anak owe udah 2 taon lebih nih.
setelah dipikir2 dan baca2 thread sebelah, owe makin condong untuk gak mengajarkan agama buat anak owe. kalaupun mengajarkan, hanya sekadar pengetahuan bagaimana itu kepercayaan2 yg ada. intinya bagaimana dia bisa berpikir kritis.
gw juga gitu... jadi semua pertanyaan diberi jawaban yg logis krn anak gampang nerima sebab-akibat.
jgn ajarkan logika salah seperti ini:
"cepat tidak cepat bobo nanti digigit nyamuk"
imo, anak itu dasarnya emg reasoning, tp cara mendidik yg bikin mereka tambah binggung, kalau gw ubah jadi seperti ini:
"kalau tidak bobo, nanti kurang istirahat & akhirnya sakit"
"kalau sakit?" anak gw tanya lagi
"kita harus ke dokter."
"kalau ke dokter?"
"dikasih minum obat atau disuntik. kalau ga sembuh jg, tinggal di rumah sakit, bobo sendiri tanpa mama" (akhirnya ngancam gw
)
nah belakangan ini dia lagi nanya2 tentang orang tua, tiap orang kan ada papa & mama. kakek dr pihak papanya (bokap gw) kan udah meninggal. dia tanya "mana papanya papa? kok ga nampak?"
"udah meninggal"
"meninggal itu apa?"
"mati"
"hidupin lagi"
"ga bisa" (emangnya mainan
)
"kok ga bisa?"
"udah pergi jauh"
"ke mana?"
"ke surga" (kata mamanya)
"papa ikut ja" (suruh gw ikut ke sana
)