atau ketika kita ditimpa suatu permasalahan berat,contoh PUTUS CINTA[karena saya anak muda ,permasalahn berat saya ya PUTUS CINTA,hehe],kita akan mengalihkan semua pikiran kita dari OBJEK MENYAKITKAN itu,ke "pelarian" seperti jalan2 dengan teman,cari pacar baru,mengatakan bahwa pacar kita tidak pantas untuk kita,bagus saya putus dengan dia[segala macam tetek bengek untuk membohongi diri sendiri..],apakah itu pantas disebut sebagai "ketenangan"?
faktanya, ketenangan juga bisa muncul karna orang membohongi dirinya sendiri. terlepas dari apakah orang tersebut mau menyebutnya ketenangan atau bukan ketenangan.
seperti misalnya seseorang yang selalu gelisah hatinya karna suatu persoalan, kemudian melalui metoda hipnotis, di diberi sugesti "kamu tidak pernah memiliki msalah itu, dan kamu akan lupa sepenuhnya dengna permasalahan tersebut", maka usai dihipnotis, ia tidak lagi teringat bahwa dirinya punya masalah tersebut, sehingga ia menjadi tnang hatinya dan dapat tidur nyenyak. jika asalnya, dia gelisah dan susah tidur, kemudian dia tidak lagi gelisah dan nyenyak tidur, maka tidak itu dapt disebut "kini dia memiliki ketenangan dalam hidupnya"?
sayangnya hinoptis itu ditujukan kepada orang yang kesadarannya "lemah" sedangkan orang yang bersamatha yang konsentrasinya kuat itu kesadarannya sangat "kuat"..kasus anda gugur untuk ini..
itu dinamakan "menanamkan" sesuatu pada "benak" kita dan kan sudah saya katakan di atas
"
persis seperti kasus anda,ini membuktikan anda "mengkonsepsikan" ketenangan anda,sehingga dengan "konsep" dan "dalih" pembenaran tersebut,anda merasa diri anda "tenang" didalam berbuat segala aktivitas kejahatan,tanpa rasa takut dan malu lagi.."seperti halnya JIHAD,JIHAD itu membunuh kan?sejak kapan diajarkan untuk membunuh?kenapa para "pengantin"nya santai2 saja lengak lengok mengantarkan nyawanya untuk sebuah tindakan kejahatan besar?karena "pikirannya sudah dicuci habis",dan ditanamkan dalam pikirannya bahwa tindakannya tersebut benar..
itu bukan ketenangan,sekali lagi saya katakan itu bukan ketenangan..ketenangan itu berati seperti kata anda kita melihat permasalahan menjadi lebih jernih[anda sendiri setuju dengan pernyataan saya ini],sedangkan dalam kasus anda,dan contoh kasus hipnotis yang anda paparkan,itu tidak relevan karena pada saat itu anda "mengkonsepsikan" ke pikiran anda bahwa "jihad" itu benar.."membunuh" itu benar..makanya saya sebut sebagai "dalih" pembenaran...
ini sungguh berbahaya...banyak kasus yang anda bisa lihat,dimana seseorang mengaku mendapat Wahyu,kemudian mengangkat dirinya bak Tuhan...apakah benar dia Tuhan?atau dia mengkonsepsikan pikirannya dia adalah Tuhan?
pernah lihat orang tak sadar/gila di RSJ?apapun yang mereka lakukan dengan daya khayal dan imajinasi mereka,mereka menganggap itu sebagai suatu "kebenaran" yang terkonsepsikan didalam pikiran mereka,orang seperti itu tidak mungkin memiliki ketenangan yang dihasilkan oleh Samatha yang notabene adalah melihat permasalahan dengan jernih..
anda tahu kan kasus dimana seseorang menjadi gila?misalnya seorang ibu yang kehilangan anaknya,dia TIDAK BISA MENERIMA KENYATAAN kehilangan anaknya tersebut,dia menjadi "gila" dan menganggap boneka bayi sebagai anaknya,dia sungguh tenang dan berbahagia didalam "kegilaan"nya...[sedangkan dalam Samatha kita di ajak untuk melihat KENYATAAN..ini sungguh bertolak belakang]
jadi saran saya berhati2 lah,jangan sampai anda masuk kedalam katagori "gila" tersebut..
terserah anda mau percaya atau tidak,ini pendapat saya..