Mari kita bandingkan sutta agar menjadi jelas :
Para bhikkhu, ada tiga penyebab lain untuk asal mula tindakan.
Apakah yang tiga itu? Tanpa-keserakahan, tanpa-kebencian, tanpa-kebodohan-batin.
Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-keserakahan, terlahir dari tanpa-keserakahan, disebabkan oleh tanpa-keserakahan, muncul dari tanpa-keserakahan... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebencian... Jika suatu tindakan dilakukan dengan tanpa-kebodohan-batin, terlahir dari tanpa-kebodohan-batin, disebabkan oleh tanpa-kebodohan- batin, muncul dari tanpa-kebodohan-batin, begitu keserakahan, kebencian dan kebodohan batin lenyap maka tindakan itu ditinggalkan, terpotong di akarnya, dibuat gersang seperti tunggul pohon palma, terhapus sehingga tidak lagi bisa muncul di masa depan.14
dalam konteks ini adalah aladam arahat-->aladam total 10 nilainya/perfect dan apabila bahasa pali dalam sutta tersebut ditulis alobha, adosa dan amoha juga maka mari lihat dibawah ini menurut abhidhamma:d. Tihetuka puggala
Tihetuka = dimana pikirannya mengandung 3 hetu yg baik (Alobha, Adosa & Amoha)Makhluk ini lahir akibat kesadaran tumimbal lahir hasil dari perbuatan Alobha, Adosa & amoha (Tihetu). contoh : berdana dengan kebijaksanan & mengerti
dari link http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1713.0 sumber mami Lily.Jika benar dalam sutta tsb menggunakan bahasa pali yang sama dengan abhidhamma yaitu aladam yang mana
a berarti "tanpa/bukan " maka sebenarnya aladam memiliki dua arti yaitu pada seorang puthujana s/d anagami masih menerima buah
kamma baik(hanya kebaikan lawan dari LDM/keburukan) dan aladam arahanta yaitu kiriya(yang juga bukan keburukan )-->tidak menciptakan buah-->nibbana
by markos
disitu sudah jelas mengacu pada batin yg sudah terbebas dari keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.....(ketiganya semuanya-->lihat sutta yg dibold coklat)
Jadi disini jelas sudah mengacu pada batin seorang Arahant, bukan seorang putthujhana yg notabene masih tertutup oleh keserakahan, kebencian dan kebodohan batin......
yg tadi saya minta bro tesla utk dapat melihat level dan penggunaannya.......
Jadi bukan masalah abhidhamma atau sutta yg berbeda namun kekurang jelian kita dalam menangkap pengartian sutta secara keseluruhan
Jadi sebenarnya tulisan markos sudah jelas bagaimana seharusnya kita menggunakan kata aladam tadi dengan mengerti untuk siapa kalimat tersebut ditujukan(level dan penggunaanya).
Jadi dalam abhidhamma adalah mengenai kusala dan akusala
Dalam sutta mengenai aladam nya arahat--Kiriya tadi.
Lalu mengapa kusala menyebabkan kelahiran kembali. Karena biasanya dalam kusala kamma orang tersebut batinnya dalam hal ini perasaanya akan bergetar (entah itu senang,bahagia,puas dsb yg baik2 tentunya) atau bisa disebut adanya respon emosional yg sangat halus. Inilah yg paling sulit dilewati yaitu moha--avijja, kenapa muncul senang, bahagia, puas karena ia belum menumpas semua LDM ke akarnya. Cuma dapat nilai 9 masih ada minus satu
Bagaimana dengan arahanta, mereka tahu apa yang harus mereka perbuat yg pasti dalam kacamata umat awam adalah kusala tetapi dalam batin arahat tidak akan ada perasaan bergetar, menolong karena dia tau harus menolong saat itu dan setelah itu ia biasa saja(apa adanya secara menyeluruh). Ia hanya melakukan apa yg harus dikerjakan tanpa ada getaran2 emosional(kusala) yg paling kecil sekalipun (moha-Avija).
Lalu apakah kusala tadi diperlukan? tentu sangat diperlukan untuk menopang " bukan kusala ataupun bukan akusala". kusala tadi adalah parami yg menjadi landasan untuk mencapai nibbana. Jadi apa yg dimaksud kiriya/netral adalah respon terhadap hal kusala dan akusala dalam batin yg mana ia berada ditengah/netral maka inilah yg disebut jalan tengah. Mengapa demikian? karena mereka telah mengerti kekotoran di dua sisi tadi. Dengan mengerti kekotoran tadi dengan jelas sekali maka akar LDM tercabut semuanya.