kutipan dari fabian :
bertolak belakang dengan dengan Theravada, Y.A. Ananda mengatakan di dalam Bhikkhuni sutta AN IV, 159 bahwa,
- dengan bergantung pada makanan, ketergantungan thd makanan bisa dilenyapkan
- dengan bergantung pada lobha, lobha bisa dilenyapkan
- dengan bergantung pada keangkuhan, keangkuhan bisa dilenyapkan
mengenai sexual intercourse? Sang Buddha mengatakan untuk melenyapkan sex harus dengan memutus jembatan, bukan dengan menggunakan sex untuk melenyapkan sexmungkin bro fabian mengutip sutta anIV, 159nya secara lebih lengkap
sebab bisa ada dua pengertian dari tulisan kutipan tersebut, salah satunya adalah seperti Pangeran Shiddharta oleh karena kehidupannya yang dibatasi oleh tilakhana sehingga menyadari kesia-siaan kehidupan manusia dan sehingga meninggalkan semua kebanggaan duniawi yang dia miliki dan mengejar pembebasan, bukan mencapai pembebasan dengan mencari-cari atau membuat-buat atau mengejar pembebasan pada hal-hal duniawi tersebut bahkan siddharta meninggalkan semua itu (tampak sebagai pertanda (oleh karena ) kejenuhan atas kesia-siaan atas semua pengalaman itu yang bersifat tidak kekal).
kutipan dari tulisan kutipan teman-teman :
- untuk mereka yang benar-benar *qualified*
- Praktik ini sangat secret dan saya tidak tahu apa masih ada yg mempraktikkannya karena begitu berat persyaratannya
- Menurut saya, barangkali kuncinya adalah melatih pengamatan melihat hakikat terhadap skandha kala lobha / kamma datang menghampiri secara dahsyat? Pada saat ada sexual arousal maka angin / qi yang bergerak dalam nadi /channel menjadi berputar secara hebat. Sang praktisi yg telah mencapai taraf tinggi mampu untuk mentransformasikan energi seksual itu menjadi bliss dan emptiness secara bersamaan.
- ya memang benar kalau dari yang saya baca bahkan ajaran tertinggi tantra, yaitu anuttara yoga tantra mengajarkan mengenai hal ini, kalau nggak salah jika ingin mencapai tingkatan illusory body harus dilakukan dengan consort atau jika tidak mau bisa dilakukan pada waktu mati dengan mengeluarkan semua chi(prana)nya. kedua metode yaitu kalachakra dan guhyasamaja samimawon.saya hanya melihat dan mengomentari dari kenyataan saja.
Dari cerita-cerita pemraktek yoga, kebanyakan mereka mengejar terbangunnya tenaga prana/chinya sehingga (seolah-olah) dipandang oleh awam sebagai tahapan keberhasilan (latihan) tingkat kesucian/kebijaksanaannya, dengan memiliki kesaktian-kesaktian. loh kenapa pada akhirnya harus dilepaskan? atau sebaliknya ada yang bilang jangan bocor (bocor maninya atau chinya)?
Terus kalau dibilang Praktik ini sangat secret dan begitu berat persyaratannya dan pemelaku harus orang yang benar-benar *qualified*, bagaimana sang pasangannya? apakah menjadi korban atau kebalikannya kalau pemelaku/yang mau mencapai pembebasan dibilang 'harus qualified', loh kemudian pasangannya setelah pemelaku mencapai pembebasan diseberangkan menjadi terbebas pula menjadi orang yang berkualitas juga (qualified) atau bagaimana? apakah semua ini sebenarnya menimbulkan ikatan karma baru atau dapat menanggalkan semua karma?
atau kedua-duanya orang-orang qualified, loh kenapa melakukan hal-hal tersebut ehe-ehean...?
(alam sukavati seperti alam hugh heffner yah?, atau produknya?)
Loh memang guru Buddha mengajarkan pencerahan atau apakah benar ada pada sutra-sutranya bahwa pencerahan pada atau melalui proses bertumpu pada hal-hal berikut 'Pada saat ada sexual arousal maka angin / qi yang bergerak dalam nadi /channel menjadi berputar secara hebat. Sang praktisi yg telah mencapai taraf tinggi mampu untuk mentransformasikan energi seksual itu menjadi bliss dan emptiness secara bersamaan.'?
Atau saya yang belum/tidak mengerti atau mereka yang berbicara memberi jawaban-jawaban ini baik yang sudah mengerti mengajarkan/memberi pengetahuan kebenaran sejati atau mereka yang memberi-beri alasan belum mengerti/masih salah jalan mencari-cari alasan membela/mempertahankan metode atau kebanggaan aku diri kelompok golongan yang dibilang guru Buddha sebagai 'keberadaan konsepsi keakuan'?
good hope and love