//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - Sunya

Pages: [1] 2 3 4
1

 Signature Tower digadang-gadang sebagai bangunan tertinggi kelima di dunia. Menjulang 638 meter dan berisi 111 lantai.

 Kuala Lumpur boleh punya Petronas Tower, sebagai pencakar langit tertinggi kelima di dunia saat ini. Tak mau kalah, Jakarta pun kelak bakal punya gedung yang menantang angkasa. Gedung ini bernama Signature Tower, menjulang 638 meter dan mencakup 111 lantai.
 
 Jika Signature Tower yang dikembangkan Grahamas Adisentosa ini terbangun, maka akan menempati posisi tertinggi kelima di dunia hingga 2020 mendatang. Posisi pertama ditempati Kingdom Tower yang menjulang hingga 1 kilometer, disusul kemudian berturut-turut oleh Burj Khalifa, Ping An Finance Center, dan Seoul Light DMC Tower.
 
 Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc. (SRSSA) merancang gedung di CBD Sudirman ini dengan mengambil bentuk candi Borobudur sebagai inspirasi utama.
 
 Managing Director Pandega Desain Weharima sebagai mitra lokal SRSSA, Tiyok Prasetyoadi mengatakan, inspirasi candi Borobudur merupakan pemenuhan prinsip local approach sebagai filosofis dasar sebuah karya arsitektur. Bahwa kearifan lokal adalah akar budaya yang harus ada dan diterjemahkan dalam desain bangunan Signature Tower.
 
 "Itu bukan sekadar tempelan melainkan unsur utama yang mengikat unsur-unsur lainnya seperti teknologi, modernitas, dan manusia. Jadi, tampilan visual, lebih lagi eksistensi Signature Tower tidak sebatas merepresentasikan kemajuan teknologi, juga simbol budaya dan humanity," papar Tiyok kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (5/7/2013) usai presentasi Signature Tower dalam peta gedung pencakar langit di dunia.
 
 Dalam kompleks pengembangan Signature Tower nantinya akan berdiri dua menara utama. Selain Signature Tower, menara lainnya dirancang setinggi 50 meter. Menara kedua ini mencakup hotel dan perkantoran. Sementara Signature Tower berisi ruang ritel, perkantoran dan hotel.
 
 Untuk merealisasikan proyek multifungsi (mixed use project) ini Grahamas Adisentosa harus merogoh kocek senilai 2 miliar dollar AS (Rp 19,8 triliun).
 
 Menurut Tiyok, Signature Tower akan memulai konstruksi pada Agustus 2014. Saat ini masih dalam proses perijinan block plan yang memakan waktu sekitar 2 hingga 3 bulan. Setelah itu, sidang arsitektur di Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK) selama 3 bulan, dilanjutkan pematangan desain. Tiyok menargetkan konstruksi rampung 2017 atau paling lambat awal 2018.
 
 Executive Director Council on Tall Buildings and Urban Habitat, Antony Wood berpendapat secara teknis, demografis, dan politis, Signature Tower memiliki kemungkinan besar untuk dibangun. Dan Jakarta, potensial memiliki 1 hingga 3 supertall.
 
 "Namun, sebelum membangun supertall, Jakarta seharusnya konsentrasi pada masalah mendasar yang sangat krusial yakni perbaikan dan penambahan insfrastruktur. Mengembangkan transportasi publik yang terintegrasi jauh lebih penting ketimbang pencakar langit," tandas Antony.
 
 Jakarta sebagai salah satu metropolitan yang ingin diakui dunia, tertinggal 15 tahun dari Kuala Lumpur dan 10 tahun dari Bangkok dalam hal kemajuan transportasi publik. Jika kondisi infrastruktur seperti saat ini, lanjut Antony, kehadiran Signature Tower menjadi mubazir. Keindahan arsitektural gedung tidak bisa dinikmati secara visual oleh publik, karena mereka mengalami kesulitan untuk mendatangi tempat ini.

http://www.kaskus.co.id/post/51d6fc2a1acb17df3700000b#post51d6fc2a1acb17df3700000b
http://properti.kompas.com/index.php/read/2013/07/05/2309238/Signature.Tower.Simbol.Kebanggaan.Indonesia.

2
Rabu, 3 Juli 2013, 17:19

VIVAnews - Temuan ini terdengar aneh. Mustahil. Tapi bagi seorang ahli bedah syaraf, Sergio Canavero, hal ini bisa dilakukan dan akan sangat menentukan masa depan manusia. Temuan yang bikin heboh itu adalah soal transpalansi kepala manusia atau penyambungan kepala dan tubuh. Kepala si A, misalnya, bisa disambungkan dengan tubuh si B.
 
 Temuan ini sangat berguna terutama demi menolong mereka yang terkena penyakit lumpuh. Artinya memang harus ada donor. Menurut Sergio, hal ini sangat mungkin dilakukan di masa depan sebab secara teoritis bisa, sebagaimana dilansir Telegraph, 3 Juli 2013.
 
 Bagaimana caranya?
 
 Caranya hampir sama dengan apa yang dilakukan pada hewan. Untuk diketahui soal sambung menyambung kepala dan tubuh ini memang sudah pernah dilakukan pada hewan di tahun 1970. Saat itu salah seorang ahli bernama Robert White sukses menyambungkan kepala monyet jenis rhesus ke tubuh monyet rhesus lainnya.
 
 Tiga dekade kemudian, tepatnya tahun 2001, para ahli AS melakukan operasi serupa dan memang berhasil.
 
 Yang kurang berhasil adalah monyet hasil transplantasi Dr White itu. Semula setelah kepala disambung dengan tubuh, indra penciuman sang monyet sudah berfungsi, sudah mampu pula membuka mata, serta merasakan makanan. Sayangnya, karena Dr White tidak dapat menyambungkan spinal cord (saraf tulang belakang), sehingga akhirnya monyet itu lumpuh dan mati beberapa jam sesudah pembedahan.
 
 Lalu percobaan yang sama diteliti untuk manusia? Ya, agak ngeri-ngeri cerdas memang. Tapi sejumlah ahli meragukannya. Terutama karena susah menyambungkan saraf-saraf tulang belakang itu dengan syarat-syarat di kepala. Dan toh White sudah pernah gagal melakukannya.
 
 Tapi menurut Canevaro, kegagalan White itu semata karena teknologi pada tahun 1970 belumlah semaju sekarang. "Kemajuan teknologi untuk menghubungkan kembali sumsum tulang belakang sudah mungkin terjadi. Terobosan itu mampu menyembuhkan kelumpuhan yang diderita oleh manusia," katanya.
 
 Dia lalu menguraikan secara deteil perdebatan soal sumsum tulang belakang itu. Hambatan teknis dari usaha penyambungan itu adalah kesamaan sel tulang belakang antara pendonor dan penerima. Sama halnya seperti golongan darah.
 
 "Namun, dengan berkembangnya teknologi, isu itu akan bisa diatasi. Saya yakin, dengan didukung dokter-dokter ahli, operasi penyambungan dapat dilakukan dalam waktu 36 jam dengan biaya kurang lebih £8,5 juta (setara Rp128 miliar)," ujar Canavero optimistis.
 
 "Ini bukan fiksi ilmiah, tapi bisa dilakukan pada hari ini. Operasi penyambungan ini mampu memberikan kehidupan baru bagi manusia. Kendala terbesar adalah masalah dana," tambahnya.
 
Prosedur transplantasi
 
 Canevaro menambahkan bahwa prosedur transplantasi sama dengan yang dilakukan pada hewan. Menidurkan kedua belah pihak yang akan menjalani transplantasi.
 
 Kemudian kepala yang akan ditransplantasi didinginkan antara 12- 15 derajat Celcius. Selanjutnya, ahli bedah punya waktu satu jam untuk memindahkan kedua kepala dan menyambungkan kembali transplantasi kepala ke sistem peredaran dari tubuh donor.
 
 Soal batasan waktu satu jam itu mempertimbangkan waktu terlama otak dapat bertahan hidup tanpa aliran oksigen dan darah.
 
 Dalam paper-nya, ia mengusulkan pemotongan spinal cord dengan pisau bedah tajam, kemudian secara mekanik menyambungkan spinal cord dari salah satu tubuh ke tubuh yang lain.
 
 "Pemotongan tuntas jadi kunci untuk penyatuan spinal cord. Oleh karena itu, memungkinkan jalur transmisi utama sistem saraf yang membantu membuat saraf (akson) terdekat menyatu dengan akson lainnya," jelasnya.
 
 Penyatuan itu memanfaatkan fusogen atau sealant, yang memperbaiki kerusakan membran sel akibat cedera secara mekanik.
 
 Sementara kepala disambungkan, tubuh donor harus didinginkan dan diletakkan pada posisi cardiac arrest—perawatan hilangnya fungsi jantung. Kemudian jantung tubuh donor dapat dihidupkan kembali setelah kepala disambungkan.
 
 Kendati uji coba penyambungan kepala ke tubuh tulang belakang belum dicoba, ia tetap yakin. Canavero mengandalkan keberhasilan pada penelitian sebelumnya, yang mana ilmuwan telah menghubungkan kembali spinal cord tikus dan anjing.
 
Dianggap aneh
 
 Namun, klaim dari Canavero langsung ditolak oleh Profesor Anthony Warrens dari British Transplantation Society. Dia mengatakan, menghubungkan kepala dan tubuh manusia tidak ada gunanya. Dia menganggap ini konsep yang benar-benar aneh.
 
 Profesor Anthony tidak sendirian. Dr Calum Mackellar dari Scottish Council on Human Bioethics pun mengatakan konsep yang ditawarkan Canavero tidak masuk di akal.
 
 "Tindakan menyambungkan kepala dan tubuh manusia adalah seperti adegan pada film horor," tuturnya.

http://www.kaskus.co.id/thread/51d411b21e0bc38f4a000001/peneliti-operasi-sambung-kepala-manusia-bisa-dilakukan
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/425812-peneliti--operasi-sambung-kepala-manusia-bisa-dilakukan
 

3
Selasa, 2 Juli 2013 | 15:15 WIB


Vihara di Banda Aceh yang diobrak-abrik seorang pemuda, Selasa (2/7/2013). | Kompas.com/ Raja Umar

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Seorang pemuda asal Desa Ujung Dua Belas, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, mengamuk dan merusak fasilitas Vihara Dharma Bakti di Peunayong, Banda Aceh, Selasa (2/7/2013). Akibatnya, sejumlah fasilitas rumah ibadah umat Buddha itu hancur.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Kompas.com di lokasi kejadian, pemuda yang diduga mengalami gangguan jiwa itu bernama Wahyudi (36), warga Aceh Besar. Pada Senin sekitar pukul 09.30 WIB, dia mendatangi Vihara Dharma Bhakti di Jalan Pangli Polem, kawasan Peunayong, Banda Aceh. Tiba-tiba Wahyudi mengamuk dan memecahkan kaca serta sejumlah patung Buddha dengan membabi buta.

“Pemuda itu tiba-tiba masuk ke wihara, dia langsung mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas tempat ibadah kami. Pelaku tidak berbicara apa-apa kepada kami yang sedang duduk," jelas Hasan, salah satu pengurus wihara kepada wartawan.

"Pertama dia sudah kami keluarkan sekali dari wihara, tetapi saat dia masuk yang kedua kali, pelaku langsung memecahkan kaca dan sejumlah patung secara membabi buta," lanjut Hasan.

Hasan menambahkan, belum diketahui penyebab pemuda tersebut mengamuk dan merusak fasilitas di rumah ibadah Vihara Dharma Bakti tersebut. Setelah kejadian, pemuda tersebut langsung diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Banda Aceh dan dilarikan ke IGD Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan.

“Pelaku sudah dibawa oleh Satpol PP ke rumah sakit karena dia mengalami luka parah di bagian kaki karena terkena pecehan kaca," katanya.

Sementara itu, Fatimah, ibu kandung Wahyudi, mengatakan, putranya memang mengalami gangguan jiwa. Dia pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh selama enam bulan pada beberapa tahun lalu.

“Dulu dia sudah bisa pulang ke rumah karena menurut pihak rumah sakit jiwa dia sudah sembuh. Selama ini Wahyudi hanya menjalani rawat jalan dan berobat alternatif di kampung,” ungkapnya.

Sehari-hari Wahyudi menghabiskan waktunya di Masjid Desa Ujung Dua Belas sebagai muazin.

“Anak saya baru tadi malam tidak pulang ke rumah, dan kami sudah mencarinya ke mana-mana. Tiba-tiba tadi pagi saya mendapat kabar bahwa anak saya sudah dirawat di UGD karena terluka akibat merusak wihara," jelas Fatimah.

http://regional.kompas.com/read/2013/07/02/1515355/Seorang.Pemuda.di.Aceh.Obrak-abrik.Vihara

4
Liputan6.com, New Zealand : Mahasiswi kedokteran hewan Zoe Feigen selama 24 tahun tak tak pernah ciuman dan merasakan jantung yang berdebar-debar ketika melihat pria seksi. Ternyata, itu semua karena Zoe mengalami aseksual.
 
 Ia menyadari ada yang berbeda dengan dirinya ketika berusia 15 tahun. Di saat teman-teman sekelasnya tertarik dengan bintang film kesukaannya, ia tak memiliki minat yang sama.
 
 "Berusaha menyambung ketika orang berbicara tentang begitu seksinya Orlando Bloom atau OC," kata Zoe seperti dikutip dari Stuff, Selasa (2/7/2013).
 
 Pada saat yang sama, ia melihat di internet ada pranko bertuliskan `I support asexuality`. Tiba-tiba saja, Zoe merasa kemungkinan ia mengalaminya.
 
 Heteroseksual dikenal dengan ketertarikan secara seksual dengan lawan jenisnya, sementara homoseksual tertariknya dengan sesama jenis kelamin, dan biseksual tertarik kepada keduanya.
 
 Berbeda dengan aseksual yang tak tertarik secara seksual kepada laki-laki atau anak perempuan. Minat orang aseksual dengan aktivitas seksual biasanya rendah atau tidak ada, meski beberapa bisa berhubungan seksual untuk menyenangkan pasangannya atau memiliki anak.
 
 Zoe memang belum pernah berhubungan seks atau mencium siapapun, tapi ia tak menutup kemungkinan untuk melakukan hubungan seks dengan pasangannya jika itu penting untuk keduanya.
 
 "Saya tak menolaknya, tapi saya tak benar-benar memiliki hasrat apapun," ujarnya.
 
 Demi membuktikan minatnya dengan seks, Zoe sampai berkali-kali melakukan masturbasi. Ia berpikir bisa mengalami orgasme.
 
 "Sejauh yang saya tahu, tak ada yang salah dengan mekanismenya, saya hanya tak bisa merasakan nafsu atau dorongan seksual," katanya menjelaskan.
 
 Saat ibu Zoe mengetahui kondisinya yang aseksual, sang ibu terlihat marah, takut dan mencoba memberitahukan Zoe kalau usianya masih muda untuk membicarakannya.
 
 "Tapi itu benar-benar mengganggu saya, karena orang selalu mengatakan kepada saya `Oh, kamu begitu sadar diri, kamu benar-benar memahami diri sendiri dan orang lain, kau seperti orang dewasa".
 
 Zoe menilai, sebenarnya sang ibu hanya tak ingin dirinya sendirian. Selama ini orang berpikir aseksual tak akan memiliki hubungan yang pasti.
 
 Zoe mengatakan, ia juga tidak pernah ingin memiliki anak. Ia berpikir keengganannya memiliki bayi mungkin ada hubungannya dengan aseksualitas.
 
 Meski ia aseksual, Zoe mengaku mendapat dukungan dari teman-temannya dan dua saudaranya yang heteroseksual. Ia menghabiskan banyak waktunya dengan ngeblog dan nongkrong di sebuah forum internet untuk orang aseksual.
 
 Dalam kehidupan asmaranya, Zoe dikecewakan sebanyak empat kali. Dua dari perempuan dan dua lagi dari genderqueer, yakni orang yang tak mengidentifikasi dirinya sebagia pria atau wanita. Dan Zoe menggambarkan dirinya juga seperti itu.
 
 Zoe saat ini naksir dengan seorang gendequeer yang ia temui di forum beberapa tahun yang lalu.
 
 "Orang memiliki hubungan seksual tanpa cinta, tak ada yang mengatakan orang bisa memiliki hubungan yang romantis tanpa seks".

http://www.kaskus.co.id/thread/51d34f7c8027cf7144000011/tak-punya-nafsu-dan-dorongan-seks-si-gadis-ternyata-aseksual
 

5
Rabu, 26 Juni 2013 17:38 WIB

NAYPYIDAW, tribunkaltim.co.id - Pemerintah Myanmar, Selasa (25/6/2013) malam, melarang peredaran majalah TIME edisi terbaru yang menyoroti kekerasan sektarian di negeri itu untuk "menghindari konflik baru".
Larangan untuk majalah TIME, yang memuat foto seorang biksu radikal yang diduga ikut memicu aksi anti-Muslim itu muncul meski Myanmar belakangan mulai melonggarkan sensor terhadap media massa.
Juru bicara Pemerintah Myanmar, Ye Htut, mengumumkan pelarangan ini lewat akun Facebook-nya.
"Artikel majalah TIME terbitan 1 Juli berjudul 'The Face of Buddhist Terror' dilarang dijual, diedarkan, atau diperbanyak demi mencegah konflik rasial dan agama lebih jauh," demikian Ye Htut lewat akun Facebook-nya.
Sejauh ini belum diketahui bagaimana Pemerintah Myanmar akan melakukan sensor terhadap sampul dan isi majalah yang juga diterbitkan secara online.
Sebelumnya, para pengguna media jejaring sosial di Myanmar menyuarakan kemarahan akibat pemuatan foto biksu Wirathu asal kota Mandalay, yang beberapa pernyataan anti-Muslimnya membuat konflik sektarian di Myanmar semakin rumit.
Istana Kepresidenan Myanmar pada Minggu (23/6/2013) menilai artikel terbaru majalah itu menciptakan "pemahaman yang salah terhadap agama Buddha".
Selain itu, Pemerintah Myanmar menilai artikel TIME tersebut dianggap memengaruhi upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi pascadua kerusuhan sektarian besar yang mengakibatkan puluhan warga —terutama warga Muslim— tewas dan ribuan orang harus kehilangan tempat tinggal.


http://kaltim.tribunnews.com/2013/06/26/pemerintah-myanmar-larang-peredaran-majalah-time-terbaru



6
TAUNGGYI, Myanmar — After a ritual prayer atoning for past sins, Ashin Wirathu, a Buddhist monk with a rock-star following in Myanmar, sat before an overflowing crowd of thousands of devotees and launched into a rant against what he called “the enemy” — the country’s Muslim minority.
 “You can be full of kindness and love, but you cannot sleep next to a mad dog,” Ashin Wirathu said, referring to Muslims.



“I call them troublemakers, because they are troublemakers,” Ashin Wirathu told a reporter after his two-hour sermon. “I am proud to be called a radical Buddhist.”
 
 The world has grown accustomed to a gentle image of Buddhism defined by the self-effacing words of the Dalai Lama, the global popularity of Buddhist-inspired meditation and postcard-perfect scenes from Southeast Asia and beyond of crimson-robed, barefoot monks receiving alms from villagers at dawn.
 
 But over the past year, images of rampaging Burmese Buddhists carrying swords and the vituperative sermons of monks like Ashin Wirathu have underlined the rise of extreme Buddhism in Myanmar — and revealed a darker side of the country’s greater freedoms after decades of military rule. Buddhist lynch mobs have killed more than 200 Muslims and forced more than 150,000 people, mostly Muslims, from their homes.
 
 Ashin Wirathu denies any role in the riots. But his critics say that at the very least his anti-Muslim preaching is helping to inspire the violence.
 
 What began last year on the fringes of Burmese society has grown into a nationwide movement whose agenda now includes boycotts of Muslim-made goods. Its message is spreading through regular sermons across the country that draw thousands of people and through widely distributed DVDs of those talks. Buddhist monasteries associated with the movement are also opening community centers and a Sunday school program for 60,000 Buddhist children nationwide.
 
 The hate-filled speeches and violence have endangered Myanmar’s path to democracy, raising questions about the government’s ability to keep the country’s towns and cities safe and its willingness to krack down or prosecute Buddhists in a Buddhist-majority country. The killings have also reverberated in Muslim countries across the region, tarnishing what was almost universally seen abroad as a remarkable and rare peaceful transition from military rule to democracy. In May, the Indonesian authorities foiled what they said was a plot to bomb the Myanmar Embassy in Jakarta in retaliation for the assaults on Muslims.
 
 Ashin Wirathu, the spiritual leader of the radical movement, skates a thin line between free speech and incitement, taking advantage of loosened restrictions on expression during a fragile time of transition. He was himself jailed for eight years by the now-defunct military junta for inciting hatred. Last year, as part of a release of hundreds of political prisoners, he was freed.
 
 In his recent sermon, he described the reported massacre of schoolchildren and other Muslim inhabitants in the central city of Meiktila in March, documented by a human rights group, as a show of strength.
 
 “If we are weak,” he said, “our land will become Muslim.”
 
 Buddhism would seem to have a secure place in Myanmar. Nine in 10 people are Buddhist, as are nearly all the top leaders in the business world, the government, the military and the police. Estimates of the Muslim minority range from 4 percent to 8 percent of Myanmar’s roughly 55 million people while the rest are mostly Christian or Hindu.
 
 But Ashin Wirathu, who describes himself as a nationalist, says Buddhism is under siege by Muslims who are having more children than Buddhists and buying up Buddhist-owned land. In part, he is tapping into historical grievances that date from British colonial days when Indians, many of them Muslims, were brought into the country as civil servants and soldiers.
 
 The muscular and nationalist messages he has spread have alarmed Buddhists in other countries.
 
 The Dalai Lama, after the riots in March, said killing in the name of religion was “unthinkable” and urged Myanmar’s Buddhists to contemplate the face of the Buddha for guidance.

http://www.kaskus.co.id/thread/51c597e9e374b4ef5500000a/biksu-wirathu-sebut-muslim-sebagai-anjing-gila
http://www.nytimes.com/2013/06/21/world/asia/extremism-rises-among-myanmar-buddhists-wary-of-muslim-minority.html?src=me&_r=1&
 

7
Senin, 17/06/2013 12:02 WIB

Jakarta - Jenazah Marwah binti Hasan (57) dikuburkan di Jeddah, Arab Saudi. Dia menjadi korban kerusuhan saat pembuatan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) di depan KJRI Jeddah. Sang anak, Khalifa, mengikhlaskan kepergian ibunya dan sepakat menguburkannya di Jeddah.

Marwah dikuburkan pada Kamis (13/6) lalu di pemakaman umum di Jeddah. Tapi, ada yang menarik dari proses penguburan itu. Dan hal yang menarik ini memang sudah menjadi kebiasaan di sana. Warga Saudi amat menghormati jenazah, karena mereka yakin akan mendapat pahala yang besar.

Dari proses penguburan Marwah, terlihat bagaimana warga Saudi begitu antusias. Mulai dari salat jenazah, ratusan jamaah di masjid ikut menyalati.

Kemudian, ketika tiba di pemakaman, ratusan orang sudah menyambut. Mereka kembali menyalatkan jasad TKI itu. Yang lebih mengagumkan, saat keranda jenazah digotong menuju ke liang lahat, seluruh orang yang ada di sana berebut menggotong.

"Ini memang kebiasaan di sini, cari pahala," terang Ahmad (32) warga Indonesia yang lama bermukim di sana.

Ratusan warga Saudi itu, sambil mengucap kalimat pujian kepada sang pencipta, bergantian menggotong keranda jenazah. Bahkan ada yang berlari mengejar iring-iringan dan memaksakan diri ingin menggotong.

Mereka tak kenal dengan siapa yang dikubur itu. Tapi, seperti biasa menurut Ahmad, warga Saudi memang biasa menunggu di tempat pemakaman. detikcom sempat melihat ratusan warga Saudi mulai dari remaja hingga orang tua yang juga berdoa bersama di lokasi penguburan.

Sayangnya tak boleh ada yang mengambil gambar di lokasi. "Di sini dilarang foto," bisik Ahmad.

Yang menarik, ratusan jamaah ini bukan orang biasa. Setelah selesai penguburan mereka pulang kembali ke mobil mereka. Mobil yang mereka naiki tidak sembarangan, mulai Mercedes-Benz terbaru, Fortuner, hingga SUV GMC.

"Dahulu, waktu tragedi Mina, banyak orang meninggal. Tapi semua warga Saudi di sini, berebut menggotong dan menguburkan jenazah," cerita Ahmad.

Selama ini, kisah di Saudi hanya soal kekerasan TKI dan perilaku majikan yang kejam. Tapi di sisi lain, ada juga kisah warga Saudi yang memuliakan sesama manusia hingga ke liang lahat.

http://news.detik.com/read/2013/06/17/120231/2275376/10/kisah-warga-saudi-berebut-menggotong-jenazah-tki-di-jeddah?991101mainnews

8
Senin, 10 Juni 2013 | 19:13 WIB
Hujat Nabi, Bocah Diberondong Pemberontak
Seorang anak meminum air dari genangan pipa yang bocor di distrik Karm al-Jabal, Aleppo, Suriah, Minggu (2/6). RE

TEMPO.CO, Aleppo - Pemberontak Suriah menembak mati seorang bocah laki-laki berusia 15 tahun di depan kedua orang tua dan saudara-saudaranya, Ahad, 9 Juni 2013, setelah dia dituduh menghujat (Nabi Muhammad).

Al Jazeera dalam laporannya mengatakan, bocah tersebut merupakan penjual kopi di jalanan berasal dari sekitar Shaar sebelah utara Aleppo. Dia memiliki nama lokal Mohammad Kattaa.

Laporan lainnya menyebutkan, sebelum tewas diberondong peluru tajam, dia berdebat dengan bocah sebaya pada Sabtu, 8 Juni 2013. Dalam perdebatan tersebut, dia menyebut Nabi Muhammad dengan frase yang biasa digunakan masyarakat Suriah. Dia katakan, "Bahkan jika Nabi Muhammad turun (dari surga), saya tidak akan menjadi orang beriman."

Tak lama kemudian, sejumlah pria bersenjata, dipercaya berasal dari Irak dan Suriah yang bergabung ke dalam kelompok pemberontak Front Jabhat al-Nusra, menggelandang Kattaa dalam keadaan hidup-hidup pada Sabtu, 8 Juni 2013, hingga Ahad dini hari, 9 Juni 2013. Dia berdiri di kayu dan ditandai cemeti di tubuhnya.

"Banyak orang hadir di sekelilingnya. salah seorang anggota brigade pemberontak mengatakan, 'Mendustakan Allah dan mengutuk Nabi adalah musrik. Siapapun yang berbuat demikian akan menerima hukuman seperti ini'." Berikutnya, terdengar suara tembakan terhadap sang bocah.

"Sekelompok pemberontak Islam yang tak jelas identitasnya menembak mati seorang bocah berusia 15 tahun yang bekerja sebagai penjual kopi di Aleppo setelah mereka menuduh bocah itu menghujat (Nabi Muhammad)," kata Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman.

Pelaku pembunuhan, menurut Abdel Rahman, sepertinya terdiri dari pemberontak asing. "Mereka berbicara dalam bahasa Arab klasik bukan dialek Suriah," katanya. "Mereka menembak si bocah dua kali, sekali di bagian mulut dan lainnya di lehernya. Penembakan itu di depan ayah dan ibunya serta saudara-saudaranya," Abdel Rahman menambahkan.

Observatory mengutuk eksuksi tersebut seraya menyebut sebagai "aksi kejahatan" dan hadiah bagi rezim Presiden Bashar al-Assad. "Observatory tak bisa mengabaikan aksi kejahatan ini yang semestinya hanya ditujukan terhadap musuh revolusi dan kemanusiaan," kata Abdel Rahman. Sepotong foto dirilis oleh Observatory menunjukkan wajah Kattaa dengan mulut dan rahang berlumuran darah serta luka tembak di bagian lehernya.

AL JAZEERA | AL ARABIYA | CHOIRUL

http://www.tempo.co/read/news/2013/06/10/115487200/Hujat-Nabi-Bocah-Diberondong-Pemberontak

9
Senin, 03/06/2013 00:55 WIB



Jakarta - Demonstrasi yang diawali protes terhadap pembangunan pusat perbelanjaan di area Taman Gezi Turki semakin memanas. Massa memperluas tema protes ke arah penentangan terhadap pemerintahan Islamis Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Kepolisian Turki menembakkan gas air mata guna menangani demonstrasi yang semakin meluas. Seperti yang dilansir AFP, Senin (2/6/2013), polisi dilaporkan semakin bertindak represif terhadap demonstran di Ibu Kota Ankara. Sementara di Taksim Square, Istanbul, ribuan orang masih melancarkan protes. Aksi massa ini sudah memasuki hari ketiga.

http://news.detik.com/read/2013/06/03/005536/2262668/1148/demo-turki-tolak-penggusuran-taman-meluas-jadi-gejolak-anti-rezim-islamis?9911012

Menteri Dalam Negeri Muammar Guler menyatakan lebih dari 1.700 orang telah ditangkap dalam kerusuhan yang menyebar ke 67 kota itu. Kebanyakan dari mereka telah dibebaskan.

"Pemerintah, turun! Taksim milik kita," teriak ribuan demonstran.

Alun-alun Taksim memang menjadi titik demonstrasi menentang PM Erdogan. Di sekitar situ terletak Taman Gezi yang isunya akan segera diubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan.

Erdogan sendiri menyatakan tak akan membangun pusat perbelanjaan di Taman Gezi. Namun demonstrasi sudah terlanjur meluas, dan polisi juga sudah kadung bertindak keras. Erdogan mengakui , polisi telah melakukan kesalahan dalam menanggapi aksi massa tersebut.

"Mereka menyebut saya diktator. Jika mereka menyamakan pelayan yang sederhana dengan seorang diktator, maka saya tak tahu harus berkata apa," kata Erdogan dalam pidatonya, Sabtu (1/6).

Pemerintahan Turki diprotes habis-habisan lantaran memperkenalkan berbagai kebijakan yang dinilai cenderung bernuansa konservatif dan kelewat Islami.

Pemerintahan Erdogan dan partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan, memperkenalkan UU Pembatasan Penjualan dan Iklan Minuman Beralkohol. Selain itu, pemerintahan Erdogan dinilai terlalu represif terhadap minoritas Kurdi.

Pemerintah mengklaim kerugian sebanyak 20 juta Lira atau sekitar delapan juta Euro akibat demonstrasi besar ini. Pemerintah juga menyatakan sebanyak 58 warga sipil dan 115 petugas keamanan terluka sampai sejauh hari ketiga ini.

Namun Human Rights Watch menyatakan korban jiwa berjumlah lebih besar dari yang dinyatakan pemerintah. Bahkan mereka menyebut ada satu warga yang kehilangan satu matanya karena terkena peluru karet yang ditembakkan polisi.

http://news.detik.com/read/2013/06/03/005536/2262668/1148/demo-turki-tolak-penggusuran-taman-meluas-jadi-gejolak-anti-rezim-islamis?9911012

10
 Minggu, 02/06/2013 07:16 WIB

Jakarta - Sekitar 200 massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memenuhi kawasan Parkir Timur Senayan, Jakarta Selatan. Mereka datang untuk mengikuti muktamar khilafah yang digelar ormas Islam tersebut. Akibat berkumpulnya massa, kawasan parkir Timur Senayan sudah tidak bisa menampung kendaraan.

"Imbasnya agak tersendat untuk masuk Gelora Bung Karno," ujar petugas piket Polda Metro Jaya, Briptu Harlem, Minggu (2/6/2013).

Harlem mengatakan, saat ini untuk mengurai kemacetan di dalam GBK, polisi sedang berupaya mencari lahan parkir lain untuk menampung kendaraan. "Rencananya akan dipenuhi 7 ribu peserta, jadi kita lagi cari lahan lain untuk parkir," ujarnya.

Acara Muktamar Khilafah ini diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Acara tersebut diikuti oleh anggota HTI seluruh Indonesia. "Kegiatan ini diselenggarakan sebagai untuk

mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali khilafah Islam," ujar M Ismail Yusanto Jurubicara HTI dalam undangan peliputan yang diterima detikcom.

Membludaknya peserta yang akan menghadiri muktamar ini membuat arus lalu lintas di sekitar Gelora Bung Karno dialihkan. Berikut rute pengalihan arus lalu lintas:

1. Arus lalin yang datang dari arah timur melalui Jl Arteri, Jl Gatot Subroto- Skat 2 belok kiri - Jln.Graha Pemuda - pintu 7 - Pintu 8 - PSSI - Pintu - Obyek. Atau Jln Gatot Subroto- Skat 2 lurus - Manggala Wanabhakti - Palmerah kekiri- TL Lap Tembak - kekiri Jln Graha Pemuda - balik arah melalui kolong Flay over Farmasi - masuk Pintu 7 - pintu 8 - PSSI - pintu 1 - obyek.

2. Arus lalin yang datang dari arah timur melalui Jl Tol, Keluar tol depan Polda- Semanggi - skat 2 belok kiri - Jl Graha Pemuda - masuk pintu 7 - pintu 8 - PSSI - pintu 1 - Obyek. Atau keluar Pintu tol Pulau Dua/DPR - Manggala wana bhakti - Palmerah belok kiri - Jl Graha pemuda - balik arah melalu kolong Fly over Farmasi Senayan - Graha pemuda -masuk pintu 7 - Pintu 8 - PSSI - Pintu 1 - obyek.

3. Arus yang datang dari Arteri Permata hijau, Permata hijau - Patal Senayan - Jln Asia Afrika - parkir di lajur kiri Asia Afrika atau parkir jln Gerbang Pemuda depan TVRI satu lajur.

4. Arus dari selatan Kebayoran Baru, Jl Hang Lengkir - Univ Mustopo - Pintu 9 - Jl Asia Afrika - parkir di Tenis Indoor - Plaza barat atau parkir di Anggrek pintu 1.

5. Arus yang datang dari Barat via Arteri, Jl Gatot Subroto - Putaran Ladokgi - Fly over Farmasi/ Senayan - Jl Graha Pemuda - Parkir Plaza barat atau Gatot Subroto - putaran Ladokgi - Fly over Senayan - Graha pemuda - balik arah - parkir di halaman DPR melalui pintu EScape Farmasi Senayan.

6. Arus yang datang dari arah barat via Tol, keluar pintu tol Senayan- putar ke kiri di Lakdogi - fly over Farmasi - Jln Graha pemuda - parkir di Plaza barat atau masuk ke Tenis indoor- obyek.

http://news.detik.com/read/2013/06/02/071610/2262392/10/ratusan-peserta-muktamar-khilafah-hti-mulai-penuhi-parkir-timur-senayan?991104topnews

11
Jumat, 31 Mei 2013 | 08:22 WIB

       
Protes dengan bertelanjang dada di Tunisia adalah yang pertama di dunia Arab.

KOMPAS.com — Aktivis feminisme yang melakukan protes dengan bertelanjang dada diadili di Tunisia di tengah protes yang menyebutnya menghina Islam.

Amina Tyler ditahan pekan lalu setelah ia menulis Femen—nama kelompok feminisme di Ukraina—di satu tembok dekat masjid utama di kota Kairouan. Tyler adalah anggota kelompok Femen.

Ia didakwa memiliki secara ilegal alat semprot merica. Ia mendapatkan ancaman mati setelah menerbitkan foto telanjang dada di internet dengan tulisan "tubuh saya adalah milik saya" di perutnya.

Di Tunis, tiga anggota kelompok Femen—dua Perancis dan seorang Jerman—juga dihadirkan ke pengadilan setelah ditahan pada Rabu (29/5/2013) karena melakukan protes dengan bertelanjang dada.

Protes seperti itu merupakan yang pertama di dunia Arab dan mengejutkan banyak pihak di Tunisia.

Pihak garis keras Islamis menerapkan peraturan yang lebih ketat sejak revolusi di negara itu bulan Januari 2011.

Protes dengan bertelanjang dada

Sementara itu, menjelang sidang Amina Tyler di Kairouan, sekitar 150 kilometer dari Tunis, banyak warga yang berkumpul di luar gedung pengadilan. Kuasa hukum Amina Tyler, Leila Ben Debba, mengatakan kasus itu bukan menyangkut moralitas.

"Kasus ini bukan tentang moral... Ini menyangkut masalah lain," kata Ben Debba.

Sementara itu, Hamed El Magrebi, kuasa hukum yang mewakili masyarakat yang marah atas tindakan Tyler, menyerukan agar ia dikenakan dakwaan mengancam keamanan kota.

"Insiden ini menyebabkan kekerasan. Penduduk kota Kairouan tersinggung atas perempuan ini," kata El Magrebi.

Kelompok Femen, yang didirikan di Ukraina dan bermarkas di Paris, berkembang sejak 2010. Mereka melakukan unjuk rasa dengan bertelanjang dada terkait berbagai isu perlakuan buruk terhadap perempuan dan kediktatoran.

http://internasional.kompas.com/read/2013/05/31/0822409/Aktivis.Telanjang.Dada.Diadili.di.Tunisia

12
Kamis, 30/05/2013 18:13 WIB

 

Chairul Tanjung 'Si Anak Singkong' hadir membagi kisah suksesnya dengan ribuan mahasiswa dan warga Kota Bandung yang datang dalam acara Jobvaganza Fiesta di Kampus Universitas Padjadjaran, Kamis (30/5/2013). Bos CT Corps ini pun banyak 'dicurhati' oleh mahasiswa yang ingin mengikuti jejaknya sebagai orang sukses.

Sebelum diskusi dibuka, video perjalanan hidup CT diputarkan sehingga para peserta tahu bagaimana jatuh bangun CT hingga akhirnya bisa seperti ini. Membuka Diskusi Entepreneurship, CT meminta para mahasiswa untuk menanamkan kalimat kunci untuk menjadi orang sukses.

"Sukses itu hak semua orang. Semua orang itu punya hak, dan bisa sukses. Camkan dalam hati dan kepala," ujar CT di Graha Sanusi Unpad.

Tak peduli apakah dia anak presiden, jenderal, atau bukan anak siapa-siapa pun bisa sukses asal dia tahu rahasianya. "Sukses itu tergantung diri sendiri. Mau tahu apa rahasianya? Mau berpikir dan berperilaku seperti orang sukses," katanya.

Ia menyebutkan, berpikir dan berperilaku seperti orang sukses yaitu cerdas, bekerja keras serta mau bergaul dengan siapa saja alias networking. "Semua orang ingin sukses, tapi hanya sedikit yang mau berpikir dan berperilaku seperti orang sukses. Itu sebabnya orang sukses jumlahnya lebih sedikit dari orang yang tidak sukses," tutur CT.

Mengingat masa lalunya, CT pun bercerita bahwa ia tinggal di rumah petak dengan WC yang terpisah dari rumah. Orang paling sukses di kampungnya saat itu adalah menjadi makelar motor. Hanya sedikit dari orang-orang di kampungnya itu yang berusaha mengubah keadaan.

CT yang saat itu diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia membutuhkan uang Rp 75 ribu untuk membayar kuliah. "Ibu saya sampai menggadaikan kain batik halusnya untuk saya. Itu menjadi pemicu saya untuk tidak lagi meminta uang pada orang tua," kisahnya.

Di kampus UI, CT mulai mengasah kemampuan bisnisnya dengan menjual fotokopian pada teman-temannya. Begitu lulus, CT pun lebih memilih mengikuti hasratnya sebagai pengusaha ketimbang jadi dokter gigi.

"Saya ini lulusan dokter gigi yang enggak pernah buka praktik. Jangan diikuti yah. Nanti lulusan Kedokteran Gigi pada enggak buka praktik karena ingin jadi CT," candanya disambut tawa.

Menurutnya, tidak dosa seseorang mengambil langkah berbeda dengan pendidikan yang diambilnya semasa kuliah. Karena ilmu yang didapat saat kuliah, apapun itu, pasti akan terpakai juga.

"Seperti saya, ilmu kedokteran gigi yang dipakai adalah ketelitian dan perfeksionis. Dokter gigi kan begitu," kata CT.

Saat merintis menjadi pengusaha besar seperti saat ini, CT mengatakan bahwa dirinya melakukan hal yang tidak normal, keluar dari pakem dan berpikir out of the box. Satu yang tak kalah penting yang disebut CT adalah doa ibu.

Dalam kesempatan itu puluhan mahasiswa melontarkan berbagai macam pertanyaan pada CT. Mulai dari tips menghadapi kegagalan, meminta nasihat, hingga bertanya perihal jadi presiden. Sekitar 1,5 jam CT berbagi inspirasi dengan para mahasiswa dan menutupnya dengan acara tanda tangan buku "Si Anak Singkong' yang sudah terjual sekitar 400 ribu eksemplar.

http://news.detik.com/read/2013/05/30/181351/2260814/10/chairul-tanjung-si-anak-singkong-bagi-jurus-jadi-orang-sukses?991101mainnews

13
Minggu, 26 Mei 2013 - 13:09 wib
 
Suasana ramai Candi Borobudur saat perayaan Waisak (Foto: Mutya/Okezone)
Suasana ramai Candi Borobudur saat perayaan Waisak (Foto: Mutya/Okezone)

MAGELANG - Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun ini menarik banyak wisatawan. Sayangnya, kesakralan hari suci umat Budha ini menjadi ternodai karenanya.

 Tahun ini, Candi Borobudur tetap dibuka untuk umum saat prosesi Waisak. Ribuan turis, baik lokal maupun mancanegara, memadati candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, ini. Kebanyakan turis mengaku menanti ritual pelepasan seribu lampion, yang menjadi penanda berakhirnya prosesi Waisak tahun ini.

 Menurut pantauan Okezone pada Sabtu, 25 Mei 2013, pukul 14.00 WIB, jalanan menuju Taman Wisata Candi Borobudur sudah padat dan macet. Padahal, saat itu sedang ada prosesi kirab biksu dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, salah satu bagian dari prosesi Waisak.

 Memasuki kawasan Candi, antrean gerbangnya mengular. Tampaknya, tahun ini adalah tahun teramai perayaan Waisak di Borobudur. Sebagian turis berasal dari Jakarta dan sekitarnya, tak hanya dari Jawa Tengah atau Yogyakarta.

 Pelataran Candi Borobudur sudah dialasi karpet kuning. Karpet yang seharusnya menjadi tempat duduk para umat Budha justru dipenuhi turis, sebagian besar anak muda yang tidur-tiduran sambil bercanda ria. Jumlah turis bahkan lebih banyak dibandingkan umat Budha yang ingin beribadah hingga cukup mengganggu kekhusyukannya.

 Pukul 17.00 WIB, para biksu dari majelis-majelis yang sudah dua hari melakukan prosesi Waisak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur sudah berkumpul di panggung pelataran. Hujan rintik-rintik turun, membuat para turis mengembangkan payungnya selama menunggu acara dimulai.

 Hingga pukul 19.00, acara masih belum juga dimulai, padahal para biksu dan biksuni sudah berkumpul di panggung, siap untuk memanjatkan doa bersama. Hujan turun semakin deras, membuat pengunjung semakin resah.

 "Maaf, acara belum dapat kami mulai karena masih menunggu kedatangan Menteri Agama, Suryadarma Ali," kata pembawa acara. Sontak, pengunjung menyoraki dengan teriakan "huuuu" panjang. Tak sedikit yang memaki. "Kami sudah menunggu lama!" "Kapan acara lampionnya?," begitu teriak turis-turis itu. Pembawa acara pun mencoba menenangkan pengunjung dengan menggunakan kata-kata mutiara dari kitab ajaran Budha.

 Sekira pukul 20.00 WIB, akhirnya Menteri Agama datang. Kedatangannya disambut sorakan kecewa yang panjang. Sorakan ini juga terdengar saat Suryadarma membacakan sambutan dan saat pemuka agama Budha menyebutkan namanya.

 Saat sambutan dari pemuka agama Budha, pengunjung pun terdengar tak bisa tenang. Di sana-sini terdengar suara teriakan dan tawa mereka.

 Usai sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa dari biksu-biksu sembilan majelis yang hadir saat itu. Hujan masih turun deras, dan mirisnya pada saat pembacaan doa, pengunjung meringsek naik ke panggung.

Mereka naik ke panggung, berusaha berada sedekat mungkin dengan para biksu dan memotretnya. Hal ini tentu mengganggu panjatan doa mereka, apalagi pengunjung-pengunjung ini memotret dengan menggunakan flash.

"Tolong jangan naik ke altar, ini tempat yang tidak boleh dinaiki," kata seorang biksu kepada pengunjung. "Bila ingin berfoto, tolong memoto dari jauh, para biksu sedang berdoa," imbuhnya.

 Namun peringatan itu tidak dipatuhi pengunjung. Kejadian lebih ricuh lagi terjadi saat ritual Pradaksina, yaitu ritual para biksu mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga kali. Pengunjung semakin mendekat ke arah biksu, mencoba mengikuti mereka melakukan Pradaksina.

"Tolong, bagi pengunjung yang ingin juga melakukan Pradaksina, harap tertib. Jangan menghalangi jalannya biksu," demikian peringatan dari pembawa acara. Namun lagi-lagi diabaikan, bahkan seorang biksu terinjak-injak kakinya oleh pengunjung.

 Usai Pradaksina, harusnya dimulai acara yang ditunggu-tunggu, yaitu pelepasan 1.000 lampion. Namun sayang, karena hujan masih turun dengan derasnya, pelepasan lampion terpaksa dibatalkan.

Teriakan dan keluhan marah dari pengunjung segera terdengar. Sebagian meninggalkan area candi, sebagian lagi ada yang naik ke panggung, mengambil bunga-bunga dan hiasan panggung. Area Borobudur menjadi sangat kotor oleh botol minuman, tisu, dan bekas bungkus makanan.

 Waisak, yang seharusnya menjadi momen sakral ibadah umat Budha, justru sebaliknya. Umat Budha tidak dapat beribadah dengan tenang lantaran para turis penasaran menunggu pelepasan lampion, yang perhelatannya diadakan berbarengan.

http://travel.okezone.com/read/2013/05/26/407/812801/redirect

14
  Jumat, 17 Mei 2013 | 07:34 WIB

   Motif Pemboman Boston: Pembalasan atas Tindakan AS
Tersangka pemboman Boston, Dzhokhar Tsarnaev, menulis nota itu di dinding bagian dalam kapal motor saat bersembunyi sebelum ditangkap
 

BOSTON, KOMPAS.com - Sumber-sumber penegak hukum mengatakan tersangka pengebom Boston Marathon yang selamat menulis nota di kapal motor di mana ia ditangkap yang mengatakan ledakan itu merupakan pembalasan atas serangan-serangan Amerika terhadap Muslim di Irak dan Afganistan.

Tersangka, Dzhokhar Tsarnaev, menulis nota itu di dinding bagian dalam kapal motor itu di mana ia bersembunyi sementara polisi mengejarnya tanggal 19 April, empat hari setelah ledakan kembar menewaskan tiga orang dan mencederai 250 lebih lainnya dekat garis finish lomba tahunan itu.

Media berita Amerika hari Kamis melaporkan bahwa Tsarnaev menyebut para korban Boston “kerugian kolateral” sebagaimana yang dialami Muslim pada kedua perang pimpinan Amerika itu.

Bagian dari notanya mengatakan, “jika anda menyerang seorang Muslim, anda menyerang semua Muslim".

Polisi menemukan Tsarnaev di kapal motor itu yang disimpan sementara dekat sebuah rumah di Watertown, di luar kota Boston dan polisi mulai melepaskan tembakan sewaktu ia hendak keluar dari kapal motor itu.

Tersangka berusia 19 tahun itu cedera serius sewaktu polisi melepaskan tembakan ke kapal motor itu lebih dari 100 kali, tapi ia selamat dan kini di RS penjara menunggu sidang perkaranya.

 Sumber :VOAINDONESIA                        
http://internasional.kompas.com/read/2013/05/17/07342039/Motif.Pemboman.Boston.Pembalasan.atas.Tindakan.AS?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

15
“Jauh di Lubuk Hati, Muslim Merasakan Bahwa Mereka Telah Gagal”
 
 Dalam wawancara dengan Der Spiegel berikut ini, ahli fisika nuklir Pakistan, Pervez Hoodbhoy, memberikan gambaran jelas mengenai negara-negara Islam di abad ke-21..
 
 "Ahli Fisika Nuklir Pakistan: "Masyarakat Islam Secara Kolektif Telah Gagal”
 
 
 http://www.spiegel.de/politik/ausland/interview-mit-dem-pakistanischen-atomphysiker-pervez-hoodbhoy-a-879319.html
 
 
 Kerusuhan meningkat di negara-negara Islam, dan kekuatan agama menancapkan kuku setelah revolusi Arab. Ahli Fisika Nuklir Pakistan, Pervez Hoodbhoy melihat adanya “kegagalan kolektif” masyarakat Islam. Ia menjelaskan hal tsb selama wawancara dengan SPIEGEL ONLINE.
 
 Para siswa tampak bergembira di sekitar Pervez Hoodbhoy. Mereka mengenakan topi dan toga wisuda tingkat doctoral. Para wanita muda meletakkan tutup kepala di atas jilbabnya. Mereka baru mengetahui kalau mereka telah lulus ujian. Sekarang mereka ingin foto bersama dengan Hoodbhoy, dosen mereka yang terkenal.
 
 Pervez Hoodbhoy, 62, adalah seorang fisikawan nuklir di Quaid-e-Azam University di Islamabad, ibukota Pakistan. Dia telah mengajar disini sejak tahun 70-an. Dia juga telah belajar dan mengajar di berbagai universitas ternama di Amerika dan Eropa, dan telah menerima berbagai penghargaan terkait berbagai kegiatan ilmiah, dan ia telah terlibat dalam isu-isu politik melalui fisika.
 
 Misalnya, ia mengkritik proyek nuklir Pakistan dan merasuknya peran agama di sektor-sektor ilmiah, budaya dan politik. Dengan bersikap seperti ini, ia menjadikan dirinya musuh bagi Pakistan, negara yang begitu bangga karena memiliki bom atom. Sebuah universitas swasta di Lahore telah memecatnya, dan selama berbulan-bulan ia menanti gaji, hasil kerjanya di Islamabad yang seharusnya telah ia terima.
 
 Walau demikian, tak pernah terpikirkan olehnya untuk meninggalkan Pakistan. Hoodbhoy terlahir sebagai Muslim, dalam sebuah keluarga Ishmaelite. Ia dibenci banyak orang, namun diam-diam dikagumi oleh banyak lainnya. Dan yg jelas ia tidak mau disuruh bungkam. “Aku mengatakan apa yang kupikirkan, dan aku memiliki dasar yang kuat untuk itu,” ujarnya di ruang kerja yg masih ia miliki di universitas dimana ia belum memperoleh gajinya. Foto-foto Jepang setelah kejatuhan bom atom tegantung di dinding, sementara buku-buku mengenai fisika dan politik bertumpuk di mejanya.
 
 Dalam wawancara berikut terungkap mengapa Pervez Hoodbhoy bersikap kritis terhadap agama, serta pandangannya mengenai masa depan masyarakat Islam:
 
 SPIEGEL : Tn. Hoodbhoy, Anda senantiasa memperingatkan mengenai radikalisasi Muslim. Bagaimana persisnya sehingga Anda berpendapat demikian?
 
 HOODBHOY: Ketika saya mulai mengajar disini, di Quaid-e-Azam University, Islamabad, awal tahun 70-an, hanya ada satu pelajar di seluruh kampus yang mengenakan burqa. Saat ini, sekitar 70 persen perempuan disini benar-benar tertutup. Hanya 30 persen yang berbusana dengan normal.
 
 SPIEGEL: Apakah siswa-siswa Anda memberikan alasan? Ataukah itu bukan masalah?
 
 HOODBHOY: Kadangkala saya bertanya pada mereka, dan banyak diantaranya berkata Islam menuntut hal itu dari mereka. Lainnya mengatakan mereka mengenakan burqa atau jilbab karena sebagian besar perempuan mengenakannya. Lainnya lagi berkata mereka merasa aman seperti itu, karena saat mereka berdiri menunggu bis tidak ada yang mengganggunya.
 
 SPIEGEL: So, bukan berarti berpaling ke jalan Allahi atau penafsiran yang lebih kaku atas agama kan?
 
 HOODBHOY: Ya, tentu saja. Kita telah mengalami revolusi budaya teramat besar di dunia Islam, bukan hanya Pakistan, namun sedikit banyak di semua negara Islam. Pakistan dalam proses perubahan, Afghanistan telah menjadi radikal, Iran, Iraq, berbagai negara di Afrika dan dunia Arab, Mesir, Aljazair, sekarang di Mali. Cepat atau lambat, di Syria hanya akan terlihat perempuan terbungkus. Tapi, mari lihat komunitas-komunitas Islam di Eropa atau Amerika--mereka terinfeksi virus yang sama. Mengapa? Saya berpikir mereka menyampaikan pesan mereka berbeda dari yang lain. Jilbab pada dasarnya hanya label yang memberi jarak antara engkau dan orang lain. Disampaikan dengan jelas: identitas saya adalah Islam. Identitas ini berkaitan erat dengan perasaan sebagai korban sejarah. Jauh di lubuk hati, Muslim merasakan bahwa mereka telah gagal. Ini campuran sensitivitas yang membuat saya khawatir, karena mengarah ke perilaku yang sangat tidak sehat.
 
 SPIEGEL: Anda melihat masyarakat Muslim gagal secara keseluruhan. Apakah yang Anda maksud?
 
 HOODBHOY: Ada sekitar 1,5 milyar Muslim di seluruh dunia---namun mereka tidak dapat menunjukkan prestasi besar dalam bidang apapun. Tidak di bidang politik, sosial, sains ataupun seni dan sastra. Satu-satunya yang mereka lakukan dengan penuh pengabdian adalah puasa dan sholat. Namun tidak ada usaha-usaha untuk memperbaiki kondisi kehidupan dalam masyarakat Islam. Tanpa disadari, orang-orang secara alami merasakan ini sebagai kegagalan kolektif.
 
 SPIEGEL: Belakangan, ada yang disebut Arab Spring, dimana orang-orang---Muslim---berjuang untuk kondisi hidup yang lebih layak.
 
 HOODBHOY: Arab Spring hanyalah reaksi terhadap system yang otokratis dan despotism, yang memungkinkan dunia Arab tenggelam dalam kegelapan. Namun, protes-protes tidak ditujukan untuk menuntut kebangkitan budaya atau pengetahuan. Itulah sebabnya tidak banyak perubahan yang diharapkan. Pembebasan sesungguhnya hanya akan terjadi disaat perubahan politik diikuti dengan perubahan budaya, juga perubahan sikap. Muslim-muslim Arab harus menyingkirkan kepercayaan yang salah namun telah tersebar luas, bahwa sains mengandung unsur-unsur agama apapun. Mental Insh’allah, dimana Allah dikatakan bertanggungjawab atas segalanya, bertentangan dengan cara berpikir ilmiah. Selain itu, etika kerja Arab yang buruk. Selalu berhenti untuk mematuhi kewajiban agama. Untuk tetap kompetitif di dunia modern, hal-hal seperti ketepatan waktu dan mematuhi aturan-aturan bersama oleh manusia, bukan Allah, harus diperbaiki secara dramatis.
 
 SPIEGEL: Apakah Anda benar-benar menerima ancaman karena pernyataan seperti ini?
 
 HOODBHOY: Bukan ancaman, tapi mereka mempersulit hidup saya. Saya baru saja dipecat dari Lahore University of Management Sciences, dimana saya mengajar fisika. Ini adalah universitas swasta yang sangat progressive, namun dalam masyarakat ada batasan-batasan ttg apa yang boleh diucapkan. Bahkan disini, di Islamabad, hidup tidak mudah bagi saya. Karena saya professor tetap, mereka tidak bisa memecat saya. Namun saya belum dibayar selama berbulan-bulan. Saya hanya berpegang pada fakta: apa penemuan atau pencapaian signifikan yang telah dibuat Muslim dalam seribu tahun terakhir? Listrik? Gelombang elektromagnetic? Antibiotik? Mesin pembakaran? Komputer? Tidak ada, nol besar, bahkan tidak sumbangan apapun bagi peradaban modern. Dan sama saja sekarang. Dan menurut mereka yang fanatik hal tersebut bukan masalah. Cara berpikir mereka masih dari abad ke-12
 
 SPIEGEL: Ada Muslim yang benar-benar progressive, seperti mereka yang sekuler dan menghargai dunia modern. Dan mayoritas mereka juga lebih moderat dari sudut pandang agama. Anda bersikap tidak fair thp mereka sekarang.
 
 HOODBHOY: Tentu saja ada usaha-usaha oleh sebagian masyarakat Islam untuk menjadi lebih modern di pertengahan abad ke-20. Pakistan adalah gagasan yang sangat modern ketika lahir di tahun 1947. Mesir, Indonesia, Iran, semuanya adalah masyarakat yang melihat pendidikan dan kemajuan sebagai sesuatu yang baik. (Namun) semuanya berakhir. Dan ini memiliki banyak alasan. Nasionalisme Arab gagal. Orang-orang Palestina semakin mundur. Sementara Barat memiliki kepentingan tersendiri thp perkembangan positif di negara-negara Islam, misalnya terkait minyak. Jika ada yang salah, orang-orang berpaling ke Tuhan.
 
 SPIEGEL: Anda katakan ini sudah cukup untuk memicu radikalisasi?
 
 HOODBHOY: Bagi banyak Muslim, satu pertanyaan belum terjawab: mengapa keagungan kita memudar? Dan jawaban yang diberikan para mullah adalah: “Karena kalian bukan Muslim yang baik! Sholat! Puasa! Tutupi perempuan kalian! Renungkan lagi penafsiran kalian thp Quran!”
 
 Tidak ada cara untuk maju, dan kita mengalami akibatnya. Di Pakistan, kaum Sunni radikal membunuh Shiah setiap waktu hanya karena mereka dianggap kafir.

SPIEGEL : Dan cara apa yang Anda pandang benar untuk menghentikan perkembangan ini?
 
 HOODBHOY : Masyarakat harus mengalami pengalaman berdarahnya sendiri. Dengan cara inilah Eropa menjadi sekuler. Sebelumnya terjadi pertempuran terus menerus antara ka****k dan Protestan, dan orang-orang kembali ke akal sehat mereka hanya setelah pertumpahan darah berlangsung cukup lama. Yang saya takutkan kita baru memasuki pengalaman mengerikan ini.
 
 SPIEGEL : Terlepas dari itu, sekarang kita harus berurusan dengan kaum radikal. Bagaimana pendapat Anda mengenai pembicaraan dengan Taliban?
 
 HOODBHOY : Mereka yang tidak siap berunding, namun berpegang pada kekerasan harus dieliminasi. Mari kita lihat Taliban di Pakistan: mereka memiliki dua tuntutan, yaitu: Pakistan memutuskan hubungan dengan Amerika, dan syariah ditetapkan sebagai satu-satunya hukum yang berlaku. Mereka tidak menghendaki jalan-jalan, sekolah, dan pekerjaan. Mereka tidak mengenal kompromi. Jelas tidak ada yang bisa berunding dengan mereka. Kita lihat ini di tahun 2009, di Lembah Swat: semakin banyak konsesi yang dibuat pemerintah Pakistan, semakin mereka mendesak maju. Harus ada yang dengan tegas berkata pada mereka: kami hanya akan bernegosiasi dengan kalian jika kalian meletakkan senjata. Dan karena mereka tidak mungkin akan melakukan ini, kita harus melawan mereka. Jika ada perundingan dengan Taliban, ini hanya bisa terjadi dalam posisi yang kuat.
 
 SPIEGEL : So, akankah pemerintah mendapat dukungan rakyat jika melawan Taliban?
 
 HOODBHOY : Ketika pertanyaan tersebut diajukan tahun 2009, apakah pasukan seharusnya terlibat perang dengan Taliban di Lembah Swat, ada oposisi kuat dari sebagian masyarakat. Namun demikian, pasukan tetap bergerak maju. Situasi di Lembah Swat dengan keberadaan Taliban sekarang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Saya percaya banyak yang tidak menyukai pasukan, namun mereka lebih tidak menyukai ekstrimis. Saya yakin aksi militer masih berpeluang.
 
 SPIEGEL : Seberapa kuat tingkat radikalisasi dalam tubuh angkatan bersenjata Pakistan, yang memiliki senjata nuklir yg siap digunakan?
 
 HOODBHOY : Terkait komposisinya, angkatan bersenjata tidak jauh berbeda dari masyarakat dimana anggotanya berasal. Masyarakat Pakistan telah mengatur tempat bagi agenda Islam, dan ini juga berlaku pada angkatan bersenjata. Itulah sebabnya mengapa militer menghadapi masalah teramat besar. Ada perwira yang menganggap dirinya bagian dari angkatan bersenjata Pakistan, dan ada perwira yang menganggap dirinya bagian dari pasukan jihad Islam. Bagian sipil dalam tubuh angkatan bersenjata melihat hal ini dengan keprihatinan, namun mereka tidak punya pemecahan atas masalah ini.

http://www.kaskus.co.id/thread/5193c230db92484d69000009/pervez-hoodbhoy-secara-kolektif-islam-telah-gagal
http://www.spiegel.de/politik/ausland/interview-mit-dem-pakistanischen-atomphysiker-pervez-hoodbhoy-a-879319.html

Pages: [1] 2 3 4
anything