dear tesla,
Maaf yah, hanya saja saya ngerasa makin aneh.........
Pertama anda menyebutkan :
memperbanyak kebaikan
kurangin kejahatan
tapi di bawahnya anda sebut :
utk itu pembahasan apakah perbuatan baik itu berasal dari LDM atau aLaDaM,
lalu darimana anda tahu bhw yg anda praktekkan itu kusala atau akusala, jika LDM atau aLaDaM saja tidak dijelaskan dari awal?
dear markos,
kita bedah dulu yah... pertama, saya lihat Anda mencampur kebaikan & kejahatan dgn kusala & akusala. bagi saya itu 2 hal yg berbeda... kebaikan & kejahatan berbeda dg kusala, bermanfaat (bagi perkembangan batin) & akusala.
bagi saya, saya setuju dg ven. s. dhammika, bahwa perbuatan baik pun bila ditelusuri didasari oleh LDM...
nah, apakah perbuatan baik itu akusala atau kusala? menurut saya, tindakan yg didasari LDM, tetap akan menghasilkan karma, tidak membawa pada terputusnya kelahiran. apakah bermanfaat atau tidak? bisa bermanfaat bisa jg tidak.
demikian jg halnya dg perbuatan jahat. bisa bermanfaat, bisa juga tidak.
murid Buddha tidak semua orang baik, tidak sedikit yg jahat.
kedua, Anda berpendapat bahwa utk melakukan suatu perbuatan baik (dalam konteks akusala=baik), seseorang harus tau apa itu Lobha, Dosa & Moha (dan aLaDaM). perlu diingat bahwa dalam mengajar murid yg dalam hal intelektual rendah. Sang Buddha tidak mengajarkan apa itu LDM, aLaDaM, tindakan yg berasal dari LDM ataupun tindakan yg bebas dari LDM (aLaDaM). & toh akhirnya ia bisa mencapai tahapan arahat kan?
Justru disinilah pentingnya kita tahu, mana yg kusala dan mana yg akusala sehingga kita bisa mencapai kesucian
saya tahu mana faktor batin yg kusala berdasarkan pengetahuan abhidhamma...
mis: mudita, viriya, hiri, ottapa, dsb
namun saya tidak berpendapat hal tsb penting utk diketahui.
Sang Buddha mengajar dg berbagai cara, mungkin membedah niat & perbuatan kita adalah salah satu cara yg diajarkan & tertulis di abhidhamma. tapi bukan 1 1 nya cara.
Orang yg ingin praktek, bukan dengan melepas semua teori, melainkan kemelekatan itulah yg seyogyanya dilepas
ketika seseorang sudah melepas kemelekatannya, apakah masih penting hal yg dulu dilekatinya atau tidak?
...
jika hanya baca saja tanpa praktek, akan membuat seorang menjadi arogan, pintar debat tapi batinnya tidak berkembang
ya, sependapat
jika praktek tanpa teori, membuat orang ga tau mana kusala dan mana yg akusala
jika kusala dan akusala saja masih tidak jelas, tidak jelas apa yg akan direnungkan
kusala atau akusala...
menurut saya hanya bathin orang yg telah jernih yg tau.
karena bathinnya tidak jernihlah, ia melakukan perbuatan yg tidak bermanfaat.
kalau menurut cetasika, asal cetasikanya sudah kusala, maka itu bermanfaat (kusala) yah...
tapi saya belum setuju dg hal ini.
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua yah
dear tesla,
baik bagi seseorang, belum tentu baik utk orang lain loh..... misal A memberi contekan kepada B.
maka menurut B, itu adalah tindakan yg baik
namun bagi guru, itu adalah tindakan yg salah
itu kenapa dalam buddhism, yg digunakan bukan Good or Bad, melainkan kusala atau akusala
standar kusala dan akusala sudah sangat jelas, yaitu pengikisan Lobha, Dosa dan Moha, bukan standar baik - buruk seperti pada pemikiran manusia awam, yg tergantung dari apakah itu menguntungkan atau tidak menguntungkan si manusia itu
jika menguntungkan maka itu menjadi baik
dan jika tidak menguntungkan, maka itu menjadi salah
Murid buddha buddha memang tidak semua baik, dan juga tidak semua jahat :
ini dilihat dari standarnya siapa? dari standar vinaya, atau dari standar si murid yg sendiri?
saya rasa jika dilihat dari standar si murid yg menurut anda tidak baik, dia merasa bhw dia orang yg baik loh
Sementara mengenai pengajaran LDM kpd murid yg mencapai arahat :
Setahu saya, sila para bhikkhu itu sudah jelas menunjukkan mengenai LDM khan? bisa dilihat bhw ada pembatasan2 Lobha utk jubah, tempat tinggal, dll
Justru Buddha dgn jelas menunjukkan bhw vinaya ini dibuat karena ada kasus loh
membedah niat & perbuatan kita adalah salah satu cara yg diajarkan
setahu saya, cara ini disebut dengan vipassana, yaitu memperhatikan proses timbul tenggelamnya Nama/batin dan Rupa
boleh tahu cara lain yg diajarkan buddha, yg bisa digunakan untuk mencapai kesucian selain dengan vipassana?
ketika seseorang sudah melepas kemelekatannya, apakah masih penting hal yg dulu dilekatinya atau tidak?
objek bersifat netral...
teori pun tetap penting, apakah itu dilekati atau tidak
yg melekat atau tidak khan batin org itu..... bahkan buddha saat sakit pun, meminta utk dibacakan paritta tertentu sehingga batin beliau menjadi gembira
apakah teori berenang harus "dilenyapkan" hanya karena org itu sdh bisa berenang?
padahal "bisa berenang" itu sendiri, sebenarnya merupakan dari teori yg dilatih dan dipraktekkan
ini membuktikan bhw bukan si objek yg salah, namun si batin-lah yg melekatinya
melepas kemelekatan disini, bukan berarti menjauh dari objek2, melepas objek2 itu
melainkan
melepaskan konsep bhw diri ini eksis, nyata sehingga memunculkan kepemilikan atas objek2namun juga harus dihindari nihilisme yaitu paham keliru mengenai sunya/kosong (vedana ini kosong, citta itu kosong, dsbnya)
semoga perbedaan ini bisa dimengerti krn bnyk rekan yg tersesat dalam pengertian melepas kemelekatan dimana mereka mengasumsikan sunya/kosong dengan melepas semua hal, termasuk teori
jika berkenan, silahkan bro tesla baca No Inner Core : Sayadaw U Silandanda, yg dulu pernah saya rekomendasikan utk dibaca.
Isinya adalah pengjewantahan dari Brahmajala Sutta mengenai Anatta
kusala atau akusala...
menurut saya hanya bathin orang yg telah jernih yg tau.
karena bathinnya tidak jernihlah, ia melakukan perbuatan yg tidak bermanfaat.
kalau menurut cetasika, asal cetasikanya sudah kusala, maka itu bermanfaat (kusala) yah...
tapi saya belum setuju dg hal ini.
Ehm maaf bro, hanya ingin memperjelas saja bhw Kusala dan akusala itu, tidak semata hanya cetasika saja, tetapi juga pada citta, itu kenapa disebut Kusala dan akusala citta, misal lobha mula citta
Jadi jelas bhw tidak hanya cetasika saja yg berperan bro, citta-nya juga ikut berperan loh karena citta dan cetasika sudah pasti muncul berbarengan
jika memang anda tidak setuju mengenai konsep citta dan cetasika, silahkan disebutkan sumber rujukannya dalam tipitaka agar jelas apa yg dimaksud
senang bisa berdiskusi dengan rekan tesla, semoga diskusi ini bisa membawa manfaat bagi kita semua