//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tindakan netral (???)  (Read 52179 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tindakan netral (???)
« Reply #30 on: 24 December 2008, 09:09:39 AM »
dear hat,

jika ada persepsi mana yg lebih penting, akan membuat kita meremehkan hal yg lebih tidak penting

tanpa adanya teori dan praktek, apa yg akan anda renungi?

hasil perenungan, akan membuat kita mengerti teori mana yg bermanfaat dan mana yg tidak, serta bisa menjalankan praktek dengan lebih benar juga

konsep serupa juga berlaku utk sila, samadhi dan panna.
sila yg baik, akan membuat samadhi lebih mudah berkonsentrasi
hasil dari pelaksanaan sila dan samadhi, akan meningkatkan panna
dengan panna yg lebih baik, kita bisa menjalankan sila yg lebih baik juga
dan bersamadhi yg lebih baik juga

demikianlah kesemuanya akan saling mendukung satu dengan yg lainnya, itu kenapa dinamakan JALAN UTAMA berunsur 8, bukan 8 jalan utama yg terpisah2

Bnyk org yg meremehkan sila, menganggap itu adalah sesuatu yg mudah sehingga hanya mau samadhi saja
padahal sampai anagami saja, masih melakukan pembicaraan yg tidak bermanfaat loh
Itu membuktikan betapa sebenarnya sila merupakan sesuatu yg luhur

semoga bs bermanfaat bagi kita semua yah

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: tindakan netral (???)
« Reply #31 on: 24 December 2008, 02:12:42 PM »

Panna/kebijaksanaan terdiri dari 3 yaitu :
1. suttamayapanna : kebijaksanaan yg didapat dari bnyk membaca, berdiskusi dengan guru2
2. cintamayapanna : kebijaksanaan yg didapat dari mempraktekkan
3. bhavanamayapanna : kebijaksanaan yg didapat dari perenungan

Jadi jelas panna itu dapat dicapai dengan sekaligus melaksanakan membaca sutta, praktek serta melaksanakan bhavana, yg kesemuanya akan kembali saling mendukung perkembangan panna lainnya

jika hanya baca saja tanpa praktek, akan membuat seorang menjadi arogan, pintar debat tapi batinnya tidak berkembang
jika praktek tanpa teori, membuat orang ga tau mana kusala dan mana yg akusala
jika kusala dan akusala saja masih tidak jelas, tidak jelas apa yg akan direnungkan

Itu kenapa ketiga hal diatas sangat penting utk dilaksanakan sekaligus, agar dapat saling menopang pencapaian kebijaksanaan secara keseluruhan

semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah  _/\_

 ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^ ^:)^  :x ^-^ ;D :)  =P~:hammer:

Aku rasa di sby perlu orang2 macem bro markos, nyana, sume, dan para dedengkot2 lainnya utk mengajarkan hal2 seperti ini .... turun gunung ke sby dong bang bang  :x

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tindakan netral (???)
« Reply #32 on: 24 December 2008, 02:45:44 PM »
dear tula,

di surabaya sebenarnya sudah bnyk org2 "hebat" loh...... bahkan admin www.buddhistonline.com, itu org surabaya loh

hanya saja, bnyk kondisi yg membuat org2 berkualitas spt itu, tidak tampil atau bnyk dikenal....

semoga satu saat nanti, ada kondisi yg bisa membuat kita temu darat yah

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: tindakan netral (???)
« Reply #33 on: 24 December 2008, 02:49:49 PM »
At Bro Markos

Buddhistonline webnya sudah ga diupdate deh, makanya saya lari kesini..

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tindakan netral (???)
« Reply #34 on: 24 December 2008, 03:05:17 PM »
 [at] Lokkhi : makanya saya sebut "bnyk kondisi yg membuat org2 berkualitas tidak tampil"  :D

dan sisanya sih : no comment deh  :whistle:

end of OOT

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: tindakan netral (???)
« Reply #35 on: 24 December 2008, 03:48:44 PM »
dear tesla,

Maaf yah, hanya saja saya ngerasa makin aneh.........

Pertama anda menyebutkan :
Quote
memperbanyak kebaikan
kurangin kejahatan

tapi di bawahnya anda sebut :
Quote
utk itu pembahasan apakah perbuatan baik itu berasal dari LDM atau aLaDaM,

lalu darimana anda tahu bhw yg anda praktekkan itu kusala atau akusala, jika LDM atau aLaDaM saja tidak dijelaskan dari awal?

dear markos,

kita bedah dulu yah... pertama, saya lihat Anda mencampur kebaikan & kejahatan dgn kusala & akusala. bagi saya itu 2 hal yg berbeda... kebaikan & kejahatan berbeda dg kusala, bermanfaat (bagi perkembangan batin) & akusala.

bagi saya, saya setuju dg ven. s. dhammika, bahwa perbuatan baik pun bila ditelusuri didasari oleh LDM...
nah, apakah perbuatan baik itu akusala atau kusala? menurut saya, tindakan yg didasari LDM, tetap akan menghasilkan karma, tidak membawa pada terputusnya kelahiran. apakah bermanfaat atau tidak? bisa bermanfaat bisa jg tidak.
demikian jg halnya dg perbuatan jahat. bisa bermanfaat, bisa juga tidak.
murid Buddha tidak semua orang baik, tidak sedikit yg jahat.

kedua, Anda berpendapat bahwa utk melakukan suatu perbuatan baik (dalam konteks akusala=baik), seseorang harus tau apa itu Lobha, Dosa & Moha (dan aLaDaM). perlu diingat bahwa dalam mengajar murid yg dalam hal intelektual rendah. Sang Buddha tidak mengajarkan apa itu LDM, aLaDaM, tindakan yg berasal dari LDM ataupun tindakan yg bebas dari LDM (aLaDaM). & toh akhirnya ia bisa mencapai tahapan arahat kan?


Quote
Justru disinilah pentingnya kita tahu, mana yg kusala dan mana yg akusala sehingga kita bisa mencapai kesucian
saya tahu mana faktor batin yg kusala berdasarkan pengetahuan abhidhamma...
mis: mudita, viriya, hiri, ottapa, dsb
namun saya tidak berpendapat hal tsb penting utk diketahui.
Sang Buddha mengajar dg berbagai cara, mungkin membedah niat & perbuatan kita adalah salah satu cara yg diajarkan & tertulis di abhidhamma. tapi bukan 1 1 nya cara.

Quote
Orang yg ingin praktek, bukan dengan melepas semua teori, melainkan kemelekatan itulah yg seyogyanya dilepas
ketika seseorang sudah melepas kemelekatannya, apakah masih penting hal yg dulu dilekatinya atau tidak?

Quote
...
jika hanya baca saja tanpa praktek, akan membuat seorang menjadi arogan, pintar debat tapi batinnya tidak berkembang
ya, sependapat

Quote
jika praktek tanpa teori, membuat orang ga tau mana kusala dan mana yg akusala
jika kusala dan akusala saja masih tidak jelas, tidak jelas apa yg akan direnungkan
kusala atau akusala...
menurut saya hanya bathin orang yg telah jernih yg tau.
karena bathinnya tidak jernihlah, ia melakukan perbuatan yg tidak bermanfaat.
kalau menurut cetasika, asal cetasikanya sudah kusala, maka itu bermanfaat (kusala) yah...
tapi saya belum setuju dg hal ini.

Quote
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah  _/\_
_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: tindakan netral (???)
« Reply #36 on: 24 December 2008, 04:29:35 PM »
oh ya ini referensi sutta yg dipakai oleh ven. s. dhammika

Quote
Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.

Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan ditaruh di ladang yang subur: jika seseorang membakarnya sehingga menjadi abu, kemudian menampi abu itu di angin yang kencang atau membiarkannya terbawa arus yang mengalir deras, maka benih-benih itu akan langsung hancur, lenyap sepenuhnya, dibuat tak mampu bertunas dan tidak lagi bisa muncul di masa depan.15
Demikian pula, para bhikkhu, tindakan yang dilakukan di dalam tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin. Begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin telah lenyap, tindakan tindakan ini ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.

link: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=738

Anguttara-Nikaya (III, 32)
24. Penyebab-Penyebab Tindakan





& dari awal saya tidak berniat utk mendebatkan bahwa aLaDaM tidak menghasilkan karma, terlepas dari puttuhjana atau ariya... makanya saya mencoba menghargai perbedaan sudut pandang ini.

lebih baik kita berpraktek saja utk tidak melakukan tindakan pada LDM.
soal teori, kita pegang masing2 sesuai dg kecocokan kita saja ;)
« Last Edit: 24 December 2008, 04:32:27 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tindakan netral (???)
« Reply #37 on: 24 December 2008, 04:40:29 PM »
dear tesla,

Maaf yah, hanya saja saya ngerasa makin aneh.........

Pertama anda menyebutkan :
Quote
memperbanyak kebaikan
kurangin kejahatan

tapi di bawahnya anda sebut :
Quote
utk itu pembahasan apakah perbuatan baik itu berasal dari LDM atau aLaDaM,

lalu darimana anda tahu bhw yg anda praktekkan itu kusala atau akusala, jika LDM atau aLaDaM saja tidak dijelaskan dari awal?

dear markos,

kita bedah dulu yah... pertama, saya lihat Anda mencampur kebaikan & kejahatan dgn kusala & akusala. bagi saya itu 2 hal yg berbeda... kebaikan & kejahatan berbeda dg kusala, bermanfaat (bagi perkembangan batin) & akusala.

bagi saya, saya setuju dg ven. s. dhammika, bahwa perbuatan baik pun bila ditelusuri didasari oleh LDM...
nah, apakah perbuatan baik itu akusala atau kusala? menurut saya, tindakan yg didasari LDM, tetap akan menghasilkan karma, tidak membawa pada terputusnya kelahiran. apakah bermanfaat atau tidak? bisa bermanfaat bisa jg tidak.
demikian jg halnya dg perbuatan jahat. bisa bermanfaat, bisa juga tidak.
murid Buddha tidak semua orang baik, tidak sedikit yg jahat.

kedua, Anda berpendapat bahwa utk melakukan suatu perbuatan baik (dalam konteks akusala=baik), seseorang harus tau apa itu Lobha, Dosa & Moha (dan aLaDaM). perlu diingat bahwa dalam mengajar murid yg dalam hal intelektual rendah. Sang Buddha tidak mengajarkan apa itu LDM, aLaDaM, tindakan yg berasal dari LDM ataupun tindakan yg bebas dari LDM (aLaDaM). & toh akhirnya ia bisa mencapai tahapan arahat kan?


Quote
Justru disinilah pentingnya kita tahu, mana yg kusala dan mana yg akusala sehingga kita bisa mencapai kesucian
saya tahu mana faktor batin yg kusala berdasarkan pengetahuan abhidhamma...
mis: mudita, viriya, hiri, ottapa, dsb
namun saya tidak berpendapat hal tsb penting utk diketahui.
Sang Buddha mengajar dg berbagai cara, mungkin membedah niat & perbuatan kita adalah salah satu cara yg diajarkan & tertulis di abhidhamma. tapi bukan 1 1 nya cara.

Quote
Orang yg ingin praktek, bukan dengan melepas semua teori, melainkan kemelekatan itulah yg seyogyanya dilepas
ketika seseorang sudah melepas kemelekatannya, apakah masih penting hal yg dulu dilekatinya atau tidak?

Quote
...
jika hanya baca saja tanpa praktek, akan membuat seorang menjadi arogan, pintar debat tapi batinnya tidak berkembang
ya, sependapat

Quote
jika praktek tanpa teori, membuat orang ga tau mana kusala dan mana yg akusala
jika kusala dan akusala saja masih tidak jelas, tidak jelas apa yg akan direnungkan
kusala atau akusala...
menurut saya hanya bathin orang yg telah jernih yg tau.
karena bathinnya tidak jernihlah, ia melakukan perbuatan yg tidak bermanfaat.
kalau menurut cetasika, asal cetasikanya sudah kusala, maka itu bermanfaat (kusala) yah...
tapi saya belum setuju dg hal ini.

Quote
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah  _/\_
_/\_

dear tesla,

baik bagi seseorang, belum tentu baik utk orang lain loh..... misal A memberi contekan kepada B.
maka menurut B, itu adalah tindakan yg baik
namun bagi guru, itu adalah tindakan yg salah

itu kenapa dalam buddhism, yg digunakan bukan Good or Bad, melainkan kusala atau akusala

standar kusala dan akusala sudah sangat jelas, yaitu pengikisan Lobha, Dosa dan Moha, bukan standar baik - buruk seperti pada pemikiran manusia awam, yg tergantung dari apakah itu menguntungkan atau tidak menguntungkan si manusia itu
jika menguntungkan maka itu menjadi baik
dan jika tidak menguntungkan, maka itu menjadi salah

Quote
Murid buddha buddha memang tidak semua baik, dan juga tidak semua jahat :


ini dilihat dari standarnya siapa? dari standar vinaya, atau dari standar si murid yg sendiri?

saya rasa jika dilihat dari standar si murid yg menurut anda tidak baik, dia merasa bhw dia orang yg baik loh  ^-^

Quote
Sementara mengenai pengajaran LDM kpd murid yg mencapai arahat :

Setahu saya, sila para bhikkhu itu sudah jelas menunjukkan mengenai LDM khan? bisa dilihat bhw ada pembatasan2 Lobha utk jubah, tempat tinggal, dll
Justru Buddha dgn jelas menunjukkan bhw vinaya ini dibuat karena ada kasus loh


Quote
membedah niat & perbuatan kita adalah salah satu cara yg diajarkan

setahu saya, cara ini disebut dengan vipassana, yaitu memperhatikan proses timbul tenggelamnya Nama/batin dan Rupa

boleh tahu cara lain yg diajarkan buddha, yg bisa digunakan untuk mencapai kesucian selain dengan vipassana?


Quote
ketika seseorang sudah melepas kemelekatannya, apakah masih penting hal yg dulu dilekatinya atau tidak?

objek bersifat netral...
teori pun tetap penting, apakah itu dilekati atau tidak

yg melekat atau tidak khan batin org itu..... bahkan buddha saat sakit pun, meminta utk dibacakan paritta tertentu sehingga batin beliau menjadi gembira

apakah teori berenang harus "dilenyapkan" hanya karena org itu sdh bisa berenang?
padahal "bisa berenang" itu sendiri, sebenarnya merupakan dari teori yg dilatih dan dipraktekkan

ini membuktikan bhw bukan si objek yg salah, namun si batin-lah yg melekatinya

melepas kemelekatan disini, bukan berarti menjauh dari objek2, melepas objek2 itu
melainkan melepaskan konsep bhw diri ini eksis, nyata sehingga memunculkan kepemilikan atas objek2

namun juga harus dihindari nihilisme yaitu paham keliru mengenai sunya/kosong (vedana ini kosong, citta itu kosong, dsbnya)

semoga perbedaan ini bisa dimengerti krn bnyk rekan yg tersesat dalam pengertian melepas kemelekatan dimana mereka mengasumsikan sunya/kosong dengan melepas semua hal, termasuk teori

jika berkenan, silahkan bro tesla baca No Inner Core : Sayadaw U Silandanda, yg dulu pernah saya rekomendasikan utk dibaca.
Isinya adalah pengjewantahan dari Brahmajala Sutta mengenai Anatta

Quote
kusala atau akusala...
menurut saya hanya bathin orang yg telah jernih yg tau.
karena bathinnya tidak jernihlah, ia melakukan perbuatan yg tidak bermanfaat.
kalau menurut cetasika, asal cetasikanya sudah kusala, maka itu bermanfaat (kusala) yah...
tapi saya belum setuju dg hal ini.

Ehm maaf bro, hanya ingin memperjelas saja bhw Kusala dan akusala itu, tidak semata hanya cetasika saja, tetapi juga pada citta, itu kenapa disebut Kusala dan akusala citta, misal lobha mula citta

Jadi jelas bhw tidak hanya cetasika saja yg berperan bro, citta-nya juga ikut berperan loh karena citta dan cetasika sudah pasti muncul berbarengan

jika memang anda tidak setuju mengenai konsep citta dan cetasika, silahkan disebutkan sumber rujukannya dalam tipitaka agar jelas apa yg dimaksud

senang bisa berdiskusi dengan rekan tesla, semoga diskusi ini bisa membawa manfaat bagi kita semua  _/\_

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: tindakan netral (???)
« Reply #38 on: 24 December 2008, 04:44:37 PM »
oh ya ini referensi sutta yg dipakai oleh ven. s. dhammika

Quote
Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.

Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14

Para bhikkhu, sama seperti benih-benih yang tidak rusak, tidak busuk, tidak lapuk karena angin dan matahari, yang mampu tumbuh dan ditaruh di ladang yang subur: jika seseorang membakarnya sehingga menjadi abu, kemudian menampi abu itu di angin yang kencang atau membiarkannya terbawa arus yang mengalir deras, maka benih-benih itu akan langsung hancur, lenyap sepenuhnya, dibuat tak mampu bertunas dan tidak lagi bisa muncul di masa depan.15
Demikian pula, para bhikkhu, tindakan yang dilakukan di dalam tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin. Begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin telah lenyap, tindakan tindakan ini ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.

link: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=738

Anguttara-Nikaya (III, 32)
24. Penyebab-Penyebab Tindakan





& dari awal saya tidak berniat utk mendebatkan bahwa aLaDaM tidak menghasilkan karma, terlepas dari puttuhjana atau ariya... makanya saya mencoba menghargai perbedaan sudut pandang ini.

lebih baik kita berpraktek saja utk tidak melakukan tindakan pada LDM.
soal teori, kita pegang masing2 sesuai dg kecocokan kita saja ;)

dear tesla,

ringkasan inti dari sutta diatas adalah bhw dasar dari tindakan itu adalah :
1. Lobha
2. Dosa
3. Moha
4. Alobha
5. Adosa
6. Amoha

Quote
Anda berpendapat bahwa utk melakukan suatu perbuatan baik (dalam konteks akusala=baik), seseorang harus tau apa itu Lobha, Dosa & Moha (dan aLaDaM

Kalau saya bilang, sutta diatas justru menguatkan bhw bhw buddha sendiri justru mengajarkan LDM dan aLaDaM, alias bukan pendapat saya pribadi loh  _/\_

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tindakan netral (???)
« Reply #39 on: 24 December 2008, 05:00:58 PM »
binun aye :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: tindakan netral (???)
« Reply #40 on: 24 December 2008, 05:06:59 PM »
dear tesla,

baik bagi seseorang, belum tentu baik utk orang lain loh..... misal A memberi contekan kepada B.
maka menurut B, itu adalah tindakan yg baik
namun bagi guru, itu adalah tindakan yg salah
setuju

Quote
itu kenapa dalam buddhism, yg digunakan bukan Good or Bad, melainkan kusala atau akusala

standar kusala dan akusala sudah sangat jelas, yaitu pengikisan Lobha, Dosa dan Moha, bukan standar baik - buruk seperti pada pemikiran manusia awam, yg tergantung dari apakah itu menguntungkan atau tidak menguntungkan si manusia itu
jika menguntungkan maka itu menjadi baik
dan jika tidak menguntungkan, maka itu menjadi salah
oke, skr kita pakai standar ini saja:
kusala = bermanfaat ke Pencerahan, akusala = sebaliknya.
nah apakah perbuatan kusala itu tidak mungkin berakar pada LDM?
saya tau dari pelajaran abhidhamma kusala cetasika = perbuatan kusala & akusala cetasika = perbuatan akusala.
disamping pengetahuan itu, saya lebih menerima, tindakan berLDM menghasilkan karma,
bebas dari LDM memotong karma. itu saja...

Quote
Quote
Murid buddha buddha memang tidak semua baik, dan juga tidak semua jahat :


ini dilihat dari standarnya siapa? dari standar vinaya, atau dari standar si murid yg sendiri?

saya rasa jika dilihat dari standar si murid yg menurut anda tidak baik, dia merasa bhw dia orang yg baik loh  ^-^
standar baik kehidupan sehari2x yaitu: murah hati, kasihan, dkk...
kalau dari standar pencerahan, tentunya yg mencapai kesucianlah yg baik & yg belum artinya belum baik.

Quote
Quote
Sementara mengenai pengajaran LDM kpd murid yg mencapai arahat :

Setahu saya, sila para bhikkhu itu sudah jelas menunjukkan mengenai LDM khan? bisa dilihat bhw ada pembatasan2 Lobha utk jubah, tempat tinggal, dll
Justru Buddha dgn jelas menunjukkan bhw vinaya ini dibuat karena ada kasus loh
melaksanakan vinaya & mengetahui teori adalah berbeda...
justru vinaya itu menunjukkan 'praktek langsung'.

Quote
Quote
membedah niat & perbuatan kita adalah salah satu cara yg diajarkan

setahu saya, cara ini disebut dengan vipassana, yaitu memperhatikan proses timbul tenggelamnya Nama/batin dan Rupa

boleh tahu cara lain yg diajarkan buddha, yg bisa digunakan untuk mencapai kesucian selain dengan vipassana?
dalam kotbah saja byk yg tercerahkan kok.
tidak perlu melihat timbul tenggelamnya nama & rupa saja.
mis: dg mendengar 4KM.
orang yg mengetahui hidup ini tidak memuaskan (dukkha)
ada jg yg tercerahkan kok ;)

Quote
Quote
ketika seseorang sudah melepas kemelekatannya, apakah masih penting hal yg dulu dilekatinya atau tidak?
objek bersifat netral...
teori pun tetap penting, apakah itu dilekati atau tidak
saya berpendapat ketika kita menganggap 'X' adalah penting (dalam konteks harus dimiliki)
kita telah melekatinya...

Quote
yg melekat atau tidak khan batin org itu..... bahkan buddha saat sakit pun, meminta utk dibacakan paritta tertentu sehingga batin beliau menjadi gembira
bisa dilihat kalau tidak ada yg membacakan paritta, apakah Buddha tidak dapat gembira? ;)

Quote
apakah teori berenang harus "dilenyapkan" hanya karena org itu sdh bisa berenang?
padahal "bisa berenang" itu sendiri, sebenarnya merupakan dari teori yg dilatih dan dipraktekkan
bukan dilenyapkan.
teori boleh ada, boleh tidak.
jgn sampai itu menjadi hal yg membuat kita bergantung.
mis: sama seperti halnya awan di langit hari ini.
ada atau tidak, tidak membuat kita menderita.
kalau kita memaksa ia utk tidak ada, sementara ia ada, justru kita yg menderita.

Quote
ini membuktikan bhw bukan si objek yg salah, namun si batin-lah yg melekatinya

melepas kemelekatan disini, bukan berarti menjauh dari objek2, melepas objek2 itu
melainkan melepaskan konsep bhw diri ini eksis, nyata sehingga memunculkan kepemilikan atas objek2
setuju
kalau mis, teori sudah bukan milikku,
apakah saya harus ingat teori itu?

Quote
namun juga harus dihindari nihilisme yaitu paham keliru mengenai sunya/kosong (vedana ini kosong, citta itu kosong, dsbnya)

semoga perbedaan ini bisa dimengerti krn bnyk rekan yg tersesat dalam pengertian melepas kemelekatan dimana mereka mengasumsikan sunya/kosong dengan melepas semua hal, termasuk teori
apa kalau melepas teori = tersesat?
salut utk Anda yg sudah mengetahui hal ini :)

Quote
Quote
kusala atau akusala...
menurut saya hanya bathin orang yg telah jernih yg tau.
karena bathinnya tidak jernihlah, ia melakukan perbuatan yg tidak bermanfaat.
kalau menurut cetasika, asal cetasikanya sudah kusala, maka itu bermanfaat (kusala) yah...
tapi saya belum setuju dg hal ini.

Ehm maaf bro, hanya ingin memperjelas saja bhw Kusala dan akusala itu, tidak semata hanya cetasika saja, tetapi juga pada citta, itu kenapa disebut Kusala dan akusala citta, misal lobha mula citta

Jadi jelas bhw tidak hanya cetasika saja yg berperan bro, citta-nya juga ikut berperan loh karena citta dan cetasika sudah pasti muncul berbarengan
yup, hanya menyingkat typing saja.

Quote
jika memang anda tidak setuju mengenai konsep citta dan cetasika, silahkan disebutkan sumber rujukannya dalam tipitaka agar jelas apa yg dimaksud
yg saya tidak setuju udah saya tuliskan sebelumnya...
rujukannya tulisan ven. s. dhammika dalam buku pandangan umat buddha
& lanjutnya saya udah carikan suttanya.
saya tidak ada tujuan utk mengadu isi kitab yah, makanya sedari awal saya katakan, kita tunda saja setelah pikiran kita telah suci.

Quote
senang bisa berdiskusi dengan rekan tesla, semoga diskusi ini bisa membawa manfaat bagi kita semua  _/\_
_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: tindakan netral (???)
« Reply #41 on: 24 December 2008, 05:10:12 PM »
Quote
Anda berpendapat bahwa utk melakukan suatu perbuatan baik (dalam konteks akusala=baik), seseorang harus tau apa itu Lobha, Dosa & Moha (dan aLaDaM

Kalau saya bilang, sutta diatas justru menguatkan bhw bhw buddha sendiri justru mengajarkan LDM dan aLaDaM, alias bukan pendapat saya pribadi loh  _/\_


o... my dearest friend,

saya tidak tahu kamu pura2 tidak mengerti atau bagaimana...
yg saya katakan bahwa tindakan yg bebas dari LDM (aLaDaM) itu tidak menghasilkan karma.

dg demikian karma baik & buruk sama2 bersumber dari LDM.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tindakan netral (???)
« Reply #42 on: 25 December 2008, 11:45:35 PM »
Kalau menurut saya, perbuatan yang bahkan dilandasi dengan aLaDaM itu masih memiliki buah karma. Apakah kita tidak pernah berbuat baik (bahkan sekalipun) yang tidak dilandasi dengan aLaDaM ? Saya rasa semua individu pasti pernah melakukan perbuatan baik (yang sekecil apapun dan bahkan hanya sekali) dengan dilandasai oleh aLaDaM ? Dan apakah perbuatan itu bisa berbuah ? Bisa ya dikehidupan sekarang dan bisa juga tidak dikehidupan sekarang.

Mungkin pembahasan bergeser kepada perbuatan yang dilakukan oleh seorang ARAHAT yang notabene sudah memutus tiga akar LDM ? Apakah perbuatan seorang ARAHAT masih berpotensi untuk berbuah karma baik dikehidupan sekarang ? Tentu saja, ARAHAT yang masih hidup masih berpotensi untuk menikmati berbuahnya KARMA BAIK dan bahkan KARMA BURUK-nya. Contoh : Arahat Mogallana yang harus menerima karma buruk dibunuh, Arahat Angulimala juga harus menerima karma buruk dibunuh. Tetapi karena sudah tidak ada kelahiran berikutnya lagi, maka para ARAHAT sudah tidak menerima karma di kehidupan mendatang. terjadi pemotongan karma akibat parinibbana.

Menurut saya, tindakan netral (tidak berbuah karma) itu tidak dapat didefinisikan secara pasti seperti apa, tetapi tindakan netral (tidak berbuah karma) adalah tindakan yang tidak menghasilkan karma di kehidupan ini dan dikehidupan yang akan datang. Kadang perbuatan yang tidak dilandasi dengan CETANA (kehendak berbuat) masih bisa berbuah hasil yang baik, jika misalnya perbuatan kita tersebut ternyata disaksikan oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut kemudian melakukan perbuatan yang menguntungkan kita.
Contoh : Dalam reality Show yang pernah diputar oleh salah satu TV SWASTA yang berjudul "TOLONG" (salah satu acara favorit saya). Konsep acara ini adalah untuk melihat sejauh mana manusia mau membantu manusia lain, biasanya yang dijadikan target adalah golongan yang "sebenarnya kekurangan" dalam hal membantu umpan. Walaupun kebanyakan target yang menolak memberikan bantuan (karena memang mereka sendiri kekurangan), tetapi di setiap episode tetap saja ada target yang mau membantu umpan (walaupun target sendiri kekurangan). Dan ini dilakukan dengan kamera tersembunyi. Ketika pertolongan sudah diberikan, biasanya KRU acara akan langsung muncul, dan mewawancarai target, mengapa membantu umpan tersebut. Dan biasanya penuturannya adalah bahwa target merasa kasihan dengan umpan dan memberikan pertolongan dengan seiklasnya tanpa pamrih dan tanpa memikirkan balasan. Dan biasanya sebagai ucapan terima kasih, KRU acara akan memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima kasih telah memberikan bantuan kepada umpan. Kadang saya menonton acara ini, sampai begitu terharunya bisa menitikkan air mata. Ternyata di dalam "kekurangan" masih ada yang mau memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tindakan netral (???)
« Reply #43 on: 26 December 2008, 12:08:07 AM »
Kalo aye liat acara reality kek tolong gitu koq beda yah pandangannya :)) aye liat manusia sekarang sedang berusaha menjadi Tuhan dengan cara memberikan cobaan pada targetnya :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tindakan netral (???)
« Reply #44 on: 26 December 2008, 12:10:39 AM »
Kalo aye liat acara reality kek tolong gitu koq beda yah pandangannya :)) aye liat manusia sekarang sedang berusaha menjadi Tuhan dengan cara memberikan cobaan pada targetnya :))

bukan cobaan... tetapi kesempatan... karena kalau target melewatkan kesempatan menolong berarti tidak akan mendapatkan "balasan" dari kru TV... dan menurut saya ini FAIR sepanjang memang dalam konteks hidden camera...

Karena dalam beberapa kesempatan, target kemudian mengetahui bahwa ada kamera yang meliput, jadi awalnya tidak akan memberikan bantuan kepada umpan, berbalik mau memberi. Dan biasanya langsung di-anulir...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

 

anything