//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka  (Read 72601 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #45 on: 24 May 2010, 07:28:21 AM »

Quote from: Hudoyo from mail
Sumedho: <<Orang yg sudah melihat/mengalami itu adalah seorang pemasuk arus.>>

Thanissaro: "One who KNOWS and SEES that these phenomena are this way is called a stream-enterer, ... ." (Okkanta Samyutta)

Saya tidak mau berteori tentang batin Sotapanna s.d. Anagami. Tetapi, saya duga karena seorang Sotapanna masih mempunyai nafsu keinginan dan kebencian (sekalipun menurut teorinya tidak mungkin melanggar Sila lagi), pasti dalam batinnya ada aku/atta, terlepas dari apa pun yg dikatakan oleh kitab suci.

Yang ingin saya tekankan dengan pernyataan saya itu ialah bahwa di dalam batin orang biasa (puthujjana), seperti Anda, Gunadipo, Fabian, Markosprawira dll dan saya, 'anatta' itu tidak lebih daripada sekadar kepercayaan/iman.

Itulah sebabnya Bhante Pannavaro menekankan, janganlah melawan kotoran batin dengan konsep anatta.

Hudoyo
ternyata cuma DUGAAN, gak perlu dianggap serius

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #46 on: 24 May 2010, 07:47:56 AM »

cara elegan ya..namanya juga Dhammacitta gitu loch..cara kotor juga dianggap bersih.. :)

hihihi...menurut persepsimu juga koq,itu adalah pernyataan kebenaran,mungkin saja tidak benar toh?haha..

Terima kasih juga atas tuduhan bahwa DC, cara kotor dianggap bersih _/\_

diskusi model ini yg tidak sehat, dimulai dari niat tidak baik, nanti bakal debat tidak berujung.


Melihat saja ya?Tanpa diri itu sendiri adalah nibbana,apakah perlu pendalaman lagi?atau karena pernyataan "melihat" bukan "memahami" itu? :D

Regards,

Riky Liau

kalau begini, kita harus melihat apa definisi nibbana itu.

Nibbana adalah tanpa diri -> ini pernyataan tepat dimana sabbe dhamma anatta, tapi bukan berarti melihat dan memahami anatta itu adalah merealisasikan nibbana.

Nibbana != (tidak sama dengan) merealisasikan/melihat/memahami anatta itu

Nibbana = Padamnya kemelekatan/tanha

Proses merealisasikan Nibbana itu dimulai ketika "pintu terbuka" atau masuk ke dalam prosesnya itu ketika "memasuki arus" dimana dia melihat bahwa tidak ada diri.

Bro Tuhan yang baik, memang demikianlah seharusnya. Pernyataan pak Hudoyo disebabkan bahwa beliau beranggapan bahwa ada aku/diri yang kemudian lenyap/hancur dengan pencapaian Arahatta Magga-phala. Menurut Tipitaka ini adalah pandangan salah ucheda-ditthi/nihilisme, yaitu diri/aku yang ada kemudian menjadi lenyap.
Sebelum mencapai kesucian ada aku = ada atta
Setelah mencapai kesucian tak ada aku = anatta

Jadi pendapat pak Hud atta/aku/diri sebelumnya ada, lalu mencapai kesucian atta menjadi lenyap. Jadi atta dihancurkan pada saat mencapai kesucian. ini adalah uccheda ditthi (nihilisme).
Menurut Buddhis sebelum mencapai kesucian tak ada aku/diri, setelah mencapai kesucian juga tetap tak ada aku/diri, selamanya dan dimanapun tak ada aku/diri.... inilah yang disebut anatta.

Pak Hud memiliki anggapan yang berasal dari Jiddu Krishnamurti yang mengajarkan semua sifat negatif disebabkan oleh sang Aku.

Sang Buddha tak pernah mengajarkan ada aku atau diri yang menjadi penyebab sifat sifat negatif seperti marah, benci, tamak, iri, sombong dll, dalam diri kita . Sang Buddha mengatakan bahwa penyebabnya adalah lobha, dosa dan moha. dan kemelekatan/tanha.

Hanya seorang arahat memahami anatta sebagai pengalaman eksperiensial.
Yang lain hanya bisa memahami anatta sebagai kepercayaan/iman belaka.

anda yakin Hudoyo Hupodio mengatakan seperti diatas?

jika "Yang lain hanya bisa memahami anatta sebagai kepercayaan/iman belaka." diartikan orang biasa hanya mampu memahami anatta adalah sebuah kepercayaan/iman belaka, maka "Hanya seorang arahat memahami anatta sebagai pengalaman eksperiensial." diartikan hanya arahat memahami anatta adalah sebuah pengalaman eksperiensial.

bisa tolong dijelaskan apakah artinya adalah seperti yg saya pahami seperti diatas?

Benar pak Hud menulis demikian. Setelah saya memberikan rujukan Okkanta Samyutta, pak Hud mengakui bahwa pernyataannya salah dan menjelaskan maksud dari kata2xnya yg seharusnya puthujana bukan arahant.

Quote
Sumedho: <<Orang yg sudah melihat/mengalami itu adalah seorang pemasuk arus.>>

Thanissaro: "One who KNOWS and SEES that these phenomena are this way is called a stream-enterer, ... ." (Okkanta Samyutta)

Saya tidak mau berteori tentang batin Sotapanna s.d. Anagami. Tetapi, saya duga karena seorang Sotapanna masih mempunyai nafsu keinginan dan kebencian (sekalipun menurut teorinya tidak mungkin melanggar Sila lagi), pasti dalam batinnya ada aku/atta, terlepas dari apa pun yg dikatakan oleh kitab suci.

Yang ingin saya tekankan dengan pernyataan saya itu ialah bahwa di dalam batin orang biasa (puthujjana), seperti Anda, Gunadipo, Fabian, Markosprawira dll dan saya, 'anatta' itu tidak lebih daripada sekadar kepercayaan/iman.

Itulah sebabnya Bhante Pannavaro menekankan, janganlah melawan kotoran batin dengan konsep anatta.

Hudoyo
Saya tetap memilih jalan yang ditunjukkan Sang Buddha dalam banyak Sutta2, salah satunya Anatthalakkhana/Pancavaggi sutta (http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_22_59_Pancavaggi_Sutta_Thanissaro) dimana melawan kotoran batin dengan konsep anatta. Juga dalam Ditthi Samyutta.
Dari diskusi ini jelas sekali bahwa pak Hud memiliki konsep sendiri yang tak menurut dia tak perlu sama dengan kitab suci, konsepnya tak sesuai dengan Tipitaka.

Saya setuju dengan yang dikatakan Bhante Pannavaro, melawan kekotoran batin jangan dengan konsep anatta dan saya tambahkan: juga jangan dengan konsep dukkha, atau konsep anicca, sebenarnya melawan kekotoran batin jangan dengan konsep, kecuali dengan cara melihat dan menyadari segala sesuatu apa adanya, tanpa terseret. Dengan demikian maka otomatis anatta akan kita alami, dukkha akan kita alami dan anicca juga akan kita alami dan kita akan memahami kaitan ketiga karakteristik ini.

Pak Hud menuduh bahwa saya tidak mengalami anicca, dukkha anatta adalah spekulasi disebabkan ketidak tahuan, perlu saya terangkan sebagai contoh melihat anicca, ini dialami oleh banyak meditator bukan hanya saya, bahkan ini dialami oleh meditator yang mengikuti retret meditasi Vipassana hanya sepuluh hari yang diadakan Yasati, mungkin mereka sendiri tidak tahu bahwa mereka mulai melihat anicca dalam bentuk yang masih kasar, yaitu melihat gerakan yang terputus-putus yang tak pernah mereka alami dalam keadaan biasa (bila tidak sedang bermeditasi).

Bila konsentrasinya semakin kuat ia bukan hanya melihat gerakan putus-putus, tapi ia melihat rangkaian proses putus-putus menjadi jelas dan lengkap yaitu proses muncul dan lenyapnya gerakan (gerakan adalah fenomena). Ini hanya salah satu contoh pengalaman yang saya himpun ketika saya sebagai penerjemah, beberapa kali menerjemahkan pengalaman meditator yang ikut meditasi Vipassana intensif sepuluh hari.

Ironinya ada seorang guru meditasi yang mengikuti retret meditasi Vipassana sepuluh hari yang diadakan oleh Yasati tidak mengalami hal ini, karena "gelasnya penuh dengan berbagai konsep" dan berbagai konsep tersebut menghalangi kemajuannya sendiri. Guru meditasi yang mengerti hanya sebatas konsep bisa menyesatkan banyak orang.

Seseorang yang mengajarkan meditasi dan mengatakan bahwa tilakkhana hanyalah konsep dan hanya dialami oleh seorang yang mencapai tingkat kesucian Arahat, kemungkinan yang diajarkan bukan Vipassana, karena ia sendiri memahami tilakkhana hanya sebatas konsep, bukan pengalaman langsung.

 _/\_
« Last Edit: 24 May 2010, 07:57:37 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #47 on: 24 May 2010, 08:38:15 AM »

Benar pak Hud menulis demikian. Setelah saya memberikan rujukan Okkanta Samyutta, pak Hud mengakui bahwa pernyataannya salah dan menjelaskan maksud dari kata2xnya yg seharusnya puthujana bukan arahant.

Quote from: Hudoyo from mail
...
Yang ingin saya tekankan dengan pernyataan saya itu ialah bahwa di dalam batin orang biasa (puthujjana), seperti Anda, Gunadipo, Fabian, Markosprawira dll dan saya, 'anatta' itu tidak lebih daripada sekadar kepercayaan/iman.
...
Hudoyo

Bro Sumedho, kalau dari mail itu, pak Hudoyo masih tetap konsisten pada pernyataannya, yaitu :
di dalam batin orang biasa (orang awam, puthujjana) anatta itu tidak lebih daripada sekedar kepercayaan/iman.

Dari mana muncul pernyataan bro bahwa :
1. Pak Hudoyo mengakui pernyataannya salah ?
2. Seharusnya puthujjana bukan arahant ? Maksudnya ngimana ?

Jadi pernyataan yang benar ngimana bunyinya ?

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #48 on: 24 May 2010, 08:52:07 AM »
Pak Hud menuduh bahwa saya tidak mengalami anicca, dukkha anatta adalah spekulasi disebabkan ketidak tahuan, ...
Bro Fabian C,

Saya pikir pak Hudoyo tidak menuduh, tapi menilai bahwa :
- baik kamu maupun dia sendiri batinnya masih sebagai puthujjana.

Bro setuju dengan penilaian itu ?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #49 on: 24 May 2010, 09:20:51 AM »
+1 buat fabian ;D

keterangannya mantap, berarti pa Hudoyo mempunyai pandangan salah ya, padahal mengajar meditasi, jangan2 murid2nya jadi berpandangan salah juga dong ;D
benar2 sesuai dengan yang di katakan sallekha sutta ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #50 on: 24 May 2010, 09:35:15 AM »
+1 buat fabian ;D

keterangannya mantap, berarti pa Hudoyo mempunyai pandangan salah ya, padahal mengajar meditasi, jangan2 murid2nya jadi berpandangan salah juga dong ;D
benar2 sesuai dengan yang di katakan sallekha sutta ;D
Jika demikian, bhante yang mendukungnya juga mempunyai pandangan salah ?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #51 on: 24 May 2010, 09:53:24 AM »
+1 buat fabian ;D

keterangannya mantap, berarti pa Hudoyo mempunyai pandangan salah ya, padahal mengajar meditasi, jangan2 murid2nya jadi berpandangan salah juga dong ;D
benar2 sesuai dengan yang di katakan sallekha sutta ;D
Jika demikian, bhante yang mendukungnya juga mempunyai pandangan salah ?
dilihat dulu konteksnya, apakah perkataan bhante itu dimanfaatkan hanya untuk mendukung keperluannya atau memang bhante itupun mengajarkan hal yang sama :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #52 on: 24 May 2010, 10:03:13 AM »
+1 buat fabian ;D

keterangannya mantap, berarti pa Hudoyo mempunyai pandangan salah ya, padahal mengajar meditasi, jangan2 murid2nya jadi berpandangan salah juga dong ;D
benar2 sesuai dengan yang di katakan sallekha sutta ;D
Jika demikian, bhante yang mendukungnya juga mempunyai pandangan salah ?

jgn melebar tohh...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #53 on: 24 May 2010, 10:04:09 AM »
[at] Hasan Teguh
balik ke pernyataan awal pak hundoyo

Hudoyo Hupodio :
"Hanya seorang arahat memahami anatta sebagai pengalaman
eksperiensial. "

jawabannya : tidak benar... karena seorang pemasuk arus telah memahami hal yg sama


"Yang lain hanya bisa memahami anatta sebagai kepercayaan/iman belaka"

Jawabannya : selain Arahat, ada.. yakni dimulai dari pemasuk arus (sopatanna), dan sebagai umat awam (puthujjana) pun.. tidak mengimani atau pun di anggap sebagai sebuah kepercayaan...
tetapi menganggapnya sebagai sebuah konsep.. bukan iman..., bandinkan jika saat seseorg mengimani adanya tuhan atau juru selamat....apa yg akan di perbuatnya
dan bandingkan jika ternyata ada org yg mengimani anatta.. apa yg di perbuatnya?
...

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #54 on: 24 May 2010, 10:25:48 AM »
Kalian semua yang berKTP Buddhist,mempercayai Buddha Gotama,percaya dengan kata Buddha bahwa,"Hidup adalah dukkha.."

tetapi apakah dengan pengalaman kalian semua tentang dukkha itu,membawa kalian pada esensi dukkha,dan padamnya dukkha?atau kalian semakin "bodoh" dan "gelap batin",karena merasa sudah tahu "tentang dukkha",padahal itu hanya berupa "kepercayaan/teori" kalian belaka?

Semakin kalian tahu,semakin kalian sombong,semakin kalian sombong,semakin tidak ada realitas disana,karena kalian menganggap diri kalian sendiri adalah REALITASNYA..Diri kalian sendiri adalah KEBENARANnya..walau bagi saya KEBENARAN kalian BUKAN merupakan KEBENARAN lagi BAGIKU.. :D

Regards,

Riky Liau


Maaf, Sdr. Riky, meskipun dalam KTP saya bertulisankan Buddha, saya tidak percaya dengan kata Buddha bahwa,"Hidup adalah dukkha.." TAPI saya YAKIN dengan kata Buddha bahwa,"Hidup adalah dukkha.."

Di dalam sebuah keyakinan diperlukan sebuah pengalaman, sedangkan dalam sebuah kepercayaan tidak diperlukan pengalaman. Saya mengamati dan pernah mengalami sakit, mengalami kehilangan, berpisah, usaha tidak maju, dst,. Dengan demikian saya tidak menganggap apa yang disampaikan oleh Sang Buddha adalah sebuah teori, tapi kenyataan. Kurangnya pengamatan seseorang terhadap hidup dan kehidupan membuat seseorang tidak tahu akan kenyataan ini. Dan ketika ia berbicara tentang hidup adalah dukkha tetapi tidak mengamati hidup dan kehidupan dan belum menemukan kebenarannya, maka ia baru disebut berteori tentang "hidup adalah dukkha"

Benar bahwa hanya pengalaman akan dukkha tidak membawa langsung ke pembebasan, pengalaman ini hanya membuat kita tahu dan memahami bahwa hidup itu dukkha. Oleh karena itu pengetahuan akan adanya Dukkha ditempatkan pada urutan awal 4 Kebenaran Arya, sebagai langkah awal untuk bebas dari dukkha. Tanpa tahu apa yang ingin di hilangkan bagaimana kita bisa tahu cara menghilangkannya? Tanpa tahu apakah dukkha ada atau tidak bagaimana kita bisa tahu apa yang harus dipadamkan?

Yang namanya pengetahuan memiliki 2 sisi, bisa menjadikan buruk atau baik tergantung bagaimana menggunakannya. Bahkan Sang Buddha menjelaskan dalam Alagaddupama Sutta, Majjhima Nikaya 22 bahwa Dhamma pun bisa membahayakan jika salah menggunakannya, salah menerapkannya.

Jadi pengetahuan akan "hidup adalah dukkha" dapat membuat batin mundur atau maju tergantung penggunaannya dan penerapan selanjutnya.

Saya rasa cukup.

 _/\_
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #55 on: 24 May 2010, 12:13:08 PM »
Pada kasus Anattalakkhana sutta, walaupun dia seorang sotapanna yg sudah memahami itu tapi uraian dalam Anattalakkhana sutta itu memiliki makna yg lebih dalam lagi jika kita lihat dari sudut lain, dimana

Bukan diri -> tidak memuaskan -> tidak layak dilekati -> dispassion/menjadi tidak suka -> tidak melekat

dg bahasa lain juga, sotapanna baru menghancurnya belanggu sakkaya dithi. perlu dipertegas baru dithi...
dari hancurnya ditthi sampai hilangnya kemelekatan itu masih ada waktunya.
Bukan diri -> tidak memuaskan -> tidak layak dilekati -> dispassion/menjadi tidak suka -> tidak melekat

pertanyaannya adalah "anatta ekperiensial" itu apa sih?
teori anatta, kita di sekolah minggu pun udah dengar (dan dirasa mengerti :P)
pada sotapanna, entah bagaimana* sakkaya ditthi bisa dihancurkan. yg jelas saya tidak berhasil dg teori anatta doank :))
pada arahat, ia sudah tidak melekat pada panca khandha lagi, dg demikian "aku" pun tidak ada lagi. jika anatta eksperiensial diartikan sebagai padamnya aku yg biasanya dikatakan oleh Pak Hudoyo, yaiyalah ini terjadi hanya pada arahat.
tetapi antara putthujana & sotapanna, sotapanna akan mengalami sesuatu entah apa itu yg menghancurkan sakayya dithinya. menurut saya ini juga layak dikatakan sbg "anatta ekperiensial"... menurut saya sih begitu :P

ribet sih kalau definisi kosakata ga sama...
« Last Edit: 24 May 2010, 12:14:45 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #56 on: 24 May 2010, 12:26:47 PM »
Aduh,jadi malu saya..Penguasa forum jangan cepat "ngambek" doang..Stay cool,biasanya Anda kan selalu cool..haha..

Saya tidak mempunyai indikasi apapun untuk menuduh Anda,tetapi kalau persepsi Anda berkata begitu,ya apa boleh buat..Just let it go... :D
loh, ini masih cool koq. itu pernyataan terima kasih itu tidak dengan kebencian tapi dengan tulus loh, itu pernyataan kebenaran. mungkin persepsi dan pengalaman anda yg menyebabkan anda berpikir demikian :) Just let it go  ;D

=))
what i see is not the truth but is what i perceived.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #57 on: 24 May 2010, 12:31:48 PM »
apakah itu mengalami anatta ? apakah ada awal dan final saja?

apakah perbedaan antara sotapanaa dan arahant? apakah perbedaan "mengalami" anatta? ataukan kemelekatannya? belenggunya?

apakah itu mengalami anatta ?


hmmm :-? make sense

jika diteliti justru di-akhir itu justru tidak ada lagi yg mengalami... yah :))
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #58 on: 24 May 2010, 12:38:16 PM »
Saya sih sering membaca "berita" orang bunuh diri dengan minum racun serangga... Tetapi saya sendiri belum pernah mencoba-nya... apakah saya harus mempunyai pengalaman sendiri (dengan meminum racun serangga) untuk membuktikan bahwa MINUM RACUN SERANGGA bisa MEMBUNUH ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Awam hanya bisa memahami Anatta sbg Kepercayaan/Iman belaka
« Reply #59 on: 24 May 2010, 12:46:05 PM »
Bro Tuhan yang baik, memang demikianlah seharusnya. Pernyataan pak Hudoyo disebabkan bahwa beliau beranggapan bahwa ada aku/diri yang kemudian lenyap/hancur dengan pencapaian Arahatta Magga-phala. Menurut Tipitaka ini adalah pandangan salah ucheda-ditthi/nihilisme, yaitu diri/aku yang ada kemudian menjadi lenyap.
Sebelum mencapai kesucian ada aku = ada atta
Setelah mencapai kesucian tak ada aku = anatta

Sang Buddha jelas mengatakan,
melekat pada rupa, aku ada
melekat pada vinanna, aku ada
dst utk... sanna, sankhara, vedana


"atta (diri)" sendiri memiliki makna yg lebih luas daripada "aku".
atta disini pada zaman Bhramanisme dikatakan atau diidentifikasikan sebagai roh/inti... oleh karena itu ajaran Sang Buddha tentang anatta, tidak dapat diartikan sebagai "tidak ada diri".
sejauh yg saya tahu, Sang Buddha tidak pernah ingin menjawab pertanyaan tentang diri "ada" ataupun "tidak ada". sebab kedua kepercayaan ini telah ada sebelumnya...
arti anatta (bukan diri) telah dijelaskan oleh Mahasi Sayadaw dg baik di buku terbitan DC (promosi).
singkatnya setiap praktisi hendaknya selalu mengerti bahwa panca khandha ini "bukan aku" atau "bukan milikku".

memang kita sering mendengar dalam komunitas Buddhist yg merartikan anatta sbg "tidak ada aku/diri/roh", tetapi menurut saya penerjemahan demikian sudah meleset jauh.
ajaran "tidak ada aku"/"tidak ada roh"/"tidak ada inti", sama sekali tidak masuk dalam ajaran Buddha.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

 

anything