//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia  (Read 81296 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #90 on: 17 December 2009, 11:51:47 AM »
dalam praktik buddhism ada yg disebut THE THREE TRAINING, tiga latihan, yaitu, sila, samadhi, panna.

dan ada juga yg disebut THE THREE HIGHER TRAINING, tiga latihan yang lebih tinggi, yaitu, sila yang lebih tinggi, samadhi yang lebih tinggi, panna yang lebih tinggi.

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #91 on: 17 December 2009, 11:53:46 AM »
4 pilar Buddhasasana: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika.

samaneri itu termasuk ke yang mana? bhikkhuni atau upasika? :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #92 on: 17 December 2009, 11:54:13 AM »
setuju.. :jempol:
saya melihat bahwa "kebhikkhuan" dan "kebhikkhunian" memiliki makna lebih jauh daripada sekedar atribut. itu adalah komitmen kesungguhan hati untuk melatih diri.. walaupun ada yang kurang ber-sungguh2 dalam latihan, tetapi tidak sedikit juga yang mau ber-sungguh2. :)

sekali lagi, Buddha mengatakan bahwa 4 pilar Buddhasasana: bhikkhu, bhikkhuni, upasaka, upasika. ibarat meja yang mempunyai 4 kaki. tanpa salah satunya, pilar itu menjadi goyah. yah, walaupun Buddhasasana itu sendiri tidak kekal. pada akhirnya pilar2 itu akan runtuh. tapi kalau tidak ada keseriusan dalam menjaganya, nanti bisa runtuh lebih awal..

Maksudnya kalau tidak jadi "bhikkhuni" maka tidak bisa menjalankan 311 sila?

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #93 on: 17 December 2009, 11:56:03 AM »
Quote
Quote
Kalau samaneri adalah calon bhikkhuni sama seperti samanera. Mungkin perbedaanya dari sisi banyaknya sila yg dijalankan CMIIW

Kalau hanya itu saja, seharusnya tidak masalah bukan? Bukankah Samaneri (atau siapa pun) bebas menjalankan berapa banyak pun sila yang dia mau? Jadi mengapa harus memperjuangkan "kebhikkhunian"? Atau ada hal lainnya?

Masalahnya bukan pada memperjuangkan atau tidaknya. Tetapi pertanyaanya apakah jika seseorang menjalankan sila bhikkhuni ,atau jika telah terjadi adanya Sangha bhikkhuni dapatkah kita terima dengan lapang dada sepanjang aturan monastik dijalankan.

Tetapi bila tidak dapat diterima karena lineage sehingga  menghambat vinaya sehingga mengatakan sangha bhikkhuni itu tidak sah...maka siapa yg menentukan ke-sah-an seseorang dalam menjalankan kehidupan suci.? Apakah barometernya lineage berimplikasi pada vinaya atau pelaksanaan seseorang?. Bayangkan bila monastik bhikkhuni yg ada menjalankan sebagaimana arahan Ajaran Sang Buddha lalu dideskreditkan sehingga support2 yg perlu menjadi berkurang dan tidak ada, apa yang terjadi?

Jika memang tidak perlu diperjuangkan, kalau demikian biarkan Sangha bhikkhu juga punah tanpa ada yg dipertahankan, karena tanpa menjadi bhikkhu pun bisa mencapai kesucian, bhikkhu hanya atribut.....Nah ini akan dijadikan alasan yg tidak mendasar bukan?

Saya pribadi sih kalau bisa ada Sangha bhikkhuni bersyukur kalau tidak dan telah menjadi kesepakatan Sangha dunia , ya terima sajalah . mungkin sekarang belum disepakati tapi nanti siapa tau... bersabar sajalah daripada bertindak sendiri2 ;D














Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #94 on: 17 December 2009, 11:58:13 AM »
Maksudnya kalau tidak jadi "bhikkhuni" maka tidak bisa menjalankan 311 sila?

kalau begitu, pertanyaan yang sama juga boleh dong..
apakah kalau tidak jadi "bhikkhu" maka tidak bisa menjalankan 227 sila?
lalu, kenapa bhikkhu tidak lepas jubah saja, tetapi masih menjalankan 227 sila? :)
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #95 on: 17 December 2009, 12:03:32 PM »
Maksudnya kalau tidak jadi "bhikkhuni" maka tidak bisa menjalankan 311 sila?

kalau begitu, pertanyaan yang sama juga boleh dong..
apakah kalau tidak jadi "bhikkhu" maka tidak bisa menjalankan 227 sila?
lalu, kenapa bhikkhu tidak lepas jubah saja, tetapi masih menjalankan 227 sila? :)

Apa saya pernah mengatakan tujuan menjadi bhikkhu atau bhikkhuni adalah untuk menjalankan sekumpulan sila?

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #96 on: 17 December 2009, 12:09:02 PM »

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^

« Last Edit: 17 December 2009, 12:11:12 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #97 on: 17 December 2009, 12:14:50 PM »
Masalahnya bukan pada memperjuangkan atau tidaknya. Tetapi pertanyaanya apakah jika seseorang menjalankan sila bhikkhuni ,atau jika telah terjadi adanya Sangha bhikkhuni dapatkah kita terima dengan lapang dada sepanjang aturan monastik dijalankan.

Tetapi bila tidak dapat diterima karena lineage sehingga  menghambat vinaya sehingga mengatakan sangha bhikkhuni itu tidak sah...maka siapa yg menentukan ke-sah-an seseorang dalam menjalankan kehidupan suci.? Apakah barometernya lineage berimplikasi pada vinaya atau pelaksanaan seseorang?. Bayangkan bila monastik bhikkhuni yg ada menjalankan sebagaimana arahan Ajaran Sang Buddha lalu dideskreditkan sehingga support2 yg perlu menjadi berkurang dan tidak ada, apa yang terjadi?

Jika memang tidak perlu diperjuangkan, kalau demikian biarkan Sangha bhikkhu juga punah tanpa ada yg dipertahankan, karena tanpa menjadi bhikkhu pun bisa mencapai kesucian, bhikkhu hanya atribut.....Nah ini akan dijadikan alasan yg tidak mendasar bukan?

Saya pribadi sih kalau bisa ada Sangha bhikkhuni bersyukur kalau tidak dan telah menjadi kesepakatan Sangha dunia , ya terima sajalah . mungkin sekarang belum disepakati tapi nanti siapa tau... bersabar sajalah daripada bertindak sendiri2 ;D

Saya juga setuju saja jika ada Sangha Bhikkhuni Theravada dan sebetulnya saya bingung apanya yang tidak sesuai vinaya? Saya dengar alasannya adalah karena bhikkhuni pertama harus ditahbiskan oleh Buddha seperti halnya Mahapajapati Gotami. Bagi saya sedikit buram karena yang saya tahu hanyalah mengenai 8 peraturan keras dan di situ tidak ada mempermasalahkan "lineage" yang terputus. Dan kalau memang mau mempermasalahkan "lineage", itu berupa dhamma & vinaya, bukan "lineage" keberadaan sangha.

Di lain pihak, saya juga mempertanyakan motif apa yang ada di balik perjuangan "status" bhikkhuni tersebut. Maka dari tadi saya tanyakan, tetapi belum ada jawabannya.


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #98 on: 17 December 2009, 12:21:49 PM »
 [at]  all

Dalam kasus Ajahn Brahm sebenarnya sederhana...

Jika memang tradisi/aliran yang ingin dipertahankan maka sah2 saja Sangha bhikkhuni di tiadakan dengan alasan tertentu

Tapi jika Ajaran Sang Buddha yang ingin dipertahankan maka Sangha bhikkhuni bisa dimunculkan kembali tanpa melihat aliran Buddhist tertentu sepanjang bhikkhuni2 tersebut menjalankan Dhamma dan vinaya yang selaras dengan Ajaran Sang Buddha, sehingga penahbisan itu menjadi valid.

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #99 on: 17 December 2009, 12:22:27 PM »

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^


Kalau meniadakan Sangha Bhikkhuni sekarang untuk "memperpanjang umur dhamma" sih saya rasa tidak mungkin ada yang berpikiran selucu itu. Yang saya katakan adalah tegaknya dhamma bukan karena adanya 4 "kaki meja" tersebut. Walaupun Sangha Bhikkhu/ni sudah lenyap, selama masih ada orang yang mewariskan dhamma, maka dhamma tetap "berdiri".

Perpendekan umur dhamma karena bhikkhuni adalah hukum alam seperti diumpamakan oleh Buddha sebuah rumah yang terdiri dari sebagian pria dan sebagian wanita, akan lebih mudah dirampok dibanding yang seluruhnya pria. Saya yakin semua Buddha di masa lampau dan masa depan juga mengetahuinya, namun semua Buddha juga telah dan akan tetap menyetujui berdirinya Sangha Bhikkhuni demi manfaat bagi orang banyak.  

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #100 on: 17 December 2009, 12:23:08 PM »
 [at]  Mr. Bond,
hanya Sammasambuddha yang berwenang membentuk Sangha, dan setelah Sang Buddha menahbiskan bhikkhuni pertama, selanjutnya penahbisan dilakukan oleh bhikkhuni kepada calon bhikkhuni lainnya (baca: bhikkhuni, bukan bhikshuni).

jadi meskipun kita berbelas kasih kepada orang2 yg ingin menjadi bhikkhuni, namun sayang sekali, kita tidak punya wewenang itu, bukan hanya karena kita bukan sammasambuddha, tetapi kita bahkan bukan bhikkhu.


 [at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #101 on: 17 December 2009, 12:24:22 PM »

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^


Kalau meniadakan Sangha Bhikkhuni sekarang untuk "memperpanjang umur dhamma" sih saya rasa tidak mungkin ada yang berpikiran selucu itu. Yang saya katakan adalah tegaknya dhamma bukan karena adanya 4 "kaki meja" tersebut. Walaupun Sangha Bhikkhu/ni sudah lenyap, selama masih ada orang yang mewariskan dhamma, maka dhamma tetap "berdiri".

Perpendekan umur dhamma karena bhikkhuni adalah hukum alam seperti diumpamakan oleh Buddha sebuah rumah yang terdiri dari sebagian pria dan sebagian wanita, akan lebih mudah dirampok dibanding yang seluruhnya pria. Saya yakin semua Buddha di masa lampau dan masa depan juga mengetahuinya, namun semua Buddha juga telah dan akan tetap menyetujui berdirinya Sangha Bhikkhuni demi manfaat bagi orang banyak.  


Setuju om kainyn  ;D _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #102 on: 17 December 2009, 12:28:09 PM »
[at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Jika seseorang menjalani hidup seperti bhikkhuni, berjuang ke tujuan yang sama layaknya seorang bhikkhuni, namun dia bukan (berstatus) bhikkhuni, apakah vinaya bhikkhuni yang dijalankannya bermanfaat?


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #103 on: 17 December 2009, 12:29:10 PM »

Quote

Mengenai "kaki meja", dalam tradisi Theravada dikatakan kalau tidak ada Sangha Bhikkhuni, dhamma berlangsung lebih lama lho.


Nah jika ini dijadikan alasan maka mengapa juga Sang Buddha mengijinkan?. Apakah demi kelangsungan Dhamma kita mengabaikan kebajikan atas dasar belas kasih. Sang Buddha pun rela. Mengapa kita tidak bisa. Minimal jalan tengah yg memfasilitasi dua kepentingan tadi. Apakah dengan dasar itu pula maka biarlah wanita dibiarkan seperti itu....

Lamanya Dhamma atau tidak adalah tergantung pada perasaan Samvega kita yg telah mempelajari Dhamma. Bukankah juga ada tertulis dalam sutta "selama masih ada orang yang menjalankan Dhamma dan vinaya maka tidak akan kekurangan Arahat. Artinya selama itu pula  Dhamma masih ada. Lalu acuan mana yg mau kita pakai...? ;D

Dan yg tertulis sutta kan setelah ada sangha bhikkhuni maka dhamma bertahan 5000 tahun, lalu apakah demi kelanggengan Dhamma lalu diputus sekarang dengan alasan tertentu sebagai bentuk penawaran hukum semesta supaya dari 5000 jadi 10.000 tahun(misalnya)?

Nah lho.. ^-^


Kalau meniadakan Sangha Bhikkhuni sekarang untuk "memperpanjang umur dhamma" sih saya rasa tidak mungkin ada yang berpikiran selucu itu. Yang saya katakan adalah tegaknya dhamma bukan karena adanya 4 "kaki meja" tersebut. Walaupun Sangha Bhikkhu/ni sudah lenyap, selama masih ada orang yang mewariskan dhamma, maka dhamma tetap "berdiri".

Perpendekan umur dhamma karena bhikkhuni adalah hukum alam seperti diumpamakan oleh Buddha sebuah rumah yang terdiri dari sebagian pria dan sebagian wanita, akan lebih mudah dirampok dibanding yang seluruhnya pria. Saya yakin semua Buddha di masa lampau dan masa depan juga mengetahuinya, namun semua Buddha juga telah dan akan tetap menyetujui berdirinya Sangha Bhikkhuni demi manfaat bagi orang banyak.  


Setuju om kainyn  ;D _/\_
:)   _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #104 on: 17 December 2009, 12:33:33 PM »
[at] Kainyn,
"status" juga penting, seorang bhikkhuni wajib menjalankan vinaya bhikkhuni, dan jika dijalankan dengan sempurna akan bermanfaat bagi bhikkhuni tersebut, seorang bukan bhikkhuni boleh saja menjalankan vinaya bhikkhuni, namun tidak wajib, dan jika dijaankan juga tidak bermanfaat bagi orang tersebut.

Jika seseorang menjalani hidup seperti bhikkhuni, berjuang ke tujuan yang sama layaknya seorang bhikkhuni, namun dia bukan (berstatus) bhikkhuni, apakah vinaya bhikkhuni yang dijalankannya bermanfaat?



menurut pendapat pribadi saya, tidak. sebagai umat awam, menjalankan pancasila dan atthasila (pada hari uposatha) lah yang bermanfaat.