//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah  (Read 55195 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #45 on: 19 March 2010, 10:29:33 PM »
Quote
begini....
moralitas mendukung jhana. tanpa moralitas jhana sangat sulit untuk dicapai, karena konsentrasi tidak memiliki landasannya. tetapi moralitas bukan satu-satunya landasan bagi konsentrasi. dan sang budha tidak pernah mengatakan bahwa moralitas merupakan satu-satunya landasan dari jhana. orang-orang jhanat dengan berlandasakan kepada viriya dapat mengembangkan kekuatan konsentrasi hingga mencapai jhana-jhana.

pada saat jhana tercapai, tentu saja di situ tidak ada kekotoran di dalam batin. bukan dalam arti benar-benar tidak ada, tetapi kekotran hanya mengendap karena tertekan oleh kkeuatan konsntrasi. tetapi, jhana itu bukanlah ssuatu yang kekal, dan batin sseorang tidak dapat terus menerus berada di dalamnya. ketika dia keluar dari jhana, kekotoran yang tadi mengendap di dalam batinnya dapat muncul lagi kepermukaan. dengan demikian, dia menempuh jalan yang menurun, bukan naik ke tingkat jhana selanjutnya. pada saat penurunan inilah kejahatan dapat muncul disertai dengan pengaruh dari kekuata-kekuatan jhana yang masih berbekas di dalam dirinya.

seandianya, dulu, ia menjalankan praktik moralitas dan menjadikan moralitas tersebut landasan bagi jhana yang dicapainya, maka karena kehendak bebas yang dimilikinya, stelah pencapaian jhana sseorang dapat berbalik arah dengan meninggalkan moralitas dan berbuat jahat, serta menggunakan kkuatan jhana-jhana untuk mendukung kejahatannya.

Masuk akal saya setuju...saya mau nanya setelah anda mencapai Jhana,darima anda tahu itu jhana 1 sampai jhana ke 4?apakah jhana yang anda peroleh hanya "ketika" anda duduk?atau?

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #46 on: 19 March 2010, 10:31:17 PM »
Quote from: Riky
dalam tulisan buku Ajahn Sumedho dia mengatakan bahwa itu mungkin2 saja..Karena ketika Buddha mencapai KebuddhaanNya,dia mengatakan kepada petapa yang pertama kali bertemu denganNya,bahwa dia adalah "Yang SADAR"..

dan saya rasa anda bukan arahatta,sotapanna saja mungkin bukan..

ya. sperti saya bilang, saya tidak mengetahuinya. jadi, penilaiannya saya serahkan kepada anda, seandainya anda merasa dapat menilai saya.

tetapi saya mengetahui bahwa saya telah mencapai jhana ke empat, itu pasti.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #47 on: 19 March 2010, 10:32:19 PM »
Quote from: Riky
jujur saya paling males deh buat diskusi...saya mengerti maksud lawan diskusi,si lawan diskusi tidak mengerti maksud saya..[oh tuhan kenapa ya takdir saya selalu begitu???]

kalau tak salah, di blog upasaka saya pernah membaca tentang "kesaktian tertinggi". saya agak lupa-lupa lagi judulnya. beliau menjelaskan bahwa kesaktian yang tinggi adalah "kemampuan membuat orang lain mengerti". jadi, semakin termapil seseorang membuat orang lain mengerti kebenaran, maka anggaplah ia semakin sakti. mungkin, kesaktian anda belum cukup untuk membuat saya mengerti. tapi kalau anda sangat suka menyebut bahwa diri saya terlalu bodoh untuk bisa memahami kata-kata anda, ya silahkan lakujkan apa saja yang anda suka. saya tidak keberatan.

bukan,nah itu multitafsir....yang saya mau katakan adalah dari awal sampai akhir anda mengatakan kata saya "tepat" itu membuktikan bahwa memang saya pada dasarnya mengerti apa yang hendak anda sampaikan,dan kebalikkannya adalah anda tidak mengerti apa yang hendak saya sampaikan,itu faktanya...ketika saya menjelaskan,baru anda bilang "tepat itu yang saya maksudkan".. :)

anda tidak tahu ya berdiskusi semacam ini sangat menguras tenaga,dan saya tidak hendak "mencerahkan" siapapun..saya sendiri aja belum tercerahkan,tetapi dengan diskusi ini mungkin ada manfaat bagi saya,anda atau pembaca disini..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #48 on: 19 March 2010, 10:35:02 PM »
Quote from: Riky
Masuk akal saya setuju...saya mau nanya setelah anda mencapai Jhana,darima anda tahu itu jhana 1 sampai jhana ke 4?apakah jhana yang anda peroleh hanya "ketika" anda duduk?atau?

saya hanya dapat mengetahui bahwa saya mencapai jhana ke satu ke dua ketiga dan keempat setelah saya keluar dari jhana, bahkan jauh hari ssudahnya, yaitu ketika saya berdiskusi di sini, membaca artikel-artikel tentang jhana, ciri-ciri pencapaian jhana, barlah kemudian saya mengingat kembali pengalaman jhana-jhana yang tlah lewat itu, mengangalisisnya, mencocokannya dan kemudian menyimpulkannya.

adalah mustahil saya mengetahui mencapai jhana ketika tercapainya jhana tersebut, karna ketika jhana tercapai tidak ada pemikiran yang menanlisis dan tidak ada yang menyebut "lha, aku tlah masuk jhana pertama" sebab, selama pikiran masih aktif seperti itu, berarti jhana belum tercapai.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #49 on: 19 March 2010, 10:37:48 PM »
Quote from: Riky
Masuk akal saya setuju...saya mau nanya setelah anda mencapai Jhana,darima anda tahu itu jhana 1 sampai jhana ke 4?apakah jhana yang anda peroleh hanya "ketika" anda duduk?atau?

saya hanya dapat mengetahui bahwa saya mencapai jhana ke satu ke dua ketiga dan keempat setelah saya keluar dari jhana, bahkan jauh hari ssudahnya, yaitu ketika saya berdiskusi di sini, membaca artikel-artikel tentang jhana, ciri-ciri pencapaian jhana, barlah kemudian saya mengingat kembali pengalaman jhana-jhana yang tlah lewat itu, mengangalisisnya, mencocokannya dan kemudian menyimpulkannya.

adalah mustahil saya mengetahui mencapai jhana ketika tercapainya jhana tersebut, karna ketika jhana tercapai tidak ada pemikiran yang menanlisis dan tidak ada yang menyebut "lha, aku tlah masuk jhana pertama" sebab, selama pikiran masih aktif seperti itu, berarti jhana belum tercapai.

nah,bagus bagus bagus...dan saya mau nanya,"Yakinkah anda tidak salah menafsirkan pencapaian anda?"

anda orang mana ya kalau boleh tahu?

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #50 on: 19 March 2010, 10:38:27 PM »
Quote
Rasanya, saya punya masalah dengan “ketenangan”. Maksudnya, bukannya saya selalu gelisah dan tidak tenang, tapi justru sering merasakan efek negatif dari ketenangan. Sudah sering saya mengemukakan permasalahan tersebut, tapi dari tanggapan teman-teman, baik di forum muslim maupun budha, tampaknya dampak negatif dari ketenangan ini tidak mereka alami. Seolah-olah hanya saya sendirilah yang punya problem seperti itu. Apakah mungkin saya telah salah dalam menggunakan “keterampilan ketenangan”?

Saudara deva 19 yang baik, maaf ikut nimbrung ya? Bolehkah saya tahu seperti apakah ketenangan dalam Jhana yang dialami oleh sdr Deva 19?

Quote
Salah seorang teman diskusi di dhammacitta telah memberikan masukan kepada saya, bahwa saya terlalu melekat terhadap ketenangan yang ada di dalam jhana-jhana, sehingga menimbulkan kebencian (dosa) terhadap kehidupan. Dan dia menyarankan saya untuk terampil melatih diri keluar masuk jhana, sehingga antara samatha dan vipasanna dapat maju berkembang bersama-sama. Saran teman di dhammacitta tersebut telah banyak membantu saya, sehingga saya tidak lagi terlalu melekat terhadap jhana-jhana, dan tidak lagi membenci kehidupan. Walaupun demikian, saya masih punya masalah yang dihadapi.

Bolehkah saya tahu masalah apakah yang dihadapi oleh sdr Deva 19?

Quote
Selama ini, saya menggunakan suatu teknik meditasi untuk mencapai ketenangan. Sehingga saya menjadikan meditasi tersebut sebagai “senjata sakti” untuk mengatasi segala bentuk problem yang dihadapi. Selama ini, saya menganggap bahwa ketenangan itu dapat membuat masalah-masalah teratasi, baik masalah internal (mental), maupun masalah external (problem dalam kehidupan). Tapi mungkin anggapan saya tersebut salah atau berlebihan. Pada kenyataannya, ketenangan hanya menyelesaikan masalah internal, tetapi tidak menyelesaikan masalah external.

Saya setuju pernyataan sdr, permasalahan internal yang diselesaikan, bukan masalah external, tetapi kita juga perlu mengingat bahwa penyelesaian problem internal juga seringkali mempengaruhi persoalan eksternal, umpamanya kita dapat berpikir lebih jernih bila kita tenang.
Quote
Ketenangan membantu saya untuk tetap tenang ketika saya berupaya mengatasi permasalahan-permasalahan external.   Tetapi yang menjadi masalah, ketenangan seringkali membuat saya mengabaikan persoalan-persoalan external tersebut, sehingga mereka tetap menjadi problem yang tidak teratasi. Sebagai contoh, saya punya banyak masalah diperkuliahan, uang semester yang belum dibayar, atau skripsi yang belum selesai. Dimana pada mulanya hal-hal seperti itu cukup membuat saya gelisah. Tapi dengan menenangkan diri dalam meditasi, saya jadi gak peduli dengan semua itu. Dan saya dapat memfokuskan diri dengan bersemangat untuk mengerjakan hal-hal lain yang ingin saya kerjakan. Dengan demikian, saya dapat terus berkarya di bidang yang lain, tetapi tidak tergerak untuk menyelesaikan masalah-masalah di kampus.

Ya memang demikian adanya, walaupun kita dapat tenang dan tidak peduli terhadap masalah yang muncul diluar, bukan berarti kita lepas tangan menghadapi persoalan yang diluar, sebenarnya keuntungan utama mendapatkan ketenangan internal adalah kita bisa tetap berbahagia menghadapi masalah (karena batin tak terpengaruh oleh masalah), tetapi bukan berarti kita menghindar atau memasa-bodohkan masalah.

Quote
Ini adalah rumusan permasalahan yang membutuhkan suatu penelitian. Meditasi ketenangan bagi saya seperti usaha melupakan segala bentuk problem yang menggelisahkan hati dengan memusatkan perhatian ke satu titik konsentrasi sampai muncul ketenangan. Dan ketenangan seperti itu dapat tetap dipertahankan dalam kehidupan selama saya dapat mengabaikan masalah-masalah tersebut. Bila saya dapat mencapi jhana-jhana, kemudian saya dapat memikirkan semua problem tersebut dengan tenang tanpa menjadi rusuh hati. Tetapi, saya tidak mengambil jalan untuk mencapai jhana-jhana, ketika konsentrasi saya mencapai upacara samadhi, saya menghentikan meditasi dan melanjutkan kehidupan. Pada tahapan ini, kegelisahan dapat muncul kembali bila saya memikirkan persoalan-persoalan tertentu yang sebelumnya menggelisahkan hati. Tetapi, upacara samadhi tersebut bagi saya cukup menjadi alat yang membantu saya melupakan problem, tenang dan bersemangat dalam mengerjakan hal-hal lainnya.

Sekali lagi sebenarnya bukan melupakan problem, tetapi manfaat meditasi yang utama adalah membuat batin kita tak berduka, sedih atau cemas ketika berhadapan dengan masalah. Dan dengan demikian kita dapat berpikir lebih tenang untuk mencari jalan keluarnya.

Quote
Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.

Bolehkah saya tahu mengapa demikian? mengapa menjadi tidak takut?

 _/\_

« Last Edit: 19 March 2010, 10:40:02 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #51 on: 19 March 2010, 10:39:33 PM »
Quote from: Riky
dalam tulisan buku Ajahn Sumedho dia mengatakan bahwa itu mungkin2 saja..Karena ketika Buddha mencapai KebuddhaanNya,dia mengatakan kepada petapa yang pertama kali bertemu denganNya,bahwa dia adalah "Yang SADAR"..

dan saya rasa anda bukan arahatta,sotapanna saja mungkin bukan..

ya. sperti saya bilang, saya tidak mengetahuinya. jadi, penilaiannya saya serahkan kepada anda, seandainya anda merasa dapat menilai saya.

tetapi saya mengetahui bahwa saya telah mencapai jhana ke empat, itu pasti.

tidak perlu sampai memiliki kemampuan koq,saya sudah dapat menilai anda bukan seorang arahatta.. :)

baca tulisan anda ini :

Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.   

da cukup membuktikan anda bukan Arahatta,karena sotapanna harus memiliki 7 ciri harta diantaranya adalah Hiri dan Ottappa :)

jadi saya tidak sekedar menilai belaka,dasarnya ada koq,,be calm down saja...saya orang yang kritis.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #52 on: 19 March 2010, 10:43:05 PM »
Quote from: Ricy
bukan,nah itu multitafsir....yang saya mau katakan adalah dari awal sampai akhir anda mengatakan kata saya "tepat" itu membuktikan bahwa memang saya pada dasarnya mengerti apa yang hendak anda sampaikan,dan kebalikkannya adalah anda tidak mengerti apa yang hendak saya sampaikan,itu faktanya...ketika saya menjelaskan,baru anda bilang "tepat itu yang saya maksudkan"..

pada mulanya saya mencoba menjelaskan segala sesuatunya dengan istilah-istilah yang biasa saya gunakan. tetapi ketika saya merasa istilah-istilah tersebut tidak dapat anda fahami, maka saya mencari tahu, sebenarnya istilah apa yang biasanya anda gunakan, atau istilah apa yang dapat anda fahami. setelah mencari tahu, lama-lama saya jadi tahu, "oh inilah istilah yang anda gunakan", dan saya memberi tahu dengan bahasa "tepat itulah yang saya maksud" untuk memberi tahu anda bahwa apa yang anda maksud tersebut dalam istilah saya adlah seperti yang tadi dijelaskan.

ketika anda menjelaskan, bahwa "yang menjadi sumber masalah adalah tanha, bukan ketenangan", misalnya. dapat saya katakan "ya itu lah yang saya maksud". walaupun kata-kata yang saya gunakan salah menurut anda, yaitu "ketenangan sebagai masalah", dan kini telah memberi tahu bahwa maksud saya adalah seperti yang anda katakan.

selain itu, banyak perbedaan faham diantara kita. tetapi saya melewatkannya, dan saya mencari apa yang bisa dianggap sefaham, lalu saya katakan "ya tepat seprti itu", untuk mengurangi rasa pertentangan yang tidak berarti.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #53 on: 19 March 2010, 10:44:14 PM »
sungguh menyenangkan bisa berdiskusi dengan anda[Deva19],tetapi waktu saya sudah selesai bentar lagi mau offline,besok lusa tidak ada waktu,senin sampai jumat sudah kuliah...sampai jumpa lagi kalau saya memiliki waktu di hari minggu ini.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #54 on: 19 March 2010, 10:45:34 PM »
Quote from: Ricy
bukan,nah itu multitafsir....yang saya mau katakan adalah dari awal sampai akhir anda mengatakan kata saya "tepat" itu membuktikan bahwa memang saya pada dasarnya mengerti apa yang hendak anda sampaikan,dan kebalikkannya adalah anda tidak mengerti apa yang hendak saya sampaikan,itu faktanya...ketika saya menjelaskan,baru anda bilang "tepat itu yang saya maksudkan"..

pada mulanya saya mencoba menjelaskan segala sesuatunya dengan istilah-istilah yang biasa saya gunakan. tetapi ketika saya merasa istilah-istilah tersebut tidak dapat anda fahami, maka saya mencari tahu, sebenarnya istilah apa yang biasanya anda gunakan, atau istilah apa yang dapat anda fahami. setelah mencari tahu, lama-lama saya jadi tahu, "oh inilah istilah yang anda gunakan", dan saya memberi tahu dengan bahasa "tepat itulah yang saya maksud" untuk memberi tahu anda bahwa apa yang anda maksud tersebut dalam istilah saya adlah seperti yang tadi dijelaskan.

ketika anda menjelaskan, bahwa "yang menjadi sumber masalah adalah tanha, bukan ketenangan", misalnya. dapat saya katakan "ya itu lah yang saya maksud". walaupun kata-kata yang saya gunakan salah menurut anda, yaitu "ketenangan sebagai masalah", dan kini telah memberi tahu bahwa maksud saya adalah seperti yang anda katakan.

selain itu, banyak perbedaan faham diantara kita. tetapi saya melewatkannya, dan saya mencari apa yang bisa dianggap sefaham, lalu saya katakan "ya tepat seprti itu", untuk mengurangi rasa pertentangan yang tidak berarti.

justru saya sangat mengharapkan banyak pertentangan diantara kita,kalau semuanya sama itu kurang ada manfaatnya,justru mau sama mau tidak sama,keluarkan semua pendapat dan pengalaman anda,itu baru berguna dan sharing namanya..jangan mau enaknya aja,tidak enaknya hajar aja.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #55 on: 19 March 2010, 10:47:30 PM »
Quote from: Riky
tidak perlu sampai memiliki kemampuan koq,saya sudah dapat menilai anda bukan seorang arahatta.. :)

baca tulisan anda ini :

Selain dari mengabaikan problem hidup, ketenangan tersebut membuat saya berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk. Contoh dari permasalahan ini telah saya posting dalam judul, “Tuhan menjaga aku”.   

da cukup membuktikan anda bukan Arahatta,karena sotapanna harus memiliki 7 ciri harta diantaranya adalah Hiri dan Ottappa :)

jadi saya tidak sekedar menilai belaka,dasarnya ada koq,,be calm down saja...saya orang yang kritis.. :)

Anumodana

terima kasih atas penilaiannya. tapi... thread ini tidak untuk membuktikanp/b] apakah saya seorang arahata ataukah bukan. diawal post, tidaklah saya berkata, "kawan-kawan, tolong identifikasi saya, apakah saya seroang arahata, sorang putujana atukah saya seorang iblis?" walaupun begitu, saya tetap berterima kasih, karena anda mau meluangkan waktu untuk menganalisis diri saya.

saya hanya mencoba menjelaskan di post pertama, bahwa saya mempunya problem dengan "ketenangan",maaf, mksud saya dengan "tanha terhadap ketenangan". sehingga yang relevant untuk didiskusikan adalah "bagaimana cara saya mengatasi tanha tersebut". betul enggak?

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #56 on: 19 March 2010, 10:51:55 PM »
Quote from: Roky
justru saya sangat mengharapkan banyak pertentangan diantara kita,kalau semuanya sama itu kurang ada manfaatnya,justru mau sama mau tidak sama,keluarkan semua pendapat dan pengalaman anda,itu baru berguna dan sharing namanya..jangan mau enaknya aja,tidak enaknya hajar aja.

ya, lalu ujung-ujungnya saya akan ditegur oleh moderator dan diban. ah, tak perlu dibahas terlalu jauh. intinya, silahkan anda gunakan metoda diskusi yang anda bisa, dan saya akan menggunakan metoda diskusi yang sya bisa, sesuai dengan pengetahuan dan kterampilan yang kita miliki masing-masing. betul enggak?

jika anda ingin mengangkat lebih banyak perbedaan dan lebih banyak menggunakan fallacy-falalcy dalam diskusi, ok silahkan. itu pilhan anda. ya kan? jika saya ingin mengangkat persamaan-persamaan, ketika terasa oleh saya anda mulai bnayak menggunakan fallacy sebagai bentuk dari "ktidak sukaan terahdap saya", maka itu juga merupakan metoda diskusi pilihan saya. tul gak? jadi, saya berusaha menajga agar suasana diskusi tetap sehat, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. ok?

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #57 on: 19 March 2010, 10:53:49 PM »
sungguh menyenangkan bisa berdiskusi dengan anda[Deva19],tetapi waktu saya sudah selesai bentar lagi mau offline,besok lusa tidak ada waktu,senin sampai jumat sudah kuliah...sampai jumpa lagi kalau saya memiliki waktu di hari minggu ini.. :)

Anumodana _/\_

terima kasih! saya juga senang berdiskusi dengan anda. mudah-mudahan lain kali kita dpat bertemu untuk diskusi yang lebih baik lagi.  _/\_

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #58 on: 19 March 2010, 11:44:32 PM »
hati2, pikiran dapat menciptakan illusi sebuah ketenangan yg seolah2 berada dalam ketenangan.
jika berani melakukan perbuatan buruk dan tidak takut terhadap akibat perbuatan buruk, saya rasa mungkin anda dalam illusi sebuah ketenangan yg anda ciptakan sendiri.
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.


bisa jadi seperti itu.

tapi, bisakah anda membantu saya untuk memahami dengan sebenar-benarnya bahwa ilusi adalah sebuah ilusi dan realitas sebagai sebuah realitas?

anda belum dpat memastikan bahwa ketenangan yang saya alami adlah sebuah ilusi, betul kan?

dan anda baru menduga-duga bahwa itu sebuah ilusi, iya kan?

nah, lalu bagaimana kita akan dapat memastikan bahwa itu sebuah ilusi atau bukan?

jika anda dapat membantu saya menemukan kepastian tersebut, tentulah hal itu menjadi sangat berharga bagi saya.
apakah kamu bisa membedakan berpikir sedang sadar dan sadar sedang berpikir? jika bisa, itu jawabannya



Quote from: we
ketenangan yg murni, akan memberikan sebuah kesadaran yg murni dan diri sendiri akan mengetahui apa yg diri sendiri harus lakukan dan apa yg diri sendiri tidak harus lakukan.

dapat melihat apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak merupakan hasil dari pandangan vipasana (mata kebijaksanaan) dan bukan efek dari ketnangan. iya kan?
saya bukan praktisi meditasi vipasana dan saya tidak tau apakah vipasana bisa atau tidak, tetapi seharusnya bisa karena sebenarnya ini adalah dasar.

mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak, adalah hasil/akibat dari ketenangan.
bayangkan ketika orang sedang marah biasanya orang lepas kendali karena emosi. ketika lepas kendali maka sering kali melakukan hal2 yg tidak dia sadari.

dalam meditasi, biasanya melakukan ketenangan(istilah lainnya kosongkan pikiran/jangan pikirkan apa2). dalam ketenangan tsb, fokus pada object atau fokus pada nafas.
fokus ini bisa dikatakan agar tidak masuk kedalam kenikmatan ketenangan seperti ketenangan sedang nyantai tidur2an di puncak yg penuh angin sepoi2. fokus ini bisa dikatakan sebagai alat pengimbang agar menjadi sadar dalam ketenangan.

dalam menarik nafas panjang, hampir sama seperti dalam meditasi. sewaktu menarik nafas panjang dan membuangnya sebenarnya sedang "mengosongkan pikiran" agar mendapatkan kondisi yg lebih tenang agar dapat menfokuskan pada object dan memecahkannya dengan lebih tenang.
biasanya setelah buang nafas, pikiran selalu datang kembali dengan berbagai pertimbangan lagi dimana AKU kembali ikut berperan lagi sehingga kadang menarik nafas panjang terasa tidak ada efeknya.

ini hanya penjelasan sederhana dan jangan gunakan sebagai patokan. tidak ada patokan, yg ada... kamu harus alami sendiri.

untuk lebih lanjut, silahkan tanyakan ke beberapa member disini yg memang sudah berada di tingkat lanjut dalam meditasi vipasana, ato temui langsung Bhikku yg mengajarkan vipasana.  ;D


Malah dalam kehidupan sehari-hari... di kala rapat sedang ramai berdebat.... saya tidak suka akan itu, secara otomatis saya tetap tenang... santai... kenapa? Asyik sendiri memperhatikan pikiran atau nafas saya sendiri dan tidak perduli dengan yang dibicarakan. Apa ini benar menurut kamu? wah parah waktu itu saya.... saya tidak perduli dengan lingkungan. Kan seharusnya saya tetap ikut mengikuti perbincangan rapat, tetapi seharusnya dengan modal meditasi, bathin kita tetap tenang dalam menghadapi perdebatan ataupun persoalan hidup.
seharusnya dengan ketenangan, rasa tidak suka akan rapat yg ramai debat berubah menjadi netral, yg tidak dirasakan suka juga tidak dirasakan tidak suka dan tidak mengabaikan lingkuan sekitar.
IMO, ini seperti orang yg bosen di kelas kuliah, terus dia sedang berimajinasi hal2 yg indah dipikirannya sehingga mengabaikan sekitarnya dan menikmati terus imajinasinya.
« Last Edit: 19 March 2010, 11:58:21 PM by wen78 »
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Ketenangan Sebagai Suatu Masalah
« Reply #59 on: 20 March 2010, 07:28:52 AM »
bro Deva 19 dan teman-teman adakah yang bisa memberitahu dimana link tulisan bro 19 "tuhan menjaga aku" ?

terima kasih.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata