Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Pelanggaran-Pelanggaran yang Mengharuskan Penebusan
Sub-bab tentang benda-benda berharga
Pācittiya 83. Aturan Latihan tentang Lingkungan Istana
Kisah Asal-mula
Pada suatu hari ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Vihara Anāthapiṇḍika, Raja Pasenadi dari Kosala memberitahu penjaga tamannya, "Pergilah dan bersihkan taman; aku akan pergi ke sana."
"Baik, Baginda." Sewaktu sedang membersihkan taman, ia melihat Sang Buddha duduk di bawah sebatang pohon. Kemudian ia mendatangi Raja Pasenadi dan berkata, "Taman sudah bersih, Baginda, tetapi Sang Buddha sedang duduk di sana." "Menakjubkan! Aku akan mengunjungi Beliau."
Raja pergi ke taman dan mendatangi Sang Buddha, tetapi pada saat itu seorang umat awam sedang duduk di sana. Ketika Raja melihatnya, ia menjadi takut dan berhenti. Tetapi ia mempertimbangkan, "Orang ini pasti tidak jahat, karena ia sedang mengunjungi Sang Buddha." Dan karena itu ia mendatangi Sang Buddha, bersujud, dan duduk. Tetapi ketika umat awam itu, karena hormatnya kepada Sang Buddha, tidak bersujud kepada Raja juga tidak berdiri untuknya, Sang Raja menjadi kesal. Sang Buddha menyadari apa yang terjadi dan berkata kepada Raja, "Baginda, umat awam ini adalah seorang terpalajar, yang menguasai tradisi, dan ia bebas dari keinginan indria."
Raja berpikir, "Umat awam ini tidak semestinya berada pada posisi rendah, karena Sang Buddha memujinya." Dan ia berkata kepada umat awam itu, "Silakan mengatakan apa yang engkau inginkan."
"Terima kasih, Baginda."
Kemudian Sang Buddha memberikan instruksi, menginspirasi, dan menggembirakan Raja Pasenadi dengan suatu ajaran, setelah itu Sang Raja bangkit dari duduknya, bersujud, dan mengelilingi Sang Buddha dengan sisi kanannya menghadap Beliau, dan pergi.
Tidak lama kemudian Raja Pasenadi sedang berada di atas rumah panggung terbaiknya, ketika ia melihat umat awam itu sedang berjalan di jalan, memegang sebuah payung. Ia memanggilnya dan berkata, "Engkau adalah seorang terpelajar, yang menguasai tradisi. Baik sekali jika engkau mengajar haremku."
"Apapun yang kuketahui, Baginda, aku mengetahuinya dari para bhikkhu. Merekalah yang seharusnya mengajar harem."
Menyadari bahwa umat awam itu benar, Raja mendatangi Sang Buddha, bersujud duduk, dan berkata, "Baik sekali, Yang Mulia, jika Yang Mulia menyuruh seorang bhikkhu untuk mengajar haremku." Sang Buddha kemudian memberikan instruksi, menginspirasi, dan menggembirakan Raja Pasenadi dengan suatu ajaran, setelah itu Sang Raja bangkit dari duduknya, memberi hormat seperti sebelumnya, dan pergi.
Tidak lama kemudian, Sang Buddha berkata kepada Yang Mulia Ānanda, "Baiklah, Ānanda, ajarilah harem Raja."
"Baik, Yang Mulia." Dan dari waktu ke waktu ia akan mendatangi harem dan mengajar.
Kemudian, setelah mengenakan jubah di pagi hari, Ānanda membawa mangkuk dan jubahnya dan mendatangi rumah Raja Pasenadi.
Pada saat itu Sang Raja sedang berada di tempat tidur bersama dengan Ratu Mallikā. Ratu melihat Ānanda datang dan segera bangkit, tetapi gaun gemerlap keemasannya jatuh. Ānanda berbalik di sana dan kembali ke vihara. Dan ia menceritakan apa yang terjadi kepada para bhikkhu.
Para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritiknya, "Bagaimana mungkin Yang Mulia Ānanda memasuki lingkungan istana tanpa terlebih dulu diumumkan?" ... "Benarkah, Ānanda, bahwa engkau melakukan hal ini?"
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegurnya ... "Ānanda, bagaimana mungkin engkau melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... Setelah menegurnya ... Sang Buddha membabarkan ajaran dan berkata kepada para bhikkhu:
"Para bhikkhu, terdapat sepuluh bahaya dalam memasuki lingkungan istana. Apakah sepuluh ini?
Mungkin terjadi seorang bhikkhu memasuki tempat di mana raja sedang duduk bersama ratunya. Sang ratu tersenyum ketika ia melihat bhikkhu itu atau bhikkhu itu tersenyum ketika melihat sang ratu. Raja berpikir, 'Pasti mereka telah melakukannya, atau akan melakukannya.'
Kemudian lagi, karena raja sangat sibuk, ia tidak ingat telah tidur bersama dengan perempuan tertentu, namun perempuan itu menjadi hamil karenanya. Raja berpikir, 'Hanya bhikkhu itu yang memasuki tempat ini. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, sebuah permata lenyap dari lingkungan istana. Raja berpikir, 'Hanya bhikkhu itu yang memasuki tempat ini. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, pembahasan rahasia di dalam lingkungan istana tersebar ke luar. Raja berpikir, 'Hanya bhikkhu itu yang memasuki tempat ini. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, di dalam lingkungan istana seorang ayah menyerang putranya, atau seorang putra menyerang ayahnya. Mereka berpikir, 'Hanya bhikkhu itu yang memasuki tempat ini. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, raja mempromosikan seseorang. Mereka yang tidak menyukai hal ini berpikir, 'Raja dekat dengan bhikkhu itu. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, raja mendemosikan seseorang. Mereka yang tidak menyukai hal ini berpikir, 'Raja dekat dengan bhikkhu itu. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, setelah mengirim bala tentara di waktu yang tidak tepat, raja memerintahkannya untuk kembali selagi masih dalam perjalanan. Mereka yang tidak menyukai hal ini berpikir, 'Raja dekat dengan bhikkhu itu. Apakah ia bertanggung jawab atas hal ini?'
Kemudian lagi, lingkungan istana ramai dengan gajah-gajah, kuda-kuda, dan kereta-kereta, serta pemandangan, suara, bau-bauan, rasa kecapan, dan sentuhan-sentuhan yang menggoda yang tidak sesuai bagi seorang bhikkhu.
Para bhikkhu, ini adalah sepuluh bahaya dalam memasuki lingkungan istana."
Kemudian, setelah menegur Ānanda dalam berbagai cara, Sang Budha mencela orang yang sulit disokong ... Sang Buddha berkata, "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan akhir
'Jika seorang bhikkhu, tanpa terlebih dulu diumumkan, menyeberangi ambang pintu menuju kamar tidur seorang raja bangsawan yang sah, ketika raja dan ratu ada di sana, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.'"
Definisi
Seorang:
Siapa pun
Bhikkhu:
... Seorang bhikkhu yang telah diberikan penahbisan penuh oleh Sangha yang sepakat melalui prosedur sah yang terdiri dari satu usul dan tiga pengumuman yang tidak dapat dibatalkan dan lengkap—bhikkhu jenis inilah yang dimaksudkan dalam kasus ini.
Bangsawan:
Terlahir baik dari pihak ibu maupun ayah, murni dalam keturunan, tidak tercela dan sempurna sehubungan dengan kelahiran hingga delapan generasi leluhur laki-laki sebelumnya.
Yang sah:
Sah dengan penahbisan kebangsawanan.
Raja ada di sana:
Raja belum meninggalkan kamar.
Ratu ada di sana:
Ratu belum meninggalkan kamar. Atau keduanya belum meninggalkan kamar.
Tanpa terlebih dulu diumumkan:
Tanpa terlebih dulu diberitahukan.
Ambang pintu:
Yang dimaksudkan adalah ambang pintu menuju kamar tidur.
Kamar tidur:
Di mana pun tempat tidur raja dipersiapkan, bahkan jika hanya ditutupi dengan tirai kain.
Menyeberangi ambang pintu menuju kamar tidur:
Jika ia menyeberangi ambang pintu dengan kaki pertama, ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia menyeberangi dengan kaki kedua, ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Permutasi
Jika ia belum diumumkan, dan ia tidak menyadarinya sebagai sudah diumumkan, dan ia menyeberangi ambang pintu menuju kamar tidur, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan. Jika ia belum diumumkan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, dan ia menyeberangi ambang pintu menuju kamar tidur, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia belum diumumkan, tetapi menyadarinya sebagai sudah diumumkan, dan ia menyeberangi ambang pintu menuju kamar tidur, maka ia melakukan pelanggaran yang mengharuskan penebusan.
Jika ia sudah diumumkan, tetapi ia tidak menyadarinya sebagai sudah diumumkan, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia sudah diumumkan, tetapi ia tidak dapat memastikannya, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah. Jika ia sudah diumumkan, dan ia menyadarinya sebagai sudah diumumkan, maka tidak ada pelanggaran.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika ia sudah diumumkan; jika raja itu bukan raja bangsawan; jika raja itu belum ditahbiskan dengan penahbisan kebangsawanan; jika raja telah meninggalkan kamar tidur; jika ratu telah meninggalkan kamar tidur; jika keduanya telah pergi; jika ruangan itu bukan kamar tidur; jika ia gila; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan tentang lingkungan istana, yang pertama, selesai