Setahu saya, muncullnya tanggapan bahwa penderita kanker harus menghindari asupan gula karena adanya pemikiran bahwa cancer bisa mengubah glucose menjadi energi secara anaerob (tanpa oksigen) berbeda dengan cell biasa, yang melalui rangkaian pembentukan piruvat dll. Dan apalagi pada era itu, berkembang pemikiran bahwa cancer disebabkan oleh misfungsi mitokondria, dipelopori oleh pemenang nobel 1920-an membuat hipotesa soal metabolisme tumor.
Tapi sepertinya sekarang muncul pro dan kontra, dan yang jelas bahwa cancer terjadi karena mutasi genetika. Di sisi lain, pemikiran jangan konsumsi gula berkembang karena penggunaan PET yang menggunakan analog gula, dan muncullah pemikiran bahwa hindari gula maka sel kanker akan mati.
Pertanyaannya apakah benar gula harus dihindari sama sekali ?
Perlu diketahui, yang dimaksud gula adalah semua glucose, dan plus karbohidrat. Jelas di dalamnya tidak hanya teh manis, ataupun minuman manis lainnya, tapi termasuk juga nasi, roti, dll.
Hal ini juga yang saya jawab juga kepada sist Shasika, manusia tidak mungkin hidup tanpa glucose. Glucose tetap dibutuhkan dalam tubuh. Lalu apakah benar gula tersebut menyebabkan pertumbuhan kanker makin ganas ? Hal ini sampai saat ini masih diperdebatkan.
Dan kalau misal diambil kesimpulan dari hasil PET, kan sudah ketahuan bahwa yang bagian terkena cancer yang paling banyak uptake analog gulanya. Nah perlu diketahui juga hasil uptake analog gula diakibatkan karena tingginya metabolisme. Dan apakah tinggi metabolisme berarti cancer ? belum tentu. Bagian2 tubuh yang sedang meradang dan adanya infeksi kuman seperti jamur / bakteri bisa memberikan hasil false positif.. Dan sebaliknya bagian tubuh yang terkena cancer tapi aktivitasnya kecil, memberikan hasil false negatif