PERSOALAN atau PROBLEM. Karena lingkungan, kolega, pekerjaan, pasangan, anak-2
kita tidak akan selamanya cocok dengan selera atau kemauan kita. Suatu saat
kalau lingkungan tempat kita bergantung sudah tidak bisa menyenangkan kita lagi,
maka habislah kita. Saudara merasa kebahagiaan saudara dirampok. Kalau masih 1
atau 2 problem dan saudara masih punya kenikmatan dibidang lain, maka tidak ada
persoalan.

Tetapi kalau problem itu datang bertubi-tubi dan bersamaan,
semua tempat saudara bergantung tidak dapat memuaskan saudara, habislah
kebahagiaan saudara. Seperti digoreng habis-habisan. Mampukah saudara bertahan?
Kalau saudara mempunyai simpanan didalam batin, saudara akan bisa bertahan.
“Andaikata lingkungan sudah tidak bisa lagi sesuai dengan selera saya, saya
masih mempunyai kesenangan dan kebahagian batin.” Dengan demikian saudara akan
bertahan.

Darimanakah kita bisa mendapatkan kebahagiaan batin? Yakni dari
PENGETAHUAN MENGENAI HAKIKAT KEHIDUPAN INI SEBAGAIMANA ADANYA, dan melakukan
kebaikan. Inilah gunanya melakukan kebaikan. Saya tidak bicara kalau berbuat
baik, akibat karmanya begini-begitu tetapi kebajikan itu akan menjadi simpanan
batin. Tidak terasa – seperti anda menabung di bank. Mungkin saudara berkata
“Apa gunanya sih menabung, mengurangi jatah?” Tetapi nanti kalau saudara tiba
pada keadaan yang sangat menyulitkan, saudara baru bisa
merasakannya.

Inilah keuntungannya orang menabung berbuat baik. Maka
anjuran saya, permintaan saya, cobalah saudara menabung. Menabung didalam batin
saudara. Untuk suatu saat kalau saudara jatuh alam kesulitan, saudara mampu
tetap bertahan, punya daya tahan yg saudara bangun sendiri. Tidak ada orang yg
menghadiahkan daya tahan, kesabaran, kekuatan dll. Semua itu harus ILATIH,
DITUMBUHKAN & DIKEMBANGKAN didalam diri, oleh diri sendiri, sebagai kekayaan
pribadi didalam.

Inilah ajaran agama Buddha. Memang tidak simple atau
Mudah. Ajaran agama Buddha itu tidak menawarkan 2 alternatif: PERCAYA ATAU TIDAK
! Agama Buddha tidak sesimpel itu. Tetapi saudara dituntun seperti orang yg
buta, lalu diobati, dibimbing pelan-2, bagaimana untuk menghadapi kehidupan ini,
supaya bisa berdiri diatas kaki sendiri. Sulit Memang! Hasil-2 besar yg ada
didunia ini bukanlah suatu kebetulan. Orang-orang besar yg bisa menemukan
penemuan besar — spritual atau material didunia ilmu — tidak ada yang kebetulan.
Semua itu adalah PERJUANGAN.

Kalau saya ditanya, “Bhante menjadi umat
Buddha itu bangganya apa?” Apakah karena viharanya yg besar ? Kebaktiannya rapi
? BUKAN ! Saya bangga menjadi umat Buddha karena saya mempunyai wawasan yg luas.
Saya tidak sekedar ditawarkan OK atau TIDAK. YES or NO. PERCAYA atau TIDAK.
Bukan itu. Tetapi saya disodorkan PENGERTIAN. Kalau saya mengerti, saya akan
percaya. Bukan dibalik “Kalau anda percaya, anda akan mengerti” Tidak demikian.
Tetapi kalau anda MENGERTI, tidak usah diminta, anda akan PERCAYA. Mempunyai
cara berfikir yg benar, sikap memandang kehidupan ini dengan benar, adalah
syarat yg pertama menjadi seorang umat Buddha. Memang Berat! Tetapi itulah dunia
ini sebagaimana adanya.

Penutup:

“Atana va sudantena,
Natham Labari dullabham”

artinya:
“Setelah dapat mengendalikan diri
sendiri dengan baik, seseorang akan memperoleh perlindungan yang sungguh amat
sukar dicari.”

Siapa yg bisa melindungi saudara, yg paling setia, yg
tidak berkhianat, yg paling “save”/aman ? Yaitu PIKIRAN SAUDARA SENDIRI YANG
SUDAH DILATIH. Karena itu dengan melatih diri sendiri, akan mendapat keuntungan
yg sukar dicari yaitu pelindung yg setia.

Marilah kita siap menghadapi
kenyataan, punyailah modal didalam batin yg kuat, tegar menghadapi apapun.
Karena apapun yg ada atau yang terjadi, adalah tidak
kekal.
------------ --------

_/\_ :lotus:

5
Kesehatan / Merawat Sendiri Sakit Tenggorokan
« on: 10 January 2010, 07:43:50 AM »
Merawat Sendiri Sakit Tenggorokan
Kompas - Sabtu, 9 Januari

  
[Merawat Sendiri Sakit Tenggorokan]

KOMPAS.com -  Dalam kondisi cuaca yang tak menentu seperti sekarang ini, banyak orang kena sakit tenggorokan dan flu.  Udara yang terkadang sangat panas dan tiba-tiba menjadi dingin membuat daya tahan tubuh menjadi lemah dan rawan sakit tenggorokan.  Berikut ini adalah sejumlah langkah sederhana untuk merawat sendiri tenggorokan yang sakit :

1.  Tambah asupan cairan
Cairan bermanfaat membantu ingus jadi encer dan mudah dibersihkan.

2.  Kumur air garam
Campur setengah sendok teh garam ke dalam segelas air hangat, pakailah untuk berkumur. Jangan ditelan. Ini berguna untuk meringankan sakit tenggorokan dan membersihkan lendir.

3.  Madu dan lemon
Campur madu dan lemon ke dalam segelas air panas. Biarkan dingin sebelum diminum. Madu bermanfaat meringankan sakit tenggorokan, sedangkan lemon membantu mengurangi lendir.

4.  Permen pelega tenggorokan
Tak harus permen pelega tenggorokan, permen biasa juga bermanfaat karena mendorong produksi air ludah. Air liur ini yang akan membasuh dan membersihkan tenggorokan Anda.

5.  Terapi aroma
Minyak esensial dulu digunakan untuk membunuh bibit penyakit. Teteskan minyak esensial ke dalam tungku untuk membersihkan ruangan dari bibit penyakit. Tidur Anda pun bisa lebih nyenyak karena terapi aroma.

6.  Hindari rokok dan polutan udara lain
Rokok hanya akan memperparah sakit tenggorokan. Berhentilah merokok dan hindari asap dari mana pun.

7.  Puasa bicara
Sakit tenggorokan memengaruhi pita suara Anda. Bicara hanya memperparah sakit itu, sementara Anda akan kehilangan suara.

8.  Jangan bagi-bagi penyakit
Jika merasa tak sehat, minta izinlah untuk tidak masuk kantor. Tujuannya supaya Anda tidak berbagi penyakit dengan rekan-rekan satu kantor.  [at] diy

http://id.news.yahoo.com/kmps/20100109/tls-merawat-sendiri-sakit-tenggorokan-8d16233.html

Versi LW :
9. Pake Haw Fung San

_/\_ :lotus:

6
Kesehatan / 10 Jurus Mencegah Flu
« on: 10 January 2010, 07:41:03 AM »
10 Jurus Mencegah Flu
Kompas - Sabtu, 9 Januari

 
KOMPAS.com - FLU tergolong penyakit yang mestinya dapat dicegah. Banyak kasus flu yang sebetulnya tak perlu diderita hanya karena lalai atau mungkin tidak tahu cara mencegahnya.

Jangan anggap enteng flu. Khusus bagi yang sudah berusia lanjut, serangan flu umumnya lebih berat dibanding bila menimpa mereka yang lebih muda. Selain karena sistem kekebalan tubuh mereka yang memasuki usia uzur sudah kian menurun, tipe virus flu yang masuk ke dalam tubuh juga belum tentu sama.

Kita mengenal tiga keluarga besar tipe virus flu (tipe A, B, dan C). Masing-masing tipe punya sekian banyak anggota keluarganya sendiri. Virus flu burung H5N1,  misalnya, tergolong dalam keluarga besar virus flu tipe A. Sekerabat dengan itu kita mengenal juga strain virus H3N2 (Shangdong dan Beijing), H1N1 (Texas dan Singapura), dan banyak lagi lainnya, selain tipe B Panama dan Yamagata.

Perangai anggota keluarga masing-masing tipe virus flu juga tidak sama derajat keganasannya. Ada yang jinak, ada pula yang ganas luar biasa. Flu yang lazim menyerang penduduk Eropa, misalnya, tidak seperti di Indonesia, umumnya tergolong jenis virus flu yang ganas, dan sering amat mematikan. Wabah flu awal abad XX di Spanyol, menelan ratusan ribu korban tewas.

Oleh karena tidak semua virus, termasuk virus flu, ada obat antinya, kunci pamungkas mencegah virus flu masih tetap hanya ada dua cara, yakni dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi kemungkinan tubuh dimasuki oleh virus.

Di bawah ini beberapa tip bagaimana agar flu yang mengancam di musim penghujan ini tidak sampai menimpa kita. Apa sajakah yang perlu dikerjakan?

1. Minta vaksin flu. Bagi yang sudah uzur dianjurkan untuk mendapatkan suntikan vaksin flu selama musim flu datang. Namun, tidak semua jenis virus bisa ditangkal dengan vaksin flu.

Dari waktu ke waktu vaksin flu disempurnakan dengan kandungan jenis-jenis vaksin oleh tipe virus flu yang tengah menimbulkan wabah. Namun, selain berbeda tipe virusnya, bukan kejadian jarang muncul jenis virus yang lolos dari upaya penangkalan, saking beragamnya jenis dan strain virus flu yang ada. Belum lagi kemungkinan virusnya berubah tabiat (mutasi), sehingga sebuah vaksin menjadi tak lagi poten menangkalnya.

2. Jauhi diri dari paparan dingin. Orang Barat menjuluki flu sebagai catch cold atau terpapar dingin. Memang, semakin lama dan sering tubuh terpapar yang serba dingin (udara, air mandi, ruangan berpendingin, minuman dingin, angin), semakin lemah ketahanan tubuh, dan kian rentan untuk gampang terserang virus (apa saja).

Kita tahu, bibit penyakit virus hanya bisa dilawan dengan mengandalkan daya tahan tubuh. Kalau daya tahan menurun, pertahanan tubuh akan jebol, dan flu atau penyakit oleh virus lainnya berpotensi bakal menjangkiti. Hanya bila pertahanan tubuh kokoh saja, virus yang sudah masuk ke dalam tubuh akan bisa ditumpas dan orang batal jatuh sakit flu.

Itu sebab selama tubuh hanya ditumpangi oleh virus flu saja, pemberian obat antibiotika, yang paling kuat sekalipun, menjadi mubazir karena virus tak bisa ditumpas oleh antibiotika jenis dan generasi apa pun. Selain sia-sia mengeluarkan uang untuk yang tak perlu, tubuh sudah dibebani oleh efek samping antibiotikanya.

Kasus flu sejatinya tidak perlu diberi antibiotika. Di Indonesia, flu umumnya dianggap penyakit enteng. Orang masih tetap melakukan aktivitas hariannya di kantor, sekolah, dan kegiatan luar rumah lainnya.

Penyakit flu yang tadinya hanya dihuni oleh virus saja, akibat tubuh dalam kondisi sudah diperlemah oleh serangan virus, bibit penyakit lain akan mudah ikut mendompleng memasuki tubuh, lalu muncul penyakit baru. Dengan cara itu, penyakit flu di Indonesia umumnya sering berkepanjangan, dan malah bisa berkomplikasi.

Tidak jarang flu berkembang menjadi infeksi THT lain (infeksi tenggorok, kerongkongan, hidung, atau congekan), selain kemungkinan terinfeksi oleh kuman pendompleng yang memasuki paru-paru juga (bronchopneumonia, pneumonia).

Itu pula alasan kenapa mereka yang sedang flu sebaiknya tinggal di rumah. Selain berpotensi merugikan diri sendiri, dalam keadaan flu berada di luar rumah akan menyebarkan virusnya ke udara di sekitar pasien, terlebih bila berada di ruangan (yang dirancang tertutup tak berventilasi) berpendingin.

3. Perkuat tubuh. Dengan beristirahat dan menu bergizi tinggi selama musim hujan, tubuh diperkuat ketahanannya. Selain dengan cara menghangatkan tubuh (minum hangat, mandi hangat, balur obat gosok), pilih pula menu bergizi tinggi, khususnya berpotein tinggi (telur, susu, daging), tak cukup menu sayur-mayur belaka (sayur bening).

Orang Barat biasa menghidangkan sup ayam hangat selama tubuh terpapar di udara dingin. Hindarkan mandi hujan, embusan angin, berada di udara terbuka. Buat kita dapat memilih minuman penghangat badan (wedang jahe, bandrek, bajigur, atau sekoteng), khususnya sehabis tubuh mandi hujan, berenang dingin, wisata pantai.

4. Hindari pergi ke tempat-tempat keramaian. Selagi musim hujan, dan banyak orang sedang sakit flu, sebaiknya tidak bepergian ke tempat-tempat keramaian kalau tidak perlu sekali. Kalau bisa ditunda sebaiknya tidak mengunjungi pasar tradisional, supermarket, mal, bioskop, terminal, stasiun, ruang tunggu puskesmas, rumah sakit, sekolah, ruang pesta. Di tempat-tempat orang berkerumun, virus flu, termasuk jenis virus lain, terbang bertebaran di udara, dan hidung kita menghirup udaranya.

5. Kurangi rokok dan alkohol. Kedua jenis zat ini berpotensi menurunkan ketahanan tubuh. Merokok ”melukai” selaput lendir saluran napas, sehingga menjadikan saluran napas lebih rentan dimasuki virus. Ruangan yang berasap rokok, memperlemah kondisi saluran napas orang-orang yang menghirupnya juga (passive smoker).

6. Rajin basuh tangan dengan sabun. Tangan dan jemari kita dapat menjadi sumber pemindahan virus yang melekat dari lingkungan tempat kita melakukan aktivitas, seperti kantor, sekolah, dan kamar kecil di tempat-tempat umum. Studi tentang ini sudah dikerjakan sewaktu SARS mewabah dulu.

Tangan kita tentu bersentuhan dengan pegangan pintu kamar mandi, pintu mobil, tombol lift, gagang telepon, lembaran atau kepingan uang, permukaan meja, kursi, dan segala yang disentuh banyak orang. Dari sana virus yang sudah mencemari segala yang disentuh (oleh pengidap flu) bisa berpindah ke jemari tangan kita.

Pengidap flu perlu tahu diri untuk tidak seenaknya bersin dan batuk-batuk di rungan yang banyak orangnya, selain sepatutnya rajin membasuh tangan juga (sebab pasti sudah memegang liang hidung dan mulutnya yang bervirus).

Orang lain yang berdekatan dengan pasien flu, berbicara, dan terancam cemaran virusnya, perlu lebih sering membasuh tangan, dan tidak sembarang memegang hidung (mengupil, membersihkan liang hidung), atau mulut. Biasakan menggunakan saputangan, atau tisu, untuk membersihkan liang hidung atau mulut. Lewat kedua liang itulah virus flu akan memasuki tubuh, termasuk virus flu burung (avian influenzae).

7. Membersihkan liang hidung setiap pulang bepergian. Ya, selama bepergian ke luar rumah, terlebih selama musim flu berjangkit, nyaris tak ada udara yang tidak tercemar virus flu, terlebih di lingkungan yang ada pasien flu. Hampir pasti udara yang kita hirup selama di luar rumah, ada virus flunya. Termasuk bila di rumah ada yang sedang sakit flu.

Bagaimanapun keadaannya, jauh lebih baik bila segera membersihkan liang hidung dengan sabun, setiap kali pulang bepergian, sambil berulang-ulang dengan cara sekuat-kuatnya mengembus-embuskan udara hidung selama dibersihkan. Dengan cara demikian sekurang-kurangnya gerombolan virus yang mungkin sudah mengendon di situ akan terpelanting keluar dari liang hidung sebelum sempat bersarang, dan berbiak.

8. Berkumur-kumur, dan tidak kurang tidur. Virus flu memasuki tubuh lewat liang hidung dan rongga mulut. Selain saluran hidung harus terjaga bersih, mulut pun perlu kokoh pertahanannya. Untuk itu ada baiknya lebih sering berkumur.

Selain bisa memilih seduhan daun sirih (ada daya antisepsisnya), dapat juga memakai obat kumur yang dibeli bebas di apotek. Dengan cara demikian kita berupaya mengenyahkan bibit penyakit yang mungkin sudah mulai mengendap di rongga mulut, termasuk bila yang masuk virus flu.

Selain berkumur, tentu menggosok gigi, khususnya sebelum tidur malam. Rongga mulut yang kotor juga memperlemah ketahanannya. Terlebih pada mereka yang sudah tidak memiliki amandel (kelenjar tonsilnya sudah diangkat), sehingga tak punya pasukan penjaga rongga mulutnya dari ancaman bibit penyakit. Termasuk mereka yang gigi-geliginya sudah keropos, terinfeksi, dan membusuk akar giginya. Mereka lebih rentan terinfeksi rongga mulutnya.

9. Lakukan olah napas. Ya, daya tahan tubuh juga membutuhkan asupan oksigen yang lebih penuh. Upaya olah napas, yakni dengan cara menghela napas (di udara segar terbuka) seberapa dalam kita mampu, dan menahannya seberapa lama kita bisa, akan lebih membugarkan paru-paru. Paru-paru yang bugar, yang lebih deras aliran darahnya, dan meningkat sistem kekebalan lokalnya, akan lebih diberdayakan untuk mampu mengenyahkan bibit penyakit.

Untuk menyempurnakan hasil olah napas, sertai pula dengan gerak badan yang memadai seperti berjalan kaki dan bersenam. Faktor stres fisik, selain stres mental, juga menambah rentan tubuh seseorang terserang virus flu. Keletihan yang berlebihan (akibat bekerja maupun latihan fisik) tidak dianjurkan selama musim flu.

10. Cukup tidur dan tidak begadang. Tantangan orang sekarang adalah acap tergoda oleh begitu banyak iming-iming tontonan televisi, hiburan, dan kegiatan bareng di luar rumah di waktu jeda.

Salah satu ancaman penyakit yang banyak menimpa orang sekarang sering sebab kekurangan waktu jeda. Sudah letih di kesibukan siang hari, malamnya sering kurang waktu tidur. Alih-alih sempat tidur siang (seperti orang dulu), tidur malam juga sering tak memadai.

Kondisi kurang jeda, kurang tidur, dan tidur pun tidak nyenyak (sebab stres, terlampau letih), yang menambah rentan tubuh diserang virus umumnya, virus flu khususnya.

Bila mulai terasa badan mulai pegal-pegal, kepala pening, mata terasa panas, mulai bersin dan batuk-batuk kecil, kemungkinan gejala awal flu. Itulah saatnya langsung minum obat flu merek apa saja, dan tidur setelah makan sup atau minuman hangat. Biasanya dengan cara itu flu batal muncul.

Namun, obat warung tidak kuasa menahan laju perjalanan penyakit flu bila sudah telanjur berat. Percuma terus mengonsumsi obat flu saja bila flu sudah lebih dari seminggu, dan gejalanya bertambah berat. Lendir yang semula bening encer sudah berubah kental berwarna, itu berarti flu sudah ditunggangi oleh bibit penyakit lain. Inilah saatnya obat flu perlu didampingi oleh antibiotika.

Di zaman semakin banyak hiburan tengah malam, coba untuk tidak selalu mengikuti kata hati, kendatipun demi si jantung hati. Mereka yang tengah mengidap penyakit menahun (kencing manis, gagal ginjal, penyakit jantung, kanker) tentu lebih ”lemah” dibanding orang normal. (Dr. Handrawan Nadesul)

http://id.news.yahoo.com/kmps/20100109/tls-10-jurus-mencegah-flu-8d16233.html

_/\_ :lotus:

7
Kesehatan / Penderita Diabetes Teledor, 6 Organ Taruhannya
« on: 10 January 2010, 07:38:25 AM »
Penderita Diabetes Teledor, 5 Organ Taruhannya
Kompas - Sabtu, 9 Januari

  

[Penderita Diabetes Teledor, 5 Organ Taruhannya]

KOMPAS.com — Sekitar tahun 2000, International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa diabetes merupakan penyakit keempat penyebab utama kematian di banyak negara maju.

Secara umum, sekitar 40 persen pasien diabetesi, entah tipe I (yang dialami sejak masa kanak-kanak atau yang tergantung insulin) dan atau tipe II (yang mulai dialami saat dewasa dan tidak tergantung insulin) akan mengalami komplikasi dalam perjalanan hidupnya.

Bila gula darah tidak terkendali karena pola makan yang tidak tepat, kebiasaan hidup tidak sehat, seperti merokok dan kurang kegiatan fisik, tetap dipertahankan, komplikasi bakal menyerang ke mana dia suka.

Berikut ini adalah organ-organ yang menjadi sasaran komplikasi akibat keteledoran para diabetesi:

1. Jantung - penyakit jantung koroner (PJK)
Keadaan ini muncul akibat glukosa darah yang tinggi dan terus-menerus atau persisten. Akibatnya, terjadinya penebalan dan pengerasan pembuluh darah arteri atau sering disebut aterosklerosis. Diabetesi berisiko dua sampai empat kali lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan yang tidak mengalami DM.

2. Otak - stroke
Aterosklerosis dapat terjadi di pembuluh darah otak. Akibatnya bisa ditebak, terjadi stroke. Risiko terserang stroke pada diabetesi yang juga mengalami hipertensi adalah dua kali lebih tinggi dibanding orang yang hanya menderita hipertensi saja.

3. Kaki - luka
Ulser atau luka pada kaki merupakan penyebab paling umum yang mengantar diabetesi masuk rumah sakit. Komplikasi ini terjadi akibat kerusakan saraf (neuropati) dan kurangnya aliran darah ke kaki.

Jika luka terinfeksi dan berkembang menjadi gangren, biasanya amputasi dilakukan. Diabetes merupakan penyebab amputasi yang paling sering di luar kecelakaan. Setidaknya 15-40 persen diabetesi lebih berisiko mengalami hal ini dibanding yang tidak.

4. Mata - retinopati
Retinopati diabetik merupakan komplikasi DM pada mata. Penglihatan mendadak akan buram atau berkabut. Ini terjadi akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga terjadi sembab pada lensa mata. Bila pengobatan cukup dan kadar gula terkontrol, penglihatan pun akan normal lagi.

5. Ginjal - nefropati
Nefropati diabetes adalah komplikasi yang terjadi pada ginjal. Ini komplikasi yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal dan kematian. Penyebabnya, kadar glukosa darah yang tinggi sehingga merusak pembuluh darah kapiler ginjal dan menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.

Risiko terjadi serta berat atau ringannya komplikasi ginjal ini sejalan dengan lamanya DM diidap. Kebanyakan komplikasi muncul setelah 10-15 tahun penderita mengidap DM.  [at] abd

http://id.news.yahoo.com/kmps/20100109/img/pls-1-penderita-diabetes-te-e857cd13c6630.html

_/\_ :lotus:

Tambahan : (bukan dari kompas tentunya)

6. Impotensi
Diabetes juga dapat menyebabkan impotensi. Hal ini terkait dengan terjadinya disfungsi ereksi pada organ kelamin pria.
Mekanisme terjadinya ereksi pada p*n*s berkaitan dengan adanya senyawa nitric oxide yang dibebaskan. Nitic oxide ini berperan dalam merelaksasi organ kelamin pria, sehingga menyebabkan organ kelamin pria terisi oleh darah dan menegang.
Bila seseorang menderita diabetes, pelepasan nitric oxide ini juga terganggu, selanjutnya karena diabetes juga menyebabkan tekanan darah tinggi, akibatnya darah yang masuk ke dalam organ kelamin pria pun makin sedikit, sehingga fenomena ini dikatakan disfungsi ereksi.


8
Kesehatan / Seminar "Pertolongan Pertama pada Kegawat-daruratan Medis "
« on: 08 January 2010, 09:52:45 AM »
MOD..kalo salah kamar tolong di pindahkan yah?  ^:)^ thanks  _/\_


"Pertolongan Pertama pada
Kegawat-daruratan Medis "

Sudahkah
anda mengetahui cara yang tepat untuk membantu diri sendiri maupun orang yang
anda kasihi bila terjadi kecelakaan, serangan jantung, maupun serangan stroke. Apakah
anda tahu mengenai "Golden Period Stroke / Jantung" ?

Cari tahu
cara penanganan yang tepat bagi diri anda sendiri maupun orang yang anda
sayangi terhadap hal-hal yang tidak terduga tersebut.

Yang akan
diisi oleh narasumber yang sangat kompeten di bidangnya :

1.  
dr.. Gunawan Susanto Spesialis Bedah Syaraf  (SpBS)

Pertolongan
pertama pada serangan stroke.

2.  
dr. Adrianus Spesialis Jantung Pembuluh Darah (SpJP)

Pertolongan
pertama pada serangan Jantung..

3.  dr.
Santoso Kurniawan

Pertolongan
pertama pada kecelakaan / luka berdarah.

 


Waktu :
Minggu, 24 Januari 2010, Pk. 13.00 s/d 17.00

Tempat :
Gedung Narada Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya

Jl. Agung
Permai XV Blok C Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara

Informasi & pendaftaran
hubungi :

Fenny      
        0816 4835 802          
 Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya

Ronnie T      
   0816 858 715            
 Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya

Yulie N      
      0818 962 598            
 Vihara Theravada Buddha Sasana

Mayke      
      0815 108 57 581         Vihara Jakarta
Dhammacakka Jaya / Vihara Therevada Buddha Sasana

Rohman      
    021 581 8692            
 Vihara Saddhapala

 

Biaya Rp. 100.000,- (
termasuk snack + sertifikat )

No Rek BCA :

MAGABUDHI

# 660 033 888 7

 _/\_ :lotus:

9
Theravada / KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« on: 11 December 2009, 03:41:22 PM »
KEBEBASAN TERJAJAH
(oleh Selamat Rodjali)

Kebebasan terjajah, sebuah analisa terhadap kecenderungan psikologi sosial modern...

PENDAHULUAN
Dunia saat ini, mengalami perkembangan pesat di berbagai sektor. Berbagai pendekatan berbeda di bidang ekonomi, sosial, teknologi, komunikasi dan sebagainya begitu mudah dipelajari dan banyak perguruan formal dan informal yang langsung ataupun tak langsung mengajarkan dan memberikan informasi mengenai hal yang berkembang tadi, tak terkecuali Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang begitu banyak dilalui oleh para guru, cendekiawan, pedagang, filosif, pendeta religius dan sebagainya. Di bidang spiritual, Indonesia pun mengalami transformasi. Tiap guru yang datang singgah di sini
mengajarkan ajaran atau doktrin yang dianutnya sebagai yang paling top. Dalam usaha merebut pangsa pasar (pengikut)nya, mereka tak segan menyatakan diri (mengklaim) bahwa ajarannya yang terbaik, yang lain (yang pernah ada, yang
sedang ada dan yang akan ada) dianggapnya ketinggalan jaman dan salah. Usahanya begitu gencar, bahkan dapat menyusup ke rumah sakit, door to door; bahkan pula orang yang sedang sekarat menghadapi ajal atau yang baru lahir tak luput dari incarannya. Orang-orang yang terlibat di dalamnya menjadi bingung. Situasi ini tak jauh berbeda dengan situasi yang menimpa suku Kalama di India ketika guru Gotama masih hidup. Suku Kalama itu bingung memutuskan doktrin mana yang layak mereka terima dan ikuti, karena semua brahmana saat itu mengklaim bahwa doktrinnya paling top.
Problema ini akhirnya dapat terselesaikan ketika mereka membawanya ke hadapan guru Gotama, seperti tertulis dalam ‘Kotbah terhadap Kalama’, Tipitaka.

Kotbah terhadap Kalama mungkin tidak asing bagi para penganut doktrin yang diajarkan guru Gotama, namun apakah doktrin itu masih relevan dengan dunia modern ini? Apakah penting para ilmuwan ataupun bukan menyadari dan melatih prinsip-prinsip seperti tertuang dalam kotbah terhadap Kalama? Marilah kita melakukan analisa yang lebih mendalam!

SEPULUH POKOK KOTBAH TERHADAP KALAMA
Guru Gotama mengajarkan kepada suku Kalama, dan juga kita semua tentunya, untuk tidak segera atau tergesa-gesa
menerima atau mempercayai sesuatu. Sepuluh kondisi pokok telah diuraikan agar kita senantiasa sadar sehingga terhindar dari perbudakan intelek, penjajahan intelek/kecerdasan seseorang, bahkan dari guru Gotama sendiri. Pokok-pokok ini
sangat memungkinkan bagi kita untuk mengetahui bagaimana memilih ajaran yang benar-benar mampu mengatasi penderitaan/ketidakpuasan. Kesepuluh pokok tersebut adalah :

1. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah berlangsung lama dan telah melalui banyak tahun.
Kebudayaan menerima dan mempercayai sesuatu hanya karena telah lama dan diulang dari cerita bertahun-tahun merupakan ciri orang yang tidak mempunyai ‘akal’. Misalnya, masih banyak orang yang percaya bahwa akan terjadi
malapetaka pada tahun ‘binatang X’ (tahun tersebut umumnya menganut prinsip berlambang ular, kuda, harimau, dan sebagainya).

2. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena beberapa hal yang dilakukan telah menjadi tradisi.
Ada kisah binatang yang mengikuti seekor kelinci yang lari ketakutan karena menganggap bahwa mangga yang jatuh di sampingnya sebagai bumi yang terbelah. Demikianlah orang-orang yang cenderung meniru orang lain dan telah menjadi tradisi (kebiasaan) lama tanpa pertimbangan. Mereka akan menghadapi bahaya.

3. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu karena semata-mata dilaporkan dan berita tersebut tersebar ke berbagai pelosok, bahkan ke seluruh dunia.
Hanya orang yang tidak berpikirlah yang mudah terkena (rentan) oleh ‘gosip.’, karena mereka tidak mau memanfaatkan potensi intelegensia/kecerdasannya.

4. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena dikatakan tertulis dalam sebuah kitab suci.
Kitab suci sering kali disalahgunakan. Beberapa kekeliruan fatal yang dapat terjadi di antaranya ialah kekeliruan dalam proses perbanyakan kitab (salah tulis, salah ketik, tidak tertulis, tidak terketik), dalam proses pengalihbahasaan, dalam tafsir, di mana semua itu mungkin saja orang yang terlibat di dalamnya tidak paham atau sengaja membuat keliru
dengan menambah atau menyisipi atau menghilangkan bagian tertentu sehingga makna yang terkandung di dalam kitab suci aslinya tidak lagi terpenuhi. Salah satu di antaranya kitab suci yang memuat ajaran guru Gotama saat ini telah banyak dimanipulasi sehingga para penganutnya yang tidak kritis akan terjerat pandangan keliru. Umat yang hanya terima begitu saja dan tanpa mau mengkaji secara teliti kitab sucinya akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memanfaatkan kebodohan tersebut. (Catatan: ajaran aseli guru Gotama menyiratkan bahwa untuk mengatasi penderitaan dan merealisasi kebahagiaan sejati, maka ajaran tersebut harus berprinsip mengikis keserakahan, kebencian dan kebodohan batin).

5. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan akal atau logika.
Ilmu logika semata-mata salah satu cabang dari ajaran yang digunakan untuk mengukur ‘kebenaran’. Ilmu tersebut dapat saja keliru apabila data, metoda dan sensor yang digunakan tidak tepat dan tidak lengkap.

6. Jangan memerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah benar secara alasan deduktif atau induktif.
Alasan deduktif atau induktif sering kali dikenal dalam filsafat. Bagi orang tertentu yang menyukai pernyataan
‘mendalam’, terkadang menganggap hal itu sebagai buah kebijaksanaan. Namun sekali lagi, hal tersebut hanya salah
satu pandangan dan tak dapat langsung diterima begitu saja, dan hal itu tidak dapat disetarakan dengan kebijaksanaan karena alasan deduktif atau induktif terkadang tidak benar apabila alasan, pemilihan pemisalan/asumsi dalam pendugaan/hipotesa, tidak cocok atau tidak tepat.

7. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan pengertian umum seseorang. Pengertian umum kadang kala merupakan keputusan yang didasari kecenderungan seseorang. Umumnya, kita sering menyukai pendekatan ini, sehingga kita begitu terbiasa. Para filosof sering menyukai ini dan terjebak menganggap dirinya pandai.

8. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena sesuai dengan opini atau teori yang telah dipertimbangkan berulang-ulang. Pandangan seseorang mungkin saja salah atau metode percobaan/praktik dan pengambilan keputusannya tidak benar.
Menerima sesuatu yang cocok dengan teori kita tampaknya sebagai pendekatan ilmiah, namun sesungguhnya tidak demikian, karena pembuktian dan percobaan dari sensor yang terbatas akan membawa hasil yang terbatas pula, apalagi sampai saat ini belum ada sensor untuk batin.

9. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicaranya tampak dapat dipercaya/kelihatan suci.
Penampilan luar dan pengetahuan nyata seseorang tidak dapat disamakan. Seringkali Kita temui pembicara bereputasi baik yang mengeluarkan kata-kata tentang sesuatu yang tidak benar dan bodoh. Demikian pula terhadap komputer, kini manusia gandrung terhadapnya, padahal komputer dapat menjadi sumber manipulasi serta penipuan termasuk penipuan informasi. Komputer diprogram oleh orang yang terbatas, kemampuannyapun terbatas. Harap pernyataan ini tidak
diartikan bahwa doktrin guru Gotama anti komputer, sebaliknya pandanglah komputer ini secara arif sehingga kita tidak dimanfaatkan oleh oknum di balik komputer itu.

10.Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah guru kita.
Secara umum, guru adalah yang digugu dan ditiru. Ungkapan ini sebenarnya menyesatkan. Karena bila murid sepenuhnya meniru guru, dapat menimbulkan bahaya bila guru itu tidak benar.

Para pembaca, marilah direnungkan, apakah ada doktrin kebebasan seperti di atas bagi para calon pengikut doktrin tersebut di dunia ini? Secara tegas sepuluh pokok di atas menyiratkan bahwa doktrin itu tidak mengandung sistem dogma, tidak ada
tekanan untuk percaya dan ‘amin’. Semua diundang untuk menguji dengan benar sehingga keputusan mengikuti doktrin itu diambil secara mantap. Kualitas ini akan menjaga para pelaksananya agar terhindar dari perbudakan intelek seperti di atas.

MODERNISASI, SATU KEBEBASAN YANG TERJAJAH ...
Kini, manusia cenderung menganggap keadaan yang dijalaninya sebagai satu perubahan yang mengarah ke modernisasi. Semakin lanjut waktu bergulir, semakin modern rasanya dunia ini. Manusia-manusia ‘modern’ ini umumnya hidup dalam suasana cepat, dan harus selalu siaga ‘setiap’ waktu. Mereka tergesa ke sana dan kemari karena permintaan yang
merupakan kesibukannya; mereka makan begitu cepat dan perli lagi, terbaring sebentar melewati malam dan setelah beberapa saat tertidur, bunyi alarm dari penunjuk waktu berdering, mereka harus cepat pergi lagi. Manusia sibuk demikian sepanjang hari, pikirannya begitu terikat; mereka tidak memiliki waktu untuk berpikir religius dan untuk mengerti kebenaran sejati. Satu pemandangan umum tentang manusia ‘modern’ ini adalah kebebasannya menentukan segala pilihannya. Mereka memilih setiap propaganda yang dijajakan. Betapa ‘modern’nya mereka sehingga mereka akhirnya terdorong membeli sesuatu yang tak layak dimiliki atau dimakan. Kebebasan yang mereka banggakan tersebut sebenarnya telah terjajah oleh propaganda dan ini luput dari pengamatan mereka. Mereka telah menjadi budak intelek dan budak spiritual.

Jadi sebagai peringatan kepada orang ‘modern’, bahwa mereka patut berhati-hati karena kebebasan yang mereka anut saat ini cenderung merupakan kebebasan yang sesungguhnya tidak bebas, satu kebebasan yang terjajah.

KOTBAH TERHADAP KALAMA DAN PROSES PENDIDIKAN ANAK
Kini, dunia sedang diputar dengan cepat oleh kekotoran batin. Pesatnya perkembangan transportasi, komunikasi dan teknologi dapat menghancurkan kepribadian, karena dengan kekuatan kekotoran batin itu, dunia sedang memuja materi, seks dan kemewahan. Kecenderungan ini diakibatkan kurangnya perhatian, kewaspadaan dan kebijaksanaan seperti yang tersirat dalam kotbah terhadap Kalama. Manusia yang terlibat di dalamnya banyak yang tidak mengetahui bagaimana menentukan pilihan pada situasi itu. Akibatnya, secara global dunia mengalami krisis perdamaian dan sebaliknya kriminalitas
dan kejahatan kian meningkat. Generasi muda khususnya sangat peka dan mudah terpengaruh. Untuk itu perkembangan batin generasi muda perlu diperkaya dengan prinsip-prinsip kotbah terhadap Kalama.

Anak-anak dapat menerapkan prinsip ini sehingga kewaspadaannya tergugah, dan apabila mereka terlatih dengan prinsip itu, mereka tak akan diselimuti kegelapan batin. Tentu dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting. Orang tua seyogyanya mengajar, mendidik dan melatih putera-puterinya untuk mengetahui bagaimana untuk mengerti dunia dan instruksi-instruksi yang mereka terima, untuk melihat betapa beralasannya kata-kata dan jenis hasil yang datang darinya (sebab akibat). Anak itu seyogyanya terlatih dalam sebab akibat sehingga semua pertimbangan yang diambilnya merupakan
pertimbangan yang masak dan beralasan secara alamiah.

Hal ini tidak berarti agar anak tidak mendengar kata orang tua, tetapi secara implisit, sepenuhnya seorang anak seyogyanya
mendengarkan dan mempercayai sesuatu setelah melihat makna nyata dan manfaat akibat yang akan diterima dari mempercayai dan melaksanakannya.

APAKAH KOTBAH TERHADAP KALAMA DAPAT DITERIMA DUNIA KINI?
Kotbah terhadap Kalama memiliki prinsip yang sesungguhnya sesuai dengan pendekatan dan metode ilmiah, lebih-lebih lagi teori dalam ilmu pengetahuan senantiasa belum selesai dan terus berubah. Ilmuwan sejati akan lebih mempercayai sesuatu secara nyata dibandingkan teori mereka, konsep-konsep, dugaan atau alasan karena kriteria mereka untuk menerima sesuatu adalah kebenaran sejati yang beralasan. Dengan demikian kotbah tersebut memenuhi harapan dan kebutuhan para ilmuwan sejati.

Apabila seseorang mengikuti 10 prinsip di atas, ia akan memiliki pengetahuan dan alasan yang tidak melekat kepada ide atau pernyataan yang pertama kali didengarnya. Prinsip yang telah berkembang di dalam batin orang tersebut akan menjadi saringan yang ampuh dalam menangkal perbudakan dan penjajahan spiritual maupun intelek. Dengan demikian, dunia yang diracuni oleh ‘kebebasan’ ini apakah secara nyata mengetahui atau memiliki kebebasan seperti yang tertuang dalam 10 prinsip tadi? Apabila kita tidak dibekali oleh 10 prinsip tadi, maka kita akan cenderung terjajah jauh lebih berat daripada suku Kalama di Jaman guru Gotama saat itu. Kesepuluh prinsip ini mengundang untuk dibuktikan baik secara ilmiah maupun secara spiritual, dan tidak lapuk oleh waktu.

KESIMPULAN Sepuluh prinsip kotbah terhadap kalama tidak pernah melarang kita untuk mempercayai atau tidak mempercayai sesuatu; prinsip itu mengajarkan kita untuk mempercayai sesuatu hanya atas dasar kecerdasan yang bebas dan kebijaksanaan. Prinsip
itu menganjurkan kita untuk mendengarkan tanpa mengabaikan potensi kecerdasan dan kebijaksanaan kita. Lebih jauh lagi, prinsip itu dapat menolong kita untuk dapat berpikir, menimbang, meneliti dan memutuskan dengan kehalusan dan ketelitian yang tangguh, sehingga kita dapat menemukan ‘jarum emas’ di dalam timbunan rumput kering yang setinggi gunung.

“..., O, Suku Kalama, memang benar kamu menjadi ragu, ...”
“O, Suku Kalama, janganlah kamu menerima atau mempercayai sesuatu ...”
“Tetapi, bila kamu mengetahui secara mandiri bahwa hal ini tidak baik, hal ini dicela para bijaksana, hal ini bila dilakukan akan membawa kepada keruntuhan dan penderitaan, maka tentunya kamu layak untuk tidak menerimanya...”


Kebebasan terjajah tak akan terjadi jika kita berprinsip seperti di atas.
=================

Semoga bermanfaat..

_/\_ :lotus:

     


10
Kesehatan / KETERKAITAN KETEGANGAN DAN PENYAKIT*)
« on: 10 December 2009, 04:03:25 PM »
KETERKAITAN KETEGANGAN DAN PENYAKIT*)

Lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, pernah didiskripsikan
suatu keterkaitan antara sikap batin dengan jasmani seseorang. Uraian
tersebut di antaranya berisikan analisa dan sintesa atas proses batin
dan jasmani mahluk hidup, yang sampai saat ini dikenal oleh dunia
Barat sebagai aspek psikologi religius yang telah membuka mata para
psikolog, dokter dan ilmuwan di dunia. Menurut uraian itu, jasmani
(materi tubuh) suatu mahluk berproses dikondisikan oleh 4 hal, yaitu:
1. dikondisikan oleh perbuatan
2. dikondisikan oleh pikiran
3. dikondisikan oleh makanan
4. dikondisikan oleh lingkungan (temperatur, kelembaban, udara, dsb.)

Setiap perbuatan yang dilakukan pasti memproduksi materi tertentu pada
pelaku perbuatan tersebut. Pikiranpun demikian. Misalkan saja
seseorang tergiur melihat mangga muda, walaupun seolah 'ia tak
menyadarinya', getah lambung terproduksi. Getah lambung ini bereaksi
dengan zat-zat di sekitarnya dan bereaksi pula dengan makanan yang
telah dimakan, dengan suhu tubuh, kelembaban, udara, dan materi yang
diproduksi oleh perbuatan. Keempat kondisi di atas menghasilkan materi
tubuh dan berkombinasi sedemikian rupa sehingga jasmani seseorang
berbeda-beda bentuk dan kesehatannya.

Dalam hubungannya dengan aspek psikologi fenomena di atas, marilah
kita batasi pembicaraan kita dengan melihat secara sepintas hubungan
antara ketegangan dengan penyakit.

Setelah berkunjung ke dokter, seorang yang mengeluh sesak di dada
dapat menjadi tegang sekali. Ia disuruh ke laboratorium untuk periksa
darah lengkap. Kemudian ia disuruh datang ke rumah sakit untuk membuat
foto sinar tembus dada. selanjutnya ia harus datang ke bagian penyakit
dalam untuk memperoleh suntikan di bawah kulit. Dan akhirnya ia
menjalani perekaman aktivitas jantungnya.

Ia tegang karena khawatir menderita penyakit yang berbahaya. "Jantung
atau parukah yang dipersoalkan dokter?" demikianlah pertanyaan dan
jawabah dugaan yang dilontarkan di dalam pikiran yang tegang itu.
"Sangat mungkin paru yang kurang beres karena pertanyaan-pertanyaan
dokternya banyak kali mengenai ludah, napas, dan batuk. Apakah TBC
atau kanker paru? Mungkin juga kanker karena saya banyak merokok.
Tapi, saya tidak batuk dan menjadi kurus pun tidak. Wah, kalau begitu
jantung yang kurang baik pun bisa mendasari sesak di dada. Tapi
bagaimana jantung bisa rusak? Saya masih dapat berlari seperti anak
muda. Naik tangga pun tidak membuat saya letih."

Ketegangan mereda dan akhirnya lenyap setelah dokter menyatakan bahwa
jantung dan parunya baik sekali dan ia tidak usah mengkhawatirkan
sesak di dada itu. "Nanti juga baik sendiri," ucap dokter, sambil
menyodorkan sehelai resep untuk pengambilan obat di apotik.

Sambil berjalan menuju ke apotik, timbullah pertanyaan yang
membingungkan dia. "Kalau nanti bisa baik sendiri, mengapa dokter
memberikan obat padaku?" ia mengadakan monolog lagi. Dengan berkata
dalam diri sendiri ia menjadi tenang juga,"mungkin obat itu diberi
untuk mempercepat kesembuhan. Tetapi apa salahnya kalau bertanya
kepada apoteker, obat yang dibeli itu untuk penyakit apa?" Ternyata
bahwa obat itu adalah obat penyakit saraf. Mulailah ia berpikir lagi
dengan kelanjutan menegangkan diri sendiri.

Itulah contoh mengenai ketegangan yang bisa timbul akibat kunjungan ke
dokter. Seorang yang tidak mempunyai watak mudah tegang tidak berpikir
panjang seperti orang yang dicontohkan. Kepribadian itu diliputi
ketakutan yang tidak beralasan, yang dinamakan 'ansietas' (cat.:
ansietas ini adalah istilah dalam psikologi umum). 'Takut gagal'
meliputi pikiran pelajar yang sedang mempersiapkan diri untuk suatu
ujian. "Takut lupa" mendorong seseorang mencatat hal sepele dalam buku
catatan kecilnya. "Takut terlambat" membuat seseorang pergi ke
lapangan terbang beberapa jam sebelum waktu yang ditentukan.

Ansietas adalah perasaan takut yang tumbuh dalam batin seseorang akan
hal-hal yang belum terjadi. Ansietas ini tertanam dan tumbuh dalam
batin seseorang oleh lingkungan semasa perkembangan hidup menjelang
tahap kedewasaannya. Orang tua dengan ansietas, mendidik dan
membesarkan anaknya dalam suasana ansietas. Jaman yang penuh dengan
ketegangan dan bahaya membekas dalam batin manusia dan mudah
mengkondisikan berkembangnya ansietas.

Reaksi jasmani yang timbul pada saat ansietas itu muncul merupakan
fenomena perangai/tingkah laku emosional. contohnya, seseorang yang
tegang karena nyaris melakukan perbuatan yang tidak diingini. Seorang
ibu menahan dirinya sewaktu anaknya membantah pendapatnya. Darah
terasa naik ke kepala dan kepalanya terasa menjadi besar. jantungnya
berdentum. Otot di sekitar mulut bergerak-gerak tanpa dikehendaki.
Kata-kata yang hendak dikeluarkan 'terhalang di dalam tenggoroknya'
sehingga akhirnya ia tidak berdaya untuk melakukan apa-apa selain
merenungkan fungsinya sebagai ibu yang tidak dapat dihargai anaknya.
"Untung" ia dapat menahan diri. Jika tidak, hampir saja ia melemparkan
tempat abu rokok ke arah anaknya.

Ketegangan yang dialami ibu di atas dapat menimbulkan reaksi jasmani
yang menyebabkan lemas sehingga si ibu jatuh lunglai di lantai dan
'tak sadar'/pingsan.

Contoh yang menjelaskan dapat diberikan oleh seseorang yang sangat
tegang karena ngeri tertimpa musibah. Dalam hal ini, seorang
pengendara mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi secara mendadak
menghentikan mobilnya karena ada orang yang memotong jalan. Dengan
reaksi yang cepat ia menginjak rem dan nyaris menabrak orang.

Saat-saat yang menegangkan itu, walaupun berlangsung sejenak,
menimbulkan reaksi jasmani yang hebat. Ia kehilangan tenaga. Seluruh
tubuhnya lemas, hampir tak dapat memegang stir mobil. seluruh badan
gemetar. Jantung berdenyut cepat dan keringat dingin membasahi kulit
wajah dan lehernya. Bicara pun hampir tak kuat lagi. Setelah beberapa
menit barulah ia menarik napas dalam dan legalah dadanya.

Tiap orang dapat mengalami hal di atas. Tapi bagi yang mudah
terpengaruh oleh ketengangan yang kecil, maka mudah terkena lemas,
jantung berdebar, 'sakit kepala', 'sakit pinggang', 'berkeringat
banyak', 'susah buang air besar', 'buang-buang air besar', dan orang
ini adalah orang yang memiliki saraf lemah.

Dalam uraian psikologi pada bagian awal tulisan ini, dinyatakan bahwa
'pemimpin' yang mengkondisikan seseorang dilahirkan dengan saraf yang
kuat adalah 'perbuatan'. Selanjutnya pikiran yang tergolong 'ansietas'
akan menghasilkan materi tertentu yang mengkondisikan lemahnya saraf
tersebut, di samping kombinasinya dengan faktor panas/dingin/lembab
dan makanan yang dikonsumsi orang tersebut. Dengan demikian, orang
yang lahir dengan saraf yang kuat, apabila batinnya secara terus-
menerus diliputi ansietas, maka pada taraf tertentu sarafnya akan
menjadi lemah. Hal ini sering menimpa orang-orang yang kehidupannya
diperbudak oleh materi dan waktu, yang batinnya sangat kecil sekali
mengkonsumsi hal-hal yang bersifat menenangkan. Oleh karena itu,
tidaklah heran bahwa di dunia saat ini banyak penyakit-penyakit fisik
yang tiba-tiba menimpa sebagian besar orang yang disinyalir sehat
fisiknya. Tidak lain dan tidak bukan, karena sebagian besar orang-
orang itu memiliki sebab-sebab sebelumnya, yaitu 'penyakit pikiran'
yang tergolong 'ansietas.' Penyakit pikiran inipun memiliki sebab,
yaitu hasrat yang melekat kuat terhadap objek-objek yang ingin
dinikmatinya atau hasrat yang menolak kuat terhadap objek-objek yang
tidak disukainya, akibat kebodohannya akan hakekat sesungguhnya objek-
objek dan dirinya itu. Secara keseluruhan, kombinasi proses batin yang
kompleks akan menghasilkan struktur tubuh yang kompleks pula, sehingga
sangat logis bahwa semua manusia tidak ada yang berwajah sama,
sekalipun kembar, hanya mirip saja, bahkan lebih banyak perbedaannya,
demikian pula prilaku batinnya.

Catatan: Aspek Stress yang berupa kegembiraan, keharuan dan sebagainya
dan kaitannya dengan jasmani akan dibahas pada kesempatan berikutnya.

Bahan bacaan:

Dhammananda, K. 1967. Why Worry. The Buddhist Missionary Society,
Malaysia, 116p.
Sidharta, P. 1991. Seri Kedokteran: Ketegangan dan Akibatnya, Gaya
Favorit Press, Jakarta, 103 hal.

_/\_ :lotus:

11
Theravada / ABHIDHAMMATTHASANGAHA
« on: 09 December 2009, 09:39:14 PM »
ABHIDHAMMATTHASANGAHA

1.   ABHI artinya halus, tinggi, luas
2.   DHAMMA artinya pelajaran dari Sang Buddha
3.   ATTHA artinya inti sari
4.   SAN artinya singkatan
5.   GAHA artinya gabungan

Jadi, Abhidhammatthasangaha berarti “Singkatan dari gabungan inti-sari Abhidhamma Pitaka”, yaitu pelajaran mengenai :
~ CITTA (Kesadaran/Pikiran) ada 89 atau 121 macam
~ CETASIKA (Bentuk-bentuk Pikiran/Batin) ada 52 macam
~ RUPA (Materi/fisik) ada 28 macam
~ NIBBANA

Bagi mereka yang ingin mempelajari Abhidhamma Pitaka, untuk mendapatkan pengertian yang baik, harus mempelajari dan memahami Abhidhammatthasangaha terlebih dahulu. Buku Abhidhammatthasangaha adalah buku yang ditulis oleh Ven.Anuruddha-cariya Maha Thera, kira-kira pada tahun 357 (B.E.900). Untuk dapat memahami pengertian yang terjalin di dalam Abhidhamma, seseorang harus dengan kritis membaca (dan membaca lagi) Abhidhammatthasangaha dengan sabar dan cermat, disertai dengan perenungan pada ajaran “dalam” yang terkandung didalamnya. Seseorang yang memahami Abhidhamma dengan baik akan dapat mengerti dnegan sepenuhnya SABDA SANG BUDDHA, dengan demikian, ia akan menyadari Tujuan Akhir atau Nibbana.

Sumber : Buku Abhidhammatthasangaha~Pandit J. Kaharuddin

Bagi yang berminat dengan Buku Abhidhammatthasangaha bisa pesan melalui Sis Maya di No. HP. 08881815894 (Vihara Padumuttara~Tangerang)

_/\_ :lotus:

12
For our insight in our daily life…



Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik.
Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain
sedang dikerumuni banyak orang.
Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.

Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?”

Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah
diperdebatkan lagi.”

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa
minta pendapatmu?
Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusus.
Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.”

Yan Hui: “Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?”

Pembeli kain: “Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong
untukmu.
Kalau kamu yang salah, bagaimana?”

Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah
Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil
tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah.
Berikan jabatanmu kepada dia.”

Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia
berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.

Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat.

Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar
darinya.
Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga.
Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali
setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat : “Bila hujan
lebat, janganlah berteduh di bawah pohon.
Dan jangan membunuh.”

Yan Hui menjawab, “Baiklah,” lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya
sudah mau turun hujan lebat.
Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat
Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi.
Dia meninggalkan pohon itu.
Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur.
Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti.
Apakah saya akan membunuh orang?
Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu
tidur istrinya.
Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya.
Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri
ranjang dan seorang lagi di sisi kanan.
Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius,
jangan membunuh.
Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah
adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata:
“Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?”

Confucius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun
hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah
pohon.
Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru
mengingatkanmu agar jangan membunuh”.

Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.”

Jawab Confucius : “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga.

Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
Cobalah kamu pikir.
Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan
jabatanmu.
Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah
dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.
Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih
penting?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih
utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.”

Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

==================
_/\_ :lotus:

13
Keluarga & Teman / Renungan Buat Orang Tua dan Calon Orang Tua
« on: 17 November 2009, 10:52:02 AM »
Saya buka kembali buku hidup saya, sebagai bahan perenungan bagi para ORANG TUA....
 
Tahun yang lalu saya harus mondar-mandir ke SD Budi Mulia Bogor.
Anak sulung kami yang bernama Dika, duduk di kelas 4 di SD itu. Waktu itu Saya memang harus berurusan dengan wali kelas dan kepala sekolah.
Pasalnya menurut observasi wali kelas dan kepala sekolah, Dika yang Duduk di kelas unggulan, tempat penggemblengan anak-anak berprestasi itu, waktu itu justru tercatat sebagai anak yang bermasalah.
 
Saat saya tanyakan apa masalah Dika, guru dan kepala sekolah justru menanyakan apa yang terjadi di rumah sehingga anak tersebut selalu murung dan menghabiskan sebagian besar waktu belajar di kelas hanya untuk melamun.
 
Prestasinya kian lama kian merosot. Dengan lemah lembut saya tanyakan kepada Dika "Apa yang kamu inginkan ?" Dika hanya menggeleng.
 
"Kamu ingin ibu bersikap seperti apa ?" tanya saya
 
"Biasa-biasa saja" jawab Dika singkat.
 
Beberapa kali saya berdiskusi dengan wali kelas dan kepala sekolah untuk mencari pemecahannya, namun sudah sekian lama tak ada kemajuan. Akhirnya kamipun sepakat untuk meminta bantuan seorang psikolog.
 
Suatu pagi, atas seijin kepala sekolah, Dika meninggalkan sekolah untuk menjalani test IQ. Tanpa persiapan apapun, Dika menyelesaikan soal demi soal dalam hitungan menit.
 
Beberapa saat kemudian, Psikolog yang tampil bersahaja namun penuh keramahan itu segera memberitahukan hasil testnya. Angka kecerdasan rata-rata anak saya mencapai 147 (Sangat Cerdas) dimana skor untuk aspek-aspek kemapuan pemahaman ruang, abstraksi, bahasa, ilmu pasti, penalaran, ketelitian dan kecepatan berkisar pada angka 140 - 160.. Ada satu kejanggalan, yaitu skor untuk kemampuan verbalnya tidak lebih dari 115 (Rata-Rata Cerdas).
 
Perbedaan yang mencolok pada 2 tingkat kecerdasan yang berbeda itulah Yang menurut Psikolog, perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut. Oleh sebab Itu Psikolog itu dengan santun menyarankan saya untuk mengantar Dika kembali Ke tempat itu seminggu lagi. Menurutnya Dika perlu menjalani test kepribadian.
 
Suatu sore, saya menyempatkan diri mengantar Dika kembali mengikuti serangkaian test kepribadian.
Melalui interview dan test tertulis yang dilakukan, setidaknya Psikolog Itu telah menarik benang merah yang menurutnya menjadi salah satu atau beberapa factor penghambat kemampuan verbal Dika. Setidaknya saya bisa membaca jeritan hati kecil Dika.. Jawaban yang jujur dari hati Dika yang paling dalam itu membuat saya berkaca diri, melihat wajah seorang ibu yang masih jauh dari ideal.
 
Ketika Psikolog itu menuliskan pertanyaan "Aku ingin ibuku :...."
Dikapun menjawab : "membiarkan aku bermain sesuka hatiku, sebentar saja" Dengan beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa selama ini saya kurang memberi kesempatan kepada Dika untuk bermain bebas.
Waktu itu saya berpikir bahwa banyak ragam permainan-permainan edukatif sehingga saya merasa perlu menjawalkan kapan waktunya menggambar, kapan waktunya bermain puzzle, kapan waktunya bermain basket, kapan waktunya membaca buku cerita, kapan waktunya main game di computer dan sebagainya.
 
Waktu itu saya berpikir bahwa demi kebaikan dan demi masa depannya, Dika perlu menikmati permainan-permainan secara merata di sela-sela waktu luangnya yang memang tinggal sedikit karena sebagian besar telah dihabiskan untuk sekolah dan mengikuti berbagai kursus di luar sekolah. Saya selalu pusing memikirkan jadwal kegiatan Dika yang begitu rumit.
Tetapi ternyata permintaan Dika hanya sederhana :
diberi kebebasan bermain sesuka hatinya, menikmati masa kanak-kanaknya.
 
Ketika Psikolog menyodorkan kertas bertuliskan "Aku ingin Ayahku ..."
Dikapun menjawab dengan kalimat yang berantakan namun kira-kira artinya "Aku ingin ayahku melakukan apa saja seperti dia menuntutku melakukan sesuatu" Melalui beberapa pertanyaan pendalaman, terungkap bahwa Dika tidak mau diajari atau disuruh, apalagi diperintah untuk melakukan ini dan itu. Ia hanya ingin melihat ayahnya melakukan apa saja setiap hari, seperti apa yang diperintahkan kepada Dika. Dika ingin ayahnya bangun pagi-pagi kemudian membereskan tempat tidurnya sendiri, makan dan minum tanpa harus dilayani orang lain, menonton TV secukupnya, merapikan sendiri koran yang habis dibacanya dan tidur tepat waktu. Sederhana memang, tetapi hal-hal seperti itu justru sulit dilakukan oleh kebanyakan orang tua.
 
Ketika Psikolog mengajukan pertanyaan "Aku ingin ibuku tidak ..." Maka Dika menjawab "Menganggapku seperti dirinya" Dalam banyak hal saya merasa bahwa pengalaman hidup saya yang suka bekerja keras,disiplin, hemat, gigih untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan itu merupakan sikap yang paling baik dan bijaksana.
Hampir-hampir saya ingin menjadikan Dika persis seperti diri saya.
Saya dan banyak orang tua lainnya seringkali ingin menjadikan anak sebagai foto copy diri kita atau bahkan beranggapan bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk sachet kecil.
 
Ketika Psikolog memberikan pertanyaan "Aku ingin ayahku tidak : .."
Dikapun menjawab "Tidak mempersalahkan aku di depan orang lain.
Tidak mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan kecil yang aku buat adalah dosa" Tanpa disadari, orang tua sering menuntut anak untuk selalu bersikap dan bertindak benar, hingga hampir-hampir tak memberi tempat kepadanya untuk berbuat kesalahan. Bila orang tua menganggap bahwa setiap kesalahan adalah dosa yang harus diganjar dengan hukuman, maka anakpun akan memilih untuk berbohong dan tidak mau mengakui kesalahan yang telah dibuatnya dengan jujur. Kesulitan baru akan muncul karena orang tua tidak tahu kesalahan apa yang telah dibuat anak, sehingga tidak tahu tindakan apa yang harus kami lakukan untuk mencegah atau menghentikannya.
 
Saya menjadi sadar bahwa ada kalanya anak-anak perlu diberi kesempatan Untuk berbuat salah, kemudian iapun bisa belajar dari kesalahannya.
Konsekuensi dari sikap dan tindakannya yang salah adakalanya bisa menjadi pelajaran berharga supaya di waktu-waktu mendatang tidak membuat kesalahan yang serupa.
 
Ketika Psikolog itu menuliskan "Aku ingin ibuku berbicara tentang ....." Dikapun menjawab "Berbicara tentang hal-hal yang penting saja". Saya cukup kaget karena waktu itu saya justru menggunakan kesempatan yang sangat sempit, sekembalinya dari kantor untuk membahas hal-hal yang menurut saya penting, seperti menanyakan pelajaran dan PR yang diberikan gurunya.
Namun ternyata hal-hal yang menurut saya penting, bukanlah sesuatu yang penting untuk anak saya.
 
Dengan jawabab Dika yang polos dan jujur itu saya dingatkan bahwa kecerdasan tidak lebih penting dari pada hikmat dan pengenalan akan Tuhan. Pengajaran tentang kasih tidak kalah pentingnya dengan ilmu pengetahuan.
 
Atas pertanyaan "Aku ingin ayahku berbicara tentang .....",
Dikapun menuliskan "Aku ingin ayahku berbicara tentang kesalahan-kesalahan nya. Aku ingin ayahku tidak selalu merasa benar, paling hebat dan tidak pernah berbuat salah. Aku ingin ayahku mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepadaku". Memang dalam banyak hal, orang tua berbuat benar tetapi sebagai manusia, orang tua tak luput dari kesalahan. Keinginan Dika sebenarnya sederhana, yaitu ingin orang tuanya sportif, mau mengakui kesalahnya dan kalau perlu meminta maaf atas kesalahannya, seperti apa yang diajarkan orang tua kepadanya.
 
Ketika Psikolog menyodorkan tulisan "Aku ingin ibuku setiap hari........ " Dika berpikir sejenak, kemudian mencoretkan penanya dengan lancar " Aku ingin ibuku mencium dan memelukku erat-erat seperti ia mencium dan memeluk adikku" Memang adakalanya saya berpikir bahwa Dika yang hampir setinggi saya sudah tidak pantas lagi dipeluk-peluk, apalagi dicium-cium. Ternyata saya salah, pelukan hangat dan ciuman sayang seorang ibu tetap dibutuhkan supaya hari-harinya terasa lebih indah. Waktu itu saya tidak menyadari bahwa perlakukan orang tua yang tidak sama kepada anak-anaknya seringkali oleh anak-anak diterjemahkan sebagai tindakan yang tidak adil atau pilih kasih.
 
Secarik kertas yang berisi pertanyaan "Aku ingin ayahku setiap hari....."
Dika menuliskan sebuah kata tepat di atas titik-titik dengan satu kata
"tersenyum" Sederhana memang, tetapi seringkali seorang ayah merasa perlu menahan senyumannya demi mempertahankan wibawanya. Padahal kenyataannya senyuman tulus seorang ayah sedikitpun tidak akan melunturkan wibawanya, tetapi justru bisa menambah simpati dan energi bagi anak-anak dalam melakukan segala sesuatu seperti yang ia lihat dari ayahnya setiap hari.
 
Ketika Psikolog memberikan kertas yang bertuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku. ..." Dikapun menuliskan "Aku ingin ibuku memanggilku dengan nama yang bagus" Saya tersentak sekali ! Memang sebelum ia lahir kami telah memilih nama yang paling bagus dan penuh arti, yaitu Judika Ekaristi Kurniawan. Namun sayang, tanpa sadar, saya selalu
memanggilnya dengan sebutan Nang atau Le. Nang dalam Bahasa Jawa diambil dari kata "Lanang" yang berarti laki-laki. Sedangkan Le dari kata "Tole", kependekan dari kata "k****le" yang berarti alat kelamin laki-laki. Waktu itu saya merasa bahwa panggilan tersebut wajar-wajar saja, karena hal itu merupakan sesuatu yang lumrah di kalangan masyarakat Jawa.
 
Ketika Psikolog menyodorkan tulisan yang berbunyi "Aku ingin ayahku memanggilku .."
Dika hanya menuliskan 2 kata saja, yaitu "Nama Asli".
Selama ini suami saya memang memanggil Dika dengan sebutan "Paijo" karena sehari-hari Dika berbicara dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda dengan logat Jawa medok. "Persis Paijo, tukang sayur keliling" kata suami saya.
 
Atas jawaban-jawaban Dika yang polos dan jujur itu, saya menjadi malu karena selama ini saya bekerja disebuah lembaga yang membela dan memperjuangkan hak-hak anak. Kepada banyak orang saya kampanyekan pentingnya penghormatan hak-hak anak sesuai dengan Konvensi Hak-Hak Anak Sedunia. Kepada khalayak ramai saya bagikan poster bertuliskan "To Respect Child Rights is an Obligation, not a Choise" sebuah seruan yang mengingatkan bahwa "Menghormati Hak Anak adalah Kewajiban, bukan Pilihan". Tanpa saya sadari, saya telah melanggar hak anak saya karena telah
memanggilnya dengan panggilan yang tidak hormat dan bermartabat.
 
Dalam diamnya anak, dalam senyum anak yang polos dan dalam tingkah polah anak yang membuat orang tua kadang-kadang bangga dan juga kadang-kadang jengkel, ternyata ada banyak Pesan Yang Tak Terucapkan.
 
Seandainya semua ayah mengasihi anak-anaknya, maka tidak ada satupun anak yang kecewa atau marah kepada ayahnya. Anak-anak memang harus diajarkan untuk menghormati ayah dan ibunya, tetapi para ayah (orang tua) tidak boleh membangkitkan amarah di dalam hati anak-anaknya. Para ayah harus mendidik anaknya di dalam ajaran dan nasehat Tuhan.
 
Saya ingin mengingatkan kembali kepada para orang tua supaya selalu
berpikir,bersikap dan melakukan hal-hal yang dikehendaki Tuhan.
 
Sumber: Ditulis oleh Lesminingtyas

_/\_ :lotus:

14
Kesehatan / Wine Bisa Mencegah Diabetes
« on: 30 October 2009, 10:54:40 PM »
Wine Bisa Mencegah Diabetes

By Petti Lubis, Mutia Nugraheni - Sabtu, Oktober 24



VIVAnews - Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim dari University of Texas, Amerika Serikat, menunjukkan senyawa dalam red wine atau anggur merah bisa mencegah terjadinya diabetes melitus tipe 2, atau diabetes yang bukan disebabkan karena keturunan.

Penelitian tersebut dilakukan pada tikus dengan menyuntikkan anggur merah pada otaknya. Hasilnya adalah kadar gula dalam darah menurun secara signifikan. Tetapi efek tersebut hanya terjadi saat anggur merah langsung disuntikan ke otak bukan dengan cara diminum.

"Senyawa pada anggur merah yaitu resveratrol ternyata bekerja sangat efektif saat disuntikan pada otak," kata Roberto Coppari, asisten profesor di University of Texas Southwestern Medical Center, seperti vivanews kutip Health.com.

Coppari menambahkan jika senyawa tersebut dikembangkan lebih lanjut maka bisa menjadi obat yang bisa langsung bekerja pada otak.Para peneliti sangat tertarik pada senyawa resveratrol, yang ditemukan di anggur merah, buah delima dan beberpa makanan lain yang bisa memperpanjang umur tikus percobaan dalam penelitian, meskipun tikus tersebut diberi makanan tinggi lemak.

Penelitian Coppari ini, terfokus untuk melihat efek dari resveratrol pada diabetes. Setelah lima minggu diberikan suntikan resveratrol, level insulin pada tikus menjadi normal. Para peneliti memperkirakan hal itu terjadi karena aktivasi sel otak yang sirtuin.

Coppari juga mengungkapkan mengapa meminum anggur merah tidak berpengaruh pada level insulin. Hal itu karena kadar resveratrol pada anggur merah sangat sedikit dan terdapat penghalang saat mengalir dari darah ke otak. Jadi resveratrol harus langsung disuntikkan ke otak.

_/\_ :lotus:

15
Kafe Jongkok / 5 Kesalahan Bahasa Tubuh Wanita
« on: 30 October 2009, 10:48:06 PM »
5 Kesalahan Bahasa Tubuh Wanita



VIVAnews - Bahasa tubuh memegang peranan penting dalam membentuk citra kita. Seringkali karena bahasa tubuh yang kurang pas, seseorang jadi tidak menyukai Anda, atau dapat kehilangan kesempatan terkait pekerjaan. Ketahui bahasa tubuh yang dilakukan wanita dan sering dianggap sebuah kesalahan.

- Menutup diri

Wanita cenderung duduk dengan mata melihat kebawah, dan meletakkan tangannya di atas dengkul. Bahasa tubuh ini bisa menonjolkan ketidakmampuan seseorang karena merasa tidak sebanding dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. "Dengan posisi duduk demikian, wanita bisa dianggap tidak mampu dan tidak percaya diri," kata Carol Kinsey Goman, penulis buku "The Nonverbal Advantage", seperti VIVAnews kutip dari Forbes.

- Selalu menyilangkan tangan

Banyak wanita yang menyilangkan tangan saat presentasi atau sedang berhadapan dengan atasan. "Menyilangkan tangan bukan menunjukan kepercayaan diri tetapi sebaliknya yaitu kepercayaan diri yang rendah dan rasa khawatir," kata Goman.

- Menyentuh rambut, wajah dan perhiasan

Memilin rambut, menyentuh wajah atau memainkan perhiasan saat berbicara banyak dilakukan oleh para wanita. Gaya berbicara demikian bisa dikatakan kebiasaan buruk para wanita karena menunjukkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menggoda. "Mungkin saja lawan berbicara menanggapi dengan baik tetatpi tidak akan menaruh rasa hormat," jelas Goman.

- Sering menganggukan kepala

Anggukan kepala bisa menjadi penanda setuju atau Anda sedang mendengarkan pembicaraan dengan seksama. Hal tersebut wajar dilakukan selama Anda tidak melakukannya terlampau sering. Jika melakukannya terlalu sering malah bisa menunjukkan Anda tidak setuju atau tidak mengerti hal yang sedang dibicarakan. Tanggapilah penjelasa atau pembicaraan bukan hanya dengan anggukan kepala.

- Terlalu sering tersenyum

Senyuman memang bisa membuat suasana lebih hangat dan nyaman. Tetapi jika dilakukan secara berlebihan senyuman malah akan terkesan palsu dan dibuat-buat. "Hal terpenting dari bahasa tubuh adalah bersikap tidak berlebihan. Sesuaikan apa yang Anda katakan dengan gerak tubuh yang dilakukan," jelas Goman.

_/\_ :lotus:

Pages: [1] 2 3 4 5 6 7 8 ... 15
anything