cuplikan p1 dari master sunya...
1...tingkat kemampuan berpikir yang berbeda-beda
2...membahas sesuatu berkenaan dengan kebenaran, terutama yang sulit dijangkau oleh intelektual
3....Saya hanya akan membahas dari perspektif Sunyata (dalam korelasinya dengan thread sebelumnya).
4...topik ini fokus pada esensi kalimat "kosong = isi, isi = kosong", bukan kevalidan secara konvensional, historis literatur, dsb.
1. oleh karna itu, lebih bermanfaat kalau lebih banyak member yg bisa mengerti dari pada bingung..
2. apakah pembahasan begitu sulit dijangkau oleh cumi maupun member lain ?
yg sulit sepertnya menjawab pertanyaan, kalau yg tanya santai aja koqq...
3. Sunyata adalah ajaran Buddhist yg dpt dibahas dgn sendirinya,
tidak dikotak-kotak maupun dibatas-batasin, sehingga kesan begitu banyak aturan...
4. <kevalidan secara konvensional>... upps ada berapa macam kevalidan ? ada berapa macam kebenaran ?
kenapa dipilih salah satu, kenapa koq tidak bahas kedua-duanya ?
ahhhhh kenapa gak boleh historis literatur ? kenapa begini, kenapa begitu ? ahhh..... alasannya apa sih ?
"Kosong = Isi, Isi = Kosong"
ini membahas kosong isi, isi kosong atau membahas SUNYATA ? duhhhh duhhhh
-------------------------------
Ekspresi fanatisme.
diperusahaan aja ada MANUAL BOOK utk melakukan sesuatu process.... (process depositio, kliring, dsb)...
koq malah dibilang SUTTA-MINDED ? ahh ahh ahh