Seharusnya kalo kita memahami anatta itu maka kita harus bisa menerima apa adanya.
sis Lily,
Tapi ini bukan berarti pasrah kan? dalam arti kata ada usaha perbaikan...
misalnya: Buat orang miskin yang bercita-cita bangkit dari kemiskinannya...
Namo Buddhaya... ...
dear bro,
memang sering terjadi kesalah kaprahan dalam masyarakat umum.... bhw jika org tidak punya ambisi, seolah2 org itu pasrah, apatis dan tidak berguna
namun jika dilihat secara batin, yg dinamakan ambisi itu, biasanya berkorelasi dgn Lobha cetasika.
Bahwa AKU ingin menjadi begini dan begitu, jadi menambahkan berbagai "atribut" pada diri ini seperti kaya, cantik, tampan, terkenal, dll
Tapi bagaimana jika AKU tidak bisa menjadi begini dan begitu, misal tidak bisa jadi terkenal? karena ambisinya itu berdasar Lobha maka jika tidak tercapai, akan membuat kekecewaan (dosa mula citta)
Berbeda dengan cita2/tujuan yg berdasar pada cetasika Chanda dan sobhana cetasika.
Tujuan yg ingin dicapai adalah utk meningkatkan kualitas diri secara batin
Jika kualitas batin meningkat, misal dengan sering berdana, niscaya tampan/cantik, kaya, dll akan mengikutinya......
Ini sering kita lihat dalam hidup sehari2.... bnyk org yg mau jalan pintas, mau jadi kaya, tapi ga mau berdana
Atau ada juga yg mau berdana, tapi dengan harapan akan menjadi kaya
Pdhl jika memang qta yakin dgn hukum kamma, dengan banyak berdana, yakinlah bhw itu akan membawa buah yg baik juga pada diri sendiri.......
semoga bisa bermanfaat utk kita semua