//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis  (Read 12990 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wong cilik

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 48
  • Reputasi: 4
  • Gender: Female
  • Be Simple Be Humble
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #15 on: 03 July 2010, 10:53:29 AM »

Ada 2 kemungkinan: Wanita yang terlahir sebagai wanita karena sikap alami dan Pria yang terlahir sebagai wanita karena melakukan kamesumicchācāra. Dengan demikian,  karena jumlah wanita di dunia ini lebih banyak daripada pria, berarti ada BANYAK pria yang suka melakukan kāmesumicchācāra sebelumnya. Masuk akal juga!!!!!!! Hehehe...........

yap betul-betul... termasuk anda mungkin. Hehehe..... ;D Just joking. Btw, sifat alami lho... bukan sikap alami.

Quote
Terlahir jadi laki-laki????? Ah tidak ah, untuk apa? Kan sudah jelas-jelas disebutkan dan dinyatakan bahwa "semua manusia, pria dan wanita bisa mencapai kesucian pada kehidupan saat ini juga".  Jadi saya menerima kenyataan bahwa saya adalah wanita dengan bahagia samanera.

Well, up to you aja....



Hehehe...kayaknya saya terlahir sebagai wanita karena sifat alami saya memang wanita. Maaf bercanda samanera..ini hanya legitimasi saja biar tidak ketahuan kalau saya pelaku Kāmesumicchācāra  dulunya.

Terima kasih penjelasannya samanera.

« Last Edit: 03 July 2010, 10:58:47 AM by wong cilik »

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #16 on: 03 July 2010, 10:58:12 AM »
-
Quote
wrote by Peacemind
Pada kenyataannya, Dhamma masih bisa direalisasi oleh manusia dalam jangka 5000 tahun. Kitab komentar mengatakan demikian:
1. 1000 tahun pertama sejak Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, masih ditemukan arahat yang dibekali tevijja. Ini adalah1000 tahun yang dimaksud Sang Buddha sebagai umur Sāsana.
2. 1000 tahun kedua masih ditemukan arahat sukkavipassaka.
3. 1000 tahun ketiga masih ditemukan anagami. Ini adalah masa kita sekarang.
4. 1000 tahun keempat masih ditemukan sakadagami.
5. 1000 tahun kelima masih ditemukan sotapanna.

Khusus penyataan yang di bold saya ingin menanyakan bahwa apakah berarti di jaman sekarang ini tidak ada lagi  arahat?
mengingat itu kitab komentar adakah pendukungnya dari sutta ataupun abhidhamma? Terima kasih sebelumnya.

Wah..saya secara pribadi tentu tidak tahu. Pernyataan di atas ditulis dalam kitab komentar. Jika kita menerima kitab komentar sebagai benar, maka di alam manusia kita, saat ini tidak ada arahat, namun masih ditemukan anagami, sakadagami dan sotapanna. Tapi ini hanya meliputi alam manusia saja. Barangkali di alam2 dewa khususnya alam Suddhavasa masih ada arahat karena menurut kitab suci mereka yang mencapai anagami akan terlahir di alam ini setelah meninggal dan mencapai arahat di alam ini pula.

Perntayaan mengenai umur Sāsana di mana penembusan Dhamma masih terjadi selama 5000 tahun hanya tertulis dalam Kitab komentar saja, dan tidak ada dalam Sutta maupun Abhidhamma.

Offline wong cilik

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 48
  • Reputasi: 4
  • Gender: Female
  • Be Simple Be Humble
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #17 on: 03 July 2010, 11:55:00 AM »
-
Quote
wrote by Peacemind
Pada kenyataannya, Dhamma masih bisa direalisasi oleh manusia dalam jangka 5000 tahun. Kitab komentar mengatakan demikian:
1. 1000 tahun pertama sejak Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, masih ditemukan arahat yang dibekali tevijja. Ini adalah1000 tahun yang dimaksud Sang Buddha sebagai umur Sāsana.
2. 1000 tahun kedua masih ditemukan arahat sukkavipassaka.
3. 1000 tahun ketiga masih ditemukan anagami. Ini adalah masa kita sekarang.
4. 1000 tahun keempat masih ditemukan sakadagami.
5. 1000 tahun kelima masih ditemukan sotapanna.

Khusus penyataan yang di bold saya ingin menanyakan bahwa apakah berarti di jaman sekarang ini tidak ada lagi  arahat?
mengingat itu kitab komentar adakah pendukungnya dari sutta ataupun abhidhamma? Terima kasih sebelumnya.

Wah..saya secara pribadi tentu tidak tahu. Pernyataan di atas ditulis dalam kitab komentar. Jika kita menerima kitab komentar sebagai benar, maka di alam manusia kita, saat ini tidak ada arahat, namun masih ditemukan anagami, sakadagami dan sotapanna. Tapi ini hanya meliputi alam manusia saja. Barangkali di alam2 dewa khususnya alam Suddhavasa masih ada arahat karena menurut kitab suci mereka yang mencapai anagami akan terlahir di alam ini setelah meninggal dan mencapai arahat di alam ini pula.

Perntayaan mengenai umur Sāsana di mana penembusan Dhamma masih terjadi selama 5000 tahun hanya tertulis dalam Kitab komentar saja, dan tidak ada dalam Sutta maupun Abhidhamma.

 [at]  Saudara/bapak Dukun. You are so smart. Saya malah tidak sadar kalau ada sesuatu yang perlu dipertanyakan dari kutipan ttg umurnya Sāsana.

 [at] Samanera.....Mohon ditunjukkan referensi tepatnya (Hal dan Volume) tentang pernyataan di atas.

Berarti, Kalau menerima kebenaran Aṭthakathā, berarti orang yang beranggapan bahwa saat ini pun ada "Arahat", "the living Buddha", menjadi gak bener dong?

« Last Edit: 03 July 2010, 11:57:03 AM by wong cilik »

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #18 on: 03 July 2010, 02:18:37 PM »
-
Quote
wrote by Peacemind
Pada kenyataannya, Dhamma masih bisa direalisasi oleh manusia dalam jangka 5000 tahun. Kitab komentar mengatakan demikian:
1. 1000 tahun pertama sejak Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, masih ditemukan arahat yang dibekali tevijja. Ini adalah1000 tahun yang dimaksud Sang Buddha sebagai umur Sāsana.
2. 1000 tahun kedua masih ditemukan arahat sukkavipassaka.
3. 1000 tahun ketiga masih ditemukan anagami. Ini adalah masa kita sekarang.
4. 1000 tahun keempat masih ditemukan sakadagami.
5. 1000 tahun kelima masih ditemukan sotapanna.

Khusus penyataan yang di bold saya ingin menanyakan bahwa apakah berarti di jaman sekarang ini tidak ada lagi  arahat?
mengingat itu kitab komentar adakah pendukungnya dari sutta ataupun abhidhamma? Terima kasih sebelumnya.

Wah..saya secara pribadi tentu tidak tahu. Pernyataan di atas ditulis dalam kitab komentar. Jika kita menerima kitab komentar sebagai benar, maka di alam manusia kita, saat ini tidak ada arahat, namun masih ditemukan anagami, sakadagami dan sotapanna. Tapi ini hanya meliputi alam manusia saja. Barangkali di alam2 dewa khususnya alam Suddhavasa masih ada arahat karena menurut kitab suci mereka yang mencapai anagami akan terlahir di alam ini setelah meninggal dan mencapai arahat di alam ini pula.

Perntayaan mengenai umur Sāsana di mana penembusan Dhamma masih terjadi selama 5000 tahun hanya tertulis dalam Kitab komentar saja, dan tidak ada dalam Sutta maupun Abhidhamma.

 [at]  Saudara/bapak Dukun. You are so smart. Saya malah tidak sadar kalau ada sesuatu yang perlu dipertanyakan dari kutipan ttg umurnya Sāsana.

 [at] Samanera.....Mohon ditunjukkan referensi tepatnya (Hal dan Volume) tentang pernyataan di atas.

Berarti, Kalau menerima kebenaran Aṭthakathā, berarti orang yang beranggapan bahwa saat ini pun ada "Arahat", "the living Buddha", menjadi gak bener dong?



Di depan khan sudah saya tulis. Pernyataan tersebut ada dalam kitab komentar untuk Bhikkhunikkhandhaka. Tepatnya, ada dalam Vinaya Aṭṭhakathā, VI, 1290-1291. Pertanyaan anda selanjutnya juga telah terjawab di atas.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #19 on: 04 July 2010, 09:53:38 PM »
Rev.Peacemind yg sy hormati,
jawaban2 Rev ini yg sy tunggu2....tapi kemarin malah lupa dithread mana, baru ketemu hari ini....thanks Rev....

namasakam,

Offline tania

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 163
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
  • sabbe satta bhavanthu sukhittata ..
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #20 on: 04 July 2010, 10:32:09 PM »
Di depan khan sudah saya tulis. Pernyataan tersebut ada dalam kitab komentar untuk Bhikkhunikkhandhaka. Tepatnya, ada dalam Vinaya Aṭṭhakathā, VI, 1290-1291. Pertanyaan anda selanjutnya juga telah terjawab di atas.

bs tolong link ke vinaya atthakatha? saya sudah mencoba googling tapi tidak menemukannya ..  _/\_
do the best is not for make people amazed with us, but do the best because it's the only way to enjoy the process .. - Ajahn Brahmvamso

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #21 on: 05 July 2010, 12:07:50 AM »
Di depan khan sudah saya tulis. Pernyataan tersebut ada dalam kitab komentar untuk Bhikkhunikkhandhaka. Tepatnya, ada dalam Vinaya Aṭṭhakathā, VI, 1290-1291. Pertanyaan anda selanjutnya juga telah terjawab di atas.
bs tolong link ke vinaya atthakatha? saya sudah mencoba googling tapi tidak menemukannya ..  _/\_
Wah saya nggak tahu apakah di Internet ada atau nggak. Saya langsung ngambil referensinya dari Chattasangayana.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #22 on: 05 July 2010, 07:20:56 AM »
ambil disini saja http://tipitaka.org/romn/
There is no place like 127.0.0.1

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #23 on: 05 July 2010, 07:36:35 AM »

Offline tania

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 163
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
  • sabbe satta bhavanthu sukhittata ..
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #24 on: 05 July 2010, 07:15:58 PM »
ambil disini saja http://tipitaka.org/romn/

bagus sih tapi bahasa pali ya? saya buta bahasa pali ..  ^:)^
do the best is not for make people amazed with us, but do the best because it's the only way to enjoy the process .. - Ajahn Brahmvamso

Offline NOYA

  • Teman
  • **
  • Posts: 66
  • Reputasi: 7
  • Gender: Female
  • I still need to learn more.
Re: Status Wanita di Tengah Masyarakat Buddhis
« Reply #25 on: 05 July 2010, 10:32:51 PM »
Quote
bagus sih tapi bahasa pali ya? saya buta bahasa pali .. 


betul...betul...kasus yang sama juga terjadi pada saya saat membaca Aṭṭhakathā. Lebih parahnya lagi, Aṭthakatha yang di dalam bahasa Inggris juga sangat sedikit. Jadi tambah sulit memahami Atṭhakathā. Mimpi menemukan Aṭṭhakathā dalam bahasa Indonesia juga masih jauhhhhhhhhhhhh banget kayaknya.  Cuapek dechhhhhhhh.............

 

anything