Apakah ada aturan Bhante Theravada boleh main gitar/musik?

[adi lim]

Lho, bukan anda sedang 'meluruskan' kami agar tidak 'meluruskan' si biku gitar dengan wejangan2 termasuk kutipan Ajahn Chah? Atau anda tidak sadar sedang berusaha meluruskan kami seperti dalam kasus biksu ke 4 yang 'Hore!! Cuma aku yang tidak bicara!!'?

kayaknya ada kurang 'sesuatu' deh

[rooney]

Salah tebak/kesimpulan sepihak/sama sekali tidak ada revisi 

Bagi saya tetap saja sudah mengalami revisi 

Saya tidak melihat ada tanda tanya dari kalimat-nya, yang menunjukkan sedang bertanya.

Saya juga bingung, sebuah pernyataan tapi dibilang pertanyaan 

[adi lim]

Setelah memasang foto orang di internet dan membicarakan keburukan orang di belakangnya, anda memposting sutta.

Anda bahkan menghina orang tersebut dibekalangnya

Suttayang mencatat tentang kebenaran itu tidak ada hubungannya dengan tindakan anda.
Anda ingin berlindung dibalik sutta? Menutupi perbuatan anda dengan memposting sutta?

tambah parah !

[K.K.]

Secara tidak langsung, pernyataan sebelumnya sudah mengalami revisi 

Saya memang cukup heran dengan orang-orang tidak konsisten begini. 

Awalnya ada pernyataan.

Satu hal yang sangat pasti - Bila bhikkhu sudah menyanyi, main gitar, foto-foto cewek itu sudah TIDAK BENAR dan Tidak sesuai dengan apa yang diajarkan Sang Buddha dan ini berlaku entah itu bhikkhu Theravada ataupun Biksu Mahayana. Itu artinya Kemalasan hanya ingin makan enak dan happy2 gratis tapi tidak mau kerja ataupun berlatih.

Tapi kemudian ada pertanyaan (yang sebetulnya bukan pertanyaan meminta jawaban, tapi pertanyaan rhetorik):

Kalau bukan Buddha tahu darimana orang lain lurus atau tidak? Apalagi kalau diri sendiri belum lurus yang terjadi malu-maluiin. Mencoba meluruskan orang lain tapi diri sendiri bengkok. 

Mungkin secara tidak langsung mau mengatakan dirinya sudah Buddha.

Sekarang saya ajak untuk menyamakan tolok ukur, yaitu vinaya, malah berkelit ke pancasila, lalu menerima/tidak menerima vinaya sebagai tolok ukur, bahkan menyuruh saya jawab pertanyaan sendiri.

Ribetnya diskusi dengan orang tidak konsisten.

Saya tidak melihat ada tanda tanya dari kalimat-nya, yang menunjukkan sedang bertanya.

Maksudnya yang "Kalau bukan Buddha tahu darimana orang lain lurus atau tidak?", tapi itu memang bukan pertanyaan yang perlu jawaban, hanya sebuah dalih saja untuk berkelit.

[Sostradanie]

Maksudnya yang "Kalau bukan Buddha tahu darimana orang lain lurus atau tidak?", tapi itu memang bukan pertanyaan yang perlu jawaban, hanya sebuah dalih saja untuk berkelit.

Oh, yang itu.

Semoga orang yang merasa diri-nya sudah suci itu memang sehari-hari-nya juga menerapkan hal seperti yang dia ucapkan.

[M14ka]

Apakah bikkhu bergitar tersebut sudah bertobat?

[ryu]

Kenapa harus tobat? Siapa yg tau pikirannya. Beliau sdh tdk melekat pada vinaya.

[M14ka]

Bknnya tujuan tret ini untuk membuat bhikkhu itu sadar ya?

[ryu]

Gak lah. Justru agar biku indo bs seperti itu semua biar tdk memalukan agama buda. Biarlah kt yg memalukan.

[rooney]

Bknnya tujuan tret ini untuk membuat bhikkhu itu sadar ya?

Saya perhatikan awalnya seperti itu. Mungkin lantaran bhikku tersebut dibiarkan disertai dengan sikap yang masa bodo (CMIIW), maka 150 halaman pun tak terhindarkan 

[dipasena]

Kenapa harus tobat? Siapa yg tau pikirannya. Beliau sdh tdk melekat pada vinaya.

ini contoh, seseorang menjadi bhikkhu sebagai kedok profesi...
 
ada beberapa kemungkinan, entah sebagai umat awam ia tidak mudah untuk mendekati para wanita/mungkin sering ditolak wanita, setelah menjadi bhikkhu, trus lebih chubby dikit, banyak penggemar, kesempatan liat paha mulus...

ato mungkin, ia tidak memiliki pekerjaan/penghasilan, menjadi bhikkhu hanya untuk mendapatkan penghasilan... harus dilihat latar belakang keluarga nya...

mungkin bermain gitar, bagi sebagian rekan disini dianggap biasa, tp klo kegiatan mengincar cewe2 cakep, ngincar paha2 mulus, pake acara foto sana sini sementara ia berjubahkan bhikkhu, pantes ga ?

jawab ke diri sendiri dah... ga usah adu kata-kata di thread ini, percuma, klo bagi yg merasa pantes, ya uda silakan jalankan kerusakan buddha dhamma... inget kejadian bberapa taon yg lalu, ada bhikkhu dr tantrayana, dengan santainya membooking seorang artis wanita n pesta sabu di sebuah hotel... wow... apakah itu pantes ?

jangan mendewakan sosok bhikkhu... bhikkhu jg manusia... hormatlah pada bhikkhu yg pantes dalam kebhikkhuan nya, bukan pada bhikkhu yg doyan paha mulus wanita... parah !!

[ryu]

ini contoh, seseorang menjadi bhikkhu sebagai kedok profesi...
 
ada beberapa kemungkinan, entah sebagai umat awam ia tidak mudah untuk mendekati para wanita/mungkin sering ditolak wanita, setelah menjadi bhikkhu, trus lebih chubby dikit, banyak penggemar, kesempatan liat paha mulus...

ato mungkin, ia tidak memiliki pekerjaan/penghasilan, menjadi bhikkhu hanya untuk mendapatkan penghasilan... harus dilihat latar belakang keluarga nya...

mungkin bermain gitar, bagi sebagian rekan disini dianggap biasa, tp klo kegiatan mengincar cewe2 cakep, ngincar paha2 mulus, pake acara foto sana sini sementara ia berjubahkan bhikkhu, pantes ga ?

jawab ke diri sendiri dah... ga usah adu kata-kata di thread ini, percuma, klo bagi yg merasa pantes, ya uda silakan jalankan kerusakan buddha dhamma... inget kejadian bberapa taon yg lalu, ada bhikkhu dr tantrayana, dengan santainya membooking seorang artis wanita n pesta sabu di sebuah hotel... wow... apakah itu pantes ?

jangan mendewakan sosok bhikkhu... bhikkhu jg manusia... hormatlah pada bhikkhu yg pantes dalam kebhikkhuan nya, bukan pada bhikkhu yg doyan paha mulus wanita... parah !!

justru jadi biku itu harus membumi, dia harus bisa masuk ke kalangan anak muda, ikut group potographi, hunting model, cari nomor cantik, nah seperti itu khan tidak memalukan agama buda, kalau ada umat lain nanya, kita bisa jawab, di agama buda ada tuh biku gaul, ga cuma biku penghapal suta sama tukang teori aja, kalau praktek ya seperti hunting model cewe dan lain2 lah

[Indra]

mantap .... *sedih* saya seperti sudah tidak diperlukan lagi, bahkan saya tidak kebagian sedikit pun

[Adhitthana]

Semuanya ini kembali pada niat TS. Setiap perbuatan ada sebab pasti ada akibatnyanya. Sebab itu dimulai pada saat TS memposting foto tersebut. Karma tetap berjalan walaupun perbuatan tersebut disengaja atau tidak disengaja.

Apakah anda pikir .... Bhikkhu yg tidak menjalani/taat pada vinaya tidak terkena kamma ??


Coba beri saya jawaban ..... Apa jadinya Bhikkhu masa depan jika bermaen gitar, bersenda gurau dgn bebas di anggap b i a s a?? dan w a j a r??

[OBAMA]

Saya memang cukup heran dengan orang-orang tidak konsisten begini. 

Awalnya ada pernyataan.
Tapi kemudian ada pertanyaan (yang sebetulnya bukan pertanyaan meminta jawaban, tapi pertanyaan rhetorik):
Mungkin secara tidak langsung mau mengatakan dirinya sudah Buddha.

Pernyataan dan pertanyaan saya dipelintir ckckck.
Sayang sekali anda suka berspekulasi terhadap orang lain. Tapi Biarlah.

Sekarang saya ajak untuk menyamakan tolok ukur, yaitu vinaya, malah berkelit ke pancasila, lalu menerima/tidak menerima vinaya sebagai tolok ukur, bahkan menyuruh saya jawab pertanyaan sendiri.

Ribetnya diskusi dengan orang tidak konsisten.

Lebih ribet lagi diskusi dengan orang yang suka berspekulasi.

Maksudnya yang "Kalau bukan Buddha tahu darimana orang lain lurus atau tidak?", tapi itu memang bukan pertanyaan yang perlu jawaban, hanya sebuah dalih saja untuk berkelit.

Nah ini salah satu contoh  berkelit juga. Jelas ada tanda tanya disana. Saya yang bertanya , anda yang menyimpulkan tidak perlu jawaban ckckckck. Belajar lebih banyak lagi untuk membaca pikiran orang lain daripada spekulasi.