Oleh Ibu Janita Widya, Ibu Rumah Tangga.
Pada thn 1986 suami saya, Gautama Widya menjalani perawatan di rumah sakit utk pengobatan penyakit yg telah lama dideritanya. Suami saya yg lahir pd tgl 18 Sep 1918 adalah seorang yg sangat menaruh perhatian pd masalah pendidikan dan aktif sbg anggota pengurus Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda. Ketika Yayasan berniat utk membeli sebuah gedung di jalan Kramat Raya utk perkuliahan Akademi Buddhis Nalanda, suami saya sgt mendukung meskipun saat itu Yayasan Nalanda tdk memiliki dana. Gedung itu dibeli secara angsuran dgn harga sekitar 100 juta rupiah. Suami saya ikut berpartisipasi dlm upaya pengumpulan dana guna pembelian gedung tsb. Ketika tiba saatnya harus dilunasi, Yayasan baru dapat melunasi sekitar 80 juta rupiah. Suami saya meminjamkan uangnya sehingga gedung itu dpt menjadi milik Yayasan Nalanda sepenuhnya.
Saat itu tampaknya keadaan sakitnya lbh berat dr sakit2 sebelumnya. Yg tdk terlupakan adalah ketika saya sedang menunggu di rumah sakit. Keadaan suami saya kelihatannya makin lama makin parah. Nafasnya hanya sekali sekali, tampak sesak dan sulit bernafas, suara bicaranya tdk jelas. Saya sangat panik melihat keadaan itu dan dalam hati rasanya sdh kehilangan harapan utk dapat mempertahankan hidup suami saya. Saya mendekatinya dgn hati yg putus asa dan mata yg basah oleh air mata krn merasa keadaan itu merupakan tanda2 akan meninggal.
Sumber : Melangkah Dalam Dhamma