//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Vinaya Pitaka - Bhikkhu Vibhaṅga  (Read 10448 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 46
« Reply #225 on: 16 September 2022, 08:18:48 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Suapan
 
Sekhiya 46. Aturan Latihan tentang Memenuhi Pipi
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam makan dengan memenuhi pipi. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan makan dengan memenuhi pipi,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh makan dengan memenuhi pipinya. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, makan dengan memenuhi satu atau kedua pipi, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika itu adalah buah; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keenam selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 47
« Reply #226 on: 16 September 2022, 08:19:23 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Suapan
 
Sekhiya 47. Aturan Latihan tentang Mengibaskan Tangan
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam makan dengan mengibaskan tangan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan makan dengan mengibaskan tanganku,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh makan dengan mengibaskan tangannya. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, makan dengan mengibaskan tangannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia mengibaskan tangannya untuk membuang sampah; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketujuh selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 48
« Reply #227 on: 16 September 2022, 08:23:03 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Suapan
 
Sekhiya 48. Aturan Latihan tentang Menebarkan Nasi
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menebarkan nasi sewaktu makan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menebarkan nasi sewaktu makan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menebarkan nasi sewaktu makan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menebarkan nasi sewaktu makan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia membuang nasi sewaktu membuang sampah; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedelapan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 49
« Reply #228 on: 16 September 2022, 08:23:24 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Suapan
 
Sekhiya 49. Aturan Latihan tentang Menjulurkan Lidah
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam makan dengan menjulurkan lidah. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan makan dengan menjulurkan lidahku,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh makan dengan menjulurkan lidahnya. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, makan dengan menjulurkan lidahnya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesembilan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 50
« Reply #229 on: 16 September 2022, 08:23:43 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Suapan
 
Sekhiya 50. Aturan Latihan tentang Mengunyah
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam mengeluarkan bunyi kunyahan sewaktu makan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengeluarkan bunyi kunyahan sewaktu makan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengeluarkan bunyi kunyahan sewaktu makan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengeluarkan bunyi kunyahan sewaktu makan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesepuluh selesai

SUB-BAB KELIMA TENTANG SUAPAN SELESAI

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 51
« Reply #230 on: 16 September 2022, 08:30:48 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 51. Aturan Latihan tentang Menyeruput
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Kosambī di Vihara Ghosita. Pada saat itu seorang brahmana telah mempersiapkan minuman susu untuk Sangha. Para bhikkhu meminum susu dengan mengeluarkan bunyi menyeruput. Seorang bhikkhu yang sebelumnya adalah seorang penghibur bergurau, dengan mengatakan, "Ini seolah-olah seluruh Sangha menjadi sejuk."

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin seorang bhikkhu bergurau tentang Sangha?" ... "Benarkah, bhikkhu, bahwa engkau melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegurnya ... "Orang dungu, bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." Setelah menegurnya ... Beliau membabarkan suatu ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:

"Para bhikkhu, kalian tidak boleh bergurau tentang Sang Buddha, Dhamma, atau Sangha. Jika kalian melakukannya, maka kalian melakukan pelanggaran perbuatan salah."

Setelah menegur bhikkhu itu dalam berbagai cara, Sang Buddha mencela orang yang sulit disokong ... Sang Buddha berkata, "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Aku tidak akan mengeluarkan bunyi menyeruput sewaktu makan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh mengeluarkan bunyi menyeruput sewaktu makan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, mengeluarkan bunyi menyeruput sewaktu makan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang pertama selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 52
« Reply #231 on: 16 September 2022, 08:31:10 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 52. Aturan Latihan tentang menjilat Tangan
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menjilat tangan mereka sewaktu makan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menjilat tanganku sewaktu makan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menjilat tangannya sewaktu makan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menjilat tangannya sewaktu makan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kedua selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 53
« Reply #232 on: 16 September 2022, 08:31:36 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 53. Aturan Latihan tentang menjilat Mangkuk
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menjilat mangkuk mereka sewaktu makan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menjilat mangkukku sewaktu makan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menjilat mangkuknya sewaktu makan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menjilat mangkuknya sewaktu makan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika hanya tersisa sedikit makanan dan ia memakannya setelah mengumpulkan di satu tempat dan kemudian menjilatnya; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketiga selesai
« Last Edit: 16 September 2022, 09:11:18 PM by Indra »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 54
« Reply #233 on: 16 September 2022, 08:32:27 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 54. Aturan Latihan tentang menjilat bibir
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam menjilat bibir mereka sewaktu makan. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menjilat bibirku sewaktu makan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menjilat bibirnya sewaktu makan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menjilat bibirnya sewaktu makan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keempat selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 55
« Reply #234 on: 16 September 2022, 08:33:23 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 55. Aturan Latihan tentang dengan Makanan
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di negeri Bhagga di Susumāragira di Hutan Bhesakaḷā, para bhikkhu di rumah panggung Kokanada menerima cangkir air-minum dengan tangan yang kotor oleh makanan. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya menerima cangkir air-minum dengan tangan yang kotor oleh makanan? Mereka persis seperti para perumah tangga yang menikmati kenikmatan duniawi!"

Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik para bhikkhu itu, "Bagaimana mungkin para bhikkhu itu melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa mereka melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Bagaimana mungkin orang-orang dungu itu melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Aku tidak akan menerima cangkir air-minum dengan tangan kotor oleh makanan,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh menerima cangkir air-minum dengan tangan kotor oleh makanan. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, menerima cangkir air-minum dengan tangan kotor oleh makanan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia menerimanya dengan niat untuk mencuci tangan; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kelima selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 56
« Reply #235 on: 16 September 2022, 08:35:38 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 56. Aturan Latihan tentang Mengandung Nasi
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Snegeri Bhagga di Susumāragira di Hutan Bhessakaḷā, para bhikkhu di rumah panggung Kokanada membuang air mencuci mangkuk yang mengandung nasi di area berpenghuni. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya membuang air mencuci mangkuk yang mengandung nasi di area berpenghuni? Mereka persis seperti para perumah tangga yang menikmati kenikmatan duniawi!"

Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik para bhikkhu itu, "Bagaimana mungkin para bhikkhu itu melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa mereka melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Bagaimana mungkin orang-orang dungu itu melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membuang air mencuci mangkuk yang mengandung nasi di area berpenghuni,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membuang air mencuci mangkuk yang mengandung nasi di area berpenghuni. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membuang air mencuci mangkuk yang mengandung nasi di area berpenghuni, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia membuangnya setelah menyingkirkan nasinya, setelah memisahkannya, kedalam suatu wadah, atau setelah membawanya keluar; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang keenam selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 57
« Reply #236 on: 16 September 2022, 08:45:00 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 57. Aturan Latihan tentang Memegang Penghalang Matahari
 
Kisah Asal-mula

Sub-kisah pertama

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di negeri Bhagga di Susumāragira di Hutan Bhessakaḷā, di taman rusa. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memegang penghalang matahari.

Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik para bhikkhu itu, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memegang penghalang matahari?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"

"Benar, Yang Mulia."

Sang Buddha menegur mereka ... "Bagaimana mungkin orang-orang dungu itu melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan awal

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang penghalang matahari,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.

Sub-kisah kedua

Tidak lama kemudian, karena takut melakukan kesalahan, para bhikkhu tidak membabarkan ajaran kepada orang-orang sakit yang memegang penghalang matahari. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya tidak membabarkan ajaran kepada seseorang yang sedang sakit yang memegang penghalang matahari?"

Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan mereka memberitahu Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu, Aku memperbolehkan kalian untuk membabarkan ajaran kepada seorang yang sakit yang memegang penghalang matahari.

Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang penghalang matahari yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Penghalang matahari:

Ada tiga jenis penghalang matahari: penghalang matahari berwarna putih, penghalang matahari dari buluh, penghalang matahari dari daun. Penghalang matahari ini diikat pada lingkarannya dan diikat pada rusuknya.

Ajaran:

Apa yang diucapkan oleh Sang Buddha, apa yang diucapkan oleh para siswa, apa yang diucapkan oleh para bijaksana, apa yang diucapkan oleh para dewa, apa yang berhubungan dengan apa yang bermanfaat, apa yang berhubungan dengan Ajaran.

Membabarkan:

Jika ia mengajarkan berdasarkan baris, maka untuk setiap barisnya ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah. Jika ia mengajarkan berdasarkan suku kata, maka untuk setiap suku katanya ia melakukan satu pelanggaran perbuatan salah.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang penghalang matahari yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang memegang penghalang matahari yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang ketujuh selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 59
« Reply #237 on: 16 September 2022, 09:12:04 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 59. Aturan Latihan tentang Memegang Pisau
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memegang pisau. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang pisau yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Pisau:

Senjata bermata tunggal atau bermata ganda.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang pisau yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang memegang pisau yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesembilan selesai

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 60
« Reply #238 on: 16 September 2022, 09:12:39 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Menyeruput
 
Sekhiya 60. Aturan Latihan tentang Memegang Senjata
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memegang senjata. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang senjata yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Definisi

Senjata:

Segala jeni busur.

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memegang senjata yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang memegang senjata yang tidak sakit, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang kesembilan selesai

SUB-BAB TENTANG MENYERUPUT SELESAI

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Sekhiya 61
« Reply #239 on: 16 September 2022, 09:13:43 PM »
Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
 
Sekhiya 61. Aturan Latihan tentang Sepatu
 
Kisah Asal-mula

Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam membabarkan ajaran kepada orang-orang yang memakai sepatu. ...

Aturan akhir

"'Aku tidak akan membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memakai sepatu yang tidak sakit,' ini adalah bagaimana kalian harus berlatih."

Seseorang tidak boleh membabarkan ajaran kepada siapa pun yang memakai sepatu yang tidak sakit. Jika seorang bhikkhu, karena tidak hormat, membabarkan ajaran kepada seseorang yang tidak sakit dan yang berdiri di atas sepatu, yang sepatunya terikat, atau yang sepatunya terlepas, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.

Tidak ada pelanggaran

Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ada bahaya; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.

Aturan latihan yang pertama selesai

 

anything