Author Topic: Dhamma (bergambar) (Read 14254 times)

dhammadinna · « **on:** 29 February 2012, 01:20:16 PM »

Berikut ini adalah kutipan Dhamma (yang saya satukan dengan gambar). Kalau kalian suka, silakan dicopy atau dishare, atau dijadikan wallpaper.

Dari gambar nomor 1 hingga 8, sebenarnya suatu rangkaian berurutan. Memang bukan urutan sempurna, tapi saya susun sedemikian rupa agar tidak terkesan acak-acakan.

Saya posting 10 gambar dulu. Kapan-kapan kalau kondisi memungkinkan, akan saya tambahkan.

Sepertinya sebagian orang tidak begitu tertarik dengan sutta karena dirasa terlalu panjang atau banyak. Jadi, saya harap dengan membaca penggalan tersebut, orang-orang menjadi tertarik untuk membaca sutta lengkapnya (yang ia rasa menarik).

Khusus untuk Majjhima Nikaya, karena belum dijadikan e-book, jadi kalau mau baca, untuk sementara link-nya ke board DhammaCitta Press:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?board=44.0
___________

Kalau mau tag atau share, bisa juga dari album saya:

http://www.facebook.com/#!/media/set/?set=a.160965103914389.35801.100000027016638&type=3

atau

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/

Gambar yang saya posting, ukurannya saya sesuaikan dengan ruang postingan. Kalau ingin melihat gambar (dalam ukuran sebenarnya), silakan ke link di atas gambarnya.
_________

[at] Admin: Kalau salah board, silakan dipindahkan, atau di-sticky, kalau dirasa perlu

dhammadinna · « **Reply #1 on:** 29 February 2012, 01:21:53 PM »

Gambar 1

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/1Terbakar.jpg

"Mengapa tertawa, mengapa bergembira jika dunia ini selalu terbakar?
Berada dalam kegelapan, tidakkah engkau ingin mencari terang?"

Dhammapada 146

Makna dari kata “terbakar” – salah satunya – terdapat di:

Samyutta Nikaya [Buku 4 (Salayatanavagga), 35 : 28]

http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/

______________________

Gambar 2

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/8BadanJasmaniini.jpg

Spoiler: Show

Badan Jasmani ini...

Mayat yang tergeletak dalam proses pembusukan ini,
tanpa kesadaran, menjadi mangsa ulat dan lalat,
yang telah hilang pikiran dan semangatnya,
menggambarkan situasi akhir manusia.

Timbul di sebuah rahim manusia,
suatu tenunan hasil perkakas tenun
yang bermesin nafsu sensual dan hasrat-untuk-menjadi.
Jasmani tumbuh bertambah panjang bagaikan sebatang pohon,
namun batin, yang terpupuk dengan nafsu-nafsu tak senonoh
yang berkecamuk di dalamnya, bagaikan rasa lapar yang meraung-raung,
diberi makan secara berlimpah-limpah oleh pengobar nafsu-nafsu indria
dalam pembaruan-diri yang terus-menerus.

Terbarui sendiri dan terhabisi sendiri,
sebuah pergolakan yang terus-menerus menggelegak dalam perjuangan, harapan-harapan dan kekhawatiran-kekhawatiran yang sia-sia,
secara silih berganti dari tahun ke tahun:
Dari masa kanak-kanak, ke masa remaja, hingga masa dewasa,
dalam kesia-siaan mencari keselamatan,
dalam kesia-siaan mencoba memadamkan api melalui pemuasan hawa nafsu.

Dan dari hari ke hari bersama setiap napas,
pada setiap denyut jantung bersama suatu kematian kecil,
tercuri sebagian kekuatan vital badan jasmani
dari sumbernya yang melemah.

Secara diam-diam badan jasmani terus digangsir,
hingga kemudian merasakan kepedihan-kepedihan karena kesehatan yang menurun.

(Francis Story)

dhammadinna · « **Reply #2 on:** 29 February 2012, 01:25:33 PM »

Gambar 3

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/2Fajar.jpg

37 (1) Matahari (1)

“Para bhikkhu, ini adalah pelopor dan perintis terbitnya matahari, yaitu, fajar. Demikian pula, para bhikkhu, bagi seorang bhikkhu, ini adalah pelopor dan perintis bagi penembusan Empat Kebenaran Mulia sebagaimana adanya, yaitu, pandangan benar.

Dapat diharapkan bahwa seorang bhikkhu dengan pandangan benar, akan memahami sebagaimana adanya: ‘Ini adalah penderitaan’, ‘Ini adalah asal-mula penderitaan’, ‘Ini adalah lenyapnya penderitaan’, ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’

Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan’ , ‘Ini adalah asal-mula penderitaan’, ‘Ini adalah lenyapnya penderitaan’, ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”

Samyutta Nikaya [Buku 5 (Mahavagga), 56 : 37]

http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/

_____________________________

Gambar 4

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/3Noda.jpg

5. “Di sini, Sahabat, ketika seorang dengan noda memahami sebagaimana adanya bahwa: ‘Aku memiliki noda dalam diriku,’ maka dapat diharapkan bahwa ia akan membangkitkan semangat, berusaha, dan memicu kegigihan untuk meninggalkan noda itu, dan bahwa ia akan mati tanpa nafsu, kebencian, dan kebodohan, tanpa noda, dengan batin yang bersih.

Majjhima Nikaya 5 (Anangana Sutta – Tanpa Noda)

dhammadinna · « **Reply #3 on:** 29 February 2012, 01:31:09 PM »

Gambar 5

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/4DN22.jpg

“Ada, para bhikkhu, satu jalan ini untuk memurnikan makhluk-makhluk, untuk mengatasi dukacita dan kesusahan, untuk melenyapkan kesakitan dan kesedihan, untuk memperoleh jalan benar, untuk mencapai Nibbana: - yaitu, empat landasan perhatian.”

Digha Nikaya 22 (Mahasatipatthana Sutta)

http://dhammacitta.org/dcpedia/Digha_Nikaya

____________________________

Gambar 6

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/5Bertahap.jpg

‘Marilah, Bhikkhu, jadilah bermoral, terkendali melalui pengendalian Pætimokkha, jadilah sempurna dalam perbuatan dan tingkah laku, dan melihat dengan takut bahkan pada pelanggaran yang terkecil, berlatihlah dengan menjalankan aturan-aturan latihan.’

Majjhima Nikaya 107 (Ganakamoggallana Sutta)

Catatan: Sutta tersebut menjelaskan tentang latihan bertahap, praktik bertahap, dan kemajuan bertahap dalam Dhamma dan Disiplin. Kutipan di atas adalah tahap pertama.

dhammadinna · « **Reply #4 on:** 29 February 2012, 01:34:31 PM »

Gambar 7

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/6Meghiya.jpg

Anak-Ku Meghiya, bagaikan seekor ikan yang lahir di dalam air, jika diangkat dari air dan dilemparkan ke atas tanah, akan menggelepar-gelepar. Demikian pula pikiran yang mendambakan kenikmatan akan lima objek indria, (jika dikeluarkan dari air kenikmatan indria dan dilemparkan ke atas tanah meditasi Vipassana) untuk melepaskan kekotoran batin dari dalam diri seseorang; akan menggelepar hingga hampir mati, karena dijauhkan dari air lima objek indria dan kepanasan oleh empat usaha yang berasal dari meditasi yang tekun.

~ Riwayat Agung Para Buddha (Buku 2, Bab 38)

http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/

_____________________________

Gambar 8

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/7SilaSamadhiPanna.jpg

“Ini adalah sila (moralitas), ini adalah samadhi (konsentrasi), ini adalah panna (kebijaksanaan). Konsentrasi yang dikembangkan melalui moralitas sangatlah manjur dan produktif. Kebijaksanaan yang dikembangkan melalui konsentrasi sangatlah manjur dan produktif. Batin yang dilatih melalui kebijaksanaan akan bebas secara total tanpa adanya sisa atau bekas dari noda moral atau endapan kotoran (asava), yaitu, kamasava, noda nafsu indria, bhavasava, noda kemelekatan atas kelahiran kembali, dan avijjasava, noda kebodohan terhadap Empat Kebenaran Mulia.”

~ Buddha kepada para bhikkhu

Riwayat Agung Para Buddha (Buku 2, Bab 46)

http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/

dhammadinna · « **Reply #5 on:** 29 February 2012, 01:41:33 PM »

Lain-lain:

Gambar 9

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/9Pecah-belah.jpg

"Benda yang bersifat pecah-belah telah pecah,
Jangan biarkan hal itu mengganggu pikiranmu."

~ YM.Sariputta kepada Mallika

Riwayat Agung Para Buddha (Buku 2, Bab 44)

http://dhammacitta.org/perpustakaan/riwayat-agung-para-buddha/

Berikut ini penggalan kisahnya:

Pada suatu hari Mallika sedang berdana makanan kepada YM.Sariputta, YM.Moggallana, dan para bhikkhu lain. Pada pagi hari itu, Mallika mendapat surat bahwa suami dan anak-anaknya telah dipenggal (walaupun mereka tidak bersalah). Ia menyimpan surat tersebut di saku bajunya.

Saat pembantunya sedang membawa ghee (di dalam kendi) untuk didanakan, ia tidak sengaja memecahkannya. YM.Sariputta berkata pada Mallika: “benda yang bersifat pecah-belah telah pecah, jangan biarkan hal itu mengganggu pikiranmu”.

Lalu Mallika berkata: “Yang Mulia, saya menerima pesan bahwa 32 putraku bersama dengan ayahnya, telah dipenggal. Bahkan hal ini tidak kubiarkan mengganggu pikiranku, bagaimana mungkin kendi ghee ini mengganggu pikiranku?”
________________________

Gambar 10

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/Perolehan.jpg

1 (1) Menakutkan

Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Savatthi di Hutan Jeta, Taman Anathapindika. Di sana, Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu: “Para bhikkhu!”

“Yang Mulia!” para bhikkhu itu menjawab. Sang Bhagava berkata sebagai berikut:

“Para bhikkhu, sungguh menakutkan perolehan, kehormatan, dan pujian itu, pahit, busuk, menghalangi untuk mencapai keamanan terbaik dari belenggu. Oleh karena itu, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut: ‘Kami akan meninggalkan perolehan, kehormatan, dan pujian yang telah muncul dan kami tidak akan membiarkan perolehan, kehormatan, dan pujian yang telah muncul itu bertahan menguasai pikiran kami.’ Demikianlah kalian harus berlatih.”

Samyutta Nikaya [Buku 2 (Nidanavagga), 17 : 1]

http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/

Tambahan dari Sutta lain [ thanks to Yumi

]

Bila seorang bhikkhu sering mengembangkan persepsi tentang KETIDAKKEKALAN [aniccasanna], pikirannya akan mengerut menjauh dari perolehan, penghormatan dan pujian, berbalik darinya, menggelinding menjauh darinya, serta tidak tertarik padanya..., dan ketenangseimbangan atau keengganan terhadapnya terbentuk di dalam dirinya. Seperti halnya sehelai bulu ayam atau sepotong otot yang dilemparkan ke dalam api akan mengerut menjauh darinya, berbalik darinya, menggelinding menjauh darinya, serta tidak tertarik padanya, begitu pula seorang bhikkhu yang sering mengembangkan persepsi tentang ketidakkekalan.

will_i_am · « **Reply #6 on:** 29 February 2012, 02:02:42 PM »

terus berjuang yah sis..

nanti saya coba kasih referensi sutta yang bagus2..

Spoiler: Show

dhammadinna · « **Reply #7 on:** 29 February 2012, 02:07:44 PM »

Quote from: will_i_am on 29 February 2012, 02:02:42 PM

terus berjuang yah sis..
nanti saya coba kasih referensi sutta yang bagus2..

Oke.. kalau ada yang mau dibikinin gambarnya, silakan PM. Kalo keadaan memungkinkan, akan saya "olah".

dhammadinna · « **Reply #8 on:** 29 May 2012, 03:15:46 PM »

Gambar 11

http://i840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/tanah.jpg

Misalkan, Ananda, di suatu persimpangan jalan terdapat gundukan tanah yang besar. Jika sebuah gerobak atau kereta kuda datang dari timur, barat, utara, atau selatan, kereta itu akan meratakan gundukan tanah itu.

Demikian pula, Ananda, ketika seorang bhikkhu berdiam dengan merenungkan jasmani dalam jasmani, perasaan dalam perasaan, pikiran dalam pikiran, fenomena dalam fenomena, ia meratakan kondisi-kondisi jahat yang tidak bermanfaat.

~ Samyutta Nikaya [Buku 5 (Mahavagga), 54:10 ]

http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/

Note: Referensi lain tentang pengembangan perhatian, terdapat dalam Mahasatipatthana Sutta (Digha Nikaya 22)

http://dhammacitta.org/perpustakaan/digha-nikaya-khotbah-khotbah-panjang-sang-buddha/

dhammadinna · « **Reply #9 on:** 13 July 2012, 08:25:27 AM »

Gambar 12

http://i840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/SatuMalamKeramat.jpg

"Janganlah seseorang menghidupkan kembali masa lalu
Atau membangun harapan di masa depan;
Karena masa lalu telah ditinggalkan
Dan masa depan belum dicapai.
Melainkan lihatlah dengan pandangan terang
Tiap-tiap kondisi yang muncul saat ini;

Ketahuilah dan yakinlah, dengan tak terkalahkan, tak tergoyahkan:
Saat ini usaha harus dilakukan;
Besok mungkin kematian datang, siapa yang tahu?
Tidak ada tawar-menawar dengan Kematian
yang dapat menjauhkannya dan gerombolannya.

Tetapi seseorang yang berdiam demikian dengan tekun,
Tanpa mengendur, siang dan malam - dikatakan oleh Sang Bijaksana,
Sebagai ia, yang telah melewati satu malam keramat."

~ Majjhima Nikaya 131 (Bhaddekaratta Sutta - Satu Malam Keramat)
_________________
Catatan: Penjelasan tentang "menghidupkan masa lalu", "membangun harapan di masa depan", dst, silakan membaca sutta lengkapnya.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18173.0/message,305168.html

hemayanti · « **Reply #10 on:** 13 July 2012, 07:49:48 PM »

ijin nongkrong disini yah cc.

seniya · « **Reply #11 on:** 13 July 2012, 09:12:04 PM »

Maaaantaaaaaap....

dhammadinna · « **Reply #12 on:** 29 July 2012, 02:13:30 PM »

Gambar 13

http://s840.photobucket.com/albums/zz326/Mayvise/Ratthapala.jpg

Kenikmatan indria, bervariasi, manis, menyenangkan,
Dalam berbagai cara mengganggu pikiran:
Melihat bahaya dalam ikatan indria ini
Aku memilih menjalani kehidupan tanpa rumah, O Baginda.

~ YM.Ratthapala kepada Raja Koravya ~

Majjhima Nikaya 82 (Ratthapala Sutta - Tentang Ratthapala)

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,18173.0/message,305168.html

dhammadinna · « **Reply #13 on:** 03 June 2014, 01:01:35 PM »

Kelanjutannya di sini:

http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-umum/

seniya · « **Reply #14 on:** 03 June 2014, 03:15:05 PM »

Beberapa gambar wallpaper kutipan kata-kata dari sutta:

Sumber: DN 22 / MN 10 Satipatthana Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_22:_Mahāsatipaṭṭhāna_Sutta / http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_10:_Satipaṭṭhāna_Sutta)

Sumber: MN 8 Sallekha Sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_8:_Sallekha_Sutta)

Semoga bermanfaat

dhammadinna · « **Reply #15 on:** 03 July 2014, 01:39:43 PM »

Selamat Menikmati !

http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-umum-2/

keren lohh...

dhammadinna · « **Reply #16 on:** 06 October 2014, 04:33:08 PM »

paket selanjutnya, tentang Jalan Mulia Berunsur Delapan..

http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-jalan-mulia-berunsur-delapan/

http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-jalan-mulia-berunsur-delapan/

dhammadinna · « **Reply #17 on:** 06 October 2014, 04:38:18 PM »

Perpustakaan Dhammacitta:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-umum/

Facebook:
https://www.facebook.com/cherry.avium/media_set?set=a.874614385882787.1073741827.100000027016638&type=3

dhammadinna · « **Reply #18 on:** 06 October 2014, 04:44:20 PM »

Perpustakaan Dhammacitta:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-umum-2/

Facebook:
https://www.facebook.com/cherry.avium/media_set?set=a.874617589215800.1073741828.100000027016638&type=3

dhammadinna · « **Reply #19 on:** 06 October 2014, 04:48:31 PM »

Perpustakaan Dhammacitta:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-jalan-mulia-berunsur-delapan/

Facebook:
https://www.facebook.com/cherry.avium/media_set?set=a.874620415882184.1073741829.100000027016638&type=3

cakrawala · « **Reply #20 on:** 06 October 2014, 05:50:12 PM »

Quote from: dhammadinna on 06 October 2014, 04:44:20 PM

Perpustakaan Dhammacitta:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/kumpulan-wallpaper-kutipan-umum-2/

Facebook:
https://www.facebook.com/cherry.avium/media_set?set=a.874617589215800.1073741828.100000027016638&type=3

Sdri
Gambarnya keliru
Mestinya nyalanya padam
Sesuai dgn topiknya
Keterasingan para aria itu
Sama dengan padam.

dhammadinna · « **Reply #21 on:** 07 October 2014, 10:07:04 AM »

^ ^ ^

kenapa "keterasingan" sama dengan "padam"?