//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...  (Read 647479 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2280 on: 11 January 2013, 08:24:06 PM »
sepertinya anda yg memulai berputar, tapi baiklah saya selalu berbaik hati untuk melayani semua diskusi, bahkan dengan orang yg jumlah selnya minimal sekalipun.
sejujurnya saya katakan, jika Buddha yg anda maksudkan adalah Buddha Gotama, saya bisa tegaskan bahwa saya tidak kenal secara pribadi dgn Beliau.
mengenai Badut, karena kita menggunakan terminologi yg sama, kenapa anda merasa sangat cemas mengemukakan definisi anda?

2. Teks Buddhisme yg saya terjemahkan itu entah apa saya tidak tahu, saya menerjemahkannya atas permintaan teman2, dan saya tidak memahami ilmu apa yg diajarkan dalam teks tersebut, bagaimana menurut anda?

3. Saya tidak menghormati rupang, apakah anda memiliki mata dewa sehingga melihat saya menghormati rupang, bisakah anda melihat warna apa kolor yg saya pakai hari ini?

4. Saya tidak percaya sedikit pun pada kata-kata Buddha pada Tripitaka, bahkan saya meragukan Tripitaka itu berisi kata2 Buddha. anda sudah berkali2 salah melihat, jadi tidak perlu berlagak jadi orang sakti di sini.

pertama kali saya menyebut BADUT adalah dalam kalimat ini "seorang badut penipu (gak boleh sebut nama) pernah mengaku minum kopi bareng Buddha Gotama", dan jika anda punya mata, pasti punya, tapi apakah bisa melihat, atau jika anda tidak buta huruf, saya sudah mencantumkan T&C dalam tanda kurung. dan pada jawaban anda, anda juga menggunakan kata yg sama, lalu kenapa anda menjawab dengan kata yg sama jika anda tidak memahami apa yg saya maksudkan dengan kata itu?

Menulis panjang, tapi tidak menjawab.
Jadi Buddha itu Badut atau bukan?
Anda juga tidak kenal saya secara pribadi, hanya membaca tulisan saya, toh Anda bisa menilai saya dan juga orang lain.
Jika Anda tidak belajar apapun dari teks terjemahan Anda, lalu apa yang Anda ketahui sehingga bisa menilai sesuatu sebagai badut, dan sesuatu lain sebagai suci? Jika boleh tahu, apa parameter Anda dalam menilai sesuatu?

Terminologi badut siapa yang memulai memperkenalkan? Lalu apa relevansinya sehingga saya yang harus menjelaskan definisinya?

Jadi rupang itu bukan Anda hormati, lalu diapakan kalau boleh tahu?

Jika Anda benar tidak percaya Buddha, lalu atas dasar apa semua tulisan Anda disini tentang dharma?
Dan atas alasan apa pula sinisme yang Anda ungkapkan pada pandangan lain yang tidak sesuai dengan pandangan Anda tentang ajaran Buddha?
Saya dengan mudah bisa menemukan ribuan postingan Anda yang mementahkan tulisan Anda di atas, bahwa Anda tidak kenal Buddha, tidak tahu apa yang diterjemahkan, juga tidak menghormat rupang-Nya.
Bukti tertulis tidak bisa menyembunyikan fanatisme, sadari itu dan akui. :)

Tentang definisi badut, Anda sampaikan definisi Anda, saya akan iringi. Bagaimana? Cukup adil 'kan? Anda yang duluan mengetiknya, jadi Anda jelaskan versi Anda terlebih dahulu.

Salam.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2281 on: 11 January 2013, 08:35:18 PM »
Menulis panjang, tapi tidak menjawab.
Jadi Buddha itu Badut atau bukan?
no idea

Quote
Anda juga tidak kenal saya secara pribadi, hanya membaca tulisan saya, toh Anda bisa menilai saya dan juga orang lain.

spesialisasi saya memang menilai badut, karena sangat mudah.

Quote
Jika Anda tidak belajar apapun dari teks terjemahan Anda, lalu apa yang Anda ketahui sehingga bisa menilai sesuatu sebagai badut, dan sesuatu lain sebagai suci? Jika boleh tahu, apa parameter Anda dalam menilai sesuatu?

oops ... tidak boleh tahu. itu informasi rahasia.

Quote
Terminologi badut siapa yang memulai memperkenalkan? Lalu apa relevansinya sehingga saya yang harus menjelaskan definisinya?
saya yg mulai memperkenalkan plus dengan sedikit antisipasi dalam tanda kurung.

Quote
Jadi rupang itu bukan Anda hormati, lalu diapakan kalau boleh tahu?

kasih tau gak ya? mau tau aja apa mau tau banget?

Quote
Jika Anda benar tidak percaya Buddha, lalu atas dasar apa semua tulisan Anda disini tentang dharma?

tulisan yg mana?

Quote
Dan atas alasan apa pula sinisme yang Anda ungkapkan pada pandangan lain yang tidak sesuai dengan pandangan Anda tentang ajaran Buddha?

atas alasan "suka2 gue situ mau apa?"

Quote
Saya dengan mudah bisa menemukan ribuan postingan Anda yang mementahkan tulisan Anda di atas, bahwa Anda tidak kenal Buddha, tidak tahu apa yang diterjemahkan, juga tidak menghormat rupang-Nya.
Bukti tertulis tidak bisa menyembunyikan fanatisme, sadari itu dan akui. :)

loh kalau mudah ya silakan dilakukan, saya toh gak keberatan, tapi jangan lupa klik THANKS jika anda merasa bahwa postingan saya itu bermanfaat.

Quote
Tentang definisi badut, Anda sampaikan definisi Anda, saya akan iringi. Bagaimana? Cukup adil 'kan? Anda yang duluan mengetiknya, jadi Anda jelaskan versi Anda terlebih dahulu.


oh ... saya punya ide lebih baik, bagaimana jika anda sampaikan definisi anda, saya akan iringi?


Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2282 on: 11 January 2013, 08:36:08 PM »
Rekan Indra yang budiman, kebetulan saya menemukan postingan ini:

emang begitu? saya juga punya altar di rumah, patungnya saya beli dari langsung diletakkan di atas altar. mata patung itu sudah dlm kondisi setengah terbuka sejak dibeli, dan jika terbuka lebar menurut saya akan menjadi kurang indah, dan saya pasti memilih patung lain yg tersedia.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22334.msg398025.html#msg398025

Kalau boleh tahu, rupang yang Anda beli itu untuk apa? Berhubung Anda meletakkannya di atas altar (meja bakti puja).

Salam kejujuran. Semoga berbahagia.  _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2283 on: 11 January 2013, 08:37:39 PM »
no idea

spesialisasi saya memang menilai badut, karena sangat mudah.

oops ... tidak boleh tahu. itu informasi rahasia.
saya yg mulai memperkenalkan plus dengan sedikit antisipasi dalam tanda kurung.

kasih tau gak ya? mau tau aja apa mau tau banget?

tulisan yg mana?

atas alasan "suka2 gue situ mau apa?"

loh kalau mudah ya silakan dilakukan, saya toh gak keberatan, tapi jangan lupa klik THANKS jika anda merasa bahwa postingan saya itu bermanfaat.

oh ... saya punya ide lebih baik, bagaimana jika anda sampaikan definisi anda, saya akan iringi?

Jadi cuma seperti ini kemampuan Anda?

Salam sejahtera.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2284 on: 11 January 2013, 08:39:22 PM »
Rekan Indra yang budiman, kebetulan saya menemukan postingan ini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22334.msg398025.html#msg398025

Kalau boleh tahu, rupang yang Anda beli itu untuk apa? Berhubung Anda meletakkannya di atas altar (meja bakti puja).

Salam kejujuran. Semoga berbahagia.  _/\_

oh itu cuma rupang Son Goku, Piccolo, Bejita, dan lain-lain, apakah anda juga menyukai anime?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2285 on: 11 January 2013, 08:40:11 PM »
Jadi cuma seperti ini kemampuan Anda?

Salam sejahtera.  _/\_

dengan orang bersel minimal saya memang cukup mengerahkan kemampuan minimal saja.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2286 on: 11 January 2013, 08:54:25 PM »
Sejauh ini ternyata minim yang bisa berdiskusi dengan baik, triknya masih sama: Argumentum ad hominem (menyerang karakter daripada menanggapi substansi), penghinaan (abusif) dan sarkasme, serta pengalihan topik (penyesatan relevansi).

Jika hanya seperti ini, tidak heran jika Buddhisme merosot.  :(

Orang bijak berani berbuat berani bertanggung jawab.
Orang belajar dharma tercermin dari tutur kata dan perbuatannya.
Berani menghina tapi tak terima dihina, inikah sikap seorang ksatria?

Melekat pada rakit tetap sebuah kemelekatan.
Belum bisa melepas jangan berpura-pura bisa melepas.

Kemunafikan lebih bahaya dari kemelekatan.
Jika memiliki keduanya maka bersiaplah melepaskan.

Melepaskan itu indah...

Seindah tidak memiliki ego.

Bebas leluasa,

... itu inti dari semua keberadaan.

Salam kebebasan. Semoga semuanya mencapai keterbebasan.  _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2287 on: 11 January 2013, 08:57:48 PM »
Sejauh ini ternyata minim yang bisa berdiskusi dengan baik, triknya masih sama: Argumentum ad hominem (menyerang karakter daripada menanggapi substansi), penghinaan (abusif) dan sarkasme, serta pengalihan topik (penyesatan relevansi).

Jika hanya seperti ini, tidak heran jika Buddhisme merosot.  :(

Orang bijak berani berbuat berani bertanggung jawab.
Orang belajar dharma tercermin dari tutur kata dan perbuatannya.
Berani menghina tapi tak terima dihina, inikah sikap seorang ksatria?

Melekat pada rakit tetap sebuah kemelekatan.
Belum bisa melepas jangan berpura-pura bisa melepas.

Kemunafikan lebih bahaya dari kemelekatan.
Jika memiliki keduanya maka bersiaplah melepaskan.

Melepaskan itu indah...

Seindah tidak memiliki ego.

Bebas leluasa,

... itu inti dari semua keberadaan.

Salam kebebasan. Semoga semuanya mencapai keterbebasan.  _/\_

suatu tulisan yg sangat indah, saya sangat terpesona melihat ada orang yg begitu mahir dalam menggambarkan dirinya sendiri, sesungguhnya orang spt anda adalah jarang terdapat di dunia, sebagian besar orang di dunia lebih ahli menilai orang lain daripada diri sendiri.

_/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2288 on: 11 January 2013, 09:02:44 PM »
dengan orang bersel minimal saya memang cukup mengerahkan kemampuan minimal saja.

Tidak ada gunanya menggunakan terminologi yang Anda tidak mampu jelaskan. Mau berekspresi saja malu ya? :)
Tidak apa-apa kalau emosi, tidak usah menggunakan terminologi abusif dan sindiran tertentu orang juga sudah paham.

Marah ya, pujaannya dihina?

Sudahlah... jangan mulai sesuatu yang Anda tidak mampu tuntaskan (terima balik).
Belajar dharma saja pelan-pelan, nanti juga sampai. Ini masukan tulus dari saya, bukan menghina atau yang lain-lain.

Senang bisa bertemu dengan Anda (secara maya).

Salam kebahagiaan ya, dari makhluk bersel satu... :)

 _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2289 on: 11 January 2013, 09:07:24 PM »
suatu tulisan yg sangat indah, saya sangat terpesona melihat ada orang yg begitu mahir dalam menggambarkan dirinya sendiri, sesungguhnya orang spt anda adalah jarang terdapat di dunia, sebagian besar orang di dunia lebih ahli menilai orang lain daripada diri sendiri.

_/\_

Tidak ada satu kata pun yang menggambarkan diri saya. Kata pengganti orang pertama (saya, aku) pun tidak ada dalam tulisan.

Sadari: Persepsi.

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2290 on: 11 January 2013, 09:23:53 PM »
Tidak ada gunanya menggunakan terminologi yang Anda tidak mampu jelaskan. Mau berekspresi saja malu ya? :)

saya memang tidak perlu menjelaskan terminologi umum yg sudah sangat dimengerti oleh para pengunjung setia forum ini, melihat jumlah anda memang wajar kalau terminologi itu terasa sulit. kalau anda meminta dengan sopan mungkin saya akan menjelaskan pada anda.

Quote
Tidak apa-apa kalau emosi, tidak usah menggunakan terminologi abusif dan sindiran tertentu orang juga sudah paham.

loh kan tadi udah dikasih tau alasannya, lupa ya? banyak makan makanan bergizi untuk menambah jumlah.

Quote
Marah ya, pujaannya dihina?
saya sangat menikmati permainan ini, bagaimana mungkin bisa marah, sudahlah, tidak perlu berlagak suci dan sakti di sini, penonton sudah melihat wujud asli anda, anda tidak bisa membaca pikiran saya, buktinya anda tidak mampu menjawab pertanyaan kolor dari saya tadi.

Quote
Sudahlah... jangan mulai sesuatu yang Anda tidak mampu tuntaskan (terima balik).

same rule.

Quote
Belajar dharma saja pelan-pelan, nanti juga sampai. Ini masukan tulus dari saya, bukan menghina atau yang lain-lain.

saya hanya menerima masukan yg bagus, bukan sampah, maaf mengecewakan anda.

Quote
Senang bisa bertemu dengan Anda (secara maya).

nikmat bisa bertemu dengan anda (secara maya)

Quote
Salam kebahagiaan ya, dari makhluk bersel satu... :)

astaga ... ternyata dari spesies amoeba, saya terlalu menilai tinggi anda tadinya, maafkan saya.

Tidak ada satu kata pun yang menggambarkan diri saya. Kata pengganti orang pertama (saya, aku) pun tidak ada dalam tulisan.


tidakkah anda melihat betapa luar biasanya saya? bahkan tanpa menggunakan kata pengganti orang pertama pun saya mampu menebak bahwa anda sedang menjelaskan tentang diri anda sendiri yg begitu menyedihkan.


Quote
Sadari: Persepsi.

 _/\_

tuh kan anda memamerkan kesedikitan sel anda lagi,  seharusnya jangan cuma persepsi yg disadari, melainkan juga bentuk, perasaan, dst.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2291 on: 12 January 2013, 11:30:14 AM »
Quote

Quote from: Indra on Yesterday at 08:03:57 PM

    sepertinya anda yg memulai berputar, tapi baiklah saya selalu berbaik hati untuk melayani semua diskusi, bahkan dengan orang yg jumlah selnya minimal sekalipun.
    sejujurnya saya katakan, jika Buddha yg anda maksudkan adalah Buddha Gotama, saya bisa tegaskan bahwa saya tidak kenal secara pribadi dgn Beliau.
    mengenai Badut, karena kita menggunakan terminologi yg sama, kenapa anda merasa sangat cemas mengemukakan definisi anda?

    2. Teks Buddhisme yg saya terjemahkan itu entah apa saya tidak tahu, saya menerjemahkannya atas permintaan teman2, dan saya tidak memahami ilmu apa yg diajarkan dalam teks tersebut, bagaimana menurut anda?

    3. Saya tidak menghormati rupang, apakah anda memiliki mata dewa sehingga melihat saya menghormati rupang, bisakah anda melihat warna apa kolor yg saya pakai hari ini?

    4. Saya tidak percaya sedikit pun pada kata-kata Buddha pada Tripitaka, bahkan saya meragukan Tripitaka itu berisi kata2 Buddha. anda sudah berkali2 salah melihat, jadi tidak perlu berlagak jadi orang sakti di sini.

    pertama kali saya menyebut BADUT adalah dalam kalimat ini "seorang badut penipu (gak boleh sebut nama) pernah mengaku minum kopi bareng Buddha Gotama", dan jika anda punya mata, pasti punya, tapi apakah bisa melihat, atau jika anda tidak buta huruf, saya sudah mencantumkan T&C dalam tanda kurung. dan pada jawaban anda, anda juga menggunakan kata yg sama, lalu kenapa anda menjawab dengan kata yg sama jika anda tidak memahami apa yg saya maksudkan dengan kata itu?


Quote

quote from Sunya :

Menulis panjang, tapi tidak menjawab.
Jadi Buddha itu Badut atau bukan?
Anda juga tidak kenal saya secara pribadi, hanya membaca tulisan saya, toh Anda bisa menilai saya dan juga orang lain.
Jika Anda tidak belajar apapun dari teks terjemahan Anda, lalu apa yang Anda ketahui sehingga bisa menilai sesuatu sebagai badut, dan sesuatu lain sebagai suci? Jika boleh tahu, apa parameter Anda dalam menilai sesuatu?

Terminologi badut siapa yang memulai memperkenalkan? Lalu apa relevansinya sehingga saya yang harus menjelaskan definisinya?

Jadi rupang itu bukan Anda hormati, lalu diapakan kalau boleh tahu?

Jika Anda benar tidak percaya Buddha, lalu atas dasar apa semua tulisan Anda disini tentang dharma?
Dan atas alasan apa pula sinisme yang Anda ungkapkan pada pandangan lain yang tidak sesuai dengan pandangan Anda tentang ajaran Buddha?
Saya dengan mudah bisa menemukan ribuan postingan Anda yang mementahkan tulisan Anda di atas, bahwa Anda tidak kenal Buddha, tidak tahu apa yang diterjemahkan, juga tidak menghormat rupang-Nya.
Bukti tertulis tidak bisa menyembunyikan fanatisme, sadari itu dan akui. :)

Tentang definisi badut, Anda sampaikan definisi Anda, saya akan iringi. Bagaimana? Cukup adil 'kan? Anda yang duluan mengetiknya, jadi Anda jelaskan versi Anda terlebih dahulu.


Quote


Thank you from member GandalfTheElf :

Salam.  _/\_
Follow members gave a thank to your post:
GandalfTheElder
For this post, 1 member gave a thank you!


--------------------------------------

Rupa-nya member GandalfTheElder menyimak thread ini, dan khusus memberikan tanda ThankYou... hihihihihi... ayooo ikutan donk...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2292 on: 12 January 2013, 11:33:48 AM »
Tidak ada gunanya menggunakan terminologi yang Anda tidak mampu jelaskan. Mau berekspresi saja malu ya? :)
Tidak apa-apa kalau emosi, tidak usah menggunakan terminologi abusif dan sindiran tertentu orang juga sudah paham.

Marah ya, pujaannya dihina?

Sudahlah... jangan mulai sesuatu yang Anda tidak mampu tuntaskan (terima balik).
Belajar dharma saja pelan-pelan, nanti juga sampai. Ini masukan tulus dari saya, bukan menghina atau yang lain-lain.

Senang bisa bertemu dengan Anda (secara maya).

Salam kebahagiaan ya, dari makhluk bersel satu... :)

 _/\_

ISI = KOSONG, KOSONG = ISI...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2293 on: 12 January 2013, 01:36:12 PM »
Halo, rekan Ryu.

Yang Anda tebalkan itu 'kan konsep agama Buddha. Sedangkan yang Anda tanya di postingan lain adalah konsep agama theistik.

Tentu tidak bijak menggunakan parameter agama Buddha untuk menilai kepercayaan lain, sama seperti halnya menggunakan parameter agama lain untuk mengukur atau menilai dan memvonis agama Buddha.

Demikian.

Selain itu, tentu kita juga tahu, ada kebenaran mutlak dan kebenaran konvensional (terkondisi, bersifat relatif). Jadi bila membicarakan sesuatu, tentu sesuai konteksnya.

Oke, semoga berbahagia.  _/\_
menurut anda ajaran buda kebenaran mutlak atau bijimana?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...
« Reply #2294 on: 12 January 2013, 04:00:47 PM »
menurut anda ajaran buda kebenaran mutlak atau bijimana?

Buddha, maksudnya?

Tentu saja kebenaran mutlak, walau tetap mengajarkan kebenaran kondisional (kebenaran yang sesuai dengan kondisi makhluk dan lingkungan).

Saya percaya ajaran Buddha bukan karena diajari (indoktrinasi) sejak kecil, bukan pula menempuh pendidikan akademis (misalnya sarjana Buddhis atau ahli Tripitaka), tapi dari pengalaman saya sendiri. Bukan mau menyombongkan diri, tapi bila ditanya jujur, itulah jawaban saya.

Bukan belajar kitab itu salah, tapi kita jangan menganggapnya kebenaran mutlak (bila ada yang bercerita di luar itu maka kita bantah duluan karena tidak ditulis di kitab). Saya kira umat Buddha harus belajar bijak dan arif menyikapi kehidupan khususnya spiritual.

Kita lihat di forum-forum keyakinan lain banyak yang berkata, "Jangan kira ahli kitab itu pasti masuk surga", atau "Perkembangan spiritual tidak hanya didapat dari agama belaka".
Saya termasuk yang setuju dengan dua pernyataan itu.
Bukan kita mendewakan logika atau kemampuan diri sendiri, tapi pembuktian dan analisa pribadi memegang peranan penting dalam dunia spiritual.
"Katanya-katanya" sangat tidak tidak bisa dijadikan pegangan terutama jika Anda sudah tembus sampai taraf tertentu (banyak rintangan yang menjebak dan seolah kelihatan benar padahal tidak).
Mara saja bisa menyamar menjadi Buddha atau Bodhisattva, kalau bukan percaya pada kebenaran dan kebaikan, serta percaya pada penglihatan diri sendiri, kita mau percaya apa/siapa?

Begitu... Panjang-panjang menulis intinya ehipassiko saja. Saya kira saya masih dalam jalur pelatihan yang tepat, bukan?

Mohon koreksinya.

Terima kasih.

 _/\_