//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Logika aneh umat Buddha  (Read 86822 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #75 on: 16 September 2008, 02:11:46 PM »
Klarifikasi:

Quote
Angulimala's noble birth, or spiritual rebirth, began with his ordination as a monk and culminated in his attainment of sainthood.

Kelahiran Mulia Angulimala, kelahiran kembali secara spiritual, dimulai sejak panahbisannya sebagai seorang bhikkhu dan puncaknya adalah pencapaian kesuciannya.

Jadi yang dimaksudkan adalah "Sejak aku menjadi bhikkhu ..."

Salah persepsi...bukan Buddha yang datang pada Angulimala tapi Angulimala lah yang waktu itu sedang melihat Buddha sedang berjalan untuk pergi pindapatta,merasa daripada harus membunuh ibunya maka ia berpikiran untuk mendapatkan jari seorang Buddha. angulimala mengejar Buddha padahal Buddha berjalan kaki dan tidak berlari.namun Angulimala tidak berhasil mengejar Sang Buddha.


Quote
Now, when their lives had crossed again, and the Buddha saw the grave danger in which Angulimala had placed himself, he did not hesitate to walk the thirty miles to meet him and save him.
Sekarang, ketika bertemu lagi dalam kehidupan ini, dan Sang Budha melihat bahaya besar yang sedang diahadapi Angulimala, Beliau tidak segan2 berjalan sejauh 30 mil untuk menjumpainya dan menyelamatkannya.

Jelas, bahwa Sang Buddha yang datang jauh2 untuk menjumpai Angulimala untuk menyelamatkannya. Setelah datang, Sang Buddha melakukan sesuatu (berjalan) agar Angulimala dapat melihatNya.

sumber: http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel312.html
« Last Edit: 16 September 2008, 02:16:54 PM by Indra »

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #76 on: 16 September 2008, 02:12:00 PM »

Salah persepsi...bukan Buddha yang datang pada Angulimala tapi Angulimala lah yang waktu itu sedang melihat Buddha sedang berjalan untuk pergi pindapatta,merasa daripada harus membunuh ibunya maka ia berpikiran untuk mendapatkan jari seorang Buddha. angulimala mengejar Buddha padahal Buddha berjalan kaki dan tidak berlari.namun Angulimala tidak berhasil mengejar Sang Buddha.

dear nyana,

dari link bro karuna, di Majjhima Nikaya 86 disebutkan :

Quote
Cowherds, shepherds and plowmen passing by saw him taking the road to where Angulimala was, and said: "Do not take that road, monk. On that road is the bandit Angulimala who is murderous, bloody-handed, given to harming and violence; he is merciless to all living beings. Villages and towns and districts are being laid waste by him. He is constantly murdering people, and he wears their fingers as a garland. Men have come along this road in groups of ten, twenty, thirty and even forty from time to time, but still they have fallen into Angulimala's hands."

When this was said, the Blessed One went on in silence. For a second and a third time those people warned him. Still the Blessed One went on in silence.

dimana disini jelas disebutkan bahwa Buddha mengambil jalan yang menuju ke tempat dimana Angulimala berada..... cmiiw  _/\_


Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #77 on: 16 September 2008, 02:13:32 PM »
Kisahnya kan Angulimala tidak bisa bermeditasi dengan baik, karena batinnya belum matang (masih inget-inget kelakuannya dulu). Karena kasus baca Paritta itu, dan sukses, batinnya jadi matang. Sejak saat itu meditasinya mengalami kemajuan pesat.

http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel312.html

JIka batin nya belom matang, jadi apa yang menyebabkan SAng Buddha datang pada saat Angulimala telah membunuh mencapai 999? kenapa tidak sejak awal mula2 sebelum jatuh banyak korban?atau malah lebih dari 999?  ???
 _/\_ mohon pencerahan

Salah persepsi...bukan Buddha yang datang pada Angulimala tapi Angulimala lah yang waktu itu sedang melihat Buddha sedang berjalan untuk pergi pindapatta,merasa daripada harus membunuh ibunya maka ia berpikiran untuk mendapatkan jari seorang Buddha. angulimala mengejar Buddha padahal Buddha berjalan kaki dan tidak berlari.namun Angulimala tidak berhasil mengejar Sang Buddha.

Sang Buddha tahu bahwa angulimala tidak mengenal diriNya adalah seorang Buddha dan jika waktu itu,dengan pikiran jahatnya,maka Angulimala bisa terjatuh lebih dalam lagi.

Lalu Buddha berhenti dan verse ini diucapkan...Angulimala aku dari tadi tidak berlari, aku sudah berhenti...kenapa kamu masih berlari...singkat kata mendengar hal itu ,Angulimala tersadarkan dan menjadi murid Buddha yang berlindung dalam tiratana dan mencapai tingkat kesucian Arahat.


Maaf klo salah, pada saat membaca kisahnya yang saya "tangkap"  SAng BUddha "sengaja" datang untuk "menyadarkan " Angulimala..  _/\_ mohon koreksi  _/\_
« Last Edit: 16 September 2008, 02:16:07 PM by Che Na »
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #78 on: 16 September 2008, 02:15:50 PM »
Gan En untuk penjelasan Ko Indra, Bro Markos _/\_
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #79 on: 16 September 2008, 02:17:33 PM »
Tambahan dari nyana.
wong ini nonton dari felem Angulimala kok....hauhauhauhauhauha......jadi ingetnya yang versi felem bukan Sutta.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #80 on: 16 September 2008, 02:21:54 PM »
DD.... saya tambahkan dikit (seperti di film Angulimala)... ;D

Setelah Sang Buddha mengucapkan kata2 itu (Angulimala aku dari tadi tidak berlari, aku sudah berhenti...kenapa kamu masih berlari) ... Angulimala memperlihatkan meditasinya kepada Sang Buddha. Ternyata ada salah persepsi dalam meditasinya dan Sang Buddha menjelaskan kepada Angulimala...singkat kata mendengar hal itu ,Angulimala tersadarkan dan menjadi murid Sang Buddha yang berlindung dalam tiratana....dst...

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #81 on: 16 September 2008, 02:29:37 PM »
tapi co ba jawab pertanyaan Che Na soal kenapa Buddha ga cegah Angulimala membunuh 999 orang , for me sendiri. Buddha bukanlah makluh mukjizat yang bisa menghentikan kamma orang-orang so 999 orang itu juga mungkin memiliki kamma lampaui dengan Angulimala dan itu sebagai faktor alami kamma.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #82 on: 16 September 2008, 02:46:55 PM »


Kok Angulimala ya..?   :)

definisi dhamma sepertinya jadi rancu.

dhamma -> ajaran sang buddha
dhamma -> kebenaran


Memang benar demikianlah adanya, Dhamma yang mana..? antara Dhamma yang sebenarnya dan Dhamma menurut artian ajaran Sang Buddha, atau Dhamma agama lain...?

Kebenaran ada dimana-mana.... wah ini logika luar biasa... hebat sekali....

agama lain mengajarkan ada pencipta, agama lain mengatakan persembahan kurban bersifat mulia, mungkin ini yang disebut kebenaran yang ada di agama lain...

itulah sebabnya saya mem-posting topik ini... saya ini bodoh sekali, sehingga saya sering bingung menghadapi umat Buddha yang berusaha menyamakan ajaran Sang Buddha dengan ajaran lain... mungkin disebabkan pikiran saya sempit... Saya selalu mengutip dari Tipitaka... mungkin harusnya saya kutip dari Injil, bukankah kebenaran juga ada disana...?

Saya sekarang sudah sadar bahwa belajar Dhamma kemudian dibawa kemana-mana untuk dijadikan pegangan hidup adalah beban... (ada yang mengoreksi saya, terima kasih...) cuma saya masih bingung, untuk apa ya saya belajar Dhamma? apakah untuk sekedar menang debat? atau sesuai dengan Kalama Sutta yang berbunyi...

"When you know for yourselves that, 'These qualities are skillful; these qualities are blameless; these qualities are praised by the wise; these qualities, when adopted & carried out, lead to welfare & to happiness' — then you should enter & remain in them."

Ah.. saya ini bodoh ya...  :) mengikuti Kalama Sutta dengan membawa-bawa ajaran Sang Buddha dan menjadikannya sebagai pandangan hidup..., itu kan membawa beban...  :)  sebaiknya ajaran Sang Buddha jangan dijadikan sebagai pegangan hidup, dengan demikian maka baru kita disebut melepas...  :) barulah kita disebut tidak melekat pada konsep..... :) Saya baru mengerti sekarang, bahwa ajaran Sang Buddha itu hanya sekedar konsep... dan itu harus dilepas...  :)

Terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membuka wawasan saya.

Mungkin sekarang saya harus membuka wawasan saya yang sempit dengan mulai menyembelih kurban di hari Idul Adha, dan mencari keselamatan dengan menerima juru selamat tertentu, karena ini juga Dhamma kan?
Oh ya mungkin lebih baik menerima juru selamat tertentu maka semua persoalan beres... jadi tidak terjebak pada paham lepas atau tidak.....
 
Aduh saudara Sumedho, saya malu sekali, ternyata saya ini orang yang berpandangan sempit... saya ini hanya penuh konsep.... oleh karena itu saya harus berubah sekarang... harus membuka wawasan saya...
maaf teman-teman, saya telah membuat anda kesal dengan kebodohan saya yang hanya terpaku pada Tipitaka...

Sekarang saya tahu kita harus juga melihat Dhamma yang ada di agama-agama lain... oleh karena itu saya harus mengadopsi Dhamma-Dhamma lain seperti menyembelih kurban dan lain-lain....

Sekali lagi teman-teman... saya mengucapkan terima kasih telah membuka wawasan saya...
Ini adalah pencerahan kedua yang saya terima setelah mendapatkan pencerahan pertama dari pak Hudoyo.......  _/\_



 (((semoga anda semua berbahagia dan terbebas dari penderitaan)))

 _/\_




 
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #83 on: 16 September 2008, 02:52:17 PM »
The second irony ;D
_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #84 on: 16 September 2008, 02:55:53 PM »
Saudara Sumedho yang baik...mana yah poin pencerahan saya yang pertama yang saya dapatkan dari pak Hudoyo...? saya cari-cari nggak ada tuh.. dipindahkan kemana ya...? yang diskusi waktu Pak Hudoyo bilang Khrisnamurti memperbaiki kesalahan para Bhikkhu yang dilakukan selama lebih dua ribu tahun, dengan pencerahan yang dicapai oleh Khrisnamurti...

terima kasih  sebelumnya ya...?

(((semoga anda berbahagia dan terbebas dari penderitaan)))


« Last Edit: 16 September 2008, 02:57:49 PM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #85 on: 16 September 2008, 03:02:43 PM »
Kebenaran ada dimana-mana.... wah ini logika luar biasa... hebat sekali....

agama lain mengajarkan ada pencipta, agama lain mengatakan persembahan kurban bersifat mulia, mungkin ini yang disebut kebenaran yang ada di agama lain...

itulah sebabnya saya mem-posting topik ini... saya ini bodoh sekali, sehingga saya sering bingung menghadapi umat Buddha yang berusaha menyamakan ajaran Sang Buddha dengan ajaran lain... mungkin disebabkan pikiran saya sempit... Saya selalu mengutip dari Tipitaka... mungkin harusnya saya kutip dari Injil, bukankah kebenaran juga ada disana...?
ajaran agama merupakan suatu pandangan. pandangan adalah produk pikiran.
produk pikiran tentu saja berbeda2 tiap orang.
dhamma yg saya maksud adalah kebenaran.
mis: Anda bisa melihat ketidak kekalan di mana mana.
namun bukan hanya orang Buddhist (atau orang yg telah membaca Tipitaka) saja yg bisa.

ntar cari sutta tentang ini ah :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Che Na

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.009
  • Reputasi: 51
  • Gender: Female
  • "Kesaktian tertinggi adalah berjalan diatas bumi "
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #86 on: 16 September 2008, 03:16:26 PM »
Kebenaran ada dimana-mana.... wah ini logika luar biasa... hebat sekali....

agama lain mengajarkan ada pencipta, agama lain mengatakan persembahan kurban bersifat mulia, mungkin ini yang disebut kebenaran yang ada di agama lain...

itulah sebabnya saya mem-posting topik ini... saya ini bodoh sekali, sehingga saya sering bingung menghadapi umat Buddha yang berusaha menyamakan ajaran Sang Buddha dengan ajaran lain... mungkin disebabkan pikiran saya sempit... Saya selalu mengutip dari Tipitaka... mungkin harusnya saya kutip dari Injil, bukankah kebenaran juga ada disana...?
ajaran agama merupakan suatu pandangan. pandangan adalah produk pikiran.
produk pikiran tentu saja berbeda2 tiap orang.
dhamma yg saya maksud adalah kebenaran.
mis: Anda bisa melihat ketidak kekalan di mana mana.
namun bukan hanya orang Buddhist (atau orang yg telah membaca Tipitaka) saja yg bisa.

ntar cari sutta tentang ini ah :))

Jika yang dimaksud Dhamma adalah Kebenaran .. Maka Klo menurut saya Tipitaka itu adalah "penunjuk jalan" menuju Dhamma itu sendiri..  ^:)^ mohon koreksi  _/\_
Ketika Melihat Dengan Hati , Mendengar Dengan Mata ..

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #87 on: 16 September 2008, 03:18:26 PM »


Kebenaran ada dimana-mana.... wah ini logika luar biasa... hebat sekali....

agama lain mengajarkan ada pencipta, agama lain mengatakan persembahan kurban bersifat mulia, mungkin ini yang disebut kebenaran yang ada di agama lain...

itulah sebabnya saya mem-posting topik ini... saya ini bodoh sekali, sehingga saya sering bingung menghadapi umat Buddha yang berusaha menyamakan ajaran Sang Buddha dengan ajaran lain... mungkin disebabkan pikiran saya sempit... Saya selalu mengutip dari Tipitaka... mungkin harusnya saya kutip dari Injil, bukankah kebenaran juga ada disana...?
ajaran agama merupakan suatu pandangan. pandangan adalah produk pikiran.
produk pikiran tentu saja berbeda2 tiap orang.
dhamma yg saya maksud adalah kebenaran.
mis: Anda bisa melihat ketidak kekalan di mana mana.
namun bukan hanya orang Buddhist (atau orang yg telah membaca Tipitaka) saja yg bisa.

ntar cari sutta tentang ini ah :))

Saudara Tesla yang baik...   :)

Terima kasih sudah memberitahu tahu bahwa di agama lain juga ada ajaran mengenai  ketidak kekalan (anicca)... tolong... kapan-kapan kasih tahu saya dimana... ya... ? maklum.. setahu saya cuma di Tipitaka ada ajaran mengenai anicca.... (saya harus membuka wawasan lebih luas lagi...)

terima kasih, dan (((semoga anda berbahagia dan terbebas dari penderitaan)))


Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #88 on: 16 September 2008, 03:18:53 PM »
Quote
3. DUTTHATTHAKA SUTTA

Korupsi

1.    Beberapa orang berbicara dengan niat jahat sementara yang lain dengan keyakinan bahwa mereka benar. Tetapi orang bijaksana tidak akan masuk ke dalam persengketaan apa pun yang telah muncul. Karena itu, manusia bijaksana terbebas dari semua penghalang mental.    (780)

2.    Manusia yang dikuasai oleh nafsu yang kuat dan terus menurutkan kecenderungannya, akan sulit meninggalkan pandangan-pandangan yang dilekatinya. Sesudah sampai pada kesimpulannya sendiri, dia berbicara sesuai dengan pengetahuannya sendiri.    (781)

3.    Jika seseorang, tanpa diminta, memuji-muji keluhuran dan prakteknya sendiri di depan orang lain, atau berbicara tentang dirinya sendiri, maka para bijaksana mengatakan bahwa dia tidak luhur.    (782)

4.    Manusia yang tenang dan berdisiplin, yang menghindari perbuatan memuji diri dalam hal keluhurannya, dengan menyatakan, 'Demikianlah saya,' maka para bijaksana menyebut dirinya luhur. Di dalam diri orang itu tidak ada kesombongan tentang dunia.    (783)

5.    Bila orang memiliki pandangan-pandangan yang tidak murni --walaupun terbentuk secara mental, tersusun karena sebab, dan dianggap tinggi--, pandangan-pandangan yang mementingkan keuntungan pribadi, maka dia akan mengalami ketenangan yang tidak stabil.    (784)

6.    Sulit untuk meninggalkan ide-ide yang sudah dikukuhi, yang dicapai lewat penilaian tentang doktrin. Oleh karenanya, dalam hal pandangan-pandangan ini, dia menolak satu pandangan dan melekati yang lain.    (785)

7.    Bagi manusia yang memiliki keutamaan spiritual, di mana pun di dunia ini dia tidak akan memiliki pandangan yang terbentuk secara mental tentang berbagai tingkat dumadi. Karena dia telah mengikis kegelapan batin dan kesombongan, dengan cara bagaimana dia dapat dikategorikan? Dia tidak dapat dikategorikan dengan cara apa pun juga.    (786)

8.    Dia yang melekat akan masuk ke dalam perdebatan tentang doktrin. Dengan apa dan bagaimana seseorang yang tidak melekat dapat dicirikan? Dia tidak memiliki apa pun untuk direngkuh atau ditolak; dia telah memurnikan semua pandangannya itu di sini.    (787)

sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=957

Quote
4. SUDDHATTHAKA SUTTA

Kemurnian

1.    'Aku melihat orang yang suci murni, agung dan sehat; kemurnian seseorang muncul dari apa yang dilihatnya' -- maka, karena memegang pendapat ini serta karena melihat pandangan ini sebagai yang terbaik, dia menganggap bahwa pengetahuan bergantung pada melihat makhluk yang suci murni.    (788)

2.    Jika kemurnian seseorang berasal dari apa yang dilihat, atau jika lewat pengetahuan ini dia dapat terbebas dari penderitaan, maka sesuatu yang bukan Jalan Mulia bisa membuat manusia yang melekati segala sesuatu menjadi manusia suci. Pandangan ini saja sudah menunjukkan sifat manusia ini.    (789)

3.    Tidak satu brahmana pun menyatakan bahwa kesucian dicapai dari sumber di luar diri, seperti misalnya: dari apa yang dilihat, didengar atau dikognisi (dipahami), atau dari peraturan atau ritual. Tak ternoda oleh perbuatan jasa maupun non jasa, dia telah membuang ego; di sini dia tidak melakukan tindakan apa pun yang bisa menghasilkan akibat [kelahiran ulang].    (790)

4.    Mereka yang meninggalkan satu hal untuk mengambil hal lain dan mengikuti kemelekatan tidak akan pernah memadamkan nafsu. Mereka bagaikan kera yang melepas satu dahan untuk merenggut dahan lain, hanya untuk dilepaskan lagi.    (791)

5.    Manusia yang melekati ide-ide --walaupun telah menjalani sendiri praktek-praktek kesucian tertentu-- berarti melorot turun dari keadaan yang tinggi menuju yang rendah. Namun manusia bijaksana, setelah memahami Kebenaran lewat sarana pengetahuan [tertinggi], tidak akan pergi dari yang tinggi menuju yang rendah.    (792)

6.    Dia yang telah melepaskan diri dari apa pun yang dilihat, didengar atau dikognisi, bagaimanakah manusia bisa meragukan manusia yang berpandangan terang, yang berperilaku lurus seperti ini?    (793)

7.    Mereka tidak berspekulasi, mereka tidak menjunjung tinggi pandangan yang mana pun dan mengatakan 'Inilah kemurnian tertinggi.' Mereka melepaskan simpul kemelekatan dogma dan tidak merindukan apa pun di dunia ini.    (794)

8.    Brahmana yang telah melampaui batas-batas keberadaan duniawi tidak memiliki kemelekatan setelah mengetahui atau melihat. Dia tidak bersuka ria di dalam nafsu maupun dalam keadaan tanpa-nafsu. Baginya, tidak ada apa pun di sini yang dapat direnggut sebagai yang tertinggi.    (795)

sumber: http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=958

_/\_
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Logika aneh umat Buddha
« Reply #89 on: 16 September 2008, 03:21:04 PM »


Kebenaran ada dimana-mana.... wah ini logika luar biasa... hebat sekali....

agama lain mengajarkan ada pencipta, agama lain mengatakan persembahan kurban bersifat mulia, mungkin ini yang disebut kebenaran yang ada di agama lain...

itulah sebabnya saya mem-posting topik ini... saya ini bodoh sekali, sehingga saya sering bingung menghadapi umat Buddha yang berusaha menyamakan ajaran Sang Buddha dengan ajaran lain... mungkin disebabkan pikiran saya sempit... Saya selalu mengutip dari Tipitaka... mungkin harusnya saya kutip dari Injil, bukankah kebenaran juga ada disana...?
ajaran agama merupakan suatu pandangan. pandangan adalah produk pikiran.
produk pikiran tentu saja berbeda2 tiap orang.
dhamma yg saya maksud adalah kebenaran.
mis: Anda bisa melihat ketidak kekalan di mana mana.
namun bukan hanya orang Buddhist (atau orang yg telah membaca Tipitaka) saja yg bisa.


ntar cari sutta tentang ini ah :))

Saudara Tesla yang baik...   :)

Terima kasih sudah memberitahu tahu bahwa di agama lain juga ada ajaran mengenai  ketidak kekalan (anicca)... tolong... kapan-kapan kasih tahu saya dimana... ya... ? maklum.. setahu saya cuma di Tipitaka ada ajaran mengenai anicca.... (saya harus membuka wawasan lebih luas lagi...)

terima kasih, dan (((semoga anda berbahagia dan terbebas dari penderitaan)))




sesuai judul... logika anda memang aneh :hammer: ;D

dimana saya ada mengatakan bahwa ajaran lain ada mengajarkan anicca (walaupun ternyata kemungkinan besar ada)?
tolong dibaca ulang, kalimat saya menyiratkan bahwa:
seseorang dapat melihat anicca, tanpa sebelumnya belajar tentang anicca
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~