fanatik saya pikir lebih cocok diartikan sebagai percaya dan yakin yang membabi buta
karena dia melihat/membaca sesuatu yang diyakininya benar lalu diluar yang dipercayainya adalah salah
tidak ada tenggang rasa pada dirinya,
nantinya bila apa yang diyakininya terbukti salah pun ia akan tetap yakin
IMHO KEFANATIKAN->KEMELEKATAN pada RASA yg masuk melalui PANCA INDERA plus INDERA PIKIRAN (menjadi sebuah GAGASAN)
otomatis ketika KEMELEKATAN itu sudah pada TARAF EKSTRIM (FANATIK) maka TIDAK ada lagi TENGGANG RASA thd yg lain/beda
jadi DASAR/LANDASAN KEMELEKATAN adalah RASA BUKAN NALAR apalagi KEBIJAKSANAAN
berkenaan dgn gagasan, ini yg paling sulit dibedakan apakah menggunakan rasa atau murni nalar
cmiiw, cluenya di abhidhamma kehadiran citta selalu disertai cetasika salah satunya vedana (perasaan)
(kalau terlalu berat, cukup pahami saja semampu yg bisa dipahami)