//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Cara Kerja Kamma  (Read 10253 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Cara Kerja Kamma
« on: 28 April 2010, 03:07:07 PM »
Teks pali sudah memberikan banyak contoh mengenai bagaimana kamma bekerja. Dan saat kita tidak mengerti mengenai bagaimana kamma bekerja, contoh tersebut seolah menjadi sangat sulit untuk bisa dipercaya.

Namun saat kita mengerti bagaimana batin bekerja dan tentunya sekaligus akan mengerti bagaimana kamma bekerja maka akan mudah untuk mengerti bagaimana dashyatnya efek dari kamma buruk dan menakjubkannya efek dan kamma baik.

Ini akan membuat menjadi sulit untuk tidak mempercayai contoh mengenai cara kerja kamma. Lalu misalnya akan menjadi mudah juga untuk mempercayai Buddha saat dia menyebutkan mengenai mahluk yang menikmati kesenangan di alam dewa sampai beratus ribu tahun.193
 
Tentunya jika kita mengembangkan kekuatan untuk mengingat masa lampau maka kita juga akan dapat melihat bagaimana kamma bekerja pada diri kita dan itu akan menyingkirkan semua skeptis yang ada dengan penglihatan dan pengetahuan kita sendiri
 
 
[....]
The Working of Kamma, Pa Auk Sayadaw hal 155

Offline yudiboy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 486
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #1 on: 28 April 2010, 06:40:13 PM »
KENPALAH KARMMA BAIK SAYA BELUM BERBUAH2..KOK YANG BERBUAH YANG JELEK2 TERUS...
APAKAH INI ADA YANG SALAH DALAM PROSES KERJANYA...

WELEH2
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

Offline Equator

  • Sebelumnya: Herdiboy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.271
  • Reputasi: 41
  • Gender: Male
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #2 on: 29 April 2010, 09:53:59 AM »
KENPALAH KARMMA BAIK SAYA BELUM BERBUAH2..KOK YANG BERBUAH YANG JELEK2 TERUS...
APAKAH INI ADA YANG SALAH DALAM PROSES KERJANYA...

WELEH2

Tiada yang salah dalam proses kerja Hukum Kamma, Vipaka Kamma tidak mungkin nyasar kepada orang lain.. janganlah takut, jika bukan jatahmu, maka tidak akan mendapatkannya..
Kamma banyak jenisnya.. ada yang berbuah cepat, ada yang berbuah lambat tapi masih dalam satu masa kehidupan, ada yang berbuah di kehidupan yang akan datang
Seperti tanaman jagung dan mangga, yang jangka waktu panennya berbeda, jagung dalam kurun waktu tiga bulan, sedang mangga hitungan tahun, demikian pula hukum Kamma..
Jadi harus bersabar bro.. ga mungkin dong kita paksain berbuah, sedangkan baru numbuh batang kecil dan daun lalu langsung kita petik.. malah ga dapet apa2..
Perbanyak lagi menanam perbuatan bajiknya Bro.. Niscaya vipaka kamma yang baik akan datang pula
Sukses yah Bro..
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Offline gurkha

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 25
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #3 on: 29 April 2010, 11:41:02 AM »
Cara kerja karma sederhana yakni Tek-tok

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #4 on: 29 April 2010, 12:20:48 PM »
Bukankah ada ahosi kamma (kamma yg gagal memberikan hasil/akibat)? Jika kamma buruk yg ahosi,mungkin tidak masalah (malah menguntungkan). Tetapi bagaimana jika kamma baik yg ahosi,misalnya ada orang miskin yg ingin diberi bantuan dana tetapi menunda sampai akhirnya tidak kebagian bantuan tsb (dengan asumsi bahwa kamma baik tsb hanya berbuah saat menerima bantuan saja,jika tidak berbuah kali ini maka menjadi ahosi)? Apakah dalam hal ini cara kerja kamma itu adil?
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #5 on: 29 April 2010, 12:31:14 PM »
Bukankah ada ahosi kamma (kamma yg gagal memberikan hasil/akibat)? Jika kamma buruk yg ahosi,mungkin tidak masalah (malah menguntungkan). Tetapi bagaimana jika kamma baik yg ahosi,misalnya ada orang miskin yg ingin diberi bantuan dana tetapi menunda sampai akhirnya tidak kebagian bantuan tsb (dengan asumsi bahwa kamma baik tsb hanya berbuah saat menerima bantuan saja,jika tidak berbuah kali ini maka menjadi ahosi)? Apakah dalam hal ini cara kerja kamma itu adil?

Tentu saja adil (seimbang). Ada "untung", juga ada "rugi".

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #6 on: 30 April 2010, 11:42:14 PM »
KENPALAH KARMMA BAIK SAYA BELUM BERBUAH2..KOK YANG BERBUAH YANG JELEK2 TERUS...
APAKAH INI ADA YANG SALAH DALAM PROSES KERJANYA...

WELEH2

anda sudah terlahir menjadi manusia saja, itu sudah kamma baik
anda bisa bertemu dengan buddhism, itu sudah kamma baik
anda bisa akses internet, itu sudah kamma baik

baik atau buruknya kamma, tergantung dari persepsi masing2 individu....... semakin tidak merasa mendapat kamma baik, biasanya dikarenakan anda melakukan hal2 dengan tidak tulus

Bukankah ada ahosi kamma (kamma yg gagal memberikan hasil/akibat)? Jika kamma buruk yg ahosi,mungkin tidak masalah (malah menguntungkan). Tetapi bagaimana jika kamma baik yg ahosi,misalnya ada orang miskin yg ingin diberi bantuan dana tetapi menunda sampai akhirnya tidak kebagian bantuan tsb (dengan asumsi bahwa kamma baik tsb hanya berbuah saat menerima bantuan saja,jika tidak berbuah kali ini maka menjadi ahosi)? Apakah dalam hal ini cara kerja kamma itu adil?

kenapa harus menyalahkan cara kerja kamma?

bukankah dari contoh anda sendiri sudah menggambarkan bahwa kamma itu tergantung dari individunya sendiri?

Offline tania

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 163
  • Reputasi: 6
  • Gender: Female
  • sabbe satta bhavanthu sukhittata ..
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #7 on: 21 June 2010, 06:04:00 PM »
tidak ada yg salah dengan cara kerja kamma .. berikut kutipan dari Millinda Panha (pertanyaan raja Millinda pada YM Nagasena) .. http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-79523.html

73. Kekuatan Kejahatan

"Manakah yang lebih kuat, kebajikan atau ketidakbajikan?"5
"Kebajikan lebih kuat, O baginda."
"Hal itu tidak dapat aku percaya. Orang-orang yang melakukan kejahatan sering mengalami hasil perbuatannya pada kehidupan sekarang ini juga ketika mereka dihukum karena kejahatannya.6 Tetapi apakah ada orang yang -karena memberikan persembahan bagi Sangha atau menjalankan Uposatha- menerima manfaatnya pada kehidupan sekarang ini juga?"
"Ada, O baginda, enam7 kasus seperti itu.

Si budak, Punnaka,8 dengan memberikan dana makanan kepada Sariputta, pada hari yang sama diangkat menjadi bendahara.
Kemudian ada juga ibu kandung Gopala, yang menjual rambutnya agar dapat memberikan makanan kepada Maha Kaccayana, dan sebagai hasilnya menjadi permaisuri Raja Udena.
Si wanita saleh Suppiya, yang memotong daging di pahanya untuk memberi makan seorang bhikkhu yang sakit dan keesokan harinya luka di pahanya sembuh.
Mallika -ketika masih menjadi seorang budak wanita memberikan makanannya sendiri kepada Sang Buddha dan pada hari itu juga menjadi permaisuri di Kosala.
Sumana, tukang bunga, yang memberikan delapan ikat bunga melati kepada Sang Buddha, memperoleh kemakmuran yang melimpah.
Ekasataka si Brahmana yang memberikan satu-satunya pakaian luarnya kepada Sang Buddha, dan pada hari itu juga menerima pemberian 'Serba Delapan'."9
"Jadi Nagasena, dari semua penyelidikan Anda, hanya enam kasuskah yang ditemukan?"
"Demikianlah, O baginda."
"Kalau begitu, ketidakbajikan lebih kuat daripada kebajikan. Karena aku telah melihat banyak orang ditusuk dengan senjata tajam sebagai hukuman atas perbuatan jahat mereka. Dan di dalam peperangan yang dipimpin oleh Jenderal Bhaddasala mewakili keluarga kerajaan Nanda melawan Chandagutta ada delapan puluh Tarian Mayat. Dikatakan bahwa ketika terjadi pembantaian besar-besaran, mayat-mayat tanpa kepala tersebut bangkit kembali dan menari di medan perang. Dan semua orang itu hancur sebagai buah dari perbuatan jahat mereka. Tetapi ketika Raja Pasenadi -raja Kosala- memberikan persembahan dana makanan yang tidak tertandingi, apakah di kehidupan itu juga dia menerima kekayaan atau keagungan atau kebahagiaan?"
"Tidak, O baginda, tidak."
"Kalau begitu, Nagasena, tentu saja ketidakbajikan lebih kuat daripada kebajikan."
"Seperti halnya, O baginda, padi yang jelek akan masak dalam waktu satu atau dua bulan, tetapi padi yang baik akan masak baru setelah lima atau enam bulan; demikian juga perbuatan bajik akan berbuah setelah jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, O baginda, hasil dari perbuatan bajik maupun perbuatan jahat akan dialami di dalam kehidupan yang akan datang; tetapi karena kejahatan itu tercela, maka ditetapkan bahwa mereka yang berbuat jahat akan dihukum sesuai undang-undang. Sebaliknya, mereka yang berbuat bajik tidak mendapat hadiah. Jika seandainya ditetapkan suatu hukum untuk memberikan hadiah kepada pelaku perbuatan bajik, maka perbuatan-perbuatan bajik juga akan menghasilkan buah di dalam kehidupan ini juga."
"Bagus sekali, Nagasena, hanya oleh orang sebijaksana Anda teka-teki semacam ini dapat diselesaikan. Pertanyaan yang kuajukan dari sudut pandang yang biasa telah Anda jelaskan dengan pengertian yang luar biasa."

jadi karma buruk lebih sering dirasa berbuah lebih cepat karena -seperti penjelasan diatas- karma buruk membutuhkan waktu lebih singkat untuk berbuah.  _/\_
KENPALAH KARMMA BAIK SAYA BELUM BERBUAH2..KOK YANG BERBUAH YANG JELEK2 TERUS...
APAKAH INI ADA YANG SALAH DALAM PROSES KERJANYA...

WELEH2
do the best is not for make people amazed with us, but do the best because it's the only way to enjoy the process .. - Ajahn Brahmvamso

Offline intan mutiara sari

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #8 on: 20 July 2010, 02:19:22 PM »
 _/\_.................Salam mungkin saya yang bodoh ini bisa berbagi didalam sistem karma bekerja ada karma yang cepat berbuah juga ada yang lama berbuah,itupun lihat bagaimana besar apa yang telah kita perbuat.....ini ada penjelasan dari Sutta Karma:
Karma (Sanskerta: karma) berarti perbuatan. Karma merujuk pada perbuatan berkehendak yang kita lakukan dengan tubuh, ucapan, dan pikiran kita melalui berbuat, berkata, dan berpikir. Karma adalah kaidah bahwa setiap perbuatan yang dilakukan, jika kondisinya sesuai, akan menghasilkan akibat tertentu.

Bagaimana Karma Bekerja?

Semua perbuatan meninggalkan jejak atau benih pada kesadaran kita, yang akan masak menjadi pengalaman-pengalaman kita ketika kondisi yang sesuai muncul. Sebagai contoh, jika kita menolong seseorang dengan hati yang tulus, perbuatan ini akan meninggalkan jejak-jejak positif dalam arus pikiran kita. Ketika kondisinya memadai, jejak ini akan masak dalam bentuk kita menerima pertolongan tatkala kita membutuhkannya.

Benih-benih Karma terus mengikuti kita dari satu kehidupan ke kehidupan berikutnya. Bagaimanapun juga, jika kita tidak menciptakan sebab-sebab atau Karma untuk terjadinya sesuatu, kita tidak akan mengalami hasilnya. Jika kita tidak menanam benih tertentu, tanaman tidak akan tumbuh. Buddha mengajarkan:

Sesuai benih yang ditabur,
begitulah buah yang dituai.
Pelaku kebaikan akan meraih hasil yang baik,
Pelaku keburukan akan memetik hasil yang buruk.
Jika engkau menanam benih yang baik,
engkau akan menikmati buah yang baik.

Apakah Pengaruh Karma?

Karma mempengaruhi kelahiran kita yang akan datang dan mempengaruhi apa yang kita alami selama hidup ini: bagaimana orang lain memperlakukan kita, kekayaan kita, status sosial kita, dan sebagainya. Karma juga mempengaruhi kepribadian dan watak kita, bakat kita, perilaku kita, dan kebiasaan kita. Jenis lingkungan tempat kita dilahirkan juga dipengaruhi oleh Karma.
Kita yang sekarang ini sesuai dengan apa yang telah kita lakukan. Kita yang akan datang sesuai dengan apa yang tengah kita lakukan.
Ada Jenis Karma Apa Saja?
Jika suatu perbuatan membawa derita dan sengsara dalam jangka panjang bagi diri sendiri dan makhluk lain, itu adalah Karma yang buruk atau negatif. Sebaliknya, jika suatu perbuatan membawa kebahagiaan, itu adalah Karma yang baik atau positif. Perbuatan pada hakikatnya bukanlah baik atau buruk—mereka hanya sedemikian tergantung pada motivasi dan konsekuensi yang dihasilkannya. Kebahagiaan dan keberuntungan apa pun yang kita alami dalam hidup kita berasal dari tindakan-tindakan positif kita sendiri, sementara masalah-masalah kita datang dari tindakan-tindakan negatif kita sendiri.
Bagaimana Terjadinya Karma Buruk?

Ada sepuluh perbuatan negatif yang seharusnya dihindari jika kita tidak ingin menciptakan Karma buruk, yaitu:


1. Membunuh
2. Mencuri
3. Berzinah
4. Berbohong
5. Memfitnah
6. Berkata kasar
7. Berbicara yang tak berguna
8. Serakah
9. Marah/Membenci
10. Berpandangan salah


Bagaimana Terjadinya Karma Baik?

Ada sepuluh perbuatan bermanfaat yang seharusnya kita perjuangkan untuk menciptakan Karma baik. Kesepuluh perbuatan baik ini juga termasuk menghindari sepuluh perbuatan buruk. Adapun sepuluh perbuatan baik itu antara lain:


1. Bermurah hati
2. Mengendalikan diri
3. Bermeditasi
4. Menghormat
5. Melayani
6. Melimpahkan jasa
7. Berbahagia atas jasa pihak lain
8. Mendengarkan Dharma
9. Mengajarkan Dharma
10. Meluruskan pandangan


Dapatkah Karma Diciptakan Bersama dengan Orang Lain?

Karma bisa kolektif maupun individual. Karma kolektif adalah perbuatan yang dilakukan bersama-sama dalam sebuah kelompok. Contohnya, sepasukan tentara bersama-sama membunuh. Hasil perbuatan ini dapat dialami bersama-sama sebagai satu kelompok, seringnya dalam kehidupan yang akan datang. Namun setiap anggota kelompok berpikir, berbicara, dan bertindak secara berbeda-beda, hal ini juga menghasilkan karma individual, yang akibatnya akan dialami oleh masing-masing pribadi.
Siapakah yang Mengendalikan Karma?

Tidak ada siapa pun yang menentukan “imbalan dan hukuman” untuk apa yang kita lakukan. Kita menciptakan penyebab-penyebab dari tindakan kita, dan kita akan mengalami akibat-akibatnya. Kitalah yang bertanggung jawab atas pengalaman kita sendiri. Buddha menemukan hukum Karma—Ia tidak menciptakannya (tidak ada satu makhluk pun yang menciptakannya). Dengan mengajarkan hukum Karma kepada kita, Buddha menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya kita bertindak di dalam fungsi sebab dan akibat agar kita mencapai Kebahagiaan Sejati dan terhindar dari penderitaan.
Bagaimana Kita Mengetahui Karma Kita?

Buddha memberikan kepada kita panduan umum mengenai akibat dari berbagai jenis perbuatan. Sebagai contoh, Buddha mengajarkan kepada kita bahwa membunuh akan mengakibatkan umur pendek dan kemurahan hati akan membawa kekayaan. Bagaimanapun juga, hanya pikiran mahatahu Buddha-lah yang mampu memahami bekerjanya Karma secara lengkap.

Ada kelenturan dalam berfungsinya perbuatan dan akibatnya. Sekalipun kita tahu bahwa jika kita terus-menerus menyakiti makhluk lain, contohnya, akan membawa kita pada kelahiran kembali yang kurang menguntungkan, tetap saja kita tidak tahu secara pasti dalam bentuk apakah nantinya kita dilahirkan. Jika tindakan kita sangat berat—misalnya, dengan kemurkaan besar kita terus-menerus menganiaya banyak orang dan merasa puas bahwa kita telah menyakiti orang itu, akibat yang akan kita terima tentu akan lebih tidak menyenangkan dibandingkan jika kita sekadar sembrono mengejek orang lain lalu menyesali kekurangpekaan kita. Berbagai keadaan yang hadir pada saat buah Karma masak, juga mempengaruhi akibat spesifik apakah yang akan terjadi.

Apakah Karma Selalu Adil?

Ketika kita melihat orang yang tidak jujur hidup kaya, atau orang kejam yang penuh kuasa, atau orang baik yang mati muda, kita mungkin jadi meragukan hukum Karma. Namun, banyak sekali akibat yang kita alami pada kehidupan ini merupakan akibat dari tindakan-tindakan kita pada kehidupan lampau kita; dan banyak tindakan-tindakan yang kita lakukan dalam kehidupan sekarang ini hanya akan masak dalam kelahiran yang akan datang—inilah yang disebut Karma jangka panjang (Karma jangka pendek adalah Karma yang berbuah dalam waktu yang relatif singkat). Kekayaan orang yang tidak jujur mungkin saja akibat kedermawanan orang itu dalam kehidupan lampaunya. Bagaimanapun juga, ketidakjujuran orang itu saat ini, meninggalkan benih-benih Karma bagi mereka untuk mengalami kemiskinan dalam kehidupan mendatang. Demikian pula, penghargaan dan kewenangan yang dimiliki oleh orang-orang yang kejam merupakan hasil perbuatan positif yang mereka lakukan pada kehidupan lampau. Pada kehidupan sekarang, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk hal-hal yang tidak baik, hal ini menciptakan sebab bagi penderitaan masa depan. Mereka yang mati muda sedang mengalami akibat perbuatan-perbuatan negatif seperti pembunuhan yang dilakukannya pada kehidupan lampau. Bagaimanapun, kebaikan mereka pada kehidupan saat ini akan menanamkan benih-benih atau jejak-jejak dalam arus kesadaran mereka untuk mengalami kebahagiaan pada masa yang akan datang.

Pastikah Kita Akan Mengalami Karma Buruk?

Ketika benih sekecil apa pun ditanam di tanah, pada akhirnya mereka akan berkembang—kecuali mereka tidak mendapatkan kondisi-kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan, seperti air, sinar matahari, dan pupuk. Jalan pamungkas untuk mencabut jejak atau benih Karma adalah dengan bermeditasi pada Kesunyaan (kekosongan) keberadaan. Inilah jalan untuk memurnikan kecenderungan dan jejak-jejak Karma yang merugikan. Pada tataran spiritual seperti kita, hal ini mungkin cukup sulit, tetapi kita tetap dapat menghentikan masaknya jejak-jejak merugikan dengan cara memurnikan mereka. Hal ini seperti mencegah benih untuk menerima air, sinar matahari, dan pupuk. Banyak melakukan kebajikan juga dapat “melarutkan” dampak merugikan dari Karma buruk.
Bagaimanakah Kita Memurnikan Karma Buruk?

Pemurnian sangatlah penting karena hal ini mencegah penderitaan pada masa mendatang dan meredakan perasaan bersalah. Dengan memurnikan pikiran, kita akan mampu untuk menjadi lebih tenang dan memahami Dharma dengan lebih baik. Empat kekuatan penangkal yang digunakan untuk memurnikan jejak atau benih negatif adalah:
o Penyesalan disertai tekad untuk tidak mengulangi tindakan merugikan itu lagi.
o Mengambil Tiga Pernaungan dan membangkitkan Welas Asih kepada semua makhluk.
o Melakukan latihan-latihan penyembuhan sebenarnya (perbuatan baik apa pun—termasuk meditasi dan menguncar Sutta/Mantra).

Keempat kekuatan ini harus dilakukan berulang-ulang. Karena kita telah melakukan banyak sekali perbuatan negatif, kita tidak bisa berharap dapat memurnikan Karma-Karma buruk itu sekaligus. Semakin besar kekuatan empat komponen itu, semakin kuat tekad kita untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi, semakin kuatlah pemurnian kita.

Apakah Karma Mempengaruhi Siapa yang Kita Jumpai?

Ya, tetapi ini bukan berarti bahwa semua hubungan telah ditakdirkan. Kita mungkin punya kecenderungan Karma tertentu untuk merasa dekat atau merasa kurang pas dengan orang-orang tertentu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa hubungan kita dengan mereka harus berlanjut terus seperti itu. Jika kita berbaik hati kepada mereka yang menyakiti kita dan mencoba untuk berkomunikasi dengan mereka, hubungan ini akan berubah, menciptakan Karma positif yang akan membawa kebahagiaan pada masa yang akan datang.

Kita tidak terikat kepada orang lain secara Karma—tidak ada orang tertentu yang khusus hanya untuk kita. Karena kita memiliki banyak kehidupan lampau, kita telah berhubungan dengan semua makhluk pada suatu waktu sebelumnya. Hubungan kita dengan orang tertentu juga terus berubah-ubah. Bagaimanapun juga, hubungan Karma lampau dapat mempengaruhi hubungan kita sekarang. Contohnya, jika seseorang telah menjadi guru spiritual kita pada suatu kehidupan lampau, kita mungkin akan bersua kembali dengan orang itu dalam kehidupan sekarang, dan ketika orang tersebut mengajarkan Dharma kepada kita, hal itu mungkin berpengaruh kuat bagi kita.

Jika Makhluk Lain Menderita Akibat Karma Buruknya, Dapatkah Kita Menolongnya?

Kita semua tahu bagaimana rasanya menderita, dan itu pulalah yang dirasakan makhluk lain ketika mereka mengalami akibat perbuatan buruk mereka. Didasarkan empati dan Welas Asih, sudah semestinya kita menolong mereka! Walaupun mereka menciptakan sendiri sebab-sebab bagi penderitaan mereka, mungkin mereka juga menciptakan sebab-sebab untuk menerima pertolongan dari kita! Kita semua adalah sama dalam hal mengharapkan kebahagiaan dan berusaha menghindari penderitaan. Tanpa pandang penderitaan atau masalah siapakah itu, kita seharusnya mencoba meringankannya. Sebagai contoh, berpikir bahwa “orang miskin itu miskin karena perbuatan lampau mereka sendiri—karena kikir; jika aku menolong mereka, aku akan ketularan miskin”, ini merupakan pandangan salah yang kejam. Kita tidak seharusnya merasionalisasi kemalasan, sikap apatis, dan keangkuhan kita dengan salah mengartikan kaidah sebab dan akibat. Welas Asih dan tanggung jawab universal sangatlah penting untuk perkembangan spiritual kita sendiri dan kedamaian dunia.

Apakah Segala Sesuatu Terjadi Karena Karma?

Hukum Karma tidak berlaku untuk perbuatan-perbuatan “tanpa kesadaran” seperti berjalan, duduk, atau tidur. Perbuatan-perbuatan seperti itu tidak menghasilkan akibat-akibat selain dari perbuatan itu sendiri (bagaimanapun juga, Karma berlaku pada gagasan-gagasan kita yang didasari kehendak). Begitu juga, kecelakaan dianggap Karma netral karena hal itu tidak disengaja. Bagaimanapun, kita seharusnya selalu berusaha meningkatkan kewaspadaan kita agar kecelakaan tidak terjadi.

Dapatkah Karma Berubah?

Karma bukanlah kartu mati—karma bukan berarti nasib atau takdir. Perbuatan-perbuatan berkehendak pada suatu waktu tertentu akan menghasilkan akibatnya ketika berada dalam kondisi yang sesuai. Walaupun pada kehidupan sekarang kita mengalami akibat-akibat dari perbuatan (Karma) yang silam, kita masih mungkin untuk mengubah, mengurangi atau menambah akibat-akibat dari perbuatan-perbuatan lampau ini melalui perbuatan-perbuatan saat ini, yang akan mempengaruhi masa depan maupun kehidupan yang akan datang. Memahami hukum Karma membantu kita menyadari bahwa kita sendirilah yang menentukan kita akan menjadi seperti apa. Kita sepenuhnya bertanggung jawab atas nasib kita sendiri.Teman teman semoga bermanfaat ya. _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #9 on: 21 July 2010, 08:31:32 AM »
To Intan,

anumodana untuk sharingnya, namun ada yang ingin saya tanyakan :
1. apa sumber tulisan anda?
2. apakah benar jika tulisan anda bercampur dengan non theravada? karena ada pemurnian kamma... tlg koreksi jika saya salah
3. mengingat ini adalah therad abhidhamma, bagian manakah yang berhubungan dengan abhidhamma?

mohon penjelasannya

Offline intan mutiara sari

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #10 on: 22 July 2010, 02:03:25 PM »
To Intan,

anumodana untuk sharingnya, namun ada yang ingin saya tanyakan :
1. apa sumber tulisan anda?
2. apakah benar jika tulisan anda bercampur dengan non theravada? karena ada pemurnian kamma... tlg koreksi jika saya salah
3. mengingat ini adalah therad abhidhamma, bagian manakah yang berhubungan dengan abhidhamma?

mohon penjelasannya
 _/\_....Terima kasih atas masukan dan perhatian kakak.Maaf saya dalam Dharma masih sangat dangkal.Mungkin ini saya yang dapat saya bagikan

maaf sumber tulisan saya ada di Samanggi Phala,dan didalam Majjhimma Nikaya Sutta.
dan menurut saya ajaran ini murni dari Theravadha,memang di ajaran yang lain ada tapi beda dalam pengertiannya(dalam Agama Buddha)selain agama tersebut saya rasa tidak ada karma:kr****n atau Khatolik.maaf kalau keliru.
Menurut saya ada hubungannya,ini ada sedikit penjelasan yang saya baca tapi maaf sebelumnya kalau saya kurang begitu dalam untuk menjelaskannya.
Sang Buddha bersabda :”Aku nyatakan, O para Bhikkhu, bahwa niat [cetana] itulah Kamma, dengan niat seseorang bertindak melalui badan jasmani, ucapan dan pikiran.” (Anguttara Nikaya III,I-117).

Dengan kata lain, Karma merupakan suatu hukum moral sebab-akibat, suatu hukum alam dimana menjelaskan bahwa setiap tindakan akan membuahkan hasil tindakan tertentu atau buah karma [karma vipaka] . Sehingga apabila seseorang melakukan perbuatan mulia seperti memberikan sumbangan kepada suatu yayasan kemanusiaan, maka dia akan merasakan kebahagiaan. Sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu perbuatan yang tercela, misalnya membunuh makhluk hidup, maka dia akan merasakan penderitaan. Sehingga dapat disimpulkan, akibat dari perbuatan karma sebelumnya menentukan keberadaan orang tersebut pada kehidupan saat ini. Karma dapat dikategorikan menurut matangnya, yaitu karma yang matang pada kehidupan ini, karma yang matang pada kehidupan berikutnya dan karma yang matang pada beberapa kehidupan yang akan datang.

Tiga komponen yang merupakan pelaku utama karma adalah tubuh fisik, ucapan dan pikiran. Contoh karma yang dilakukan oleh tubuh fisik, yaitu membunuh, mencuri dan berjinah. Contoh karma yang dilakukan oleh ucapan, yaitu berbohong, membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat, memfitnah dan berbicara kasar. Sedangkan contoh karma yang dilakukan oleh pikiran adalah keserakahan, kebencian dan khayalan. Karma dapat dibedakan atas karma yang bermanfaat, karma yang tidak bermanfaat dan karma yang bukan bermanfaat maupun tidak bermanfaat.
Akibat dari karma buruk adalah tumimbal lahir di tiga alam penderitaan (neraka, hantu kelaparan dan binatang). Contoh karma buruk yang dapat menyebabkan seseorang terlahir di alam neraka antara lain: membunuh orangtua kandung, membunuh orang suci/ Arahat/ Bodhisattva, dan melukai Buddha. Sedangkan akibat dari karma baik adalah tumimbal lahir di alam manusia atau surga. Sedangkan para Buddha, Arahat dan Bodhisattva yang sudah mencapai Pencerahan Sempurna memperoleh karma tidak bergerak, namun Bodhisattva yang karena welas-asihnya untuk menyeberangkan semua makhluk yang menderita dapat saja bertumimbal lahir lagi di alam manusia .

untuk saudara yang baik mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan.antara karma dengan Abhidhamma Sutta sangat berkaitan,karena karma terjadi karena pikiran dan perbuatan kita dimasa lampau.semoga penjelasan saya berkenan di hati Anda.Mohon maaf bila banyak kekurangannya. _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #11 on: 22 July 2010, 02:47:39 PM »
apa sis bisa share link di samaggiphala karena saya sendiri member SP dan apa yang dipost di SP, belum tentu theravada karena dulu tidak ada filternya (baca: dimoderasi)

dan sebelum membahas mengenai vaci, kaya dan mano kamma,
mgkn sis bisa tolong melihat kembali ke pertanyaan saya secara lengkap dimana yg saya pertanyakan adalah : pemurnian kamma

berikut saya kutip kembali yang saya rasa bukan berasal dari theravada :

Quote
Bagaimanakah Kita Memurnikan Karma Buruk?

Pemurnian sangatlah penting karena hal ini mencegah penderitaan pada masa mendatang dan meredakan perasaan bersalah. Dengan memurnikan pikiran, kita akan mampu untuk menjadi lebih tenang dan memahami Dharma dengan lebih baik. Empat kekuatan penangkal yang digunakan untuk memurnikan jejak atau benih negatif adalah:
o Penyesalan disertai tekad untuk tidak mengulangi tindakan merugikan itu lagi.
o Mengambil Tiga Pernaungan dan membangkitkan Welas Asih kepada semua makhluk.
o Melakukan latihan-latihan penyembuhan sebenarnya (perbuatan baik apa pun—termasuk meditasi dan menguncar Sutta/Mantra).

Keempat kekuatan ini harus dilakukan berulang-ulang. Karena kita telah melakukan banyak sekali perbuatan negatif, kita tidak bisa berharap dapat memurnikan Karma-Karma buruk itu sekaligus. Semakin besar kekuatan empat komponen itu, semakin kuat tekad kita untuk tidak mengulangi perbuatan itu lagi, semakin kuatlah pemurnian kita.

anumodana untuk diskusinya

Offline intan mutiara sari

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #12 on: 22 July 2010, 05:24:45 PM »
 _/\_ Terima kasih atas masukan kakak,mungkin memang betul di SP bukan khusus Agama Buddha Theravada,menurut saya pemurnian itu mengurangi karma yang buruk dengan perbuatan yang baik.mungkin itu memakai bahasa Indonesia agar orang yang membacanya mudah untuk mengerti.Kadang memakai Bahasa dari aslinya kadang kita tidak mengerti apa yang dimaksud.kakak yang budiman mohon maaf ya bila saya telah salah menjelaskan cara kerja karma.karena saya masih dalam taraf belajar.semoga kakak bisa memakluminya.Sekali lagi mohon maaf sebesar besarnya bila saya salah dalam penjelasan ini. ^:)^......................... _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #13 on: 23 July 2010, 10:43:19 AM »
dear sis

kalau saya boleh koreksi :
1. milis SP seharusnya berpaham theravada. Namun apa yg dipost belum tentu theravada karena pemosting bs berasal dari paham mana saja, bahkan non buddhist

2. pemurnian sebagaimana yg anda maksud itu, bukan theravada. Karena di theravada tidak bisa mengurangi kamma buruk, dengan kamma baik, bukan seperti hitungan matematika antara plus dan minus
Memperbanyak kamma baik adalah mengurangi "efek" dari kamma buruk sehingga tidak terlalu terasa menyakitkan atau bahkan bisa saja jadi tidak terasa
Jadi disini lah yg seringkali terjadi salah persepsi bhw seolah2 dengan melakukan kamma baik, akan mengurangi kamma buruk lampaunya

demikian yg bs saya sampaikan, semoga bermanfaat

Offline intan mutiara sari

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Cara Kerja Kamma
« Reply #14 on: 23 July 2010, 01:43:02 PM »
 _/\_ saya sangat senang melihat jawaban anda yang sangat bijaksana sehingga saya dan teman yang lain dapat lebih mengerti,tentang cara kerja karma ini sangat berguna untuk ke depan agar kita tdak salah melangkah,dan bisa lebih berhati hati didalam segala sikap maupun pikiran kita.semoga anda lebih bersemangat untuk membabarkan Dharma,lebih maju didalam wawasan anda,tapi jangan lupa anda dapat membagi apa yang telah anda fahami untuk kita semua.Salam Metta   _/\_........ ^:)^

 

anything