Praktek yang merujuk pada penyiksaan tubuh seperti yang dilakukan oleh para petapa telanjang pada zaman dahulu serta praktek yang tidak membawa manfaat pemahaman ke dalam....hal ini dituangkan dalam verse menyeberangi sungai dengan hanya diam tidak berbuat apa-apa akan membuat terhanyut dan tidak sampai pantai seberang...memaksakan diri juga akan dibawa ombak besar,namun berjalan perlahan,melihat arus air,mendalami dan memiliki pengetahuan mengendalikan arus air serta mencapai pantai seberang,inilah praktek yang dipuji para Buddha.
apakah cara mengendalikan ombak dan angin itu adalah memahami 8 Jalan Kebenaran sebagai panduan, dari sana akan mengerti 4 Kebenaran Mulia serta memiliki keyakinan untuk terus maju,semangat untuk tidak mundur.begitulah para yogi dipuji.
Hal ini juga ditemukan dalam pemahaman meditasi oleh para yogi di zaman terdahulu,yang membedakan adalah pemahaman akan Brahman sedangkan Sang Buddha melewati pemahaman Brahman dengan adanya pemahaman akan Anatta.
Namaste suvatthi hotu
Hormat pada anda semoga sejahtera
Terimakasih atas penjelasannya, kita tunggu komentar kawan-kawan yang lain
Aku hanya mau mengoreksi tulisan anda tentang istilah: 8 Jalan Kebenaran dan 4 Kebenaran Mulia
Delapan Jalan Kebenaran
ariyo aţţhańgiko maggo = secara harfiah: jalan beruas delapan (yang diketemukan) seorang Ariya (Buddha).
kata maggo dalam bahasa Pali merujuk pada bentuk tunggal, jadi jalan tersebut adalah tunggal (bukan delapan), apabila di analisa (demi keperluan penjelasan dan perenungan) maka jalan ini terdiri dari delapan bagian (ruas).
Sebaiknya istilah Delapan Jalan Kebenaran, Delapan Jalan Mulia, Delapan Jalan Ariya jangan digunakan lagi, lebih baik diterjemahkan sebagai “Jalan Ariya Beruas Delapan”, sehingga kita tidak terjebak pada pemikiran bahwa jalan ini boleh dipereteli dan jalan sendiri-sendiri.
Empat Kebenaran Mulia
Teks pali: Cattāri ariyasaccāni = Empat Kebenaran Ariya atau Empat kebenaran Muliawan
Karena kebenaran ini diketemukan oleh seorang Ariya (Buddha).
Jangan diterjemahkan sebagai Empat Kesunyataan Mulia atau Empat Kebenaran Mulia, karena kebenaran pertama (dukkha) dan kedua (dukkhasamudaya) bersifat buruk (tidak mulia).
Kebenaran ketiga (dukkhanirodha) dan keempat ariyo (aţţhańgiko maggo) bersifat mulia.
Semoga bermanfaat
Dhammo have rakkhati dhammacāriŋ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma
Cunda