Saya berusaha untuk tidak berat sebelah, harus saling menghargai pendapat masing2, ok pendapat yg didukung dg refenrensi dari anda sudah saya lakukan pengecekan, tetapi entah kenapa halaman yg anda sebutkan tidak sama dg saya, mungkin karena saya mendapat RAPB ini dari Tuhan (batara Indra selaku penterjemah) jadi memiliki halaman yg berbeda dg anda. Dibuku saya halaman 846.
Saya berusaha untuk menangkap maksud anda, jika saya salah silahkan dikoreksi. Saya membaca maksud anda sepertinya sekali lagi saya ulangi “sepertinya” anda menganggap Sang Buddha menggunakan “Metoda Api” dalam dhamma. Sedangkan diposisi saya beda, mengutip pendapat bro Gacha “Indahnya berbeda pendapat” maka saya kemukakan pendapat saya bahwa Sang Buddha menggunakan kekuatan Abhinna beliau utk menundukkan Naga ganas tsb bukan dg maksud “memuja api” saya melihat “Sang Buddha tidak melakukan pemujaan ritual api”. Sehingga dg pembandingan ritual homa, maka “Amat jauh berbeda” tidak ada satupun persamaannya yang bisa saya lihat.
1. Ritual homa adalah ritual api (memuja api) melakukan persembahan kepada api. Beda sekali dengan api kekuatan Abhinna Sang Buddha waktu itu utk menundukkan naga bukan utk ritual apalagi memuja api, terlebih lagi melakukan persembahan (mungkin diplesetkan jadi sang Buddha mempersembahkan api ke Naga, gitu ya?)
2. Ritual homa merupakan sarana membebaskan diri dari kamma buruk masa lampau, bahkan dapat mensucikan kita. Sang Buddha selalu menekankan kamma buruk tidak bisa dihapus dg melakukan ritual apapun bila kita sendiri tidak membersihkan kekotoran bathin diri kita, hingga kappanya kappa tidak terhingga mau bakar2 persembahan RR ribuanpun “TIDAK BAKALAN MENCAPAI NIBBANA”
3. Ritual homa merupakan praktek salah dan pandangan salah, dalam ajaran Sang Buddha hanya mereka yang memiliki pandangan salah dan praktek salah kelak akan terlahir ke alam rendah
4. Ritual homa dianggap suatu ritual yang maha hebat dapat membantu umat dari penderitaannya, bandingkan kehebatannya dengan kekuatan dhamma yang mampu membebaskan umat dari penderitaan selamanya, coba aja dibuktikan sendiri setelah anda Arahat maka anda akan terbebas selamanya dari penderitaan anda dg setelah anda bakar RR mempersembahkan kepada api homa, apakah anda terbebas dari penderitaan?
Saya mengetik ini buru2 karena akan ke RS sehingga saya cepetan aja ketik ini utk menjawab anda sesuai dg janji sy akan menanggapi setelah membaca referensi yang anda kemukakan.
Jadi sang Buddha menyalakan api kepada mereka menggunakan kekuatan abhinna bukan utk ritual memuja api, sama sekali tidak ada saya lihat hal demikian, tapi utk menunjukkan kepada mereka bahwa api tidak ada artinya sama sekali, bahkan mereka saja tidak mampu menyalakan, dan juga bahkan api saja tidak mampu menolong mereka, namun sang Buddha mampu menolong mereka dg menunjukkan kekuatan abhinna menyalakan api kpd mereka sehingga api tidak ada artinya sama sekali bagi Sang Buddha (hanya sepele sekali), yang utama adalah jalan dhamma yang ditunjukkan sang Buddha sehingga mereka mencapai arahat, bukan karena api mereka mencapai arahat (ini seharusnya langsung ke hal.811 yg anda kutip kemarin tp sy blm ketemu di buku RAPB nya saya dan juga saya harus pergi sekarang, sore stlah kembali sy akan lanjutkan)
mettacittena,
[/quote]
[qoute]
thx buat saudara pannadevi
pertama-tama saya ingin meluruskan sesuatu.
sepertinya tulisan saya telah membawa saudara-saudara menganggap bahwa perlu adanya ritual api homa..
padahal tidak ada isi didalam tulisan awal agar kita mengadakan ritual tersebut untuk terbebas dari penderitaan..
ingat bahwa Buddha pernah berkata.. Nibbana hanya bisa kita peroleh jika berusaha sendiri
dan kayaknya isi dari tulisan saya berhasil membuat saudara-saudara membaca keseluruhan bab mengenai cara Buddha menaklukan Uruvela-kassapa dan kedua saudaranya (ini yang penting) karena Buddha menunjukkan kesabaran yang sangat luarbiasa
kemudian hal yang ingin saya sampaikan juga adalah Ketika Buddha melihat manusia seperti akar dari pohon yang sangat besar dan akar merambat serta membagi dirinya menjadi rratusan akar-akar kecil lain dan akar-akar kecil ini membagi dirinya lagi menjadi bagian akar yang lebih kecil, maka Buddha mengetahui bahwa manusia beragam seperti akar begitu juga jalan pikirannya, Ia pun mengajarkan dharma melalui berbagai cara dan kesaktian untuk setiap makluk yang berbeda pula agar sampai kepada pengetahuan akan Darma dan dengan kesabaran Ia menunggu sehingga Mata Dhamma kita terbuka saat waktunya tiba... (ini yang saya maksud ketika saya berpendapat mengenai LSY mengamalkan praktik fengshui terlepas dari hasil uang fengshui digunakan untuk apa)
sesungguhnya sebagian besar orang yang ingin kaya dan menikmati kekayaan sampai puas baru terbuka mata dammanya (kalau sudah benar sadar bawah kekayaan tidak membawa dirinya kemana2)
sesungguhnya ribuan orang mengharapkan kesaktiaan dan kesaktian ditunjukkan kepadanya agar dirinya percaya dan mempelajari lebih lanjut sampai ia bertemu darma sejati, melalui kebajikan dia sendiri
sesungguhnya ribuan orang melalui penderitaan hidup dan kesulitan hidup menemui kecerahan batin dan darma dan setia bertekun dalam darma..
sesungguhnya ribuan orang mengharapkan Tuhan dan menyaksikan kasih Tuhan lalu melalukan kebajikan dan bertemu darma sejati
sesungguhnya ribuan orang dan makluk berpandangan salah dan terus melakukan kesalahan dan kejahatan, melalui kebajikan yang sangat sedikit akahirnyan dia menjadi 3 golongan yang ada diatas dan bertemu darma maka jalan akan terbuka baginya...
kejadian ini berlangsung sangat lama sampai semua punya kesempatan bertemu Buddha di waktu yang ber kappa-kappa lamanya dan hanya sebagian sedikit yang mencapai arahatta...
sesungguhnya semua itu adalah Dhamma, dan Dhamma seperti air yang sifatnya menyesuikan diri dengan wadahnya..
[/quote]
Maafkan saya yang terlambat menanggapi, karena kesibukan saya disini yg cukup banyak sehingga tidak bisa online kemarin ini agak lama. Baru sekarang bisa online lagi, setelah melihat postingan ini saya jadi kaget ternyata ID “Anyin” adalah seorang bhante, dengan ini saya ingin mengklarifikasi.
Pertama-tama saya ingin meluruskan dulu permasalahan :
1. Saya tidak mengetahui sama sekali bahwa ID “Anyin” adalah seorang bhante, baru tahu setelah beliau menampilkan foto, terlihat beliau adalah bhante, dan dari jubah yang dikenakan menunjukkan jubah Theravada, sehingga menjadikan jelas permasalahan disini bahwa tidak ada indikasi ID “Anyin” adalah member LSY. Sebelum melanjutkan pembicaraan pertama-tama saya sampaikan sujud namaskara saya sebagai penghormatan kepada bhante, namaskara 3x, Namo Buddhaya, Namo Dhammaya, Namo Sanghaya. Semoga bhante senantiasa sehat dan sejahtera sehingga dpt terus berkarya mengembangkan Buddha Dhamma di bumi pertiwi tercinta.sadhu3x. Apabila melihat jubah bhante adalah Theravada tapi menyatakan juga membaca keng, jadi sepertinya bhante berasal dari Buddhayana, Apakah benar begitu bhante? Maafkan jika saya salah, tetapi jika benar, berarti kita berasal dari organisasi yg sama, selamat datang bhante di forum DC ini, sesama penumpang bus kota dilarang saling senggol (***maaf becanda***)
2. Maafkan saya yang menanggapi bhante menolak api homa dikaitkan dg dhamma yg dibabarkan Sang Buddha, seperti yang dijelaskan bhante bahwa bhante pun tidak membahas api homa. Ijinkan saya menjelaskan duduk permasalahannya, sebenarnya hal ini berkaitan dg bhante yang menulis sbb :
[spoiler]
Ini cerita nyata bukan rekayasa( cerita ini diambil dari kisah nyata dari seseorang bernama anyin)
Doeloe saya pernah bermimpi, saya bermimpi bertemu Paus Yohanes Paulus II beberapa hari setelah beliau meninggal, saya bertemu beliau di sebuah gereja besar, saya dan sepupu saya naik diatas kapal besar dan bertemu pulau dimana ada gereja besar diatas pulau tersebut, saya bermimpi paus mempersilahkan saya dan sepupu saya tidur disalah satu ruangan digereja tersebut...
Lalu doeloe sewaktu saya ngekost saya pernah bermimpi didatangi biksu, beliau masuk kekamar kost ku lalu dengan muka tersenyum beliau meminta saya membaca Sutra Avalokitesvara, atau sutra Ko Ong Kwan Shi Im keng atau sutra Raja Agung, yang saya sadar waktu itu sutra itu ada pada teman kos kamar sebelah.. Biksu itu tak lain tak bukan adalah orang yang sekarang dikenal dengan Mahaguru Lu sheng Yen.. dan sejak itu saya mulai melapal sutra tsb
Sudah sekitar 3-4 tahun dan saya bermimpi Aneh lagi...
sekitar 2 bln yang lalu..
Saya bermimpi saya (maaf) eeq sebuah Thung khiu atau bulatan bola seperti lonceng emas yang terbuat dari eeq keluar waktu saya eeq.. Eh besok nya saya rugi 6 jt lbh gara-gara ada yang merusak meteran listrik dengan menggores putaran meternya dan pas pihak PLN ngecek... sial wkowkowkow
kira-kira sebulan setelah itu saya bermimpi lagi...
saya bermimpi saya mati ditusuk orang dari belakang... dan saya pun ded/alias mate.. lalu saya merasa roh saya keluar dan melihat mayat sendiri, tapi kondisi saya bingung, saya berpikir waduh saya mate, pacar gw ga tau saya mate, orang tua ga tau saya mate, pengen kasih tau mereka tapi ga tau gmn caranya... lalu di atas muncul dewi sperti Dewi Kwan Im (kalo digambarkan) tapi saya tidak tahu nama Dewi itu.. beliau mengajak roh ku dan satu orang lagi yang gw ga kenal pergi ketempat yang muncul angka 999, tapi mirip jaiphang(tempat pengeringan kopra) dikampung ku dan disuruh meditasi disitu.. tapi batin masih kacau karena masih mikir pacar blm tau saya mate.. lalu terbangun..
semalam saya bermimpi lagi..(kondisi lagi susah neh) dapet mimpi yang menyegarkan...
saya naik kapal besi lalu kapal itu ditabrak oleh kapal yang lebih besar lagi, lalu saya pun lari tunggang langgang mencari tempat aman, akhirnya saya terjepit disebuat tempat yang akhirnya saya ketahui itu adalah lift.. (ruangan yang bisa otomatis naik turun bagi yang ga tau) lalu saya memaksa untuk keluar eh tau2nya lift itu bergerak dan saya pun mulai menolong orang yang terhimpit juga di salah satu ruangan... dan ketika saya juga keluar dari tempat itu saya merasa bersyukur luar biasa wow saya masih hidup... jadi lupa d masalah harian yang bikin gila...
dalam gejolak jiwa ku saya merasa:
- kadang ada muncul keinginan untuk meninggalkan kehidupan biasa dan menjadi umat sangha...
tekanan hidup membuatku makin malas dengan kehidupan..
keterikatan akan hal-hal duniawi dan janji-janji dari ucapan2 bego membuatku jadi kayak gini trus..
[/list]setelah mimpi saya mate saya jadi agak tau, kalo kita tidak boleh sombong.. waktu mimpi saya mate saya merasa saya benar2 mate... dan waktu mate saya tidak bisa bawa apapun bahkan kabar kepada orang yang kita kasihi.. omongan yang ingin kita sampaikan jg ga bisa... apa hebatnya saya, toh ntar mate..
yang bisa saya lakukan sekarang hanya membaca sutra dan membaca kisah2 Buddha.. dan jaga warnet kerjaan ku, sebab saya percaya Karma dan kadang ada pengalaman karma berbuah cepat didiriku
Lalu dijawab oleh bro padpad sbb :
[spoiler]
akhirnya ada juga orang yg membuka jati diri aslinya
tidak tahu bahwa api homa merupakan tantrayana secara umum
bahkan dalai lama menyelenggarakan homa kalacakra
ketauan cacatnya
haahahaha