Memang benar, saya mencari premis-premis yang tak bisa dijawab dengan syllogisme Aristoteles. Perlu diingat syllogisme Aristoteles tidak identik dengan kaidah logika atau hukum logika.
Anda mengajak berdiskusi dengan kaidah syllogisme Aristoteles, bukan kaidah logika... inilah yang membuat saya tidak tertarik...
he..he... tidak ada Logika Filsafat lain selain logika Aristoteles. ada logika matematika, logika pemrograman, dan logika-logika lainnya. tapi semua itu tidak ada hubungannya dengan logika filsafat yangdidefinisikan sebagai "Hukum Berpikir Tepat" dan berfungsi untuk menguji benar tidaknya suatu pernyataan. jika ada logika lain selain logika aristoteles, kemukakanlah di sini, sebagaimana saya telah mengemukakan logika aristoteles secara terperinci. jika anda tidak sanggup untuk menampilkan logika lain itu berarti anda pembohong dan sombong, serta mencoba menutup-nutupi kebodohan sendiri. tak usah disembunyikan bro, karena sudah kelihatan.
Bro Deva yang baik, anda ngotot menggunakan logika syllogisme Aristoteles karena paling dekat dengan Islamic philosophy,
http://en.wikipedia.org/wiki/Logic_in_Islamic_philosophyTerutama dengan munculnya aliran Mu'tazili yang sangat menghargai "organon" yang merupakan karya Aristoteles.
Nampaknya anda hanya belajar logika satu sisi, yaitu hanya syllogisme Aristoteles.
Logika filsafat tidak hanya terdapat di mesir atau Yunani, tetapi juga terdapat di belahan bumi bagian timur, India misalnya, India memiliki sistem logika filsafatnya sendiri.
http://en.wikipedia.org/wiki/Indian_logicBelajarlah lebih banyak lagi sebelum mengklaim diri sebagai ahli, berusaha mengetahui suatu ilmu dari berbagai sisi dan membandingkannya dengan berbagai ilmu sejenis akan membuat anda lebih bijak.
Ini contoh logika menurut Aristoteles
semua mahluk punya persepsi
kursi tak punya persepsi
Kursi bukan mahluk.
Ini saya beri contoh logika India:
semua mahluk
punya persepsi
Ini adalah logical fallacy menurut Buddhis. Ini tak akan klop dengan logika India / buddhist, karena:
sebagian mahluk juga
tak punya persepsi
Sebagian mahluk juga
punya dan tak punya persepsi
sebagian mahluk juga
bukan tak punya tetapi juga bukan bukan tak punya persepsi.
Jadi anda perlu lebih banyak lagi belajar berbagai ilmu logika bukan hanya syllogisme Aristoteles.
Diskusi ini saya rasa tak perlu diteruskan, nanti bila anda telah belajar berbagai macam ilmu logika, bukan hanya syllogisme Aristoteles saja, baru kita diskusi lagi.