//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.  (Read 1782758 times)

0 Members and 10 Guests are viewing this topic.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #795 on: 28 July 2010, 12:37:05 PM »
Atta itu boleh juga diterjemahkan sebagai "sang aku." Sebelum seseorang mencapai pencerahan hidupnya sebagian besar dipergunakan memuaskan "sang aku" itu. Jadi meskipun atta itu menurut Buddhadharma hakikatnya adalah emptiness (sunya, kong, kosong), namun secara salah dianggap sebagai "ada" oleh sebagian besar insan. Contohnya, saat melecehkan orang lain, ada sesuatu dalam dalam diri manusia yang merasa "puas" dan "gembira." Mereka tidak menyadari bahwa inipun adalah dukkha. Ah sayang sekali!
Teori-teori dalam Buddhadharma sesungguhnya sangat dalam dan indah. Namun sayangnya biasa hanya sebatas teori, jarang dipraktekkan.
Sebagai contoh, melecehkan dan menghina guru-guru lain dengan kata-kata yang kasar itu jelas tidak pernah diajarkan oleh Guru Buddha baik  menurut aliran apapun. BAhkan dalam Karaniya Metta Sutta, seseorang diajarkan memikirkan kebahagiaan makhluk lain. Meskipun begitu, kenyataan sungguh beda. Jika kita memantai milis-milis atau forum yang mengakui "Buddhis" bukanlah hal yang langka bila kita menjumpai kata-kata yang kasar dan tidak layak.
Dengan demikian bukanlah kesalahan bila kita mengatakan semua itu hasil karya "atta"2 yang menghendaki ejakulasi spiritual. Ini semua memang demikian, baik di kalangan yang dianggap guru benar maupun sesat. Demikianlah hakekat umat manusia. Mengapa malu mengakui? Faktalah yang bicara.

Saya hanya menambahkan saja. Tidak berada di kedua belah pihak. Coba bro perhatikan kalimat yang saya bold.

Beberapa oknum disini memang kalau dibilang suruh praktek, selidiki dulu hanya bilang ini tempat diskusi karena forum bukan tempat praktek. Jadi beginilah jadinya. Tetapi jika egonya disinggung baru berbicara etika dan sopan santun yang notabene juga praktek , padahal kenyataanya anda bisa lihat sendiri kan :)). Dulu aliran Mahayana dan tantrayana juga dibabat habis2an , padahal tidak ada yang memperdebatkan theravada(mungkin uda sempurna) :))  sekarang TBSN, ngak tau apa lagi nanti. Mungkin cari sensasi biar rame kale ya.. :)).  Kalo saya ngak mau pusing. Seringkali membela agama demi kebenaran seperti jihad akhirnya kekafiran yang dibela  :)). Seakan-akan membela Ajaran Sang Buddha kenyataanya sungguh jauh dan mencoreng.

Silahkan kalau ada ajaran/konsep Theravada yang mau di kritik atau di-sanggah ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #796 on: 28 July 2010, 12:37:49 PM »
Atta itu boleh juga diterjemahkan sebagai "sang aku." Sebelum seseorang mencapai pencerahan hidupnya sebagian besar dipergunakan memuaskan "sang aku" itu. Jadi meskipun atta itu menurut Buddhadharma hakikatnya adalah emptiness (sunya, kong, kosong), namun secara salah dianggap sebagai "ada" oleh sebagian besar insan. Contohnya, saat melecehkan orang lain, ada sesuatu dalam dalam diri manusia yang merasa "puas" dan "gembira." Mereka tidak menyadari bahwa inipun adalah dukkha. Ah sayang sekali!
Teori-teori dalam Buddhadharma sesungguhnya sangat dalam dan indah. Namun sayangnya biasa hanya sebatas teori, jarang dipraktekkan.
Sebagai contoh, melecehkan dan menghina guru-guru lain dengan kata-kata yang kasar itu jelas tidak pernah diajarkan oleh Guru Buddha baik  menurut aliran apapun. BAhkan dalam Karaniya Metta Sutta, seseorang diajarkan memikirkan kebahagiaan makhluk lain. Meskipun begitu, kenyataan sungguh beda. Jika kita memantai milis-milis atau forum yang mengakui "Buddhis" bukanlah hal yang langka bila kita menjumpai kata-kata yang kasar dan tidak layak.
Dengan demikian bukanlah kesalahan bila kita mengatakan semua itu hasil karya "atta"2 yang menghendaki ejakulasi spiritual. Ini semua memang demikian, baik di kalangan yang dianggap guru benar maupun sesat. Demikianlah hakekat umat manusia. Mengapa malu mengakui? Faktalah yang bicara.

Saya hanya menambahkan saja. Tidak berada di kedua belah pihak. Coba bro perhatikan kalimat yang saya bold.

Beberapa oknum disini memang kalau dibilang suruh praktek, selidiki dulu hanya bilang ini tempat diskusi karena forum bukan tempat praktek. Jadi beginilah jadinya. Tetapi jika egonya disinggung baru berbicara etika dan sopan santun yang notabene juga praktek , padahal kenyataanya anda bisa lihat sendiri kan :)). Dulu aliran Mahayana dan tantrayana juga dibabat habis2an , padahal tidak ada yang memperdebatkan theravada(mungkin uda sempurna) :))  sekarang TBSN, ngak tau apa lagi nanti. Mungkin cari sensasi biar rame kale ya.. :)).  Kalo saya ngak mau pusing. Seringkali membela agama demi kebenaran seperti jihad akhirnya kekafiran yang dibela  :)). Seakan-akan membela Ajaran Sang Buddha kenyataanya sungguh jauh dan mencoreng.


WAH, papa bond ngomongin ci lily nih aye laporin nih =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #797 on: 28 July 2010, 12:38:10 PM »
bebas toh keluarin pendapat... bagaimana ko bonk?? :D

Seperti yang saya katakan pendapat boleh bebas tapi jangan ketika dibalas dengan pendapat bebas malah ngawur  dan berbicara etika dan sopan santun, itu adalah munafik. Ketika berbicara bebas, maka disisipin etika dan sopan santun, ketika berbicara etika sopan santun maka bicara mengenai kebebasan :)). Silakan bebas berpendapat tapi apakah sesuai dengan ucapan benar. Itu saja. Selanjutnya terserah anda semua . Untuk hal ini saya tidak ingin berdebat. Cuma komentar aja ,kan bebas :))
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #798 on: 28 July 2010, 12:39:11 PM »
Atta itu boleh juga diterjemahkan sebagai "sang aku." Sebelum seseorang mencapai pencerahan hidupnya sebagian besar dipergunakan memuaskan "sang aku" itu. Jadi meskipun atta itu menurut Buddhadharma hakikatnya adalah emptiness (sunya, kong, kosong), namun secara salah dianggap sebagai "ada" oleh sebagian besar insan. Contohnya, saat melecehkan orang lain, ada sesuatu dalam dalam diri manusia yang merasa "puas" dan "gembira." Mereka tidak menyadari bahwa inipun adalah dukkha. Ah sayang sekali!
Teori-teori dalam Buddhadharma sesungguhnya sangat dalam dan indah. Namun sayangnya biasa hanya sebatas teori, jarang dipraktekkan.
Sebagai contoh, melecehkan dan menghina guru-guru lain dengan kata-kata yang kasar itu jelas tidak pernah diajarkan oleh Guru Buddha baik  menurut aliran apapun. BAhkan dalam Karaniya Metta Sutta, seseorang diajarkan memikirkan kebahagiaan makhluk lain. Meskipun begitu, kenyataan sungguh beda. Jika kita memantai milis-milis atau forum yang mengakui "Buddhis" bukanlah hal yang langka bila kita menjumpai kata-kata yang kasar dan tidak layak.
Dengan demikian bukanlah kesalahan bila kita mengatakan semua itu hasil karya "atta"2 yang menghendaki ejakulasi spiritual. Ini semua memang demikian, baik di kalangan yang dianggap guru benar maupun sesat. Demikianlah hakekat umat manusia. Mengapa malu mengakui? Faktalah yang bicara.

Saya hanya menambahkan saja. Tidak berada di kedua belah pihak. Coba bro perhatikan kalimat yang saya bold.

Beberapa oknum disini memang kalau dibilang suruh praktek, selidiki dulu hanya bilang ini tempat diskusi karena forum bukan tempat praktek. Jadi beginilah jadinya. Tetapi jika egonya disinggung baru berbicara etika dan sopan santun yang notabene juga praktek , padahal kenyataanya anda bisa lihat sendiri kan :)). Dulu aliran Mahayana dan tantrayana juga dibabat habis2an , padahal tidak ada yang memperdebatkan theravada(mungkin uda sempurna) :))  sekarang TBSN, ngak tau apa lagi nanti. Mungkin cari sensasi biar rame kale ya.. :)).  Kalo saya ngak mau pusing. Seringkali membela agama demi kebenaran seperti jihad akhirnya kekafiran yang dibela  :)). Seakan-akan membela Ajaran Sang Buddha kenyataanya sungguh jauh dan mencoreng.

Silahkan kalau ada ajaran/konsep Theravada yang mau di kritik atau di-sanggah ?

:)) kritik orang fanatik , ogah ngak ada gunanya :)) Konsepnya juga mau2nya orang fanatik. =)) Yang ada muter2 bersilat lidah :))
« Last Edit: 28 July 2010, 12:42:04 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #799 on: 28 July 2010, 12:41:04 PM »
Atta itu boleh juga diterjemahkan sebagai "sang aku." Sebelum seseorang mencapai pencerahan hidupnya sebagian besar dipergunakan memuaskan "sang aku" itu. Jadi meskipun atta itu menurut Buddhadharma hakikatnya adalah emptiness (sunya, kong, kosong), namun secara salah dianggap sebagai "ada" oleh sebagian besar insan. Contohnya, saat melecehkan orang lain, ada sesuatu dalam dalam diri manusia yang merasa "puas" dan "gembira." Mereka tidak menyadari bahwa inipun adalah dukkha. Ah sayang sekali!
Teori-teori dalam Buddhadharma sesungguhnya sangat dalam dan indah. Namun sayangnya biasa hanya sebatas teori, jarang dipraktekkan.
Sebagai contoh, melecehkan dan menghina guru-guru lain dengan kata-kata yang kasar itu jelas tidak pernah diajarkan oleh Guru Buddha baik  menurut aliran apapun. BAhkan dalam Karaniya Metta Sutta, seseorang diajarkan memikirkan kebahagiaan makhluk lain. Meskipun begitu, kenyataan sungguh beda. Jika kita memantai milis-milis atau forum yang mengakui "Buddhis" bukanlah hal yang langka bila kita menjumpai kata-kata yang kasar dan tidak layak.
Dengan demikian bukanlah kesalahan bila kita mengatakan semua itu hasil karya "atta"2 yang menghendaki ejakulasi spiritual. Ini semua memang demikian, baik di kalangan yang dianggap guru benar maupun sesat. Demikianlah hakekat umat manusia. Mengapa malu mengakui? Faktalah yang bicara.

Saya hanya menambahkan saja. Tidak berada di kedua belah pihak. Coba bro perhatikan kalimat yang saya bold.

Beberapa oknum disini memang kalau dibilang suruh praktek, selidiki dulu hanya bilang ini tempat diskusi karena forum bukan tempat praktek. Jadi beginilah jadinya. Tetapi jika egonya disinggung baru berbicara etika dan sopan santun yang notabene juga praktek , padahal kenyataanya anda bisa lihat sendiri kan :)). Dulu aliran Mahayana dan tantrayana juga dibabat habis2an , padahal tidak ada yang memperdebatkan theravada(mungkin uda sempurna) :))  sekarang TBSN, ngak tau apa lagi nanti. Mungkin cari sensasi biar rame kale ya.. :)).  Kalo saya ngak mau pusing. Seringkali membela agama demi kebenaran seperti jihad akhirnya kekafiran yang dibela  :)). Seakan-akan membela Ajaran Sang Buddha kenyataanya sungguh jauh dan mencoreng.


WAH, papa bond ngomongin ci lily nih aye laporin nih =))


 ^:)^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #800 on: 28 July 2010, 12:42:15 PM »
Sabar bro,tunggu bro pariahana menjawab dulu... :)
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

Offline Pariahina

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 314
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #801 on: 28 July 2010, 12:44:52 PM »
Baik. Sesuai dengan anjuran Johan30000 saya akan coba jawab tapi satu persatu dan sesuai dengan kapasitas kemampuan aye.
Gw mau nanggapi yang masalah sadhana Ganesha, Prthivi, dan juga sadhana2 lainnya yang tergolong paustika. Semua itu memang ada di Sutra2 Mahayana, khususnya dalam Kanon Taisho Tripitaka bagian 18 - 22 (Bagian Tantrayana = Mizongbu). Kita ambil salah satu contoh: SUVARNABHASOTTAMA SUTRA (Jingguang Ming jing). Di situ terdapat janji Devi Sri (Srimahadevi) yang akan melimpahkan kemakmuran bagi yang membaca Dharani (mantra)nya. Dalam MAHADEVA VAISRAMANA SUTRA ada disebutkan bahwa Mahadeva Vaisramana akan melimpahkan kekayaan bagi yang membaca Dharani-nya. Dalam VASUDHARA DHARANI SUTRA juga dibabarkan demikian. Jadi Mahaguru hanya mengambil saja dari Sutra-sutra tersebut dan Beliau bukan mengada-ada alias menciptakan ajaran-ajaran sendiri. Sekali lagi, semua ada di Sutra.
Yang perlu dicatat, Sutra juga menyebutkan bahwa orang yang melafalkan Dharani harus hidup sejalan dengan Dharma. Jadi ga bisa orang yang dalam kesehariannya mengucapkan kata-kata kasar terus dengan melafalkan Dharani bisa berharap memperoleh hasil. Itu bukan Tantrayana banget. (bersambung).

Offline Pariahina

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 314
  • Reputasi: -12
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #802 on: 28 July 2010, 12:49:16 PM »
Jadi sampai sejauh ini gw telah membuktikan bahwa ajaran Guru gw sejalan dengan Tripitaka Mahayana.
Pertanyaan berikutnya yang mungkin timbul (sebenarnya ini kaga ada hubungannya dengan guru gw, melainkan berkaitan dengan isi Sutra2 tersebut): Apakah itu mengajarkan kemelekatan? Masalahnya gini. Ada orang2 tertentu yang lebih mudah ditarik ke jalan praktik Dharma dengan cara seperti itu. Ibaratnya anak kecil yang hanya mau tenang jika dikasih permen. Lagipula dengan praktik penjapaan mantra, ia secara tak langsung telah bermeditasi. Lalu dengan membenarkan perilaku sehari2, ia secara tak langsung melatih sila. Demikian sementara penjelasan owe.

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #803 on: 28 July 2010, 12:56:18 PM »
Sudah cukup nih penjelasannya,ga ada tambahan lagi,kalo ga ada,silahkan disanggah.. :)
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #804 on: 28 July 2010, 12:57:06 PM »
Dalam MAHADEVA VAISRAMANA SUTRA ada disebutkan bahwa Mahadeva Vaisramana akan melimpahkan kekayaan bagi yang membaca Dharani-nya. Dalam VASUDHARA DHARANI SUTRA juga dibabarkan demikian. Jadi Mahaguru hanya mengambil saja dari Sutra-sutra tersebut dan Beliau bukan mengada-ada alias menciptakan ajaran-ajaran sendiri. Sekali lagi, semua ada di Sutra.
saya hanya ingin menggaris bawahi, Sutra Maha Dewa Vaisramana BUKAN untuk memperkayai diri, tetapi untuk kebahagiaan semua mahluk
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #805 on: 28 July 2010, 12:57:33 PM »
Biasa GRP & BRP itu cerminan perilaku seseorang memberikan manfaat atau sebaliknya.
Jadikan itu sebagai sarana untuk menilai dan memperbaiki diri, bukan untuk diributkan. Tetapi kalau memang LSY mengajarkan demikian, tentu saya tidak berhak melarang.
Tidak juga Bro Kainyn. Saya dan Bro Indra selalu menerima BRP -2 setiap 720 jam. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak ada kasus ban besar-besaran di DC waktu itu... Padahal kami sudah bersikap netral pada mereka.
Baiklah saya bantu Ci Yuri netralisir bro. ;)
appamadena sampadetha

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #806 on: 28 July 2010, 01:00:08 PM »
Baiklah saya bantu Ci Yuri netralisir bro. ;)
Thanks Bro. Tapi sudahlah, tidak perlu jadi seperti ini juga. Back to topic saja. :)

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #807 on: 28 July 2010, 01:02:37 PM »
Silahkan sanggahannya sudah cukup  :),kalau sudah cukup ,jangan samapi bro pariahana memberi klarifikasi kedua,nanti diributkan lagi...
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #808 on: 28 July 2010, 01:13:37 PM »
Sutra Maha Dewa Vaisramana
(Bishamentianwangjing)

Pada kesempatan itu, Mahadewa Vaisramana beranjali di hadapan Buddha
dan berkata padanya, "Yang Dijunjungi Dunia, demi memberikan manfaat
serta kebahagiaan bagi semua makhluk dan demi kemakmuran serta
kejayaan bagi dunia
. Maka akan kuucapkan sebuah mantra yang bagaikan
permata pusaka nan berharga, yang dapat memenuhi harapan para insan
.
Oleh karenanya, sudilah kiranya Yang Dijunjungi Dunia memberi izin
bagiku untuk melafalkan mantra itu. Buddha menjawab, "Sungguh baik
sekali, wahai mahadewa. Bila engkau berniat untuk menolong para
makhluk, maka ucapkanlah mantra itu."
Dengan diliputi kegembiraan luar biasa Mahadewa Vaisramana
mengucapkan mantra sebagai berikut di hadapan Buddha:

"Nan Mo La Ta Na Ta La Ye Ye. Nan Mo Fei Shi La Mo Na Ye. Mo He La Je
Ye. Sa Po Sa Ta Po Na Mo. Shi Po Li Pu La Na Ye. Si Ti Cia La Ye. Su
Chien Na Na Ye. Ta Sa Mei Nan Mo Shi Chi Li Ta Po. Yi Meng Fe Shi La
Mo Na He Li Nai Ye. Mo Wa Tuo Yi Sa Mi. Sa Po Sa Ta Po Su Chi Po Han.
Ta Ni Ye Tha. An Si Ti Si Ti. Su Mu Su Mu. Cuo Cuo Cuo Cuo. Cuo La
Cuo La. Sa La Sa La. Cieh La Cieh La. Ce Li Ce Li. Chi Lu Chi Lu. Mu
Lu Mu Lu. Cu Lu Cu Lu. Sa Tho Ye E Than Mo Mo. Ning Ti Ye Mo Tha Nu
Pho Po Sa Po He. Fei Shi La Mo Na Ye Sa Po He. Tuo Na Na Ye Sa Po He.
Mo Na La Tha. Po Li Pu La Cia Ye Sa Po He."

Setelah Mahadewa Vaisramana mengucapkan mantra itu, maka berkatalah
ia pada Buddha, "Yang Dijunjungi Dunia, kini aku hendak membabarkan
tatacara ritual mantra itu. Pertama-tama aku mengambil dupa Ansi,
dupa cendana putih, dupa otak naga (Longnao), dupa Duoniela, dupa
Sinlu, dan dupa Suhe. Dengan campuran dupa-dupa itu, seseorang
hendaknya memberi persembahan pada Mahadewa Vaisramana. Jika hendak
mengundangnya maka hendaknya membentuk mudra utama dengan ibu jari
mengarah ke tubuh sendiri serta melakukan pengundangan tiga kali.
Selanjutnya bacakan mantra sebanyak tujuh kali dan setelah itu
leraikan kedua belah tangan sambil membaca mantra:

Ta Ni Ye Tha. Nan Mo Fei Se La Mo Na Ye. Nan Mo Tho Nan Na Ye. Tho
Ning Se Po La Ye. A Nie Chuo Nie Chuo. A Po Li Mi Tuo Tho Ning Se Po
La. Po La Mo Cia Lu Ni Cia. Sa Po Sa Ta Po Ling Tuo Ci Tuo. Mo Mo Tho
Nan Mo Na Po La Ye Chuo. Sa Po Yen Mo Nie Chuo Sa Po He.

Praktisi ritual ini hendaknya melafal mantra tanpa henti hingga putra
Mahadewa Vaisramana dengan wujud seorang anak kecil hadir padanya,
sambil bertanya, "Mengapa Anda mengundang ayah saya?" Sang praktisi
hendaknya menjawab, "Demi memohon kekayaan, saya memberikan
persembahan pada Buddha, Dharma, dan Sangha." Dengan segera anak
kecil itu akan kembali ke tempat kediaman sang mahadewa seraya
memberitahu pada ayahnya itu, "Orang yang melafalkan mantra memohon
kekayaan karena ingin mempersembahkan dana paramita pada semua
makhluk
." Selanjutnya Mahadewa Vaisramana akan mengatakan pada anak
kecil itu, "Berilah seratus keping emas padanya setiap hari seumur
hidupnya." Anak kecil itu lantas memberikan sebanyak seratus keping
emas pada sang pelafal mantra, yang diletakkan di samping kepalanya
serta mengeluarkan beragam bau harum. Orang yang menerima rejeki ini
selain dipergunakan demi kepentingan sendiri, hendaknya juga
dipersembahkan pada orang lain. Janganlah sekali-sekali menguasai
harta itu demi kepentingan diri sendiri dan menjadi serakah
. Ia
seyogianya membangkitkan cinta kasih pada semua makhluk serta tidak
menimbulkan sedikitpun rasa benci dan amarah. Persembahkanlah dupa,
bunga harum, minuman, makanan, dan pelita pada Buddha, Dharma, serta
Sangha. Selain itu dengan tanpa henti meditasikan Mahadewa Vaisramana
beserta kumpulan dewa lainnya; senantiasa mengenang jasa kebaikan dan
mengucapkan bait-bait syair yang baik. Sehingga karenanya para dewa
akan bergembira. Semoga Mahadewa Vaisramana menganugerahkan
bantuannya dan demikian pula dengan kumpulan dewa lainnya. Utusan-
utusan dewata lainnya juga datang memberikan bantuan. Agar para
makhluk memperoleh sepuluh macam kesejahteraan yang disabdakan
Buddha, yakni:

1. Keyakinan yang benar
2. Sila
3. Bersedia mendengarkan Dharma
4. Berdana paramita dan memperoleh keseimbangan bathin (upekkha,
Sanskrit: upeksha)
5. Merasakan penghayatan Dharma
6. Memperoleh kebijaksanaan
7. Memperoleh paras yang rupawan
8. Memperoleh kekuatan
9. Memiliki kefasihan berbicara
10. Memperoleh kebahagiaan dalam menikmati hasil pencerapan
indriya seperti: rupa, suara, bau-bauan, sentuhan.

Selain itu juga memperoleh mata Dharma, intisari Dharma, serta
mencapai kesadaran nan agung dalam Buddhadharma. Sang pelafal juga
akan mendapatkan ke-37 metode Buddhadharma. Ia hendaknya memiliki
tekad yang kuat, sehingga Mahadewa Vaisramana akan bergembira dan
memberitahukan kumpulan dewa lainnya, "Lihatlah orang yang membaca
mantra itu, ia sangat menghormati saya.
Mahadewa Vaisramana akan memberitahu puteranya, "Orang yang
melafalkan mantra itu ingin berjumpa dengan Vaisramana, sang raja
yaksa, serta berharap agar ia dapat menyingkirkan semua pengaruh
buruk, menginginkan agar semua hal-hal baik dapat terkabul,
memperoleh usia panjang, mendapatkan harta pusaka, dapat melayang di
udara, dan sanggup mengendalikan dirinya [dengan baik]. Pria dan
wanita [yang melafalkannya] akan memperoleh penghormatan dari orang
lain. Ia akan dapat pula mengerti bahasa binatang, memperoleh harta
kekayaan, namun dapat melepaskan diri dari keserakahan. Orang yang
menjalankan pelafalan mantra ini dapat mengundang seorang pelukis dan
memintanya agar menerima delapan sila (atthasila, Sanskrit:
asthasila) pada tanggal 8 bulan 15 penanggalan candrasengkala.
[Setelah] mandi dengan bersih serta mengenakan pakaian baru, ia
mengambil media untuk dilukisi. Di tengah-tengahnya dilukiskan
Sakyamuni Buddha yang sedang membabarkan Dharma, sedangkan di sebelah
kanan Buddha dapat dilukis seorang dewi dengan wajah anggun dan
tenang (Dewi Sri, karena naskah Mandarin menyebutnya sebagai
JixiangtiannĆ¼, yang merupakan nama Mandarin dari Dewi Sri). Dewi itu
mengenakan mahkota indah dengan batu permata berharga yang menghiasi
seluruh tubuhnya. Tangan kanan dewi itu membentuk mudra, sementara
itu tangan kirinya memegang bunga teratai mekar. Letakkanlah lukisan
itu di tempat bersih. Selanjutnya, dirikanlah mandala, letakkan
lukisan itu padanya, dan persembahkan dupa, bunga, minuman, makanan,
serta pelita bagi Buddha dan Dewi Sri. Orang yang memberikan
persembahan tidak boleh memiliki rasa takut dan dengan tekad bulat
membacakan mantra itu.
Sang dewi lalu mengucapkan mantra sebagai berikut:

Li Cia Nan Ye. Na Mo Fei Shi La Mo Na Ye. Mo He Yao Chi Sa La Je Ti
La Je Ye. Nan Mo Shi Li Ye Yi. Mo He Mi Yin Fei. Ta Ni Ye Tha. An Ta
La Ta La. Tuo Lu Tuo Lu. Su Se Chu Su Se Chu. Mo Ni Cia Na Cia. Po Re
Po Fei Ni Li Ye. Mu Chi Tuo Nan Mo li Chi Li Tuo. Phu. Sa Po Sa ta
Po. Ling Tuo Cia Mo. Fei Se La Mo Na. Shi Li Ye Ni Wei. Mo La Phi. Ye
Si Ling. Ci La Na Ci La Na. Mo Sa Mo Sa. Na La Shi Ye Si Ti. Na Na
Ling Ming. Na La Se Nan Cia Mo Sieh. Na La Se Na. Po La He Luo He Luo
Na Ye Mo Nuo Sa Po He

Begitu sang mahadewa menyaksikan orang itu melafalkan mantra dan
memberikan persembahan kepada Tathagata, maka akan timbul belas
kasihan dalam dirinya, sehingga ia menampilkan dirinya dalam wujud
seorang anak kecil atau upasaka. Tangan kanannya memerang pusaka,
sedangkan tangan kirinya memegang kepingan emas. Wajahnya begitu
tenang. [Perwujudan mahadewa itu] lalu menghampiri lukisan, setelah
menghaturkan penghormatan pada Buddha, ia bertanya pada sang pelafal
mantra, "Apakah yang engkau inginkan dari saya? Apakah untuk
pelatihan diri? Apakah untuk menaklukkan sesuatu? Ataukah demi
memperoleh hal-hal lainnya? Apakah demi kesuksesan duniawi atau non-
duniawi? Apakah demi memperoleh penerangan? Apakah demi memperoleh
kekuatan terbang di udara? Apakah demi memperoleh kehidupan selama
satu maha kalpa? Demikianlah segenap keinginan Anda akan terkabul."
Kemudian orang yang melaksanakan pelafalan mantra itu dapat berkata
pada sang mahadewa, "Semoga segala sesuatu akan mencapai
keberhasilan. Semoga dapat memperoleh kesejahteraan tak terhingga.
Semoga memperoleh umur panjang dan kesanggupan untuk terbang di
angkasa, dengan segenap perubahan serta latihan spiritual yang
berhasil. Mahadewa Vaisramana akan berkata, "Semua yang engkau
harapkan akan terkabul.
Pada kesempatan tersebut, Mahadewa Vaisramana bermaksud
meringkaskan apa yang diucapkannya dalam bentuk bait-bait berikut ini:

Seandainya matahari dan rembulan
Dari langit jatuh ke bumi
Atau bumi terbalik
Dan hal-hal lainnya
Hendaknya janganlah [memendam] keraguan
Metode ini dapat menimbulkan keberhasilan
Dengan sila dan pelatihan
Berbagi hasil dengan mereka yang dilanda kesusahan
Semua orang akan menghormatinya
Hingga ke akhir hayat
Dengan bimbingan Vaisramana
Untuk mengindar dari segala macam marabahaya
Para yaksa dan pelindung lainnya
Akan senantiasa menyertai sang praktisi
Bila dapat menjalankan ajaran ini
Semua harapan akan terkabul
Dengan cepatnya bagaikan anak panah
Memperoleh penghormatan dari para raja
Memperoleh harta pusaka
Beribu-ribu yaksa
Melindungi orang yang melaksanakan
Demi menyempurnakan segenap harapan
Terlepas dari segala macam kejahatan
Bila berjumpa dengan Vaisramana
Akan memperoleh harta
Serta mencapai kebijaksanaan maha agung
Bahkan memperoleh mata dewa
Dan usia panjang
Seandainya ada orang yang memperhatikan
Dan menyukai metode itu
Hendaknya ia berusaha untuk mencapai keberhasilan
Tanpa membangkitkan keraguan sedikitpun
Demikianlah metode Dharma itu
Dibabarkan oleh Vaisramana
Karena telah diberkati
Mantra ini dapat mencapai keberhasilan

Kemudian lafalkan mantra perlindungan diri:

Nan Mo La Ta Na Ta La Ye Ye. Nan Mo Fei Se La Mo Na Ye. Mo He La Je
Ye. Ta Ni Ye Tha. An. Lang E Lang E. Shi Na Shi Na. Chih Na Chih Na.
Mo He La Je. Sa Cih Sa Sa Cih Sa Meng. Sa Mao Po Na La Fei Phi Yao Sa
Po He.

Demikianlah, Mahadewa Vaisramana telah membabarkan mengenai mudra
pokok, dengan tangan kanan mendekap tangan kiri, mengangkat kedua
jari telunjuk saling bersentuhan lalu membentuk kailan. Saat
mengundang arahkanlah mudra itu ke badan sendiri, sedangkan saat
mengantar diarahkan ke depan dan digoyangkan. Bacalah mantra 7 kali
sambil membentuk mudra. Bentuklah mudra di depan dada, lalu lepaskan
mudra di atas kening. Kemudian ambillah tasbih dan lafalkan mantra
dengan sepenuh hati. Selanjutnya bentuklah mudra Dewi Sri, yakni
merapatkan kedua tangan membentuk mudra bunga teratai, dengan jari
telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking membuka. Letakkan mudra
ini di depan dada sambil membaca mantra 7 kali, lalu lepaskan mudra
ini di atas kening. Vaisramana lalu melafalkan mantra itu:

Na Mo Phei Suo La Pho Na Sieh. Mo He He La Tu Sie Se Ping. Sa Pho He.
Se Pho Pa Tie Li Sa Pho He.



baca sendiri dan ambil kesimpulan sendiri. yg pasti bukan untuk diri sendiri  _/\_
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline johan saban

  • Sebelumnya: wizardlaxy
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 152
  • Reputasi: -22
  • Gender: Female
  • Ktawalh sblm ktawa tu dlrang,Insyaflh sblm Ddoakn!
Re: Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.
« Reply #809 on: 28 July 2010, 01:16:25 PM »
Ok kiranya sanggahannya dah cukup jelas,terakhir giliran pariahana untuk klarifikasi penutup... :)
Nagasakti : Satu-satunya penyebab busuknya kebijaksanaan adalah banyak bertanya tapi tidak punya otak.