Bukan cacat fisik.
Itu yg dinamakan incompatibilitas rhesus.
Hal itu biasanya terjadi bila ibu rhesus negatif mengandung anak rhesus positif. Rhesus positif diangap asing oleh si ibu. Sehingga tubuh ibu mengeluarkan antibodi terhadap rhesus positif. Pada saat anak pertama, kehamilan tidak bermasalah. Tapi bila anak ke dua, si ibu hamil anak rhesus positif lagi. Maka antibodi si ibu siap menyerang janin itu. Yang dapat menyebabkan anak anemia, kuning, kernikterus (gangguan saraf yang disebabkan tingginya billirubin dalam darah), atau kematian janin.
Tambahan.. sehingga yang terjadi pada janin adalah immature blood cell, fenomena ini dikenal dengan istilah : eritroblastosis fetalis
Dan kasus ini setahu saya hanya terjadi pada perkawinan wanita Rh-, dan tidak terjadi pada perkawinan wanita Rh+.
Karena seperti yang telah diuraikan di atas, pada perkawinan Rh-, yang mana anaknya Rh+, maka dalam ini pada permukaan eritrosit anak terdapat aglutinogen Rh, yang dianggap asing, dan mengapa pada kehamilan pertama tidak bermasalah ? Karena pada darah ibu yang belum ada Rh, maka tidak ada juga antibodi Rh, dan MULAI membentuk antibodi Rh karena adanya "benda asing".
Dan pada kehamilan kedua, anak yang dikandung memiliki Rh, maka antibodi Rh sudah terbentuk, ironisnya 'tentara' dari ibu sudah siap berperang menghabisi 'benda asing' yang ternyata anaknya sendiri.
Mengapa pada perkawinan wanita Rh+, darah anak tidak dirusak ? Karena pada perkawinan Rh+, anak yang dikandung walaupun memiliki Rh / tidak, itu tidak menjadi masalah. Karena darah ibu memiliki Rhesus (otomatis berarti tidak memiliki Antibodi Rhesus), jadi ada / tidak ada Rhesus pada janin yang dikandungnya tidak bermasalah, karena 'tentara'-nya tidak ada
nice job sis novita