//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia  (Read 80887 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #165 on: 07 January 2010, 01:46:17 PM »
Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

YA. Ananda menggunakan iddhi untuk memasuki Parinibbana. Bukannya menggunakan iddhi untuk memamerkan kesaktian kepada para penduduk. Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher adalah bhikkhu yang memasuki Parinibbana dengan pisau. Dalam hal ini, pisau dan iddhi adalah metode.

Coba bandingkan dengan seorang yang membakar dirinya untuk masuk Guiness Book of Records; dan seorang yang membunuh dirinya karena terbelit hutang finansial. Saya pikir Anda sudah tahu bedanya, tapi masih mempermasalahkan perbuatan fisik jasmaninya.

Betul. Kita harus melihat kasus per kasus. Contoh bhikkhu yang menyediakan jasa penyeberangan memang contoh kasus penyalahgunaan. Tapi itu yang hendak saya sampaikan. Jika Vinaya dikendurkan, banyak yang bisa berdalih dan berlindung di bawah "Ayat Jurnal Penyesuaian Vinaya".

Saya bukan bagian dari Sangha. Karena itu, argumen saya tidak bisa dijadikan sebagai referensi yang cukup sahih atas contoh kasus ini. Menurut saya, seorang bhikkhu yang dengan sadar melakukan perbuatan yang tak selaras dengan Vinaya, apapun alasannya; adalah tetap melakukan pelanggaran Vinaya. Setelah disahkan melakukan pelanggaran Vinaya, kemudian sidang Sangha yang akan memutuskan apakah bhikkhu itu dihukum berat, dihukum ringan, atau dibebaskan dari hukuman.

Sudah saya lihat perbedaannya. :)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #166 on: 07 January 2010, 01:49:44 PM »
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

Kalau menurut saya mudah saja. :)

Tidak melakukan kejahatan, kembangkan perbuatan baik, sucikan pikiran, taat pada Vinaya yang ditetapkan. Kelak bila seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran Vinaya, lakukanlah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak makhluk. Seumpamanya melanggar Vinaya demi kebaikan dan kesejahteraan banyak makhluk, seharusnya Sangha tidak akan menjatuhkan hukuman yang berat. Setidaknya, bhikkhu itu menanam kamma baik dengan melanggar Vinaya sebagai konsekuensinya.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #167 on: 07 January 2010, 01:58:46 PM »
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

Kalau menurut saya mudah saja. :)

Tidak melakukan kejahatan, kembangkan perbuatan baik, sucikan pikiran, taat pada Vinaya yang ditetapkan. Kelak bila seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran Vinaya, lakukanlah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak makhluk. Seumpamanya melanggar Vinaya demi kebaikan dan kesejahteraan banyak makhluk, seharusnya Sangha tidak akan menjatuhkan hukuman yang berat. Setidaknya, bhikkhu itu menanam kamma baik dengan melanggar Vinaya sebagai konsekuensinya.

Jawaban yang bijaksana.  :)

 _/\_

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #168 on: 07 January 2010, 02:08:49 PM »
Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

YA. Ananda menggunakan iddhi untuk memasuki Parinibbana. Bukannya menggunakan iddhi untuk memamerkan kesaktian kepada para penduduk. Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher adalah bhikkhu yang memasuki Parinibbana dengan pisau. Dalam hal ini, pisau dan iddhi adalah metode.

Coba bandingkan dengan seorang yang membakar dirinya untuk masuk Guiness Book of Records; dan seorang yang membunuh dirinya karena terbelit hutang finansial. Saya pikir Anda sudah tahu bedanya, tapi masih mempermasalahkan perbuatan fisik jasmaninya.

Betul. Kita harus melihat kasus per kasus. Contoh bhikkhu yang menyediakan jasa penyeberangan memang contoh kasus penyalahgunaan. Tapi itu yang hendak saya sampaikan. Jika Vinaya dikendurkan, banyak yang bisa berdalih dan berlindung di bawah "Ayat Jurnal Penyesuaian Vinaya".

Saya bukan bagian dari Sangha. Karena itu, argumen saya tidak bisa dijadikan sebagai referensi yang cukup sahih atas contoh kasus ini. Menurut saya, seorang bhikkhu yang dengan sadar melakukan perbuatan yang tak selaras dengan Vinaya, apapun alasannya; adalah tetap melakukan pelanggaran Vinaya. Setelah disahkan melakukan pelanggaran Vinaya, kemudian sidang Sangha yang akan memutuskan apakah bhikkhu itu dihukum berat, dihukum ringan, atau dibebaskan dari hukuman.

Sudah saya lihat perbedaannya. :)

Kalau bebas dari hukuman artinya melanggar atau tidak melanggar  ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #169 on: 07 January 2010, 02:18:32 PM »
Nah disini bro sudah mencoba menjelaskan kasus YA Ananda dengan akal sehat yg padahal secara kasat mata adalah pelanggaran vinaya. Karena saat itu ada dua penduduk/banyak orang menyaksikan parinibanna YA Ananda dan tampaknya mereka tau disanalah YA Ananda akan meninggal.

Demikian yang bhikkhu yg menggorok leher yg secara kasat mata menyalahi aturan dan lagi2 bro membuat permakluman terhadap vinaya yang seharusnya secara kasat mata.

Anda sendiri mengatakan yang penting adalah pikiran , apa bedanya tulus menolong wanita yg dalam keadaan krisis dan kebetulan hanya ada bhikkhu itu . ? sepertinya adanya keberpihakan terhadap menilai situasi kehidupan...

Kalau bhikkhu berbaris sebagai membuat jasa penyebrangan adalah penyalahgunaan . Makannya saya bilang lihat case by case. Ada hal yg bisa dikendurkan ada hal yg diteguhkan bila diperlukan. Makanya saya bilang menjalankan sila harus dengan panna bukan hantam kromo. Kalau contoh yang mengada2 seperti buat jasa penyebrangan apakah itu sesuai sila/vinaya dan panna?
Kalau gitu ada wanita kecebur saat itu hanya bhikkhu yg bisa menolong diemin aja yak....karena nanti melanggar vinaya...vinaya lebih tinggi daripada nilai Dhamma sebenarnya. :)   . Jadi sekarang Anda memilih vinaya kasat mata atau Vinaya batin yg sesuai dengan Dhamma.

Smoga bisa melihat perbedaannya.

YA. Ananda menggunakan iddhi untuk memasuki Parinibbana. Bukannya menggunakan iddhi untuk memamerkan kesaktian kepada para penduduk. Bhikkhu Arahanta yang menggorok leher adalah bhikkhu yang memasuki Parinibbana dengan pisau. Dalam hal ini, pisau dan iddhi adalah metode.

Coba bandingkan dengan seorang yang membakar dirinya untuk masuk Guiness Book of Records; dan seorang yang membunuh dirinya karena terbelit hutang finansial. Saya pikir Anda sudah tahu bedanya, tapi masih mempermasalahkan perbuatan fisik jasmaninya.

Betul. Kita harus melihat kasus per kasus. Contoh bhikkhu yang menyediakan jasa penyeberangan memang contoh kasus penyalahgunaan. Tapi itu yang hendak saya sampaikan. Jika Vinaya dikendurkan, banyak yang bisa berdalih dan berlindung di bawah "Ayat Jurnal Penyesuaian Vinaya".

Saya bukan bagian dari Sangha. Karena itu, argumen saya tidak bisa dijadikan sebagai referensi yang cukup sahih atas contoh kasus ini. Menurut saya, seorang bhikkhu yang dengan sadar melakukan perbuatan yang tak selaras dengan Vinaya, apapun alasannya; adalah tetap melakukan pelanggaran Vinaya. Setelah disahkan melakukan pelanggaran Vinaya, kemudian sidang Sangha yang akan memutuskan apakah bhikkhu itu dihukum berat, dihukum ringan, atau dibebaskan dari hukuman.

Sudah saya lihat perbedaannya. :)

Kalau bebas dari hukuman artinya melanggar atau tidak melanggar  ^-^

Artinya bisa saja melanggar, tapi dibebaskan dari hukuman.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #170 on: 07 January 2010, 02:20:45 PM »
Adakah kemungkinan juga tidak melanggar baru diduga dan tidak terbukti hingga dibebaskan dari hukuman ?

Dan biasanya pendekatan ini lebih sering dipakai.
« Last Edit: 07 January 2010, 02:23:17 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #171 on: 07 January 2010, 02:23:04 PM »
Adakah kemungkinan juga tidak melanggar baru diduga dan tidak terbukti hingga dibebaskan dari hukuman ?

Bisa saja ada kasus pelanggaran, namun karena tidak ada bukti, maka seorang bhikkhu tidak mendapat hukuman.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #172 on: 07 January 2010, 02:24:36 PM »
OK , senang bisa berdiskusi dengan bro  :)
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #173 on: 07 January 2010, 02:26:46 PM »
OK , senang bisa berdiskusi dengan bro  :)

Sama-sama, Bro. :)

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #174 on: 07 January 2010, 02:34:57 PM »
Bro Upasaka
Jikalau memang adalah demikian, apa yang membedakan dengan kasus yang ditulis oleh Bro Bond, bukanlah seorang bhikkhu juga mengembangkan cinta kasih ( metta ) ?

Berbeda di motivasinya, Bro. :)

Kisah bhikkhu yang bersentuhan dengan perawat wanita, mungkin tidak termasuk pelanggaran Vinaya. Karena bhikkhu itu memang sedang sakit dan mungkin tidak ada kehendak untuk menyentuh perawat wanita.

Contoh analogi Bro Bond, menggambarkan bhikkhu yang memiliki niat untuk menolong wanita dengan menyentuhnya. Tentu saja perbuatan ini dilakukan dengan sadar. Karena itu, meski pertolongan itu baik, tapi tetap saja bhikkhu itu melanggar Vinaya.

Beberapa bhikkhu yang disiplin kadang memiliki "perasaan bersalah" apabila disentuh oleh wanita. Salah satunya, saya melihat seorang bhikkhu senior yang sangat sering memberikan khotbah Dhamma di Indonesia ini. Bhikkhu seperti ini, akan merasa "bersalah" jika ada wanita yang sedikit menyenggolnya karena berada di keramaian penuh sesak, meskipun wanita itu tidak sengaja.

Menurut saya, kasus seperti bhikkhu itu bukan termasuk pelanggaran Vinaya. Tetapi tetap saja, seorang bhikkhu yang baik tetap menghindari sentuhan dengan wanita sebisa mungkin. Ini bukan dikarenakan melihat wanita sebagai objek menjijikkan. Tetapi atas dasar melatih pikiran untuk tidak terpancing oleh visualisasi wanita. Karena itulah, sesuai Vinaya Theravada, seorang bhikkhu harus pandai-pandai bersikap bila berhadapan dengan wanita.

Terima Kasih atas jawabannya.  :)

IMO,
Berarti seorang bhikkhu harus menpunyai suatu kebijaksanaan dalam menjalankan vinaya. Karena memang sangat sulit untuk menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan 227 peraturan. Sebagai umat awam yang belum pernah menjalani kehidupan kebhikkhuan, tentu sangat susah membayangkannya atau menempatkan diri kita dari sudut pandang bhikkhu.

 _/\_

Kalau menurut saya mudah saja. :)

Tidak melakukan kejahatan, kembangkan perbuatan baik, sucikan pikiran, taat pada Vinaya yang ditetapkan. Kelak bila seorang bhikkhu terpaksa melakukan pelanggaran Vinaya, lakukanlah untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak makhluk. Seumpamanya melanggar Vinaya demi kebaikan dan kesejahteraan banyak makhluk, seharusnya Sangha tidak akan menjatuhkan hukuman yang berat. Setidaknya, bhikkhu itu menanam kamma baik dengan melanggar Vinaya sebagai konsekuensinya.

Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #175 on: 07 January 2010, 02:45:18 PM »
Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?

Vinaya menetapkan bhikkhu tidak boleh bersentuhan dengan wanita. Karena pikiran bhikkhu yang masih berlatih mudah digoyahkan oleh sensasi wanita. Karena itu, semua bhikkhu harus menjaga sikap di hadapan wanita. Bagi bhikkhu yang sudah merealisasi tingkat Arahat, wanita tidak akan lagi bisa menggoyahkan pikirannya. Tetapi karena bhikkhu itu adalah anggota Sangha, maka bhikkhu yang merealisasi tingkat Arahat itu tetap wajib mengikuti ketetapan Vinaya.

Suatu hari ada seorang wanita hanyut di dalam sungai. Seorang bhikkhu boleh saja menolongnya, dengan menggendongnya ke daratan. Tetapi perilaku menyentuh dan menggendong wanita ini adalah pelanggaran Vinaya. Jadi hal ini masih bisa ditolerir, jika melanggar Vinaya demi menolong orang lain.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #176 on: 07 January 2010, 04:02:41 PM »
Quote
Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?

ada dua macam vinaya, yang tergantung niat, dan yang tidak tergantung niat.
kalau tidak tergantung niat, gak sengaja pun tetap salah.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #177 on: 07 January 2010, 07:08:09 PM »
Kalau niat baik, dan membahagiankan, berguna bagi orang banyak.....bisa juga melanggar Vinaya? bukankah itu juga bisa menjadi kontradiksi ?

Mengikuti ajaran Buddha, ada hal-hal baik yang harus ditinggalkan. Dan jika beberapa hal yang baik saja harus ditinggalkan, apalagi hal-hal jahat?

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #178 on: 07 January 2010, 09:11:44 PM »
 [at]  all
pembahasan udah melenceng thu alias OOT..(kasian bhante ajahn brahmnya di cueikin ;D *joke)

pembahasan yg menarik kenapa ga buka thread baru aja? ;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Ajahn Brahm dikucilkan karena melakukan penahbisan Bhikkhuni di Australia
« Reply #179 on: 07 January 2010, 09:14:13 PM »
Dan juga sering terjadi  hanya melihat vinaya saja tanpa melihat sisi Dhammanya. Oleh karena itu Sang Buddha mengatakan Dhamma dan vinaya adalah keduanya bukan berdiri sendiri-sendiri. Sehingga keseluruhan aspek kebenaran bisa dinilai secara bijaksana.

 _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada