Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi > Theravada

Membaca sutta dalam hati

<< < (2/2)

kullatiro:
Kita akan membahas stanza ke tiga





Nãlãgirim gajavaram atimatta bhutam
Dãvaggi cakka masaniva sudãrunantam
Mettambuseka vidhinã jitavã munindo
Tan tejasã bhavatu te jayamangalãni


Nāḷāgiri gajah mulia menjadi sangat gila
Sangat kejam bagaikan hutan terbakar,
bagai senjata roda atau halilintar;
Raja para Bijaksana menaklukkannya dengan percikan air cinta kasih;
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.


Seperti dahulu dari stanza ke dua ada benang yang berkaitan dengan stanza ke tiga

Kita bahas lagi dalam mengumpulkan pengetahuan dari dhamma desana, dst kita memberi warna warni dan mengukir beragam bunga bunga dhamma dan ini membutuhkan kesabaran juga dari hari ke hari kita menguncar (reacite or chanting) the sutta atau sutra

Seperti di katakan kita menerima pengaruh pengaruh baik dari luar maupun dari pengalaman pribadi

Sekali lagi kita melihat dari aspect membaca sutta atau sutra (recite dan chanting) yang di lakukan setiap hari

Pengaruh dari luar tersebut membuat kita mabuk dan akhir nya tersimulasi secara emosi
 
Nalagiri adalah gajah istana yang jinak, patuh dan terhormat (gajah biasa di gambarkan sebagai mempunyai virtue) dalam kejadian ini ada sesorang membuat nya mabuk dan menstimulasi Nalagiri punya emosi hingga menjadi murka (angry) dan melakukan penyerangan.

Seperti manusia juga dapat terjatuh dan mabuk dalam pengetahuan tertentu  dan terstimulasi hingga menimbulkan amarah juga tidak sadar menimbulkan kebencian.

Dalam membaca sutta emosi atau perasaan harus terkontrol dengan membasuh diri kita dengan metta
Harus di ingat metta (cinta kasih universal) tidak berdiri sendiri ada kelanjutan nya yaitu karuna, mudita dan upheka.

Sebenarnya dari stanza ke dua kita sudah mulai belajar menerapkan praktek Upheka dengan menerima segala sesuatu nya baik dari segi positif, negatif, netral dst !!! Dalam kertas kosong yang kita punyai tersebut !!!

Ini adalah titik perbedaan antara Menyanyi (Sing) dan menguncar (reciting or Chanting),

 menguncar (Reciting or Chanting) tidak membiarkan diri  kita untuk terhanyut dan mabuk dalam perasaan  (Emosi).

Tergantung kalian bagaimana mengatur atau mengontrol perasaan yang ada.

Ada yang berbicara dengan luapan cinta kasih universal,

Ada yang berbicara dengan tetesan tetesan air cinta kasih,

dalam membaca (reciting or chanting) sutta atau Sutra


Mabuk (drunk) yang tidak tertulis dalam stanza ketiga ini memberitahu kita bahwa manusia sangat mudah terhanyut dan tidak kebal oleh pengaruh dari luar yang ada

Mabuk harta
Mabuk tahta
Mabuk nafsu

Note:

Akan lebih baik mempunyai buku cerita Jayamanggala Gatha
Mengenal "Karuniya metta sutta"
Mengenal "Bhrama Vihara Parana"



kullatiro:




Memasuki Stanza ke Empat

Bila di Stanza ke tiga kita bicara mabuk (terhanyut)  mabuk berat yang membuat lupa diri
Di stanza ke empat ini kita akan berbicara tentang YA Angulimala sebelum menjadi anggota sangha!

Untuk itu kita semestinya mengandalkan data historis, culture, antropologi situasi pada masa tersebut

Beberda dengan masa saat ini thn 2022, dari mode kendaraan nya jaman saat tersebut, status sosial dari

Kasta Brahmana
Kasta Kastria
Kasta vaisya
Kasta Sudra

Bahkan ada kasta Paria

Bila kita melihat secara strata sosial mengecap pendidikan di suatu perguruan atau suatu pedepokan (boarding school) tempat belajar menimba ilmu

Menjadi pertanyaan alat tulis jaman itu seperti apa ? Dari kulit hewan atau daun lontar kah?

Kita tahu bagian tipitaka (tripitaka) di tulis di sutra hingga di sebut sutta atau sutra!

Meski sampai saat ini daku tidak tahu bagaimana cara kain sutra di tulis pada masa lampau

Terus tingkat buta huruf  dan tingkat literasi di masyarakat pada saat itu.

Setiap Jaman selalu  menawarkan keuntungan (benefit) dan belenggu keterbatasan  (shackles)

Stanza ke empat akan di bagi beberapa bagian

Saat ini sedang membicarakan latar belakang dimana YA Angulima belum menjadi anggota Sangha


Navigation

[0] Message Index

[*] Previous page

Go to full version