//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - hudoyo

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 128
91
Mengingat bahwa dalam Tehravada Arahat=Buddha, apakah ini berarti bahwa Sdr. Hudoyo menyangkal keberadaan para Arahat versi Theravada?  atau yang anda tolak adalah kenyataan bahwa Arahat adalah makhluk yang telah mencapai Pencerahan Sempurna?

Yang saya tolak adalah kepercayaan Theravada bahwa dalam satu zaman hanya ada satu samma-sambuddha.

Quote
Thread in sedang membahas topik yg penting, jadi maaf, saya tidak akan terpancing dengan strategi membelokkan topik yang anda gunakan.

Saya cuma tertarik bahwa Anda tiba-tiba punya kebiasaan baru menggunakan sapaan "para netter".

92
_/\_

Yang menjadi pertanyaan saya apakah anda termasuk orang bijak yang tertutup debu tipis?
Melihat jawaban anda di atas, aku sampai pada kesimpulan (maaf apabila keliru) bahwa kemampuan batin anda paling tidak setara dengan batin Bahiya atau para bhikkhu pendengar Mulapariyayasutta?

Tidak penting buat Anda apa yang ada dalam batin saya. ... Jangan berspekulasi tentang batin orang lain; alih-alih, bertanyalah kepada diri Anda sendiri: pahamkah saya isi Mulapariyaya-sutta dan Bahiya-sutta?

Quote
Anda bilang: "bukan puluhan sutta lain yang mudah dipahami secara intelektual. ... Di dalam kedua sutta itulah terletak kedalaman ajaran seorang Buddha, bukan ajaran seorang guru spiritual biasa",
Apakah ajaran yang terkandung dalam sutta lain (selain Mulapayaya sutta dan Bahiyasutta) merupakan ajaran guru spiritual biasa?

Dalam kitab suci Tipitaka banyak sekali ajaran yang seorang guru spiritual biasa mampu mengajarkannya. ... Hanya sedikit ajaran yang hanya seorang Buddha (tercerahkan) mampu mengajarkannya. ... Pandai-pandailah menyelami ajaran seperti itu.

Quote
Semoga penjelasan anda mencerahkan
Sukhi hotu _/\_
Andi

Semoga Anda tercerahkan.

Salam,
hudoyo

93
Terserah Anda deh. Yg pasti Anda berteori yg mana teorinya belum teruji. Kalau saya sih ngak mo buat2 teori apalagi kalo saya belum buktikan.

Saya berteori berdasarkan Mulapariyaya-sutta dan membuktikan teori itu dalam meditasi. Anda berteori berdasarkan Abhidhamma yang mengajarkan citta, yang tidak bisa Anda buktikan dalam meditasi.

Quote
Reaksi adalah karma, orang berpikir, lalu berkehendak adalah berbuat karma ... Seorang arahat tidak berbuat karma, tidak bereaksi. Lagi2 aneh, kalau arahat menjawab pertanyaan, itu juga reaksi yaitu menjawab pertanyaan lho, koq jadinya arahat kayak patung

"Reaksi" itu terjadi secara langsung, immediate, spontan, memintasi pikiran & pertimbangan ... sangat berbeda dengan reaksi puthujjana.

Quote
Quote
Jika Sang Buddha setiap pagi bermeditasi dan memantau siapa yg hendak ditolong, melihat yg ditolong seberapa matang batinnya utk tercerahkan, dan bisa mengetahui sebab -akibat yg akan ditolong, itu apakah termasuk analisa atau bukan?  ^-^
Di dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha menyatakan seorang arahat/buddha tidak berpikir (mengkonseptualisasikan). ... Bagaimana proses batin seorang arahat/buddha, itu hanya spekulasi. Anda tidak menjawab pertanyaan saya , tapi mengalihkan pada spekulasi Anda

Saya sudah menjawab dengan Mulapariyaya-sutta: seorang arahat/buddha tidak mengkonseptualisasikan, tidak berpikir, jelas tidak menganalisis. ... Tidak seperti seorang puthujjana, itu kata Mulapariyaya-sutta. ... Tentang bagaimana sebetulnya proses batin arahat/buddha, Anda dan saya cuma bisa berspekulasi.

Quote
Tidak berpikir juga tidak di kenal pak, itu asumsi dan spekulasi

Baca Mulapariyaya-sutta. Di situ Sang Buddha bilang seorang arahat tidak lagi mengkonseptualisasikan, artinya tidak berpikir. ... Andalah yang berasumsi bahwa seorang arahat/buddha berpikir, tanpa dasar kitab suci.

Quote
tampaknya Anda mengartikan seenaknya ^-^

Anda yang tidak mengerti.

Quote
berpikir tanpa konsep juga bisa, misal ketika seseorang melihat air, dia hanya tau air, itu namanya sudah berpikir air, hanya belum berkonsep  ^-^, pertanyaan gampang , kalau ada arahat di tanya seseorang, Apakah itu (yg mana orangnya menunjuk ke arah air) ?  pasti dijawab air, bukan kotoran :)) hanya saat dia mengatakan air, ia tidak berkonsep ini dan itu(misal membayangkan ciri air, atau kualitas air, atau rasa dari air). ^-^

Apa sih definisi 'berpikir' yang Anda gunakan? ... Bagi saya, 'berpikir' adalah "menanggapi secara simbolik rangsangan yang datang dari luar dan dari dalam (melalui keenam pintu indra)." Ini definisi dari psikologi modern, yang persis sama dengan definisi 'berpikir' (konseptualisasi) dari Mulapariyaya-sutta. ... "Simbolik" berarti menggunakan kata-kata (bahasa).

Menurut definisi psikologi modern dan definisi Mulapariyaya-sutta, ketika seorang arahat melihat suatu wujud tanpa kata-kata (langkah #1, sa~njanati) itu belum bisa disebut berpikir (bukan ma~n~nati, mengkonsepsikan). ... Itulah yang disebut 'melihat apa adanya', yathabhutam nyanadassanam, tanpa dipengaruhi oleh pikiran yang terkondisi, oleh si aku dengan kesenangan & ketidaksenangannya.

Seorang arahat yang melihat suatu benda, dia melihat benda itu tanpa kata-kata, dia tidak berpikir ... Ketika ditanya, benda apa itu, barulah dia menggunakan simbol yang dipahami oleh si penanya ... hanya itu, bagi si arahat itu sendiri kata-kata itu tidak penting, yang penting adalah melihat tanpa kata-kata, kata 'air' tidak punya arti apa-apa bagi si arahat, selain untuk menjawab pertanyaan si penanya.

94
Quote
Anda mencampuradukkan hati dan pikiran. Pikiran (thought, thinking) bukan citta, bukan manifestasi citta.
Menurut Pak Hud?

'citta' itu cuma teori abhidhamma ... orang tidak bisa melihat 'citta' dalam meditasi ... yang bisa dilihat dalam meditasi adalah 'berpikir', sesuai Mulapariyaya-sutta dan sesuai definisi 'berpikir' menurut psikologi modern.

Quote
Saya rasa tidak pas menyebut "man~n~nati" adalah berpikir karena banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain dimana dikatakan para arahant masih bisa memilih, bertindak, menyebarkan Dhamma dst.

Lalu apa dong 'ma~n~nati' kalau bukan berpikir? ... Thanissaro menerjemahkan sebagai "conceiving" (mengkonsepsikan), Wettimuny menerjemahkan sebagai "conceptualizing" (mengkonseptualisasikan). ... Kedua kata itu hampir sama maksudnya, yakni membentuk gambaran dengan kata-kata, yang merupakan proses awal dari berpikir.

Memang orang yang telah bebas tetap bisa berbicara dan berkata-kata ... (tentang apakah orang yang bebas masih 'memilih' saya tidak yakin, saya rasa tidak begitu, karena yang memilih itu pikiran/si aku; bagi seorang arahat tidak ada pilihan dalam berbicara dan bertindak, karena kebenaran hanya satu; manusia yang belum bebaslah yang harus memilih antara kebenaran dan ketidakbenaran, dan sering kali salah). ... Tapi, kalau dalam Mulapariyaya-sutta, Sang Buddha jelas-jelas menyatakan arahat/buddha tidak 'ma~n~nati', tidak mengkonsepsikan, alias tidak berpikir ... mau dikemanakan sutta itu yang Anda anggap "banyak sekali ketidaksingkronan dengan sutta2x lain". ...

Menurut saya, yang perlu diperbaiki ialah cara kita memahami apa itu 'berpikir' ... dan di sini ada pula challenge untuk memahami bisakah orang yang bebas berbicara & bertindak TANPA melalui pikiran (konseptualisasi) ... Anda cenderung menganggap itu mustahil ... menurut Anda, orang berbicara & bertindak mau tidak mau harus berangkat dari berpikir. ... Itu fallacy (kesalahan) yang mendasar, karena kita menganggap proses batin orang yang bebas dari akunya sama seperti proses batin seorang puthujjana.

Yang jelas, Mulapariyaya-sutta mengatakan demikian, Bahiya-sutta mengatakan 'direct knowing', tanpa melalui proses berpikir. ... Saya melihat, kedua sutta inilah yang mengandung hal-hal yang dalam, yang halus, yang hanya bisa dipahami oleh orang bijak ... yang hanya bisa dipahami oleh sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... bukan puluhan sutta lain yang mudah dipahami secara intelektual. ... Di dalam kedua sutta itulah terletak kedalaman ajaran seorang Buddha, bukan ajaran seorang guru spiritual biasa.

Definisi dari 'berpikir' di sini saya ambil menurut psikologi modern, yakni "a symbolic response to external and internal stimuli" (Encyclopaedia Britannica). ... 'Symbolic' karena menggunakan konsep-konsep/kata-kata ... 'response' karena merupakan reaksi dari batin/si aku/diri ... dan dicetuskan oleh adanya 'stimuli' (rangsangan) yang datang dari luar dan dari dalam (keenam pintu indra). ... Jelas terlihat bahwa Mulapariyaya-sutta persis sejalan dengan definisi 'berpikir' menurut psikologi modern ... Hanya saja di sini Sang Buddha menambahkan bahwa seorang arahat/buddha tidak lagi 'berpikir' (menurut definisi itu) ... sekalipun mereka tetap bisa berbicara, menjawab pertanyaan, bertindak dsb ... bukan lumpuh seperti tumbuhan.

Quote
potongan mulapariyaya menurut saya kuncinya pada "directly knows", sehingga tidak melakukan "ma~n~nati"/conceive *terpengaruh/terlibat secara emosi*/membayang2xkan. Bukannya tidak berpikir.

'Yathabhutam nyanadassanam', melihat apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh pikiran, oleh si aku/diri dengan kesenangan dan ketidaksenangannya, itu adalah langkah #1 (sa~njanati) sebelum diikuti langkah #2 s.d. langkah #5 (ma~n~nati, berpikir) dan langkah #6 (abhinandati, rasa senang/tidak senang).

Anda bilang, "Bukannya tidak berpikir" ... saya tidak tahu apa definisi "berpikir" yang Anda gunakan di sini ... Saya menggunakan definisi dari Mulapariyaya-sutta itu sendiri dan definisi dari psikologi modern.

Saya lihat, diskusi ini timbul karena Anda dan saya menggunakan definisi 'berpikir' yang berbeda. ... Saya sudah menjelaskan definisi yang saya pakai ... Anda belum menjelaskan definisi Anda.


95
Dengan demikian pak hud secara tidak langsung menyebut Sang Buddha sebagai Puritan. Yah memang demikian yang diajarkan Sang Buddha

Yah, memang demikian menurut Theravada. ... Menurut Vajrayana lain lagi, di situ ada yab-yum.

96
Memang sementara. Tapi yang konvensional (sementara) dan absolut (tidak sementara) sama-sama melengkapi dan tidak saling meniadakan.
Jadi Nirvana dan Samsara memang tidak terpisahkan, namun juga bukan tidak terpisahkan.

Bagi saya pandangan yang membedakan samsara & nirvana dan pandangan yang melihat samsara = nirvana tidak saling melengkapi. Kedua pandangan itu TIDAK BERADA PADA LEVEL KESADARAN YANG SAMA. ... Ketika pikiran yang membeda-bedakan ini berhenti, di situlah baru disadari bahwa nirvana = samsara. ... Jadi secara ontologis sangat berbeda, yang satu nyata dan yang lain tidak nyata (maya).

97
maksud saya bisa saja seorang K berpura-pura cerah dengan menuliskan serangkaian kata-kata indah....analogi ini saya ambil karena melihat beberapa oknum yang menginginkan ketenaran ataupun hanya ego semua juga pandai menulis.di International kita bisa melihat Suma Ching Hai yang mengaku telah cerah dan menarik banyak sekali minat dari orang orang hebat di dunia seperti dokter,profesor,hal ini juga berlaku di Maitreyanism yang mengaku titisan Maitreya telah banyak menghipnotis banyak orang dengan ajaran ngaku ngaku...belum lagi Raelianism yang menyembah UFO,itupun juga punya banyak pakar yang menyembah dia.
Saya hanya melihat bahwa fenomena kegilaan ini sudah sangat umum di dunia masa sekarang ini. dan sedikit khawatir bahwa orang itu bisa membawa pada pemahaman yang salah dan fatal.

Kisah pencerahan K itu hanya tercantum dalam SATU surat pribadi yang ditulisnya untuk Annie Besant (dan dalam satu surat adiknya, Nitya, yang ditulis untuk orang yang sama). ... Sejak itu selama 60 tahun lebih sampai meninggal K tidak pernah bicara atau memamerkan pencerahannya itu. ...

Di atas saya sudah menulis bahwa ukuran pencerahan adalah padamnya aku/diri/atta. ... Kita hanya bisa menduga hal itu dari sikap, ucapan & perbuatan seseorang, tapi tidak pernah bisa memastikannya. ... Semua itu terpulang kepada kita masing-masing ... Saya pun tidak pernah pasti apakah K tercerahkan sempurna atau tidak, PERSIS SAMA seperti saya tidak pernah pasti apakah Siddhartha Gautama tercerahkan sempurna atau tidak. ... Semua itu harus dibuktikan dalam batin sendiri.

Quote
memang betul berbeda karena kaum Vajrayana awalnya adalah penyembah agama Bon yang kemudian tercampur dengan kedatangan mistik yang diragukan kebenarannya.ambil contoh Riwayat Padmasambhava, dijelaskan dengan begitu hebat,begitu banyak miracle,namun pada kenyataannya,consortnya merupakan alat pemuas nafsu seksual.maaf jika saya agak kasar dan menyerang iman.karena saya melihat bahwa Buddha tidak pernah main main perempuan untuk mendapat pencerahan.setelah Yasodhara dan memasuki pertapaan,saya tidak pernah menjumpai sebuah tulisan Buddha menggunakan consort.

Di dalam Vajrayana, berkembang beberapa mazhab, sebagian besar tidak dipengaruhi oleh agama Bon. ... Bagi penganut Vajrayana, pengalaman-pengalaman mistikal sama sekali tidak diragukan kebenarannya; yang meragukannya hanyalah orang-orang Buddhis yang tidak bisa menghargai ajaran Vajrayana. ... Legenda Padmasambhava yang begitu "hebat" saya rasa tidak berbeda dengan legenda Sang Buddha sendiri yang juga begitu "hebat". ...

Selanjutnya agama Bon bukanlah suatu agama yang "rendah" ... Kita tidak tahu sampai tingkat mana pencerahan para pemukanya ... Janganlah memandang agama Buddha saja yang paling tinggi ... dan agama-agama lain di luar Buddhisme lebih rendah.

Tentang "main perempuan", Anda melihat dengan kacamata Theravada yang PURITAN, di mana seks dianggap tidak kompatibel dengan pencerahan. ... Tidak semua ajaran spiritual --baik dalam lingkungan Buddhisme maupun di luar Buddhisme-- menganut puritanisme seperti itu. ... Hubungan seksual antara dua manusia bisa merupakan manifestasi dari nafsu jasmaniah, tapi bisa juga merupakan manifestasi cinta yang illahi. ... Tidak perlulah hal itu dipermasalahkan secara lintas-mazhab atau lintas-agama, karena hanya akan menunjukkan kesempitan pandangan kita sendiri.

Quote
Beberapa cerita telah banyak dikarang dan dibuat bumbu agar kelihatan hebat. dan lihat lagi bagaimana orang Tibet memuja-muja pemimpinnya sebagai titisan ini dan itu.saya pikir wajar terjadi dalam masyarakat yang awalnya menganut Bon dan mencampurkan kedalam Buddhisme.

Itu disebabkan karena dalam ajaran Vajrayana dipercaya adanya prinsip Dharmakaya, yang bisa menitis ke sana ke mari. Hal itu tidak terdapat dalam ajaran Theravada. ... Itu bukan hanya terdapat dalam agama Bon, tapi juga dalam agama Hindu dan Buddhisme Mahayana, dalam banyak agama & kepercayaan di dunia.

Quote
bila saya dikatakan seorang Theravadin,itu pun hal yang sangat lucu,karena pemahaman konseptual yang tercatat dalam Tipitaka dan Tripitaka selama ini hanyalah saya gunakan untuk sekedar pemahaman dan bukan pengurutan ini dan itu.saya hanya menjalani kehidupan sebagai seorang yogi...hanya itu.

Syukurlah kalau Anda "HANYA menjalani kehidupan sebagai seorang yogi" ... Itu berarti Anda telah mampu membebaskan batin Anda dari kelekatan kepada DOKTRIN apa pun juga. ... Kalau tidak, maka Anda tetap seorang "yogi Theravada", "yogi X, Y, Z".

98
saya mungkin kurang mengerti soal cerah dan tidak cerah,namun apakah beda sebuah halusinasi pikiran dengan pikiran yang tunggal? dalam jalan seorang yogi, dikenal bahwa pikiran mencipta banyak objek dan subjek untuk kita lihat,hasil hasil itu bukan sebuah hal yang memantapkan jalan seorang yogi,karena tujuannya adalah menuju "padam" atau di Yoga Hinduisme, mengenal penyatuan dengan Brahma,moksha.

Sejak ia menuliskan pengalaman pencerahannya itu, ia tidak pernah lagi bicara tentang hal itu, apalagi tentang "turunnya" makhluk-makhluk agung sebagaimana tertulis dalam suratnya itu. ... Itulah sebabnya saya menulis: "Dalam peristiwa pencerahan itu, K menceritakan --menurut pemahaman atau alam pikirannya pada waktu itu-- bahwa ia melihat Buddha ... "

Setuju, bahwa nirvana dan moksha berarti PADAM, yakni padamnya si aku/diri/atta. ... Saya rasa, itulah ukuran dari pencerahan ... bukan PENCAPAIAN sesuatu.

99
Diskusi Umum / Re: [BUDDHISME MODERN][Dark Zen] FAQ
« on: 30 September 2008, 08:36:52 AM »
Saya kira tidak betul itu. ... Masak pemerintah dengan peraturannya lebih tinggi dan lebih berkuasa menentukan mana kebenaran dan mana bukan-kebenaran. ...

100
Bila mau dikatakan Dalai Lama adalah emanasi dari Avalokitesvara... kenapa ia sama sekali tidak bisa mendengar jerit tangis peperangan?kenapa Avalokitesvara yang digambarkan bertangan seribu dan bermata seribu dalam bentuk Dalai Lama sama sekali tidak mengerjakan miracle seperti yang disebut dalam Sutra Sutra? karena Dalai Lama hanyalah orang biasa.

Iman Anda berbeda dengan iman kaum Vajrayana. :)

101
_/\_ Ijinkan saya bertanya,
1. Pernahkah Bapak belajar langsung dari J Khrisnamukti dalam artian bertemu dengan pribadi beliau dan mempelajari meditasi dari beliau?

Tidak, saya tidak pernah ketemu K, sama seperti saya tidak pernah ketemu Buddha.

Quote
2. Apakah JK juga memiliki pusat meditasi atau hanya turut serta dalam menulis pengalaman batinnya?

K tidak mengajarkan meditasi secara formal, karena menurutnya meditasi itu tidak ada tekniknya. Meditasi itu seharusnya menjadi kesadaran manusia sehari-hari. ... Tapi K, dalam semua ceramahnya selalu menyinggung meditasi yang benar ...  Kepada anak-anak sekolah K, pernah mengajar mereka untuk duduk diam mengembangkan kesadaran, sebagaimana kita kenal sebagai vipassana (tanpa menyebutnya vipassana) ... Sementara itu, kalau Anda melihat DVD ceramah K, Anda akan mengalami bahwa menyimak K bicara itu sendiri sudah merupakan meditasi.

Selanjutnya, kalau berminat, silakan baca buku "Duduk Diam dengan Batin yang Hening", kumpulan terjemahan saya tentang ceramah-ceramah K yang khusus berkaitan dengan meditasi. Bisa di-download dari sini:
"Duduk Diam dengan Batin yang Hening.zip" - http://www.box.net/shared/ws2o0g7i8w

Quote
3. dalam dunia theosophy, darimanakah pencerahan yang didapat oleh JK atau selama ini hanya menuliskan kata-kata indah ?

Maksudnya "dari mana" apa? ... Dari mana informasinya? ...
Pencerahan K terjadi selama 3 hari pada 17 - 20 Agustus 1922, ketika ia berusia 27 tahun. ... Peristiwa itu terjadi di Ojai, California, disaksikan oleh 3 orang: Rosalind, Nityananda (adik K), dan seorang laki-laki lain. ... Setelah pencerahan itu selesai, Nitya menulis surat panjang lebar kepada Annie Besat di Eropa/India (?) mengisahkan secara terperinci peristiwa yang berlangsung selama 3 hari itu. ... Pada saat yang hampir bersamaan, sekitar 2 minggu setelah peristiwa itu, K juga menulis surat panjang lebar kepada Annie Besant ... Kedua surat itu, yang tentu saja cocok satu sama lain, bisa dibaca dalam buku pertama dari trilogi biografi K yang ditulis oleh Mary Lutyens: "The Years of Awakening". ... Dalam peristiwa pencerahan itu, K menceritakan --menurut pemahaman atau alam pikirannya pada waktu itu-- bahwa ia melihat Buddha dan para guru agung lain (para Master Teosofi) turun menyambutnya, ketika ia sedang duduk bermeditasi di bawah pohon merica di luar rumah. ...

Apa maksudnya "hanya menuliskan kata-kata indah?"

102
Bagaimana kedudukan Bodhisatva dari sudut pandang Theravada dan Mahayana (Vajrayana dianggap masuk ke Mahayana) ?? Di dalam BUDDHAVAMSA jelas sekali dipaparkan bagaimana jalur pencapaian kebuddhaan (dalam hal ini sammasambuddha) melalui jalur bodhisatva (seperti kisah semua sammasambuddha).

Saya pribadi memisahkan Vajrayana dari Mahayana yang lain, karena tujuan dan latihannya berbeda. Theravada bertujuan menjadi arahat; Mahayana bertujuan menjadi bodhisattva, yang "tidak akan masuk nirvana sebelum semua makhluk tercerahkan"; Vajrayana bertujuan menjadi buddha dalam hidup sekarang juga.

Pertapa Sumedha (bakal calon BUDDHA GOTAMA) harus menempuh tambahan waktu 4 assankheya kappa ditambah 100 ribu kappa untuk merealisasikan parami-nya untuk mencapai sammasambuddha pannadhika. Di hadapan buddha Dipankara, pertapa sumedha mengucapkan aspirasinya untuk mencapai sammasambuddha dan akibat dari aspirasinya itu, pertapa sumedha harus menempuh tambahan waktu yang sekian lama untuk menyempurnakan paraminya. Padahal ketika waktu itu, benih pencapaian ARAHANTA (Savaka Buddha) sebagai murid Buddha Dipankara bisa dicapai oleh pertapa sumedha.[/quote]

Ya, itu cerita Theravada. ... Di Vajrayana, tujuan tertinggi adalah menjadi buddha dalam hidup ini juga.

103
Rekan Semit,
Anumodana atas klarifikasi yang sangat bermanfaat ini. Memang mudah sekali memancing konflik dengan menonjolkan perbedaan, apalagi yang mengada-ada seperti itu. Jangan heran bila nanti isu vegetarian akan dimunculkan karena Jiddu Krishnamurti adalah seorang vegetarian sejati.

Perbedaan hanya akan memancing konflik kalau ada pihak yang bersikap fundamentalis & fanatik, yang menganggap kepercayaannya sendiri benar dan kepercayaan yang lain salah.

Krishnamurti memang vegetarian, tapi tidak pernah mengajarkan vegetarianisme kepada pendengarnya. Ketika ditanya, ia bilang "saya vegetarian bukan karena alasan moralitas atau alasan keagamaan."

104
Ini berbeda dengan kepercayaan di Theravada bahwa dalam satu zaman hanya ada satu Buddha. ...
Rekan Netter,
Harap rekan2 netter berhati2 membaca postingan dari Sdr. Hudoyo. Sdr. Hudoyo sebagai seorang mantan bhikkhu theravada tentunya sangat memahami hal ini, namun Sdr. hudoyo dengan sengaja memelintir, entah dengan maksud apa. Dalam kepercayaan Theravada dikenal banyak sekali Arahat, dan para Arahat ini juga adalah Buddha (Savaka Buddha), ada 3 jenis Buddha yang dikenal dalam Theravada, yaitu Samma Sambuddha, Pacceka Buddha dan Savaka Buddha. Savaka Buddha jelas ada banyak sekali dan hidup dalam zaman yang sama, yaitu sejak zaman Sang Buddha hingga saat ini. jadi yang benar adalah pada zaman ini terdapat banyak sekali Savaka Buddha dan satu Samma Sambuddha.
Mungkin ini bukan suatu hal yg penting, tapi mohon Sdr. Hudoyo tidak menyebarkan informasi yang menyesatkan.

Betul, dalam ajaran Theravada dalam satu zaman hanya ada satu samma-sambuddha. Itulah yang dipahami secara populer oleh umat Buddha yang tidak pernah belajar dhamma, itu maksud saya. ... Itu yang saya tolak. Tidak peduli kata "buddha" dipecah-pecah dalam berbagai jenis, menurut saya pribadi, pencerahan terbuka untuk siapa saja dan kapan saja, tidak dibatasi oleh ada-tidaknya orang tercerahkan lain.

Baru kali ini ya pakai istilah "Rekan Netter" sesudah "mengaku" menjadi Nongpoy ... :))  Kenapa gak pakai bold dan beraneka warna sekalian?

105
Koreksi ya pak.....
'Manjusri' bukan 'Manyusri'................

Ada yang menulis "Manjushri".

Quote
Bila Buddha dapat beremanasi menjadi para Bodhisattva, tentu mereka bisa juga beremanasi menjadi dewa dan manusia biasa.

setuju


Quote
Manusia tetap manusia, dewa tetaplah dewa, Bodhisattva tetaplah Bodhisattva, Buddha tetaplah Buddha.

Perbedaan-perbedaan seperti ini sifatnya sementara, terkondisi oleh kesadaran kita yang membeda-bedakan.

Quote
Seperti Raja Trisong Deutsen yang dianggap sebagai emanasi Manjusri, tapi toh masih tetap dapat melakukan kesalahan dan membuat rintangan karma. Kenapa? Karena beliau adalah manusia biasa.
Nah kalau dirunut lagi semua makhluk hidup pada dasarnya adalah Buddha. Nah bukankah kalau begitu semua makhluk hidup itu sebenarnya merupakan 'emanasi' dari Sang Dharmakaya Buddha, yang merupakan sumber segala fenomena?

setuju

Quote
Walaupun toh begitu para makhluk hidup masih berada dalam samsara dan butuh perjuangan untuk mencapai Nirvana.

Lagi-lagi, pandangan seperti ini bersifat sementara. Dalam kenyataan yang terakhir tidak ada perbedaan antara samsara dan nirvana.

Salam,
hudoyo

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 128
anything