//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: biksu bakar diri  (Read 9655 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: biksu bakar diri
« Reply #15 on: 10 May 2010, 12:46:10 PM »
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: biksu bakar diri
« Reply #16 on: 10 May 2010, 01:03:01 PM »
Apa hikmah dari membakar diri itu dipandang dari sudut Buddhisme (Theravada) ?

pengorbanan... mengorbankan nyawa nya tuk menebus penderitaan kaum buddhist yg tertekan pada saat itu... sayangnya ga ada gempa/hujan/badai petir, klo ga tuh bhikkhu dianggap anak tuhan/mesias ntar tuh... bs jd tuhan baru ntar... :))

Offline Crescent

  • Sebelumnya: Deviol
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 227
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: biksu bakar diri
« Reply #17 on: 10 May 2010, 09:12:06 PM »
ini, yang saya bingung... bukannya membunuh diri itu karma buruknya sangat besar ? mengapa dia angin bunuh diri ? walaupun untuk membantu orang lain ?? ada yang mau mejelaskannya ngak ??? tentang karma yang diterima oleh beliau ????? kan sangat bertentangan???

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: biksu bakar diri
« Reply #18 on: 10 May 2010, 09:26:42 PM »
semua tindakan pasti ada akibat nya, pikiran adalah pelopor dari sana semuanya timbul dan tenggelam. Apakah akan berbuah kebaikan atau keburukan kita tidak tahu. Meskipun tujuan nya mulia tetap saja dia ada menerima bagaian dari karma buruk pula.

Seperti cerita Buddha Gautama yang di ikuti duri kemanapun dia pergi hingga melukai ibu jari kaki nya ini merupakan buah dari karma masa lampau (yang di biarkan sang Buddha Gautama berbuah (terjadi) agar menjadi contoh bagi semua mahluk)   
« Last Edit: 10 May 2010, 09:31:02 PM by daimond »

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: biksu bakar diri
« Reply #19 on: 10 May 2010, 09:28:44 PM »
Keknya para senior2 yg mendalami dhamma-vinaya tidak tertarik untuk berkomentar.. ::)

UP..UP..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Crescent

  • Sebelumnya: Deviol
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 227
  • Reputasi: 12
  • Gender: Male
Re: biksu bakar diri
« Reply #20 on: 10 May 2010, 10:19:00 PM »
Apakah beliau sudah mencapai arahat saat itu ??? dan apakah tidak apa2 tuh bunuh diri??  Jadi dia masuk neraka ngak karena dosa bunuh diri ? atau menjadi arahat ???  Bantu up lagi biar ada yg bantu menjelaskan.... :)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: biksu bakar diri
« Reply #21 on: 10 May 2010, 10:34:21 PM »
hanya bhikhu itu yang tau, kalau mau tau kemana sesudah bakar diri, coba aja sendiri tuh =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: biksu bakar diri
« Reply #22 on: 10 May 2010, 10:59:31 PM »
Apakah beliau sudah mencapai arahat saat itu ??? dan apakah tidak apa2 tuh bunuh diri??  Jadi dia masuk neraka ngak karena dosa bunuh diri ? atau menjadi arahat ???  Bantu up lagi biar ada yg bantu menjelaskan.... :)
Dhammapada Atthakatha
BAB IV. PUPPHA VAGGA - Bunga

(57)
Mara tak dapat menemukan jejak mereka yang memiliki sila,
yang hidup tanpa kelengahan,
dan yang telah terbebas melalui Pengetahuan Sempurna.

Kisah Godhika Thera

Godhika Thera, pada suatu kesempatan, melatih meditasi ketenangan dan pandangan terang, di atas lempengan batu di kaki gunung Isigili di Magadha. Ketika beliau telah mencapai Jhana, beliau jatuh sakit; dan kondisi ini mempengaruhi latihannya. Dengan mengabaikan rasa sakitnya, dia tetap berlatih dengan keras; tetapi setiap kali beliau mencapai kemajuan, beliau merasa kesakitan. Beliau mengalami hal ini sebanyak enam kali. Akhirnya, beliau memutuskan untuk berjuang keras hingga mencapai tingkat arahat, walaupun ia harus mati untuk itu.

Tanpa beristirahat, beliau melanjutkan meditasinya dengan rajin. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Dengan memilih perasaan sakit sebagai obyek meditasi, beliau memotong lehernya sendiri dengan pisau. Dengan berkonsentrasi terhadap rasa sakit, beliau dapat memusatkan pikirannya dan mencapai arahat, tepat sebelum beliau meninggal.

Ketika Mara mendengar bahwa Godhika Thera telah meninggal dunia, ia mencoba untuk menemukan dimana Godhika Thera tersebut dilahirkan, tetapi gagal. Maka, dengan menyamar seperti laki-laki muda, Mara menghampiri Sang Buddha dan bertanya dimana Godhika Thera sekarang. Sang Buddha menjawab, "Sia-sia kamu mencari kemana Godhika Thera pergi, setelah terbebas dari kekotoran-kekotoran batin, ia mencapai tingkat kesucian arahat. Seseorang seperti kamu, Mara, dengan seluruh kekuatanmu tidak akan dapat menemukan kemana para arahat pergi setelah meninggal dunia."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

"tesam sampannasílánam
appamádavihárinam
sammadaññá vimuttánam
máro maggam na vindati"

Mara tak dapat menemukan jejak mereka yang memiliki sila,
yang hidup tanpa kelengahan,
dan yang telah terbebas melalui Pengetahuan Sempurna.

-------------
Notes :
Sebagian besar pembaca akan bertanya-tanya, bunuh diri bolehkah ?
Tidak ada jawaban mutlak yes or no dalam kitab Tipitaka, dan banyak sekali pendapat pro dan kontra dalam berbagai artikel dan forum-forum mengenai hal ini.
Tergantung situasi dan motivasi. Dalam cerita Jataka, Sang Bodhisatta (calon Buddha, sebelum lahir menjadi Pangeran Siddhartha) beberapa kali mengorbankan dirinya untuk makhluk lain. Juga beberapa Arahat sewaktu meninggal mengkremasi tubuhnya sendiri; beliau2 duduk bermeditasi dan mengeluarkan api yang membakar tubuhnya.

Yang jelas, jangan ikut-ikutan bunuh diri gara-gara pernah baca Godhika Thera bunuh diri dan mencapai arahat! :D
Perlu kita ingat, beliau memang sudah dekat sekali dengan tujuannya, sudah 6 kali mencapai jhana, dan hanya terganggu karena penyakitnya yang parah.
Seperti yang kita ketahui dari notes sebelumnya, orang yang telah mencapai Jhana / meninggal dalam jhana, akan dilahirkan di alam Brahma. Sebagian pendapat menyatakan bahwa Godhika Thera bertujuan untuk meninggal saat ia masih mampu mencapai jhana agar dapat lahir kembali di alam brahma, tentunya dengan harapan untuk meneruskan usaha meditasinya yang tinggal sedikit lagi untuk mencapai arahat di alam brahma. Dan nampaknya beliau mampu menjaga pikirannya dengan baik, bahkan melampaui targetnya, dan meraih arahat.

Jangan dibandingkan dengan orang awam biasa yang kemungkinan besar waktu bunuh diri, yang ada di pikiran mereka adalah kebencian, keputus-asaan, ketakutan, dll yang negatif. Jika kita meninggal dunia dengan pikiran-pikiran seperti itu, akibatnya kita akan terseret menuju kelahiran di alam rendah.
Lagipula, kalau orang awam bunuh diri untuk menghindari sesuatu hal, tak ada jaminan dia tak akan menghadapi hal yang sama lagi di kehidupan yang mendatang.
 _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: biksu bakar diri
« Reply #23 on: 11 May 2010, 04:25:25 PM »
Apa hikmah dari membakar diri itu dipandang dari sudut Buddhisme (Theravada) ?

ini, yang saya bingung... bukannya membunuh diri itu karma buruknya sangat besar ? mengapa dia angin bunuh diri ? walaupun untuk membantu orang lain ?? ada yang mau mejelaskannya ngak ??? tentang karma yang diterima oleh beliau ????? kan sangat bertentangan???

Kutipan berikut saya ambil dari: http://www.oprah.com/spirit/Oprah-Talks-to-Thich-Nhat-Hanh

Oprah: Bagaimana anda bertemu dengan Martin Luther King?

Nhat Hanh: Pada bulan Juni 1965, saya menulis surat untuk beliau dan menjelaskan mengapa para bhikkhu di Vietnam mengorbankan diri mereka. Saya mengatakan bahwa ini bukanlah bunuh diri. Saya katakan bahwa dalam situasi seperti di Vietnam, untuk membuat suaramu didengar adalah hal yang sulit. Kadang kami harus membakar diri kami untuk bisa didengar. Ini berasal dari cinta kasih. Ini adalah cinta kasih dan bukan keputus-asaan. Dan tepat satu tahun setelah saya menulis surat itu, saya bertemu beliau di Chicago. Kami berdiskusi tentang perdamaian, kebebasan, dan komunitas. Dan kami setuju bahwa tanpa sebuah komunitas, kita tidak dapat berjalan jauh.

Oprah: Berapa lama diskusi itu?

Nhat Hanh: sekitar lima menit. Dan setelah itu, terdapat konferensi pers, dan dia dengan lantang menentang perang di Vietnam.

* * *

Notes: bedakan dengan bunuh diri yang dilakukan karena dorongan faktor emosional, keputus-asaan, dsb. Tapi hati-hati kadang kala saya melihat manusia melakukan bunuh diri dengan tujuan yang tampaknya mulia, padahal sebenarnya adalah karena keputus-asaan belaka.
« Last Edit: 11 May 2010, 04:29:56 PM by Mayvise »

 

anything