Posted by: "Andreas Gunadipo" andreasgunadipo [at] gmail.com
Sun Mar 15, 2009 7:58 am (PDT)
MARAH
Oleh : YM. Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera
Semua orang bisa marah dan untuk marah tidak dibutuhkan keahlian.
Jadi, jangan heran kalau ada orang yang suka marah. Mungkin bisanya
cuma marah, tidak punya keahlian lain. Lagipula, untuk marah tidak
butuh modal, tidak perlu belajar, dan tidak dibutuhkan latihan.
Memang dengan marah kita bisa mencegah seseorang agar tidak melakukan
hal-hal yang tidak baik, tetapi marah tidak bisa membuat orang maju.
Untuk membuat seseorang maju diperlukan pengertian, pujian, kesabaran,
dan bukan kemarahan. Kemarahan tidak bisa menghasilkan hal yang
positif, meskipun kemarahan bisa mencegah seseorang dari perbuatan
yang negatif.
Kalau kita memarahi anak kita, dengan kemarahan itu kita bisa
mencegahnya melakukan perbuatan yang merugikan dirinya, tetapi anak
itu tidak akan menghargai kita. Dan kalau kita selalu memarahi anak
kita, tidak memberinya cinta kasih yang didambakan, dia akan mencari
cinta kasih diluar. Jangan salahkan anak kalau suatu ketika dia jatuh
kedalam cinta yang murahan.
Sebenarnya kita bisa menghindari marah. Karena kita punya akal.
Cobalah gunakan akal kita untuk menasehati seseorang agar ia tidak
melakukan perbuatan yan merugikan. Untuk mencegah seseorang berbuat
yang tidak baik, tidak harus dengan marah. Kita bisa memberinya
pengertian tentang apa akibatnya jika perbuatan buruk itu dilakukan.
Kita bisa membujuknya untuk melakukan perbuatan lainnya yang baik agar
dia tidak melakukan perbuatan buruk itu. Kalaupun saat itu kita
kehabisan akal dan kita harus segera menghentikan perbuatannya, kita
tidak perlu marah dengan emosi yang meledak-ledak. Cukup sekedar untuk
mencegah orang itu berbuat buruk saja, tidak perlu kita menjadi ikut
terbakar.
Mengapa kita tidak boleh marah? Karena marah membuat orang kehilangan
kesadaran. Orang yang marah mudah terpancing. Yang dimarahi belum
tentu terpancing, tetapi yang marah sudah pasti panas hatinya. Seperti
orang yang melempar tahi. Yang dilempar belum tentu kena, tetapi yang
melempar: tangannya sendiri belum-belum sudah berbau busuk.
Ada orang bijak mengatakan, meski seseorang berlatih meditasi selama
bertahun-tahun, namun sekali saja dia marah, maka seluruh latihannya
akan dihancurkan oleh kemarahannya yang seketika itu.