Kopi yang anda sukai. (HELP!)
Minum kopi sdh menjadi makin populer di Indonesia. Jika dulu hanya diminum bapak bapak, kakek dan nenek, sekarang para pemuda juga sudah mulai menyukai minuman yang aslinya berwarna hitam ini.
Saya ingin survei diantara rekan rekan DC, jenis minuman kopi yang bagaimana yang anda sukai. Dalam hal ini, bukan dari rasa manis atau campuran susu/krim tetapi dari cara bagaimana memproses serbuk kopi sampai jadi minuman di cangkir/gelas.
1. Steaming padat.
Serbuk kopi yang halus dipadatkan , dan aliran uap air dilewatkan serbuk kopi padat tsb. Biasa dilakukan di cafe cafe seperti Starbuck, Dome, Coffe Bean & Tea Leafs dll.
Hasilnya larutan kopi yg pekat dan tidak terlalu asam, karena proses penguapan tidak terganggu dengan terjadinya oksidasi. Proses oksidasi terjadi di cangkir coffee setelah disajikan, biasanya setelah 15 menit telah berubah rasa sama sekali, pemberian susu/krim selain untuk memperlunak rasa pahit/tajam dari larutan kopi, juga untuk memperlambat proses oksidasi.
2. Steaming biasa pakai coffee maker
Serbuk kopi yang halus ditempatkan di saringan kertas , dan dimasukkan ke wadah yang ada pada coffee maker . Penguapan terjadi dari uap air yang dipanaskan dan menetes ke serbuk kopi, kemudian masuk ke wadah.
Hasilnya larutan kopi yang agak asam , karena pada saat penguapan, terjadi oksidasi. Biasanya dikantor kantor pada saat meeting disajikan kopi dalam coffee maker ini.
3. Dripping coffee.
Dikenal dengan model kopi Vietnam, Serbuk kopi yang tidak terlalu halus ditempatkan wadah khusus dengan lubang lubang halus didasarnya. Kemudian air mendidih dituangkan, dan larutan air kopi akan menetes keluar melalui lubang lubang halus tsb. Hasilnya mirip seperti Steaming Coffee, karena tidak terjadi oksidasi pada bubuk kopi yang terendam air panas. Oksidasi terjadi pada cangkir coffee, karena itu diberikan susu kental manis untuk memperlambat terjadinya oksidasi pada larutan kopi.
Karena prosesnya menunggu tetes demi tetes, diperlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan satu cangkir kopi, kurang lebih 5 sd 10 menit, makin halus bubuk kopi yang digunakan, makin lama waktu yang dibutuhkan.
4. French pressed coffee.
Bubuk kopi yang agak kasar, dimasukkan wadah biasanya dari gelas , dan ada alat saringan yang bekerja seperti piston. Jika serbuk kopi sudah dituang air panas (kira kira 90C), alat saringan ditutupkan dan ditekan, sehingga larutan air kopi dipaksa keluar melalui saringan, dan berada dibagian atas saringan. Gerakan sebaliknya akan mengembalikan saringan ke bagian bawah wadah dan bercampur lagi dengan serbuk kopi. Dengan melakukan gerak penyaringan beberapa kali, diperoleh larutan kopi yang pekat dan bisa dipindahkan ke cangkir penyajian. Hasilnya mirip dengan Dripping coffee, tetapi proses pembuatan lebih cepat, cukup 1 – 2 menit saja. Flavor kopi masih terasa karena air panas yang digunakan air 90C bukan air mendidih.
5,Kopi rebus yang disaring.
Sangat populer di Sumatra, Malaysia dan Singapore, dan disebut sebagai “kopi tiam”. Bubuk Kopi (biasanya dari jenis Robusta) yang agak kasar ditempatkan dalam kantong kain, lalu direbus berlama-lama, sehingga ada rasa “over brewed”. Larutan air kopi yang dihasilkan lebih pekat karena menggunakan jumlah kopi bubuk yang lebih banyak, berasa pahit karena proses penggorengan bi Kji kopi yang cenderung “over roasted” atau “agak gosong”, aroma kopi yang biasa didapat dari steaming/dripping coffee dengan metoda ini tidak begitu terasa. Tetapi kalau dari segi rasa dilidah, para penggemarnya biasa menyebutnya lebih “nendang”dan membuat anda melek serta jantung berdebar karena kandungan caffeine yang tinggi. Proses oksidasi dan menjadi asam, relatif lambat, karena sifat kopi Robusta yang juga “low acidity”.
6. Kopi rebus tanpa disaring.
Populer di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sering disebut juga sebagai “Kopi Tubruk”. Bubuk kopi kasar, dimasukkan ke air mendidih, dan diaduk aduk sekitar 5 menit, lalu disajikan. Hasilnya adalah larutan kopi berikut ampas ampasnya, biasa dibuat pekat karena menggunakan bubuk kopi dlm jumlah banyak, rasa dilidah tidak sepahit kopi rebus model kopi tiam, tetapi masih memiliki aroma kopi. Jika menggunakan kopi Jawa/Lampung , biasanya ada aroma moccha dan agak nutty.
Varian lain, adalah yang dikenal di Sumatra Utara, yang menggunakan kopi Sidikalang/Gayo yang ditumbuk, bukan digiling. Hasilnya, aroma kuat dari kopi Sidikalang masih terasa.
7. Kopi seduh (dengan ampas)
Bubuk kopi dituang air mendidih/air panas, aduk lalu hidangkan. Kopi model ini sudah lama populer karena tersedia dimana mana dan mudah membuatnya. Tetapi , aroma yang didapat biasanya bukan dari bubuk kopi, melainkan dari artificial flavor yang ditambahkan (Kecuali jika anda membeli biji kopi yang langsung digiling saat itu juga)..
Karena makin segar bubuk kopi, makin bagus flavor yang didapat. Kesegaran bubuk kopi diukur berdasarkan berapa lama sejak biji kopi sangrai digiling menjadi bubuk kemudian diseduh. Makin dekat jaraknya makin segar. Seperti di cafe, mereka menyediakan biji kopi yang langsung digiling pada saat akan membuat kopi. Kopi dalam kemasan, bisa sudah beberapa bulan sejak digiling.
8. Kopi seduh tanpa ampas/Kopi instant.
Sangat populer sekarang ini karena dibuat oleh produsen besar dengan iklan yang sangat menarik. Penyajiannya sangat praktis dan mudah, serbuk kopi dituang air panas, aduk sebentar, maka semuanya larut. Kelemahannya adalah sangat cepat berubah rasa dan menjadi asam dalam waktu 5 menit saja. Flavor kuat yang muncul pada saat diseduh, dan sebentar kemudian semua flavor sudah hilang.
9. Kopi siap saji.
Tersedia di Supermarket dalam kaleng atau botol, sudah siap saji, anda bisa langsung meminumnya. Biasanya dimasukkan dulu ke lemari es agar dingin.
Nah, teman teman DC, mohon masukannya.
Jika anda beranggapan kopi apa juga boleh, asal hitam, maka pilihlah nomor 8.
Kalau anda bisa menikmati yang mana saja, tetapi masih punya preferensi misalnya jika ada kopi tiam, anda memilih kopi tiam, maka anda perlu memilih nomor 5.
Sebutkan usia dan gender anda juga ya.
Terima kasih untuk partisipasi anda.