_/\_Aspirasi seorang Buddhist sering salah diartikan terutama menyangkut pada gw paling benar,loe paling salah. Hal ini secara gamblangnya kita bisa refleksikan melalui ajaran Buddhadhamma.
Pada awalnya,istilah ini tidak terdapat pada komunitas Siddhatta Buddha, kata-kata seperti ini baru tercetus ketika Buddha parinibbana. Anda bisa membaca berbagai teks yang menyangkut historis ini dari kitab-kitab Mahayana dan Theravada yang beredar saat ini menyangkut perihal penyusunan Tipitaka secara tertulis pada zaman 500 tahun setelah parinirvana.
Hinayana atau jalan kecil sering dianggap sebagai aspirasi seorang yang ingin mencapai jalah Arahat dan Mahayana mengusung konsep menyelamatkan manusia lewat jalan Bodhisattva dan tekad suci sampai menjadi Buddha.
Dualitas merupakan perdebatan manusia yang tiada habisnya dari jadul sampe jarang(jaman sekarang). Dalam prinsip Mahayana, seseorang yang telah mencapai Arahat ketika dia parinibbana maka dia tidak akan datang lagi untuk memutar roda(mengajarkan) Dhamma untuk menolong semua makhluk dan hal itu akan sangat egois karena ia hanya menolong dirinya sendiri. figur Bodhisattva pun menjadi figur utama karena mereka bertekad tidak akan mencapai penerangan sempurna/keBuddhaan untuk kembali lagi menolong makhluk hidup. Pertanyaannya adalah Siddhatta Buddha termasuk egois apa tidak karena setelah parinibbana dia tidak lagi bertumimbal lahir di alam manapun dan menolong makhluk siapapun?
Arahat, Buddha dan Bodhisattva sebenarnya hanyalah sebuah istilah yang sebetulnya sama di dalam pencapaiannya. Sebelum menjadi Buddha, melalui berbagai kalpa penyempurnaan paramita sebagai Bodhisattva akhirnya dia menyadari Kebenaran Utama. meneriak-neriakan Mahayana ini itu atau Hinayana ini itu adalah sebuah hal yang paling konyol dibunyikan oleh beberapa umat awam yang belum mempelajari secara historikal yang umumnya kita tarik benang merahnya melalui Tipitaka/Tripitaka.
Inti sari dari Buddha Dhamma digolongkan menjadi Sila,Samadhi,Panna yang mewakili Perbuatan,Perkataan dan Pemikiran yang ketiganya disucikan terlebih dahulu. tebalnya kekotoran batin sangat mempersulit seseorang dalam melihat Kebenaran dan akhirnya terpancing kedalam Dosa(amarah),Lobha(kemelekatan),Moha(ketidaktahuan).
Hinayana atau Mahayana...tidak ada kata-kata seperti itu sama sekali dalam perkataan Guru Buddha Sakyamuni dalam Tipitaka/Tripitaka,isitilah itu muncul setelah beratus-ratus tahun Buddha parinibbana karena dualitas manusia yang belum tercerahkan.
Hinayana atau populernya disebut Theravada artinya mengikuti Para Sesepuh(Thera) merupakan Buddhism awal yang terbentuk.Tradisi Theravada mempertahankan ajaran guru Buddha sebagaimana diajarkan ketika Beliau hidup. Menggunakan bahasa Pali Magadha sebagai bahasa utama. Mengajarkan keseharian dengan refleksi dari setiap kasus yang terjadi pada zaman Sang Buddha masih hidup. Buddha dianggap sebagai manusia biasa yang mencapai pencerahan dengan kekuatannya setelah menyempurnakan Paramita berkalpa-kalpa lamanya.
Mahayana dikenalkan beberapa ratus tahun kemudian ,dengan ide memperluas(enhance) ajaran Buddhadhamma menjadi banyak pintu....(Sadharma Pundarika Sutra menyebutkan bahwa jalan menuju pencerahan ada 84.000 jalan).Isitilah Bodhisattva dikenalkan sesuai aspirasi dalam 10 Tekad Samantabhadra yaitu agar Roda Dhamma selalu berputar. Perlambangan awal emanasi berbagai kebaikan menjadi seorang Bodhisattva seperti Avalokitesvara melambangkan Cinta Kasih Melihat Dunia,Manjushri melambangkan Kebijaksanaan. Buddha menjadi beragam macam dimulai dari Amitabha,Bhaisajyaguru dan Buddha-Buddha yang tak terhitung banyaknya.
Hal ini merupakan salah satu bentuk aspirasi mencapai keBudhaan yang sering menimbulkan miskonsepsi kepada penganut agama Buddha awal. Beberapa tradisi Hindu pun ikut mengambil bagian seperti Mahesvara(Shiva), Indra(Penguasa Tavatimsa alam 33 Dewa), Tara (Tara Devi) namun masih dalam wujud emanasi kebaikan.
Dalam konsep Mahayana, banyak jalan menuju Nirvana oleh karena itu berbagai macam aliran mulai tumbuh mengambil ide seperti itu dan puncaknya setelah Buddhism diperkenalkan kepada Masyarakat Cina,berkembanglah berbagai aliran yang tercampur dengan kultisme Tiongkok yang sudah ada.
Karena ajaran Buddha mengusung topik cinta kasih dan perdamaian, maka setiap orang akan sangat gampang mempelajari agama Buddha dan menerapkannya sesuai dengan pemikirannya. Amitabha PureLand mengajarkan bahwa dengan mengucap nama Amitabha maka setelah meninggal akan menuju ke Alam Sukhavati. Penjelasan Buddhism paling logis adalah pelafalan Amitabha sebetulnya adalah konsentrasi pikiran agar pikiran tidak lari kemana-mana seperti Anapanasati yang memperhatikan nafas. kenapa bisa terlahir ke alam yang baik itu,kembali lagi Buddha mengajarkan mengenai pikiran.(topik ini akan saya buka baru).
Nah, bagi yang tidak pernah mempelajari Buddhism,hal ini tentunya akan menimbulkan ajaran suka-suka saya buat. tercampur dengan kultisme,tabu-tabu,mistik dan beberapa hal lainnya.Kita dapat melihat kesemrawutan yang terjadi.
Back to the topic, bila anda ingin mempelajari Buddhadhamma tanpa terpengaruh oleh bentuk Buddhis sana sini...Relevansikan dengan Tipitaka/Tripitaka karena disanalah sabda Sang Buddha yang bisa dipertanggungjawabkan ,jelas asal usulnya dan tidak mengandung rahasia-rahasia atau tabu-tabu tak jelas.Gunakan kebijaksanaan untuk melihat Kebenaran. Selami ajaran Buddha baru berbicara.