//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Yathabhutam Nyanadassanam (melihat apa adanya), Apakah Arti dan Maksudnya?  (Read 78367 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
 _/\_ Well, seperti judul topik ini, Yathabhutam Nyanadassanam (melihat apa adanya), Apakah Arti dan Maksudnya? Ada yang bisa menjelaskannya beserta contoh?
Saya merasa perlu mengangkat hal ini karena mungkin ada yang tidak tahu, ada yang ingin konfirmasi karena ragu-ragu (termasuk saya  ;D), dll. Silahkan, mangga dan monggo ;D _/\_
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Silakan, deh, teman-teman yang lain mulai dulu ... :)

Saya sedang sibuk, nih, maaf. ... :)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Kelana,

Tulisan itu dari kitab apa yah?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
apa artinya itu sama dengan tidak melekat (jalan tengah)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
menurut saya, melihat apa adanya adalah melihat tanpa nafsu.
sering kali kita melihat apa yg kita inginkan saja. atau apabila tidak sesuai dg keinginan kita, timbullah penderitaan (dukkha).
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Melihat tanpa disertai Perasaan 'suka' atau 'tidak suka'.
Melihat apa adanya, sebagai bagian dari proses ketidakkekalan, dan tidak ada aku / milikku.

Contoh:
~ Melihat 'reply topik di forum ini' hanya murni sebagai reply/tanggapan dari peserta forum. Tidak melihat sebagai 'wah reply ini kasar, aku tidak suka reply begini' atau 'reply ini bagus sekali, reply ini berpihak padaku, aku senang dengan reply begini'

Kadangkala kita bisa bersikap Yathabhutam Nyanadassanam, tapi tidak konsisten, kemungkinan hanya muncul sekali-sekali. Jika melatih meditasi Vipassana, mungkin kita bisa lebih sering bersikap begini. Yg telah konsisten Yathabhutam Nyanadassanam adalah seorang Arahat.

CMIIW

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Kelana,

Tulisan itu dari kitab apa yah?

Dari beberapa sutta di antaranya Dhammacakkappavattana Sutta dan juga saya tergelitik bertanya karena kata-kata ini belakangan sepertinya sering dikumandangkan oleh Pak Hudoyo (mungkin perasaan saya saja ;D )
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Melihat tanpa disertai Perasaan 'suka' atau 'tidak suka'.
Melihat apa adanya, sebagai bagian dari proses ketidakkekalan, dan tidak ada aku / milikku.

Contoh:
~ Melihat 'reply topik di forum ini' hanya murni sebagai reply/tanggapan dari peserta forum. Tidak melihat sebagai 'wah reply ini kasar, aku tidak suka reply begini' atau 'reply ini bagus sekali, reply ini berpihak padaku, aku senang dengan reply begini'

Kadangkala kita bisa bersikap Yathabhutam Nyanadassanam, tapi tidak konsisten, kemungkinan hanya muncul sekali-sekali. Jika melatih meditasi Vipassana, mungkin kita bisa lebih sering bersikap begini. Yg telah konsisten Yathabhutam Nyanadassanam adalah seorang Arahat.

CMIIW

::

Rekan Willi, mungkin akan ada pertanyaan, apakah orang yang melihat tanpa disertai perasaan 'suka' atau 'tidak suka' ini akan bersikap diam saja kah jika terdapat orang yang terkena bencana? Pertanyaan ini sepertinya sama seperti yang diajukan rekan Ryu.

Tambahan pertanyaan lagi, apakah istilah "melihat apa adanya" sama dengan "melihat hakikat sesungguhnya"

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
bersikap diam saja dalam konteks apa yah? gerakan tubuh?

apabila dalam konteks gerakan tubuh menurut saya tidak, tapi yg diam adalah bathin yg tenang (tanpa ada timbulnya nafsu baru). tubuh tetap dapat bergerak :)

IMHO, melihat orang menderita ataupun senang, bagi "yg melihat apa adanya" tidaklah berbeda...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Rekan Willi, mungkin akan ada pertanyaan, apakah orang yang melihat tanpa disertai perasaan 'suka' atau 'tidak suka' ini akan bersikap diam saja kah jika terdapat orang yang terkena bencana? Pertanyaan ini sepertinya sama seperti yang diajukan rekan Ryu.

Topik ini amat dalam, aku berpendapat Yathabhutam Nyanadassanam bertingkat realisasinya pada tiap orang.

Apa yg bisa ku share sekarang adalah:
~ Melihat apa adanya adalah melihat tanpa disertai perasaan suka / tidak suka (tidak ada kepentingan ego terhadap vipaka yg berbuah).

Misalnya:
Melihat bencana alam, banyak korban.
Reaksi kita seyogyanya adalah tidak 'menyukai' ataupun 'membenci' bencana alam tsb.
Yang ada hanyalah kita melihat bencana alam itu sebagai proses wajar alam, sebab akibat.
Terhadap korban yg ada, akan timbul karuna citta (belas kasihan). Belas kasihan adalah 'tanpa ego', tidak ada kepentingan AKU disana. Belas kasihan adalah keinginan*) untuk menolong orang2 yg memerlukan pertolongan.

Quote
Tambahan pertanyaan lagi, apakah istilah "melihat apa adanya" sama dengan "melihat hakikat sesungguhnya"

Menurut saya 'melihat hakikat sesungguhnya' sebenarnya sama dengan 'melihat apa adanya'.

Yathabhutam Nyanadassanam menurut saya perealisasiannya adalah gradien (menembus sedikit demi sedikit semakin lama makin dalam). Dimulai dari yg paling kasar (seperti yg saya contohkan di atas) s/d padamnya AKU (A-ha!).

------

*) Keinginan disini adalah Chanda, harap dibedakan dengan Tanha (nafsu keinginan)


« Last Edit: 10 June 2008, 04:24:37 PM by willibordus »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
bersikap diam saja dalam konteks apa yah? gerakan tubuh?

apabila dalam konteks gerakan tubuh menurut saya tidak, tapi yg diam adalah bathin yg tenang (tanpa ada timbulnya nafsu baru). tubuh tetap dapat bergerak :)

IMHO, melihat orang menderita ataupun senang, bagi "yg melihat apa adanya" tidaklah berbeda...

Saya sependapat dgn keterangan Bro Tesla.

Yathabhutam Nyanadassanam: Tidak ada  lagi gejolak batin yg timbul dalam melihat suasana yg menggembirakan dan suasana yg menyedihkan. Semuanya dilihat sebagaimana adanya.

Contoh yg agak jelas adalah:
~ Tidak Girang melihat Obama menang.
~ Tidak Sedih melihat Hillary kalah.
Tidak ada AKU yg terlibat dalam gejolak itu... kita upekkha saja, nyante aja....

Bandingkan dengan orang amrik yg terlibat langsung:
~ Pendukung Obama sangat kegirangan
~ Pendukung Hillary sedih yg mendalam
Kedua gejolak batin diatas tidaklah memuaskan

Kita melihat kemenangan Obama sebagaimana adanya, sedangkan rakyat Amrik tidak berhasil melihat sebagaimana adanya, perasaan dan persepsi mereka terlibat penuh, hasilnya adalah gejolak batin.

::
« Last Edit: 10 June 2008, 04:29:40 PM by willibordus »
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Dari beberapa sutta di antaranya Dhammacakkappavattana Sutta dan juga saya tergelitik bertanya karena kata-kata ini belakangan sepertinya sering dikumandangkan oleh Pak Hudoyo (mungkin perasaan saya saja ;D )
kata ini juga sering dipake ajahn brahm...

imo, simplenya sih artinya melihat segala sesuatu secara netral, tanpa 'aku', tanpa batas dualiasme...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Quote
Contoh yg agak jelas adalah:
~ Tidak Girang melihat Obama menang.
~ Tidak Sedih melihat Hillary kalah.
Tidak ada AKU yg terlibat dalam gejolak itu... kita upekkha saja, nyante aja....

Bagaimana membedakannya dengan orang "acuh tak acuh"?

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male

Bagaimana membedakannya dengan orang "acuh tak acuh"?


Wah, karena udah detil begini, terpaksa deh pinjam jurus Abhidhamma  ;D

Pada Acuh Tak Acuh, ciri2nya adalah:
~ Masa Bodoh / Tidak Mau tau (Moha)
~ Tidak adanya perhatian (konsentrasi)
Jadi Acuh Tak Acuh termasuk BATIN TIDAK BERMANFAAT (akusala)
contoh: tidak mau tau bencana alam menimpa penduduk

Sedangkan Yathabhutam Nyanadassanam:
~ Semua faktor batin indah (Sobhana Citta) hadir, yakni: Konsentrasi, Saddha, Alobha, Adosa, dll
~ Bisa timbul Batin Karuna (belas kasihan) jika ada makhluk yg menderita
~ Bisa timbul Batin Mudita (Simpati) jika ada makhluk yg berbahagia
Karena uraian ini, maka Yathabhutam Nyanadassanam termasuk kelompok BATIN YG BERMANFAAT.
Contoh: Melihat sebagaimana adanya jika bencana datang dan timbul karuna terhadap korban.

Sebagaimana kita baca di Tipitaka, Sang Buddha yg telah merealisasi Yathabhutam Nyanadassanam, batin Beliau selalu dipenuhi Belas kasih dan Simpati terhadap semua makhluk.

CMIIW

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
willibordus,

Quote
Sebagaimana kita baca di Tipitaka, Sang Buddha yg telah merealisasi Yathabhutam Nyanadassanam, batin Beliau selalu dipenuhi Belas kasih dan Simpati terhadap semua makhluk.
Ya, ini setuju. Menurut saya memang 'melihat apa adanya' tidak selalu harus diikuti dengan sikap 'upekha'.


Quote
Pada Acuh Tak Acuh, ciri2nya adalah:
~ Masa Bodoh / Tidak Mau tau (Moha)
~ Tidak adanya perhatian (konsentrasi)
Jadi Acuh Tak Acuh termasuk BATIN TIDAK BERMANFAAT (akusala)
Kalo ini ada sedikit ga setuju. Menurut saya, tergantung pada objek apa perasaan 'tidak mau tahu' itu muncul. Misalnya untuk hal2 tak berguna seperti gossip, tidak mau tau juga rasanya bukan tidak bermanfaat.
Kalo dalam Dvedavitaka Sutta, Buddha Gotama katakan ada Upekkha yang jika dikembangkan membawa manfaat, dan ada Upekkha yang jika dikembangkan tidak membawa manfaat.