Saya quote "tentunya para deva di alam Tavatimsa dan YM Sariputta (cat: kedua alam tsb berada di bumi ini)" ~ mungkin OOT dari pertanyaan. Tapi setahu saya dari bagan 31 alam kehidupan, alam dewa yg share domain dgn manusia di bumi cuma Cattumaharajika...
Bumi kita ini sangat special: total akan muncul 5 Sammasambuddha (quota maksimum), tapi bukan berarti makhluk di bumi ini yang beruntung. Namun, yang beruntung adalah: semua makhluk apapun yang sudah mengumpulkan parami yang cukup, sehingga terkondisi utk lahir di bumi special ini. Yakni utk bertemu, belajar, hingga merealisasi Nibbana di bawah bimbingan Sammasambuddha... Kita kan ingat bahwa: lahir di suatu tempat yang sesuai dgn kamma kebajikan lampau, merupakan berkah utama...
Bagaimana dengan Cunda si pejagal babi, apakah kita akan menyatakan bahwa dia jauh lebih beruntung dari manusia yang lahir di bumi antah-berantah lain yang tidak muncul Sammasambuddha? Cunda tinggal tidak jauh dari tempat Sang Buddha berdiam. Namun jangankan belajar & praktik Dhamma, berdana pun tidak pernah...
4 kelangkaan di alam semesta adalah:
1) Kelahirsan sebagai manusia...
2) Berlangsung hidup sebagai manusia yg normal & patut...
3) Berkesempatan utk belajar/praktik Buddha Dhamma...
4) Kemunculannya seorang Sammsambuddha...
Poin ketiga berlaku utk mereka yang hidup di dunia tanpa Sammasambuddha, karena Buddha Dhamma adalah universal. Belaku lintas KeTuPat: keadaan, waktu, dan tempat. Tidak ada istilah expirednya... Maka ada yang disebut Pacceka Buddha... Beliau2 merupakan makhluk yang merealisasi kesempurnaan bathin secara mandiri total juga...
Nah, sebagai insan yang sekarang kita hidup di bumi ini; keempat kondisi langka tersebut sudah kita "atasi". Tinggal renungkan saja, apakah ada sense of urgency (samvaga) utk praktik Buddha Dhamma? Lho, kita gak pernah tahu persis masa hidup ini lho... Kalo sudah mati, lahir kembali jadi manusia sungguh teramat sulit (ingat ibarat kura2 buta di tengah samudra dgn gelang kayu itu?). Gimana kalo sudah lahir jadi manusia, cacat fisik/mental pula? Gimana kalo sudah lahir, fisik/mental OK, namun seperti Cunda yang tinggal dekat dengan tempat kediaman Sang Buddha, namun bathin tidak terkondisi utk belajar Dhamma???
Mengapa kita lahir di bumi ini, yang masih ada pembabaran Buddha Dhamma? Mengapa ada yang lain lahir di bumi lain dan tidak terkondisi utk belajar Dhamma? Mengapa ada yang lahir di Bangkok, tapi malah Nasrani (dia gak perlu jauh2 lahir di bumi lain, kan?)... Ini semua merupakan pertanyaan yang sangat erat kaitannya dengan Kamma Niyama & Citta Niyama...
Mereka semua yang terkondisi utk lahir di masa Buddha Gotama, baik yang akhirnya menjadi pengikut & berhasil menjadi suci; baik yang menolak mentah2; baik yang memfitnah; baik yang menjadi siswa utama; baik itu yang belajar tapi gak juga suci; bahkan hingga yang mengkhianati Buddha sendiri... Semua berkumpul di bumi ini susuai dgn kondisi2 yang dikumpulkan masing2...
Demikian juga mereka yang akhirnya harus lahir di bumi lain... Pertapa Ashita sendiri pun pindah alam dan tidak sempat "mencicipi" Buddha Dhamma, apakah tidak lebih dilematis??? Yah, kamma-vipaka memang tidak akan salah alamat...
Dan juga dengan kita yang akhirnya lahir sekarang ini; tinggal tetapkan sikap saja, apakah nantinya ketika Bodhisatta Metteya merealisasi Sammasambodhi, kita mo lahir di bumi mana? Tidak gampang memang utk tune-in dgn frekuensi yang sama, bisa2 dekat tapi ngaco seperti Cunda juga... Atau mungkin jadi model seperti Devadatta...? Yah, tinggal refleksi saja ke dalam bathin kita masing2, apa yang sedang kita "rancang" sekarang ini?
Kalo sibuk menyesatkan pandangan orang lain ke arah yang kurang baik & benar; yah siap2 gabung di domain Devadatta... Kalo sibuk belajar teoritikal belaka, yah siap2 jadi pengikut yang kurang praktik & cuma bangga dgn jubah bhikkhunya... Kalo masih terus menjagal binatang & malah melecehkan Dhamma, siap2 nanti tinggal dekat vihara seperti Cunda juga...
Ini sekadar ilustrasi semata, bukan persis yah...
Dari apa yang kita baca dari Sutta, entah itu tetang antara bhumi ataupun tata surya... Secara fisik adalah loka namun alam bathin adalah bhumi... Maka, essensiilnya adalah bhumi bathin kita, karena loka akan disesuaikan dengan kondisi bhumi bathin kita sendiri... Kita akan terlahir di alam (loka) sesuai dgn kamma (bhumi) kita di loka sebelumnya...
Ternyata, lahir jadi manusia, fisik/mental prima, tinggal dekat vihara Sang Buddha; tidak lebih baik daripada mereka yang lahir di bumi lain, fisik/mental prima, namun tetap melakukan/mengembangkan kebajikan sesuai dgn akumulasi parami sebelumnya...
Kita sekarang pun sudah jauh dari catatan sejarah ketika Sang Buddha masih hidup, baik waktu maupun ruang... Namun Sang Buddha menyatakan bahwa jika ingin melihat Beliau, maka praktikkanlah Dhamma. Itulah hakikat sejatinya, Beliau tidak mendidik kita utk melekat akan konsep fisikal, namun penekanan pada praktik faktual...
Jadi, walaupun kita gak bertemu beliau, lahir di tempat yang jauh, waktu sudah lama berlalu... Bathin tetap bahagia, karena kita bisa berkesempatan utk praktik Buddha Dhamma; saddha tetap bisa tumbuh sgn mantap...
Terkecuali sekali lho... Sang Buddha pernah bersabda: "Cilaka lah kalian yang lahir tidak pada masaku, sehingga tidak bertemu denganku dan mendengarkan sabdaku secara langsung, maka "Pantai Nibbana" tidak akan pernah kau raih... Karena akulah satu2nya yg bisa membawa rakit itu mengarungi Samudra Samsara... Demikian juga para makhluk yang lahir di bumi lain, kasihan deh kalian..."
Jadi, don't worry ~ be happy... karena kita memang insan yang (bukan beruntung yah), memang patut dan pantas ~ karena terkondisi utk lahir sebagai manusia, fisik/mental prima, berpotensi sangat besar utk praktik Buddha Dhamma, dan tentunya masih di masa Sammasambuddha Gotama (buku riwayat Beliau pun sudah ditulis/diterjemahkan dgn begitu cemerlang)... Tidak beruntung kalo gak baca, betul? Kalo pun tidak bisa baca, bisa kondisikan orang lain utk baca, itu pun masih kusala-kamma... Gak akan rugi...
Nah, yang rajin terjemahkan buku Dhamma, kayanya nanti bisa satu domain seperti YA Ananda yah? Mana tahu... yang pasti, tiketnya sudah gak yang ngaco2 dah... Selamat yah...
Semoga kita terkondisi utk bisa praktik Buddha Dhamma (universal KeTuPat) entah di alam mana pun kelahiran kita... Sadhu3...