//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - btj

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 13
46
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 18 April 2015, 01:27:49 PM »
saat ini membaca pikiran dharma, nanti gereja.com, besok
ke samanerahutana.campur campur inilah penyebabnya
jalan tidak lurus. si a benar, si b benar juga, si c juga benar.
dari ketiganya tentu hanya satu yg benar benar asli.yg lain palsu.

pandangan anak anak disini berbeda dengan anak anak disana.

Kebetulan saat ini aku tidak membaca pikiran dharma, nanti juga belum tentu gereja.com, besok pun tidak tahu apakah samanerahutana.
Asli ini tiga tiganya belum pernah baca, tidak tahu malah.

Benar salah itu relatif.
Benar bagi si A, belum tentu bagi si B.
Dan sesungguhnya Kebenaran bisa muncul di mana saja.
Kebenaran bisa muncul dari ajaran yang dianggap salah/sesat oleh orang lain.
Kebenaran muncul dari pikiran sendiri bukan dari benda lain (si A, B atau C).

Jika ada kitab yang dianggap suci dan paling benar oleh seseorang atau sekelompok orang, seharusnya mereka telah mendapatkan jalan yang benar.
Tapi faktanya tidaklah demikian.
Banyak orang yang tersesat dengan kitab Kebenaran di tangannya.
Sebagian orang tidak memegang (fanatik) pada satu kitab/ajaran yang dianggap paling benar tapi dapat belajar/mengambil Kebenaran dari banyak orang dan benda/keadaan.

Perbedaan pandangan anak2 di sini dan di sana karena pikiran kita yang membedakannya. Benar dan salah terletak di pikiran kita bukan dari objek. Karena objek sendiri juga berasal dari pikiran.

47
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 18 April 2015, 11:46:54 AM »
jika hidung, bau, kesadaran membau sekalian kemampuan
membaui bawah sadar adalah satu kesatuan,
lantas apakah yg anica dari proses membaui

Di dalam proses membaui mengandung sifat anicca itu sendiri.
Timbul dan tenggelamnya kesadaran membaui, proses biologis dalam membaui, tidak akan eksis selalu, juga tidak akan berhenti selamanya. Tapi selalu terjadi silih berganti.
Kesadaran membaui itu sendiri terjadi timbul dan tenggelam.
Proses membaui secara fisik pun demikian, tidak selalu eksis dan tidak selalu diam.
Objek pembauan pun berubah2.

48
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 18 April 2015, 11:36:48 AM »
ya.itu berlaku bagi yg kurang mampu.
rakit itu adalah usaha, semangat yg tdk akan terpisah dari subyeknya.
kalau tidak kuat mengangkatnya, jangan digeneralisasi.

jalan itu bagian yg tidak terpisah dengan usaha subyeknya
bukan model simpan pinjam spt itu
hargai usaha anda dengan menambah kemampuan setiap waktu.
jangan terlalu cepat mengambil gelar mahatera
tunggu lebih dari 60 tahun, baru pakem remnya.

no koment. yg dua diatas selesaikan dulu.
pertanyaan ketiga akan terlihat dengan otomatis

makanya baca harian pikiran dharma.
jangan campur campur ke yang lain

1. Memang jangan diangkat, tapi cukup diduduki saja.
Tidak ada usaha menggeneralisir, itu hanya pendapat personal.

2. Setuju, Jalan itu bagian dari subjek.
Kata menggunakan dan meletakkan pada post sebelumnya maksudnya adalah menggunakan kemampuan/usaha dari bagian subjek itu sendiri bukan meminjam dari luar.
Ibarat HP yang memiliki fitur bluetooth, bisa di "On" dan di "Off".
Soal gelar tidak begitu signifikan, yang penting berfungsi.

3+4. Membaca Harian pikiran dharma? Supaya?

49
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 18 April 2015, 11:09:16 AM »
pancaindra dipisah ama obyek???
emg sjk kpn idung nyatu ama bau2an?
Idung adalah alat indera.
Bau2an adalah onjek indera.
Keduanya berasal dari kesadaran penciuman.
Jadi bisa dibilang keduanya memang satu kesatuan (tak terpisahkan).

Di sana ada bau, di situ ada kesadaran membau.
Di situ ada kesadaran membau, di situ ada bau.

Tapi tanpa melewati (menggunakan) hidungpun sebenarnya kita dapat membau.
Alam bawah sadar kita bisa kontak langsung dengan bau tanpa melalui indera pembauan (hidung).

50
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 18 April 2015, 10:57:37 AM »
agama itu menunjukkan jalan
bgmn caranya agar umat memiliki jalan itu.

setelah sidhartagotama mangkat
jalan itu tetap ada dan bukan milik siapa siapa.

untuk apa keyakinan u memiliki sesuatu
jika buddha mengajarkan u melepas kepemilikan.

Jalan seharusnya dimasuki dan kemudian keluar darinya.
Ibarat rakit seharusnya digunakan untuk menyeberang kali.
Setelah sampai seberang, maka rakitnya tidak diperlukan lagi.

Namun ketika kita hendak menyeberangkan orang lain, rakit tersebut dapat dipake kembali.

Jadi tanpa keyakinan akan sang jalan tidak mungkin kita menapakinya. Tapi jika hanya diyakini tohk, kita gak akan keluar dari Sang Jalan, kita gak bisa menjadi sang Jalan itu sendiri.

51
Kafe Jongkok / Re: Celotehan Betet yang Mencerahkan
« on: 18 April 2015, 08:08:28 AM »
kapan Buddhist membutuhkan keyakinan ?
 :))
Ketika ia mulai berpikir bahwa suatu agama/ajaran adalah pantas untuk dimiliki/dilekatinya.

52
Tujuannya, agar bisa keluar dari tujuan itu sendiri. :)

53
Seremonial / Re: Sabbe Sankhara Anicca Ny.Murni (istri bro Mokau)
« on: 20 November 2014, 04:27:32 PM »
Semoga istri Om Mokau terlahir di alam bahagia.
Sadhu sadhu sadhu.

54
Buddhisme untuk Pemula / Re: kosong adalah isi..isi adalah kosong..
« on: 26 September 2014, 03:33:22 PM »
Maksudnya jejak2 realitas ini bisa dialami kembali bagaikan sebuah ingatan (masa lalu) tapi ia tidak benar2 eksis/nyata karena hanya sebuah jejak yang muncul berdasarkan kondisi (pikiran) pribadi?

55
Keluarga & Teman / Re: masalah keluarga
« on: 23 September 2014, 08:39:03 AM »
Setelah ditelusuri kasusnya, kayaknya kendalanya ada di masalah status dalm keluarga.
Kalau km yang memegang tampuk kepemimpinan dalam keluarga tentu semua keputusan ada di tangan km.
Jadi daripada terus mencemaskan ini dan itu yang sulit didapatkan solusinya, gimana kalau km mencoba metode yang lain.
Tingkatkan kualitas diri.
Pasang sikap dan prinsip yang lebih berwibawa.
Kadang2 efeknya belum tentu seburuk apa yang kita pikirkan lho, kitanya yang berpikir terlalu jauh, takut sebelum bicara, padahal mungkin aja keluarga dapat menerima nasehat kita.

Tapi tentu km yang lebih tahu kondisi diri sendiri dan kondisi keluarga.
Sekarang coba alihkan usaha km ke pembangunan karakter diri, kepada prinsip.
Istilahnya kalau kita yang berkuasa maka kata2 kita akan didengar.
Kadang gue lihat org punya menantu aja sikapnya kayak ratu kok, cuma kelakuannya cenderung kurang ajar, kurang berbakti.
Dan maksud gue bukan seperti itu.

Kita punya wibawa dan prinsip gak mesti seperti itu, gak mesti suka melawan atau membantah apalagi berantem.
Tapi juga jangan mau diinjak2 pula.
Tapi semua tergantung kamunya sih.
Yang penting sih kita msti bangun karakter berwibawa dgn cara yang benar. Toh kita demi menyelematkan lebih banyak makhluk hidup dan tindakan keluarga dari pelanggaran sila kan.
Jadi gak usah takut nanti akan bertengkar.
Yang penting caranya benar aja.
Pasti ada deh caranya kalau mau ubah nasibnya.
Kalo toh pada akhirnya gak berhasil ya udah terima dgn iklas aja.
Jalani aja gak usa pake perasaan bersalah segala.
Imbangin dgn perbuatan baik aja sebisanya.

Semoga berhasil.

56
Studi Sutta/Sutra / Re: "Orang sesat" dalam MN 22 Alagaddupama Sutta
« on: 02 September 2014, 08:29:23 PM »
AN 5.198
Vaca Sutta: Ucapan

“Para bhikkhu, dengan memiliki lima faktor, suatu
ucapan diucapkan dengan baik, bukan diucapkan
dengan buruk; ucapan itu tidak tercela dan di luar
celaan oleh para bijaksana. apakah lima ini?
[244] Ucapan itu diucapkan pada waktu yang
tepat; apa yang dikatakan adalah benar; ucapan
itu diucapkan dengan lembut; apa yang dikatakan
adalah bermanfaat; ucapan itu diucapkan dengan
pikiran cinta kasih. Dengan memiliki kelima faktor
ini, suatu ucapan diucapkan dengan baik, bukan
diucapkan dengan buruk; ucapan itu tidak tercela
dan di luar celaan oleh para bijaksana.”

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23950.msg438322.html#msg438322

Pertanyaannya: apakah teguran "orang sesat" itu memenuhi kelima syarat ucapan yg baik di atas?
Menurut saya, ya, telah memenuhi kelima syarat ucapan baik di atas.
Karena penilaian kelima syarat tersebut tidak seharusnya dilakukan melalui secara kasat mata atau kasat telinga semata-mata tapi lebih kepada dari dalam (hati), tujuannya.

Kata-kata yang lemah lembut belum tentu menunjukkan/mengandung unsur cinta kasih, manfaat, dan benar adanya.
sebaliknya kata-kata yang terdengar kasar bagi kita belum tentu timbul dari hati yang jahat.

Sebenarnya thread ini bertujuan untuk menunjukkan keraguan kita terhadap ucapan Sang Buddha atau untuk "membersihkan" nama Buddha dari terjemahan yang mungkin keliru, atau apa?

Andaikan memang benar Buddha pernah menggunakan kata-kata seperti itu, so what? Apakah lantas kita akan meragukan kesempurnaan Buddha?

Jika sang murid tersebut tidak mempan disadari atau ditegur dengan kata-kata lembut, apakah Buddha tetap harus menegur dengan kata-kata lemah lembut demi menjaga kekhasan dari kelima syarat ucapan baik tersebut, dan apakah kelima syarat ucapan baik tersebut harus benar-benar diucapkan sesuai pemahaman/penangkapan/persepsi kita masing2?

CMIIW

57
Diskusi Umum / Re: AKU (Anatta) tidak Penting, Lalu apa yang penting??
« on: 02 September 2014, 06:15:08 PM »
tetapi banyak orang yang memperhatikan konsep AKU ini penting, karena kita masih ingin merasakan

Maksudnya merasakan apa?
Merasakan yang dirasakan oleh indra perasa?
Maksudnya dengan tidak memperhatikan/tidak melekat dengan konsep AKU, trus kita menjadi mati rasa?
Segitu dasyatkah kerja sebuah konsep?

58
Humor / Re: bantu kakek wija.
« on: 31 August 2014, 05:31:41 PM »
Selamat pagi anak anak
Pagi keeeek
Kek ini ada surat
Dari moruem
teman kakek
Umat agama lain.
Bacakanlah.

Kakek wija saya bertanya
Kalau tdk bisa jawab
Mending kakek pindah agama saya saja.
Pertanyaannya
Apakah agama kakek bertuhan.
ya.
apakah buddha bisa seperti tuhan sy.
apakah buddha bisa menciptakan bumi
Yg sedemikian besarnya sehingga ia tidak mampu
Mengangkatnya.
Jawab kakek bisa.
berarti ia tdk maha kuat.
Kakek jawab lagi
Tidak bisa
Berarti ia tidak maha pencipta.
Kakek takut di prita mulyasari kan
Teman teman bantu kakek ya.
jawablah dgn sopan
Agar tidak menyinggung umat agama lain
Bumi gak perlu diangkat karena bisa melayang sendiri.
Buddha gak perlu lagi mencipta karena sudah disediakan segalanya oleh Tuhan.
Buddha gak perlu sehebat Tuhan karena pada dasarnya keduanya sama hebat.

59
Dan jika kita selalu melakukan kejahatan kepada siapa saja, maka orang lain juga tidak akan bertanya dari aliran mana kita berasal, tapi akan langsung digebukin. :P

60
Perkenalan / Re: SAlam Kenal
« on: 02 July 2014, 05:18:18 PM »
Helo salam kenal juga.

Pages: 1 2 3 [4] 5 6 7 8 9 10 11 ... 13
anything