//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??  (Read 15671 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #15 on: 23 September 2010, 12:10:32 AM »
Praktik “SILA” juga merupakan cara untuk mengendalikan diri dari segala bentuk-bentuk pikiran yang tidak baik atau merupakan usaha untuk membebaskan diri dari lobha (keserakahan/nafsu-indriya), dosa (kemarahan/kebencian), moha (kebodohan-batin).

Dalam Mahaparinibbana-Sutta ( Diggha-Nikaya ) , Sang Buddha bersabda pada ummat perumah-tangga mengenai manfaat yang akan diperoleh dari dilaksanakannya praktik latihan moralitas ( Sila ) :

-          Menyebabkan seseorang memiliki harta kekayaan yang melimpah.

-          Mendatangkan nama baik.

-          Menimbulkan rasa percaya diri dalam lingkungan pergaulan dengan golongan sosial manapun.

-          Menyebabkan kelahiran-kembali ke alam-alam surga.





DASAR TIMBULNYA PRAKTIK “SILA”

Munculnya “SILA” ini didasari adanya :

-          Hiri : Rasa malu untuk berbuat jahat.

-          Otappa : Rasa takut akan akibat perbuatan jahat.


Hiri dan Ottapa ini disebut sebagai “pelindung-dunia” ( Lokapaladhamma ). Tanpa adanya “Hiri” dan “Otappa” , maka dunia ini akan dicengkeram kejahatan, para makhluk menjadi “tidak-aman” untuk berdiam dalam bumi ini ; karena manusia akan bertindak tanpa merenungkan konsekuensi dari tindakannya. “Hiri” dan “Otappa” ini pula yang akan digunakan oleh seseorang untuk melindungi praktik Sila-nya.

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Yen

  • Teman
  • **
  • Posts: 76
  • Reputasi: 21
  • Gender: Female
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #16 on: 23 September 2010, 05:21:36 PM »
Thank bro Virya atas penjelasan nya


Offline Yen

  • Teman
  • **
  • Posts: 76
  • Reputasi: 21
  • Gender: Female
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #17 on: 23 September 2010, 05:56:37 PM »
Gmn kl contoh kasusnya begini:

Si A sedang menghadapi masalah hidup yg sangat komplek,berhubungan dengan keluarga dan teman pria. Dan disini dia di harus kan unt membuat keputusan,sedangkan keputusan yg dibuat akan berdampak sangat besar terhadap kehidupan keluarga si A. Dan disaat yg sama si A juga harus membuat keputusan yg berhubungan dengan teman pria nya. Disini si A harus membuat 2 keputusan sekaligus.

Karna keputusan yg akan dibuat sangat fatal,maka si A perlu menenangkan diri sebelum membuat keputusan.
Nah dlm kasus ini,cara apakah yg paling baik yg bisa di lakukan si A buat menenangkan diri?

Mohon bantuan dari senior2 dc..




Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #18 on: 23 September 2010, 06:25:36 PM »
cara menenangkan diri adalah dengan menerima :D
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #19 on: 23 September 2010, 06:51:16 PM »
Gmn kl contoh kasusnya begini:

Si A sedang menghadapi masalah hidup yg sangat komplek,berhubungan dengan keluarga dan teman pria. Dan disini dia di harus kan unt membuat keputusan,sedangkan keputusan yg dibuat akan berdampak sangat besar terhadap kehidupan keluarga si A. Dan disaat yg sama si A juga harus membuat keputusan yg berhubungan dengan teman pria nya. Disini si A harus membuat 2 keputusan sekaligus.

Karna keputusan yg akan dibuat sangat fatal,maka si A perlu menenangkan diri sebelum membuat keputusan.
Nah dlm kasus ini,cara apakah yg paling baik yg bisa di lakukan si A buat menenangkan diri?

Mohon bantuan dari senior2 dc..
curiga masalah cintrongg...

"mama gak setuju kalo kamu nikah sama dia !!"

"jangan jadi anak mama!"  <<<  ekekekekekeeke

"kalo kamu ,nda nikah sama aku..., aku mo bunuh diri"


*kalo urgent, ente bisa japri sajah, pm aje
Samma Vayama

Offline Yen

  • Teman
  • **
  • Posts: 76
  • Reputasi: 21
  • Gender: Female
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #20 on: 23 September 2010, 07:04:13 PM »
Masalah cinta salah satu nya.. Tp bukan karna ortu gak setuju..
Ini masalah pribadi antara si A dengan teman pria nya,dan gak berhubungan dengan keluarga si A..
Jadi si A di tuntut unt mengambil 2 keputusan penting yg berbeda disaat yg sama.

 [at] bro Andry.. Japri itu apa?

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #21 on: 23 September 2010, 07:24:40 PM »
Masalah cinta salah satu nya.. Tp bukan karna ortu gak setuju..
Ini masalah pribadi antara si A dengan teman pria nya,dan gak berhubungan dengan keluarga si A..
Jadi si A di tuntut unt mengambil 2 keputusan penting yg berbeda disaat yg sama.

 [at] bro Andry.. Japri itu apa?
jalur pribadi.. pm, personal messages... intinya sesuatu yg tidak semua org tau. (secret)
like that lahh

Samma Vayama

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #22 on: 23 September 2010, 07:27:57 PM »
 [at]  Yen
Pernah dengar syair yg berbunyi +/- seperti ini;
"kemarin adalah sejarah,
Besok adalah misteri,dan
Hari ini adalah berkah.."

pikiran adalah pelopor,pemimpin,segala sesuatu di kendalikan pikiran..
pikiran yg tidak terlatih cenderung tidak terkendali,liar,dan menipu..

bisa di tebak,sekarang yen sedang gelisah dikarenakan pikiran yen sedang mengembara kemasa depan,menerka apa yg akan akan terjadi jika yen mengambil keputusan dan yen cenderung berpikir negatif?
 Benar ga sis?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #23 on: 23 September 2010, 07:37:49 PM »
sepengelaman saya hanya ada 2 cara

1. rajin berlatih meditasi
2. Terjun lsg ke dalam masalah itu sendiri.. << saya lebih menyukai yg ini.. walau pusing stress dan hampir mati... toh saya masih hidup dan masih segar bugar
Samma Vayama

Offline Yen

  • Teman
  • **
  • Posts: 76
  • Reputasi: 21
  • Gender: Female
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #24 on: 23 September 2010, 08:30:26 PM »
 [at]  Mr.Jhonz. iya,saya pernah membaca syair itu,dan saya tau syair tersebut juga dari forum dhammacitta ini,forum ini telah bnyk membantu saya dlm belajar dhamma, tp ketika masalah ada di depan mata sangat sulit untuk menerapkan apa yg telah kita tau ke dalam tindakan nyata..

Benar sekali Mr.Johnz,yg jadi beban skrng adalah karna keputusan yg akan saya ambil berpengaruh terhadap bnyk orang,dan itu bukan orang laen tp keluarga sendiri..
« Last Edit: 23 September 2010, 08:39:11 PM by Yen »

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #25 on: 23 September 2010, 09:04:22 PM »
Itu karena kita belum terlatih :)

Quote
Benar sekali Mr.Johnz,yg jadi beban skrng adalah karna keputusan yg akan saya ambil berpengaruh terhadap bnyk orang,dan itu bukan orang laen tp keluarga sendiri..
Imo.Yang penting sis sudah berusaha semaksimal mungkin,
Jika memang keputusan sis berbuah pahit,ya terima saja sebagai pelajaran..
Toh,keinginan kadang tidak sesuai dengan kenyataan
Kata senior Upasaka "hidup adalah pilihan" :)
« Last Edit: 23 September 2010, 09:06:06 PM by Mr.Jhonz »
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #26 on: 23 September 2010, 11:38:24 PM »
Menghadapi Stress Dengan Agama Buddha


Oleh Yang Mulia Bhikkhu Uttamo Thera





Kemajuan jaman ibarat pisau bermata ganda. Di satu sisi ia memberikan kemudahan hidup bagi masyarakat yang telah siap sehingga dapat memanfaatkannya. Di sisi yang lain sesungguhnya ia pun dapat memberikan akibat negatif untuk mereka yang belum siap mental menghadapi perubahan lingkungan yang sedemikian cepat. Ada tuntutan-tuntutan jaman dan konflik-konflik yang harus dihadapi seseorang untuk memenuhi tuntutan jaman itu akhirnya dapat menjerumuskan orang yang lemah pengertian batinnya pada kondisi stress.


Hakekat dari pengertian batin sebagai bekal yang paling pokok dalam menghadapi dampak negatif kemajuan jaman ini adalah memiliki kemampuan melihat hidup sebagaimana adanya, bahwa hidup tidak kekal dan hanyalah proses belaka. Pengertian ini biasanya telah dimengerti oleh hampir setiap orang secara teoritis tetapi pada kenyataannya orang jarang siap mental bila menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya.


Dalam usaha menyesuaikan antara pengertian batin (baca: teori) yang dimiliki dengan penerapannya pada kehidupan yang sesungguhnya inilah peranan Agama Buddha diperlukan. Agama Buddha adalah gabungan antara tradisi penghormatan kepada Sang Guru Agung, Buddha Gotama, dengan Ajaran Luhur Sang Buddha yang berisikan kiat-kiat untuk menghadapi kenyataan hidup yang kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan tujuan Agama Buddha secara umum adalah agar orang yang mengikuti dan melaksanakan Ajarannya akan memperoleh kebahagiaan duniawi, surgawi dan sebagai tujuan tertinggi adalah tercapai kebebasan mutlak yaitu Nibbana (=Nirwana) sebagai Tuhan Yang Mahaesa dalam pengertian Agama Buddha.


PEMBAHASAN
Pengertian batin untuk melihat hidup sebagaimana adanya ternyata lebih mudah diucapkan dan dinasehatkan kepada orang lain daripada untuk membantu diri kita sendiri dalam mengatasi kenyataan hidup yang kadang tidak sesuai dengan harapan. Bila menjumpai orang lain yang sedang menderita, kita akan lebih mudah menjadi penasehat yang tampaknya amat bijaksana untuk membantu orang tersebut agar mampu menerima kepahitan hidup. Sebaliknya, bila tiba giliran kita yang menerima penderitaan akibat perubahan yang tidak diinginkan, kadang nasehat tulus dari seorang kawan dapat dianggap sebagai pelecehan atas kondisi yang sedang kita alami.


Untuk mengubah pengertian benar yang masih teoritis menjadi praktis itulah Sang Buddha dalam berbagai kesempatan sepanjang hidup Beliau telah menjelaskannya kepada para umatNya tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Bila tahapan ini diikuti sungguh-sungguh maka hasil nyata yang dapat dialami sebagai awal pencapaian adalah hidup bahagia dan bebas dari stress. Kebahagiaan awal ini kemudian dapat dilanjutkan untuk dapat mencapai bentuk-bentuk kebahagiaan yang lebih tinggi sehingga akhirnya tercapailah kebahagiaan tertinggi yaitu Tuhan Yang Mahaesa (=Nibbana/Nirwana).


Secara ringkas, tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:


TAHAP PERTAMA :
SUMBER STRESS ADALAH KEINGINAN

Manusia hidup pasti tidak akan pernah terlepas dari keinginan. Memiliki keinginan adalah wajar sejauh kita tidak menjadi budak keinginan kita sendiri. Oleh karena itu, keinginan dapat menjadi salah satu sumber stress. Stress dapat timbul bila orang bersikap terlalu kaku pada keinginannya sendiri tanpa memiliki kesadaran bahwa kadang orang harus menyesuaikan diri antara keinginan dengan kenyataan yang dihadapi. Dengan kata lain, orang sering tidak siap dan tidak berkeinginan menghadapi perubahan. Padahal, setiap saat dan di setiap tempat ada kemungkinan orang akan mengalami perubahan. Perubahan dalam hidup ini dapat merupakan perubahan ke arah yang menggembirakan ataupun sebaliknya. Menghadapi perubahan yang menggembirakan, orang tidak akan mempermasalahkan seperti bila sedang menghadapai perubahan yang tidak menyenangkan. Dalam masalah ini, perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang membuat orang tidak bahagia karena tidak sesuai dengan keinginannya. Perubahan dapat dirasakan mengarah pada hal yang tidak membahagiakan karena disebabkan oleh niat orang untuk tidak ingin berkumpul dengan yang tidak disenangi dan berpisah dengan yang dicinta. Perubahan ini terjadi dalam bentuk yang seluas-luasnya, misalnya dalam hubungan dengan sesama manusia, dengan benda maupun dengan suasana serta masih banyak yang lainnya. Stress muncul karena orang tidak ingin melihat perubahan ke arah yang tidak menggembirakan itu terwujud sebagai kenyataan. Orang bahkan ingin memaksakan kenyataan seperti keinginannya. Tentunya hal ini tidaklah mungkin dapat terjadi.


Pada dasarnya terdapat dua macam keinginan yang dominan dalam kehidupan ini yaitu ingin selalu bersama dengan hal-hal atau kondisi yang menyenangkan dan yang lainnya adalah ingin tidak pernah menjumpai hal-hal atau kondisi yang tidak menyenangkan. Tentu saja bila kedua macam keinginan ini dapat terpenuhi maka bahagialah kehidupan orang tersebut. Namun, karena hidup selalu berubah maka orang kadang, kalau tidak dapat dibilang sering, mengalami kekecewaan. Bila kekecewaan ini bertambah banyak kuantitas maupun kualitasnya maka stress dan akibat-akibat negatif lainnya akan muncul.


Dewasa ini masalah stress dan akibatnya serta juga cara-cara menanggulanginya telah ramai dibicarakan di seluruh dunia. Banyak ahli menuliskan pendapatnya tentang stress. Salah satu diantaranya adalah Peter G. Hanson. Menurut hasil penelitian Hanson, beberapa di antara sumber stress dalam masyarakat adalah terutama karena memiliki kondisi yang tidak seimbang pada bidang-bidang keuangan, pribadi, kesehatan dan pekerjaan. Hanson mengartikankeuangan sebagai kondisi memiliki ketrampilan kerja yang dapat dijual, memiliki cukup uang untuk mencapai tujuan, dan jaminan keuangan jika nanti terserang penyakit, resesi, atau kehilangan pekerjaan. Pribadi adalah berarti memiliki teman sejati (tidak perlu banyak) dan keluarga, misalnya perkawinan atau hal yang serupa. Kesehatan yang dimaksudkan adalah kesehatan lahir batin yang dinyatakan oleh dokter dan bukan pendapat pribadi. Sedangkanpekerjaan berarti adalah tampil efisien dengan integritas dan mendapatkan rasa hormat dari lingkungan, dalam hal ini apabila sebagai seorang pelajar berarti segi pendidikan.


Bila orang mengalami perubahan atau kegagalan pada salah satu atau lebih dari keempat hal di atas maka ia memiliki potensi untuk mengalami stress, kecuali bila pengertian batinnya telah matang.


TAHAP KEDUA :
KEINGINAN DAPAT DIKENDALIKAN

Apabila sumber stress diketahui maka sesungguhnya jalan untuk mengatasinya telah terjawab setengahnya. Telah disadari bahwa keinginan yang tidak fleksibel justru akan menjerumuskan seseorang ke dalam jurang stress. Semakin kukuh keinginan seseorang, semakin besar pula kemungkinan stress yang akan dihadapinya. Untuk itulah, orang perlu memiliki wawasan berfikir bahwa dalam hidup ini sering keinginan tidak dapat menjadi kenyataan sedangkan kenyataan tidak jarang amat berbeda dari keinginan yang dimiliki. Wawasan ini berguna untuk melunakkan keinginan sehingga akhirnya dapat diubah dan disesuaikan dengan kenyataan. Bila keinginan telah sesuai dengan kenyataan maka stress pun akan dapat dihalau jauh-jauh dari hidup ini.


TAHAP KETIGA :
CARA MENGENDALIKAN KEINGINAN

Untuk mengendalikan keinginan agar stress dapat diusir dari kehidupan ini, ada beberapa langkah dalam Agama Buddha yang harus ditempuh, yaitu:


a. Kerelaan
Dalam Agama Buddha, kerelaan atau keikhlasan meliputi dua macam yaitu kerelaan materi dan non-materi. Kerelaan materi akan lebih mudah dilakukan karena lebih kelihatan secara indriawi. Kerelaan materi juga menjadi awal untuk mencapai tahap yang lebih tinggi lagi. Kerelaan materi dapat berbentuk bantuan sandang, pangan, papan, obat-obatan maupun keuangan.


Kerelaan non-materi atau kerelaan batin agak lebih sulit dilakukan. Kerelaan non-materi dapat dikatakan sebagai bentuk kerelaan yang lebih tinggi daripada kerelaan materi. Kerelaan ini membutuhkan sikap mental untuk tidak mementingkan diri sendiri. Memiliki sikap mental mengharapkan semoga semua makhluk hidup berbahagia. Memperhatikan sekeliling dan siap membantu mereka dengan tenaga, ucapan maupun pikiran yang dimiliki. Beberapa bentuk kerelaan non-materi adalah nasehat, pengendalian diri dan peka pada kondisi lingkungan.


Melaksanakan kedua bentuk kerelaan di atas secara bersama-sama akan menumbuhkan kebahagiaan dalam hati si pelaku. Perasaan menjadi lebih ringan dan bahagia karena mempunyai ingatan bahwa dirinya telah mampu mengisi kehidupan ini dengan sesuatu yang berguna yaitu 'melakukan perbuatan baik' kepada fihak lain secara aktif. Kebahagiaan yang muncul karena orang telah mampu mengatasi dirinya ataupun keinginannya sendiri untuk mengembangkan rasa kebersamaan di jaman orang tidak lagi terlalu memperhatikan lingkungannya. Perasaan ini akan menambah semangat hidup dan ketenangan batin serta dapat membebaskan diri dari stress.


b. Kemoralan
Kemoralan adalah usaha mencegah berkembangnya bahkan -kalau dapat- menghilangkan perbuatan atau kebiasaan buruk yang telah dimiliki dan berusaha agar diri sendiri tidak melakukan keburukan yang telah dilakukan oleh orang lain.


Kemoralan juga akan memberikan ketenangan batin karena kemoralan menjaga segala perbuatan yang dilakukan lewat badan, ucapan dan pikiran agar 'terbebas dari kesalahan'. Manusia pada dasarnya berhasrat untuk melaksanakan segala bentuk keinginannya baik keinginan luhur maupun tidak baik. Namun dengan pengertian akan kemoralan maka orang kemudian akan mampu memilih perbuatan yang pantas dilakukan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan maupun ukuran kemoralan yang lainnya. Semakin tepat pilihannya, semakin diterima pula seseorang dalam lingkungannya, semakin besar pula keyakinan pada dirinya sendiri bahwa ia 'terbebas dari kesalahan'.


Bila keinginan telah terbiasa dikendalikan, maka bila dalam kehidupan ini orang menjumpai kenyataan yang bertentangan dengan keinginannya, ia akan dengan lapang dada dan penuh pengertian akan mampu menerima kenyataan tersebut. Ia tenang menghadapi kenyataan.


Dalam pengertian Agama Buddha, apabila kerelaan adalah unsur aktif untuk berbuat kebaikan maka kemoralan adalah unsur negatif yaitu mencegah kejahatan. Kedua unsur ini masing-masing bekerja aktif untuk mengendalikan keinginan seseorang, menundukkan keinginan seseorang. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena mereka bekerja saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang sama, hidup bahagia dan bebas dari stress sebagai awal pencapaian yang lebih tinggi. Dengan demikian, umat Buddha selalu dianjurkan untuk melaksanakan kedua hal pokok ini.


Dalam menyimpulkan hasil penelitiannya Dr. Claire Weekes menyatakan bahwa menganut salah satu agama tertentu dapat mencegah serta mengatasi stress disamping memiliki pekerjaan yang sesuai dan keberanian dalam menghadapi resiko hidup.


c. Ketenangan batin
Langkah yang ketiga ini digunakan untuk mengatasi stress langsung dari sumbernya yaitu pikiran. Dalam pikiran itulah terletak bermacam-macam keinginan. Ketenangan batin dicapai melalui latihan meditasi. Meditasi dapat digunakan untuk mengendapkan dan menyusun segala bentuk keinginan dalam latihan berpikir dengan benar. Manusia mampu melatih setiap gerakan badan dan ucapan sesuai dengan kemauan, demikian pula terhadap pikiran. Sarana melatih pikiran itulah yang disebut dengan meditasi. Meditasi mengarahkan batin seseorang untuk dapat menyadari bahwa hidup adalah saat ini, bukan masa lalu maupun masa yang akan datang. Pada masa lalu orang pernah hidup tetapi sudah tidak hidup, di masa datang orang akan hidup tetapi belum hidup; di masa ini, saat inilah orang hidup dan sedang hidup. Bila batin telah mencapai tahap ini, batin akan mampu memisahkan antara keinginan yang diperlukan saat ini dari keinginan yang dapat ditunda atau bahkan keinginan yang perlu dihilangkan. Dengan demikian, maka orang akhirnya dapat menundukkan keinginannya sendiri dan terbebaslah ia dari stress.


Pada hakekatnya meditasi adalah menyadari segala sesuatu yang sedang dilakukan, diucapkan dan terutama segala yang dipikirkan. Meditasi bukanlah berdoa, mengatur pernafasan maupun mengosongkan pikiran. Dalam melaksanakan meditasi dibutuhkan beberapa persyaratan dasar yaitu posisi tubuh yang benar, waktu meditasi yang sesuai, tempat meditasi yang memenuhi persyaratan, obyek meditasi yang cocok dan juga guru yang mampu mengarahkan meditasi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.


Bila ketenangan batin tercapai maka stress pun tidak mempunyai kesempatan muncul dalam kehidupan ini. Dr. Vernon Coleman juga mengarahkan para pasien stress-nya untuk melakukan relaksasi terutama dengan meditasi walaupun tidak harus mengikuti satu bentuk institusi tertentu.


d. Kebijaksanaan
Kemampuan meditasi bukan hanya untuk menghasilkan ketenangan batin saja tetapi dapat dikembangkan ke arah pengertian batin yang hendak dicari sebagai obat tertinggi dalam menanggulangi stress.


Menurut Sang Buddha, ada dua macam kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan duniawi yang berupa teori dan kebijaksanaan mutlak yaitu tercapainya tujuan tertinggi dalam Agama Buddha, Nibbana/Nirwana. Kebijaksanaan duniawi adalah pengertian dasar bersifat filosofis dan teoritis untuk mendorong pelaksanaannya agar orang dapat membuktikan kebenarannya. Apabila telah dilaksanakan maka setahap demi setahap orang akan mendekati tujuan akhir yaitu kebijaksanaan mutlak.


Pencapaian kebijaksanaan mutlak dengan melatih ketenangan batin berpandangan terang. Sasaran latihan ketenangan batin tahap akhir ini adalah agar orang setelah mampu memisahkan antara keinginan yang pokok dan sampingan, kini di arahkan untuk menyadari bahwa keinginan itulah yang menjadi dasar ketidakpuasan dalam hidup ini. Keinginan itu pulalah yang menjadi salah satu sebab munculnya stress dalam hidup ini. Sedangkan sumber keinginan adalah karena tidak menyadari bahwa hidup akan selalu berubah dan hanyalah proses. Tahap ini menjadi tahap akhir dan menjadi tahap tertinggi dalam Agama Buddha. Untuk menguraikan tahapan ini membutuhkan suatu latihan dasar dari ketiga tahap sebelumnya, oleh karena itu dalam kesempatan ini tahap terakhir ini hanya diuraikan secara singkat untuk memberikan gambaran sepintas dahulu. Dalam kesempatan lain, mungkin akan dibicarakan secara khusus dan mendalam.


Sesungguhnya bila hanya untuk mengatasi stress saja ketiga tahap di atas sudah lebih dari cukup. Bila hendak mengatasi masalah hidup yang sesungguhnya yaitu untuk mencapai Tuhan Yang Mahaesa (=Nibbana/Nirwana) maka tahap keempat adalah tahap yang harus dilaksanakan.



PENUTUP
Istilah 'stress' kelihatannya baru muncul dalam beberapa dekade belakangan ini, tetapi sesungguhnya sejak jaman Sang Buddha hidup bahkan mungkin jauh sebelumnya itu kondisi stress ini telah dialami umat manusia. Oleh karena itu, Ajaran Sang Buddha bukan hanya berisikan petunjuk untuk mengembangkan kebahagiaan yang telah dimiliki, namun juga berisikan kiat-kiat untuk memperbaiki situasi lahir batin yang sedang dihadapi. Apabila kondisi lahir batin dapat diselaraskan dengan kenyataan hidup, maka terbebaslah orang dari stress.
Kini, pengertian untuk mengatasi stress sebagai fenomena era globalisasi dan teknologi telah diberikan, tinggal dilaksanakan. Sesungguhnya menurut Sabda Sang Buddha:
Walaupun seseorang hidup seratus tahun, tetapi tidak dapat melihat timbul dan tenggelamnya segala sesuatu yang berkondisi, sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari dari orang yang dapat melihat timbul dan tenggelamnya segala sesuatu yang berkondisi.
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #27 on: 24 September 2010, 02:08:55 AM »
Gmn kl contoh kasusnya begini:

Si A sedang menghadapi masalah hidup yg sangat komplek,berhubungan dengan keluarga dan teman pria. Dan disini dia di harus kan unt membuat keputusan,sedangkan keputusan yg dibuat akan berdampak sangat besar terhadap kehidupan keluarga si A. Dan disaat yg sama si A juga harus membuat keputusan yg berhubungan dengan teman pria nya. Disini si A harus membuat 2 keputusan sekaligus.

Karna keputusan yg akan dibuat sangat fatal,maka si A perlu menenangkan diri sebelum membuat keputusan.
Nah dlm kasus ini,cara apakah yg paling baik yg bisa di lakukan si A buat menenangkan diri?

mungkin akan susah untuk mendapatkan ketenangan, karena biasanya ketenangan itu datang setelah semua masalah terselesaikan.
mungkin bisa mencoba untuk menarik nafas panjang, lalu melihat masalah tsb dengan jelas dan dicari jalan keluarnya.
bisa mencoba menarik nafas panjang berkali2, atau coba ke suatu tempat untuk menyendiri agar tenang, ato mungkin cari aktifitas lain, ato tukar pikiran dengan teman, ato yg lainnya.
intinya agar bisa melihat semua permasalahan dengan jelas. jika bisa melihat semua permasalahan dengan jelas, berarti sudah mendapatkan ketenangan untuk menyelesaikan masalah tsb.

dan karena keinginan kita untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yg harus sesuai dengan keinginan kitalah yg membuat hilangnya ketenangan itu sendiri. jadi, mungkin keputusannya terasa tidak cocok, tapi kenyataannya keputusan itulah yg terbaik dan terbijak yg harus diterima suka atau tidak suka. tinggal bagaimana diri sendiri menyikapinya.

semogamembantu
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #28 on: 24 September 2010, 03:21:45 AM »
jalan - jalan sono, nntn film.. maen games.. dll..

Offline Asia

  • Teman
  • **
  • Posts: 74
  • Reputasi: 9
  • Gender: Male
Re: Selain meditasi,apakah ada cara lain unt menenangkan diri??
« Reply #29 on: 24 September 2010, 08:26:46 AM »
Saran teman-teman di atas boleh dicoba. Tapi kalau sudah give up (ketenangan tidak ditemukan), coba pertimbangkan alternatif keputusan, lalu pilih keputusan yang akibat negatifnya paling bisa ditolerir.

Saya juga pernah mengalami masa-masa ini, kepala sampe nyut2an krn berpikir terlalu keras. Saya sampe mencoba berbagai cara, termasuk menulis daftar positif & negatif dari keputusan yang akan diambil. Akhirnya saya mengambil keputusan, dan saya berusaha menguatkan diri untuk menerima konsekuensi terburuknya.

Ternyata akibat negatif dari keputusan tsb benar-benar terjadi. Tapi saya sudah tahu inilah konsekuensinya. Sampe sekarang akibat buruknya masih terasa, tapi di luar dugaan, saya bisa menjalaninya (ternyata saya lebih kuat dari yang saya kira).

Dan saya yakin, Yen pun bisa lebih kuat dari yang Yen kira. Kadang masa depan begitu menakutkan karena kita 'berpikir' demikian. Tapi setelah dijalani, ternyata tidak se-mengerikan itu :)
« Last Edit: 24 September 2010, 08:36:07 AM by Asia »