//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula  (Read 421605 times)

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #855 on: 06 November 2008, 09:10:31 AM »
Hukum kamma secara singkat

Dampk utama dari berbuat kusala kamma adalah meningkatnya kualitas diri sendiri

Kusala vipaka dalam bentuk materi/fisik seperti kekayaan, fisik yang baik dan sehat, akan datang dengan sendirinya, bisa dianggap "bonus"  _/\_

Jadi benernya kalo mo kaya, panjang umur, enteng jodoh, bnyk rejeki, ga perlu minta2 ke mahluk lain....... tinggal selalu berusaha berbuat kusala kamma, otomatis akan dapet "bonusnya"

Namun jangan lupa.... kalau kita berbuat akusala, "bonusnya" juga akan menyusul loh  :D

semoga bisa bermanfaat  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #856 on: 06 November 2008, 09:13:43 AM »
Katanya...

Pada mulanya hati manusia adalah jernih...
namun karena dikotorin oleh Dosa, Moha, dan Loba..
Akibatnya..... (menutup pintu kebijaksanaan)

pertanyaan : Sejak kapan hati manusia yg jernih
tsb menjadi kotor? apa yg menyebabkan kekotoran tsb?


thanks sebelumnya

dear bro johan,

itu khan "katanya" paham laen...... karena mereka tidak menganut punabbhava dan tumimbal lahir.

secara buddhism, kita lahir (bhava), itu karena tanha/keinginan/nafsu...... yg salah satunya adalah bhava tanha (keinginan/nafsu utk dilahirkan kembali)

tanha itu muncul karena kita "tidak rela meninggalkan" atau "melekat" pada kenikmatan2 duniawi (kama tanha)

jadi benernya dari lahir, kita udah "kotor"
dan akan makin "kotor" kalo kita terus melekat pada kenikmatan indera dan menolak/dosa semua yang "tidak menyenangkan"

semoga bisa dimengerti..........

Offline santaz

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 25
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Start ur day with a smile.....
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #857 on: 06 November 2008, 12:35:43 PM »
dear bro johan,
seperti juga yg kmrn2, saya pernah mendengar sebuah istilah, "past is a history, today is a gift, and future is a mystery". yang paling penting adalah hari ini, waktu ini, saat ini. kemarin apa yg kita lakukan menentukan hari ni (history), apa yang kita kerjakan hari ni akan mempengaruhi keesokan na (gift), dan tentang keesokan na kita juga masih belom tao apa yang akan terjadi (mystery). i hope u and all audience get the meaning....

salam metta

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #858 on: 06 November 2008, 12:56:27 PM »
dear bro johan,
seperti juga yg kmrn2, saya pernah mendengar sebuah istilah, "past is a history, today is a gift, and future is a mystery". yang paling penting adalah hari ini, waktu ini, saat ini. kemarin apa yg kita lakukan menentukan hari ni (history), apa yang kita kerjakan hari ni akan mempengaruhi keesokan na (gift), dan tentang keesokan na kita juga masih belom tao apa yang akan terjadi (mystery). i hope u and all audience get the meaning....

salam metta

spt seorang arsitektur..........

past : melihat kesalahan2 ataupun keberhasilan pada bangunan lama
present : melihat rumah2 yg laku utk dijual...(lagi trend)...
future : merencanakan rumah2 yg belum terpikirkan... (innovation)

jadi past, present, future.... semua juga berguna..
tergantung bagaimana anda melihatnya...


Quote
Janganlah menyalahkan orang lain,
sebenarnya sumber keslahan itu ada pada diri sendiri.
Bisa jelaskan maksud kalimat diatas, dan
Bagaimana mempraktekan kalimat diatas?


trims sebelumnya!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #859 on: 06 November 2008, 11:24:28 PM »
Katanya...

Pada mulanya hati manusia adalah jernih...
namun karena dikotorin oleh Dosa, Moha, dan Loba..
Akibatnya..... (menutup pintu kebijaksanaan)

pertanyaan : Sejak kapan hati manusia yg jernih
tsb menjadi kotor? apa yg menyebabkan kekotoran tsb?


thanks sebelumnya
Humm.. Kalau boleh berpendapat, sudah ada jawabannya kan di statement di atas pertanyaan Pak Johan? :)
Kalau merujuk pada Aganna Sutta dan Brahmajala Sutta, mungkin itu pandangan yg didapat oleh mereka yg berhasil melihat ke masa kehidupan sebelumnya saat masih sebagai makhluk alam Brahma Abhassara yah.. Kan ceritanya makhluk alam Brahma Abhassara hidup diliputi kegiuran dan ditunjang oleh kekuatan pikiran sbg hasil kultivasi Jhana-4, jadi ya kesannya pikirannya suci dan jernih. Dan begitulah pandangan yg dicapai mereka bahwa 'sifat fitrah (asal) manusia adalah suci.'

Tapi kalau berdasar pandangan pribadi, tidak ada kepastian juga lho kalau seorang anak kecil dibesarin secara baik2, tinggal dlm lingkungan baik2, tidak melihat kekerasan dan sejenisnya akan menjadi seorang yang baik2. Memang kondisi lingkungan menentukan bagaimana kondisi kita, tetapi gimanapun ada unsur anusaya, kecenderungan laten yg selalu ada dlm diri kita dan berpotensi menjadi kilesa.
7 kecenderungan itu:
pandangan-pandangan spekulatif (ditthi), hawa nafsu (kamaraga), niat buruk (patigha), keragu-raguan (vicikiccha), keakuan (mana), hasrat hidup/menjadi (bhavaraga), ketidaktahuan (avijja).
Dan anusaya ini telah ada bersama-sama kita sejak masa yang tidak diketahui awalnya. Kalau disederhanain, penyebab dari kekotoran batin ya kembali lagi ke statement di awal pertanyaan Pak Johan itu sendiri, 3 akar kejahatan yg bermula dari moha/avijja.


Quote
Janganlah menyalahkan orang lain,
sebenarnya sumber keslahan itu ada pada diri sendiri.
Bisa jelaskan maksud kalimat diatas, dan
Bagaimana mempraktekan kalimat diatas?

Untuk yang ini, kalau boleh berpendapat yaitu bermula dari pandangan kita, lalu kita mencerap hal2 yg ada, membuat persepsi, yg lalu dari persepsi, kemudian timbul konsep-konsep pemikiran kita thdp sesuatu hal. Dari konsep pemikiran kita ttg satu hal, timbul pelaksanaan tindakan kita thdpnya. Dlm tindakan nyatanya, hal2 dari luar, misalnya orang lain, yg tindakannya berbeda dgn konsep yg ada pada kita tentunya kita melihatnya sebagai hal yg salah. Jelas bila kita tdk memiliki konsep yang kaku, kita tdk akan melihat hal itu sbg sebuah kesalahan. Jadi, siapa yang salah? tidak ada, melainkan konsep kita yang kaku itu.

Contoh lain, dalam kehidupan, setiap saat selalu bergulir dari satu situasi ke situasi lain. saat kita menangkap dan melabeli satu situasi sebagai masalah, maka kita mulai melihatnya sebagai 'masalah' dan membandingkan dampak dari masalah tersebut kepada diri kita, dan hal2 yang mungkin merugikan kita, kita berusaha sebisa mungkin utk menghindari atau mengatasinya. orang lain yang mungkin di lain sisi dari kita, kita anggap sebagai pihak yang salah yang harus diatasi pula.
Begitu pula dgn kemarahan, kenapa kita marah? Karena kita melihat 'something wrong' pada orang lain. Padahal jika kita tdk membuat sebuah konsep ttg sesuatu, maka tidak akan ada sebuah konsep ttg 'something', dan tanpa konsep 'something' tdk akan ada penilaian right atau wrong yg subjektif berdasar pride & prejudice kita sendiri. Jadi kita sendiri yang menciptakan sebuah situasi utk marah. Kembali ke pada diri sendiri lagi, utk bagaimana cara melihat sebuah masalah, karena yg terpenting bukan masalah yg telah terjadi, melainkan bagaimana kita menyikapinya. :)

Berarti bisa dilihat bahwa sumber kesalahan itu ada dalam diri kita, yaitu konsep pemikiran kita tentang kesalahan, jika kita tidak melabeli sebagai kesalahan, berarti tidak ada masalah dgn siapapun. Begitu bukan?
Ini contoh praktisnya utk mempraktekkan. Tp paling bertahan sesaat krn ga didukung realisasi sebenarnya.
Kalau utk benar2 mempraktekkan, mulailah dng JMB8 yg berkesinambungan dan sinergis, dari pandangan berlanjut bertahap hingga samadhi yang akan menguatkan kembali pandangan kita demikian seterusnya.

Maaf kepanjangan, semoga tidak bosan membacanya. cmiiw

Mettacitena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #860 on: 07 November 2008, 09:12:49 AM »
Katanya...

Pada mulanya hati manusia adalah jernih...
namun karena dikotorin oleh Dosa, Moha, dan Loba..
Akibatnya..... (menutup pintu kebijaksanaan)

pertanyaan : Sejak kapan hati manusia yg jernih
tsb menjadi kotor? apa yg menyebabkan kekotoran tsb?


thanks sebelumnya
Humm.. Kalau boleh berpendapat, sudah ada jawabannya kan di statement di atas pertanyaan Pak Johan? :)
Kalau merujuk pada Aganna Sutta dan Brahmajala Sutta, mungkin itu pandangan yg didapat oleh mereka yg berhasil melihat ke masa kehidupan sebelumnya saat masih sebagai makhluk alam Brahma Abhassara yah.. Kan ceritanya makhluk alam Brahma Abhassara hidup diliputi kegiuran dan ditunjang oleh kekuatan pikiran sbg hasil kultivasi Jhana-4, jadi ya kesannya pikirannya suci dan jernih. Dan begitulah pandangan yg dicapai mereka bahwa 'sifat fitrah (asal) manusia adalah suci.'

Tapi kalau berdasar pandangan pribadi, tidak ada kepastian juga lho kalau seorang anak kecil dibesarin secara baik2, tinggal dlm lingkungan baik2, tidak melihat kekerasan dan sejenisnya akan menjadi seorang yang baik2. Memang kondisi lingkungan menentukan bagaimana kondisi kita, tetapi gimanapun ada unsur anusaya, kecenderungan laten yg selalu ada dlm diri kita dan berpotensi menjadi kilesa.
7 kecenderungan itu:
pandangan-pandangan spekulatif (ditthi), hawa nafsu (kamaraga), niat buruk (patigha), keragu-raguan (vicikiccha), keakuan (mana), hasrat hidup/menjadi (bhavaraga), ketidaktahuan (avijja).
Dan anusaya ini telah ada bersama-sama kita sejak masa yang tidak diketahui awalnya. Kalau disederhanain, penyebab dari kekotoran batin ya kembali lagi ke statement di awal pertanyaan Pak Johan itu sendiri, 3 akar kejahatan yg bermula dari moha/avijja.

Wah... ini jawaban yg amat komplit...(spt dharma class)....

Quote
Janganlah menyalahkan orang lain,
sebenarnya sumber keslahan itu ada pada diri sendiri.
Bisa jelaskan maksud kalimat diatas, dan
Bagaimana mempraktekan kalimat diatas?

Untuk yang ini, kalau boleh berpendapat yaitu bermula dari pandangan kita, lalu kita mencerap hal2 yg ada, membuat persepsi, yg lalu dari persepsi, kemudian timbul konsep-konsep pemikiran kita thdp sesuatu hal. Dari konsep pemikiran kita ttg satu hal, timbul pelaksanaan tindakan kita thdpnya. Dlm tindakan nyatanya, hal2 dari luar, misalnya orang lain, yg tindakannya berbeda dgn konsep yg ada pada kita tentunya kita melihatnya sebagai hal yg salah. Jelas bila kita tdk memiliki konsep yang kaku, kita tdk akan melihat hal itu sbg sebuah kesalahan. Jadi, siapa yang salah? tidak ada, melainkan konsep kita yang kaku itu.

Contoh lain, dalam kehidupan, setiap saat selalu bergulir dari satu situasi ke situasi lain. saat kita menangkap dan melabeli satu situasi sebagai masalah, maka kita mulai melihatnya sebagai 'masalah' dan membandingkan dampak dari masalah tersebut kepada diri kita, dan hal2 yang mungkin merugikan kita, kita berusaha sebisa mungkin utk menghindari atau mengatasinya. orang lain yang mungkin di lain sisi dari kita, kita anggap sebagai pihak yang salah yang harus diatasi pula.
Begitu pula dgn kemarahan, kenapa kita marah? Karena kita melihat 'something wrong' pada orang lain. Padahal jika kita tdk membuat sebuah konsep ttg sesuatu, maka tidak akan ada sebuah konsep ttg 'something', dan tanpa konsep 'something' tdk akan ada penilaian right atau wrong yg subjektif berdasar pride & prejudice kita sendiri. Jadi kita sendiri yang menciptakan sebuah situasi utk marah. Kembali ke pada diri sendiri lagi, utk bagaimana cara melihat sebuah masalah, karena yg terpenting bukan masalah yg telah terjadi, melainkan bagaimana kita menyikapinya. :)

Berarti bisa dilihat bahwa sumber kesalahan itu ada dalam diri kita, yaitu konsep pemikiran kita tentang kesalahan, jika kita tidak melabeli sebagai kesalahan, berarti tidak ada masalah dgn siapapun. Begitu bukan?
Ini contoh praktisnya utk mempraktekkan. Tp paling bertahan sesaat krn ga didukung realisasi sebenarnya.
Kalau utk benar2 mempraktekkan, mulailah dng JMB8 yg berkesinambungan dan sinergis, dari pandangan berlanjut bertahap hingga samadhi yang akan menguatkan kembali pandangan kita demikian seterusnya.

Maaf kepanjangan, semoga tidak bosan membacanya. cmiiw

Mettacitena
_/\_


Thanks again... utk jawaban Bro yg amat panjang....dan komplit...

mungkin sumber keslahan tak lain adalah PERSEPSI TENTANG KEBENARAN....
jadi persepti masing2 org lain....
spt mencuci tangan yg benar dan bersih....(pasti beda seorang dokter ahli bedah...
dgn kita...)

Dilain pihak sering sekali kita mendengarkan.....
gw sebenarnya NGAK MAU MARAH......dan marah itu SAKIT...(dosa)....anda2 lah yg membuat saya marah...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #861 on: 07 November 2008, 09:27:20 AM »
Mengenai karma baik/tidak baik....

boleh tau seberapa besar karma baik yg didapat
seseorang (mungkin guru <org #1>) yg menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor
orang lain memilih jalan hidupnya menjadi Bhiku?

Apakah dalam suta pernah membahas tentang masalah tsb?
Jika ternyata biksu tsb menjadi sangat baik, populer dan menolong org banyak....
   apakah karma baik org #1 tsb juga bertambah banyak? (spt sistem MultiLevel)

trims sebelumnya!

Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #862 on: 07 November 2008, 09:35:39 AM »
Johan, Sang Buddha mengatakan bahwa karma seharusnya tidak dipikirkan dalam-dalam, karena bisa jadi gila. Hanya seorang Sammasambuddha yang bisa mengetahui dengan sempurna karma seseorang, kapan berbuahnya, dan lain-lain.

Bahkan para Murid yang sudah Arahat tidak memiliki kemampuan tersebut. Tetapi nyatanya mereka adalah makhluk yang sudah terbebas dari dukkha.

Cukuplah bagi kita mengetahui bahwa perbuatan baik akan menyebabkan hasil yang baik, dan perbuatan buruk akan meyebabkan hasil buruk. Perenungan dalam-dalam mengenai besaran karma, akan berbuah kapan, dan lain-lain menurut saya adalah perbuatan sia-sia, tidak berguna.

Mengenai besaran, ukurannya apa? kg atau cm? ;D

Yang saya ketahui adalah perbuatan menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor orang lain dengan niat baik adalah perbuatan mulia.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #863 on: 07 November 2008, 09:52:56 AM »
dear bro johan,
seperti juga yg kmrn2, saya pernah mendengar sebuah istilah, "past is a history, today is a gift, and future is a mystery". yang paling penting adalah hari ini, waktu ini, saat ini. kemarin apa yg kita lakukan menentukan hari ni (history), apa yang kita kerjakan hari ni akan mempengaruhi keesokan na (gift), dan tentang keesokan na kita juga masih belom tao apa yang akan terjadi (mystery). i hope u and all audience get the meaning....

salam metta

spt seorang arsitektur..........

past : melihat kesalahan2 ataupun keberhasilan pada bangunan lama
present : melihat rumah2 yg laku utk dijual...(lagi trend)...
future : merencanakan rumah2 yg belum terpikirkan... (innovation)

jadi past, present, future.... semua juga berguna..
tergantung bagaimana anda melihatnya...

Dear bro johan,

Ada perbedaan past, present dan future untuk bahasa awam dan bahasa dhamma

Pada bahasa awam, ini berarti bhw kita mengingat pelajaran dari masa lalu, untuk dijadikan pegangan saat ini dan membuat proyeksi untuk masa depan

Secara bahasa dhamma, past dan future itu adalah bentuk kemelekatan, sementara present adalah menyadari apa yg kita lakukan saat ini.

Dengan "kekiniaan" Itu, sebenarnya kita berusaha untuk selalu melatih sati dan sampajanna. Sati adalah perhatian penuh dan sampajanna adalah kesadaran diri

semoga bisa bermanfaat

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #864 on: 07 November 2008, 09:58:08 AM »
Thanks again... utk jawaban Bro yg amat panjang....dan komplit...

mungkin sumber keslahan tak lain adalah PERSEPSI TENTANG KEBENARAN....
jadi persepti masing2 org lain....
spt mencuci tangan yg benar dan bersih....(pasti beda seorang dokter ahli bedah...
dgn kita...)

Dilain pihak sering sekali kita mendengarkan.....
gw sebenarnya NGAK MAU MARAH......dan marah itu SAKIT...(dosa)....anda2 lah yg membuat saya marah...

Objek di luar sifatnya netral, bro...... kitalah yang mempersepsikan itu menjadi kusala atau akusala

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #865 on: 07 November 2008, 10:09:51 AM »
Mengenai karma baik/tidak baik....

boleh tau seberapa besar karma baik yg didapat
seseorang (mungkin guru <org #1>) yg menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor
orang lain memilih jalan hidupnya menjadi Bhiku?

Apakah dalam suta pernah membahas tentang masalah tsb?
Jika ternyata biksu tsb menjadi sangat baik, populer dan menolong org banyak....
   apakah karma baik org #1 tsb juga bertambah banyak? (spt sistem MultiLevel)

trims sebelumnya!

Johan, Sang Buddha mengatakan bahwa karma seharusnya tidak dipikirkan dalam-dalam, karena bisa jadi gila. Hanya seorang Sammasambuddha yang bisa mengetahui dengan sempurna karma seseorang, kapan berbuahnya, dan lain-lain.

Bahkan para Murid yang sudah Arahat tidak memiliki kemampuan tersebut. Tetapi nyatanya mereka adalah makhluk yang sudah terbebas dari dukkha.

Cukuplah bagi kita mengetahui bahwa perbuatan baik akan menyebabkan hasil yang baik, dan perbuatan buruk akan meyebabkan hasil buruk. Perenungan dalam-dalam mengenai besaran karma, akan berbuah kapan, dan lain-lain menurut saya adalah perbuatan sia-sia, tidak berguna.

Mengenai besaran, ukurannya apa? kg atau cm? ;D

Yang saya ketahui adalah perbuatan menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor orang lain dengan niat baik adalah perbuatan mulia.

dear bro johan,

betul sekali yg dikatakan bro karuna.......

jgn dilihat hukum kamma sebagai satu akan berbuah satu...... ingat niyama itu tidak hanya kamma doang, jadi efek dari 1 perbuatan, akan bercampur dengan niyama2 itu, dan entah vipakanya akan menjadi seperti apa.....

pun dalam 1 detik, ada sepersepuluh pangkat 27, alias bertrilyun trilyun kesadaran yang terjadi, dimana 1 kesadaran saja, efeknya adalah pada 7 javana.....
Dalam 1 jam saja, semua angka itu dikalikan 3600
dalam 1 hari, kalikan lagi dengan 24
dalam 1 minggu, kali 7
kali 52 untuk hitung  dalam 1 tahun
asumsi hidup manusia 80 tahun, dikali 80
dan kita sudah hidup, entah berapa kappa (umur bumi)......

Itu semuanya bercampur baur seperti contoh sungai itu.......

apa ga gila tuh manusia biasa memikirkan hal2 "tidak berguna" seperti itu?

Buddha mencapai nibbana, bukan karena memikirkan hal2 yg tidak berguna......... namun beliau mencapainya dengan menyadari esensi dari segala sesuatu ini, sebenarnya hanya merupakan proses yg timbul dan pasti akan tenggelam

semoga bisa bermanfaat agar kita semua semakin terpacu untuk terus berbuat baik, mengurangi berbuat jahat dan menyucikan batin......

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #866 on: 07 November 2008, 10:38:50 AM »
Johan, Sang Buddha mengatakan bahwa karma seharusnya tidak dipikirkan dalam-dalam, karena bisa jadi gila. Hanya seorang Sammasambuddha yang bisa mengetahui dengan sempurna karma seseorang, kapan berbuahnya, dan lain-lain.

Bahkan para Murid yang sudah Arahat tidak memiliki kemampuan tersebut. Tetapi nyatanya mereka adalah makhluk yang sudah terbebas dari dukkha.

Cukuplah bagi kita mengetahui bahwa perbuatan baik akan menyebabkan hasil yang baik, dan perbuatan buruk akan meyebabkan hasil buruk. Perenungan dalam-dalam mengenai besaran karma, akan berbuah kapan, dan lain-lain menurut saya adalah perbuatan sia-sia, tidak berguna.

Mengenai besaran, ukurannya apa? kg atau cm? ;D

Yang saya ketahui adalah perbuatan menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor orang lain dengan niat baik adalah perbuatan mulia.

Thanks bro karuna_murti yg baik hati...
sehingga mengurangin kemungkinan saya menjadi GILA... karna memikiran hukum karma tsb...

Sebab saya sering mendengarkan...
akan lebih baik kalau bisa berdana pada org SUCI,...karna......
« Last Edit: 07 November 2008, 10:46:52 AM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #867 on: 07 November 2008, 10:45:42 AM »
dear bro johan,
seperti juga yg kmrn2, saya pernah mendengar sebuah istilah, "past is a history, today is a gift, and future is a mystery". yang paling penting adalah hari ini, waktu ini, saat ini. kemarin apa yg kita lakukan menentukan hari ni (history), apa yang kita kerjakan hari ni akan mempengaruhi keesokan na (gift), dan tentang keesokan na kita juga masih belom tao apa yang akan terjadi (mystery). i hope u and all audience get the meaning....

salam metta

spt seorang arsitektur..........

past : melihat kesalahan2 ataupun keberhasilan pada bangunan lama
present : melihat rumah2 yg laku utk dijual...(lagi trend)...
future : merencanakan rumah2 yg belum terpikirkan... (innovation)

jadi past, present, future.... semua juga berguna..
tergantung bagaimana anda melihatnya...

Dear bro johan,

Ada perbedaan past, present dan future untuk bahasa awam dan bahasa dhamma

Pada bahasa awam, ini berarti bhw kita mengingat pelajaran dari masa lalu, untuk dijadikan pegangan saat ini dan membuat proyeksi untuk masa depan

Secara bahasa dhamma, past dan future itu adalah bentuk kemelekatan, sementara present adalah menyadari apa yg kita lakukan saat ini.

Dengan "kekiniaan" Itu, sebenarnya kita berusaha untuk selalu melatih sati dan sampajanna. Sati adalah perhatian penuh dan sampajanna adalah kesadaran diri

semoga bisa bermanfaat

Thanks bro Markosprawira,

Seingat saya Buddha bertama sekian tahun dan tidak mencapai apa yg diinginan... (PAST)..
paling tidak dia ingat itu tidak berhasil sehingga... mencoba cara yg lain....

Apakah banyak hal2 jangka panjang (rencana2) yg
dapat kita pikirkan tetapi TANPA melekat padanya? contoh?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #868 on: 07 November 2008, 10:56:29 AM »
Mengenai karma baik/tidak baik....

boleh tau seberapa besar karma baik yg didapat
seseorang (mungkin guru <org #1>) yg menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor
orang lain memilih jalan hidupnya menjadi Bhiku?

Apakah dalam suta pernah membahas tentang masalah tsb?
Jika ternyata biksu tsb menjadi sangat baik, populer dan menolong org banyak....
   apakah karma baik org #1 tsb juga bertambah banyak? (spt sistem MultiLevel)

trims sebelumnya!

Johan, Sang Buddha mengatakan bahwa karma seharusnya tidak dipikirkan dalam-dalam, karena bisa jadi gila. Hanya seorang Sammasambuddha yang bisa mengetahui dengan sempurna karma seseorang, kapan berbuahnya, dan lain-lain.

Bahkan para Murid yang sudah Arahat tidak memiliki kemampuan tersebut. Tetapi nyatanya mereka adalah makhluk yang sudah terbebas dari dukkha.

Cukuplah bagi kita mengetahui bahwa perbuatan baik akan menyebabkan hasil yang baik, dan perbuatan buruk akan meyebabkan hasil buruk. Perenungan dalam-dalam mengenai besaran karma, akan berbuah kapan, dan lain-lain menurut saya adalah perbuatan sia-sia, tidak berguna.

Mengenai besaran, ukurannya apa? kg atau cm? ;D

Yang saya ketahui adalah perbuatan menyebabkan/mengkondisikan/mendukung/mensponsor orang lain dengan niat baik adalah perbuatan mulia.

dear bro johan,

betul sekali yg dikatakan bro karuna.......

jgn dilihat hukum kamma sebagai satu akan berbuah satu...... ingat niyama itu tidak hanya kamma doang, jadi efek dari 1 perbuatan, akan bercampur dengan niyama2 itu, dan entah vipakanya akan menjadi seperti apa.....

pun dalam 1 detik, ada sepersepuluh pangkat 27, alias bertrilyun trilyun kesadaran yang terjadi, dimana 1 kesadaran saja, efeknya adalah pada 7 javana.....
Dalam 1 jam saja, semua angka itu dikalikan 3600
dalam 1 hari, kalikan lagi dengan 24
dalam 1 minggu, kali 7
kali 52 untuk hitung  dalam 1 tahun
asumsi hidup manusia 80 tahun, dikali 80
dan kita sudah hidup, entah berapa kappa (umur bumi)......

Itu semuanya bercampur baur seperti contoh sungai itu.......

apa ga gila tuh manusia biasa memikirkan hal2 "tidak berguna" seperti itu?

Buddha mencapai nibbana, bukan karena memikirkan hal2 yg tidak berguna......... namun beliau mencapainya dengan menyadari esensi dari segala sesuatu ini, sebenarnya hanya merupakan proses yg timbul dan pasti akan tenggelam

semoga bisa bermanfaat agar kita semua semakin terpacu untuk terus berbuat baik, mengurangi berbuat jahat dan menyucikan batin......

Quote
apa ga gila tuh manusia biasa memikirkan hal2 "tidak berguna" seperti itu?
OK deh bro.... paling tidak saya bisa share sedikit tentang penemu Listrik (jaringan listrik)... sehingga
bertapa besar faedah yg kita peroleh (dgn menggunakan alat2 listrik/elektronik).....

Apakah benar Buddhist adalah agama  yg tidak begitu penting memerlukan (unsur) "KEPERCAYAAN" ?

Tapi kalau tidak ada sedikit percaya.... apakah orang lain akan mencobanya?
Hal2 apakah yg merupakan point2 penting dalam membentuk image suatu agama?
(supaya ada yg mau mencoba ... mempercayainnya) ?

thanks sebelumnya!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Steven Bodhiratano

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Ngapain Jadi Buddhist? Q & A untuk Pemula
« Reply #869 on: 08 November 2008, 02:51:13 PM »
Namatthu Buddhassa,

Dear All,
Dari sepengetahuan saya, janganlah kita terlalu bingung untuk memikirkan apa yang akan terjadi pada kita di masa depan.Melainkan lihatlah apa yangkita lakukan saat ini, karena itulah cerminan apa yang akan kita dapatkan di masa depan. Janganlah terlalu melihat ke masa lalu, sebab tidak ada manfaatnya bila kita terlalu melihat terus ke belakang. Sejalan seperti hukum karma.

Semoga bermanfaat,
Trims
Dhamma itu indah pada permulaannya, indah pada pertengahannya, dan indah pula pada akhirnya.