Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Topik Buddhisme => Buddhisme dengan Agama, Kepercayaan, Tradisi dan Filsafat Lain => Topic started by: candra_mukti19 on 24 December 2008, 01:56:15 PM
-
sebenarnya tujuan utama saya diskusi di forum ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan budhism, khususnya mengenai meditasi. sebagaian ajaran budhist itu harus dibuktikan secara ilmiah. sebagian lagi harus dibuktikan dengan logika. dan sebagainnya dengan meditasi. sejenak, saya ingin berhenti "diskusi logic" , sejenak berhenti dulu menyelidki ajaran Sang Guru secara logic. sekarang saya bermaksud mengembangkan meditasi. selama saya praktik meditasi samatha-vippsana, saya mengumpulkan persoalan-persoalan yang membutuhkan jawaban. sampai saat ini, saya sudah mengumpulkan 1073 pertanyaan seputar meditasi, yang membutuhkan jawaban untuk bahan praktik. tapi, saya tidak ingin mengemukakan semuanya sekaligus. saya berharap memperoleh satu jawaban, kemudian mempraktikannya. kebenaran jawaban tersbut akan terbukti dalam praktik. jika satu pertanyaan terlah terjawab dengan jawaban yang benar, maka saya akan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. saya berharap rekan-rekan di sini dapat dengan tulus membimbing dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya tersebut.
-
kalo i yang nanya boleh gak
-
pertanyaan pertama
1. dalam praktik meditasi vippasana, kita memperhatikan 4 landasan perhatian. tidak termasuk persepsi di dalamnya. tapi saya suka memperhatikan persepsi/imajinasi yang muncul. apakah ini praktik yang salah atau benar?
-
kalo i yang nanya boleh gak
silahkan aja!
-
gini, pertanyaan i sebenarnya menggangu banget
dalam sutta maupun khalayak tau, orang yg meditasi bisa dapet kesaktian
nah i bingung kok bisa yak, padahal kan meditasi itu cuma melatih konsentrasi doank. kok bisa muncul tiba2 kesaktian
-
[at] hatred
konsentrasi itu ibarat kaca suryakanta (kaca pembesar). anda tahu kan?
matahari yang berisinar terang itu, jika kita menjemur kerta selama 1 jam dibawah terik mathari, kertas itu tidak akan terbakar. tapi coba gunakan suryakanta, dalam 5 menit kertas itu akan terbakar. energi yang tidak dapat membakar, jadi membakar, karena diarahkan pada satu titik oleh kaca suryakanta.
seperti itu pula konsentrasi mengarahkan energi tubuh-mental.
-
maksudnya kita mengkonsentrasikan energi?
tapi kan dalam meditasi yang di kosentrasikan pikiran, bagaimana hal tersebut bisa menyebabkan seseorang mempunyai kesaktian fisik seperti bisa terbang dll.
-
kalau kesaktian penyembuh kaya reiki ada yang uda bisa lum?
-
waduh, saya bikin thread ini maksudnya saya yang pengen nanya-nanya. kok jadi saya yang jawab jawab ya :)) :)) ?
trus, mana donk jawaban dari pertanyaan saya?
-
maksudnya kita mengkonsentrasikan energi?
tapi kan dalam meditasi yang di kosentrasikan pikiran, bagaimana hal tersebut bisa menyebabkan seseorang mempunyai kesaktian fisik seperti bisa terbang dll.
ketika berkonsentrasi, maka sesungguhnya yang terkonsentrasi bukan hanya pikiran, maka seluruh energi tubuh-mental pun terpusat ke satu titik. kalo terbang itu bukan kesaktian fisik, tapi kesaktian batin. sebab dengan kekuatan batin itulah orang bisa terbang, bukan dengan otot.
-
kalau kesaktian penyembuh kaya reiki ada yang uda bisa lum?
saya dah bisa
-
maksudnya kita mengkonsentrasikan energi?
tapi kan dalam meditasi yang di kosentrasikan pikiran, bagaimana hal tersebut bisa menyebabkan seseorang mempunyai kesaktian fisik seperti bisa terbang dll.
ketika berkonsentrasi, maka sesungguhnya yang terkonsentrasi bukan hanya pikiran, maka seluruh energi tubuh-mental pun terpusat ke satu titik. kalo terbang itu bukan kesaktian fisik, tapi kesaktian batin. sebab dengan kekuatan batin itulah orang bisa terbang, bukan dengan otot.
oke kita ambil contoh yg gampang diliat aja deh, misal kebal ama senjata tajam.
nah itu prosesnya gmana ya. kok bisa si?
jawab pertanyaan aye sambil nanya bisa kok. kali aja ada yg bisa dijawab ma rekan2 yg laen :))
-
maksudnya kita mengkonsentrasikan energi?
tapi kan dalam meditasi yang di kosentrasikan pikiran, bagaimana hal tersebut bisa menyebabkan seseorang mempunyai kesaktian fisik seperti bisa terbang dll.
ketika berkonsentrasi, maka sesungguhnya yang terkonsentrasi bukan hanya pikiran, maka seluruh energi tubuh-mental pun terpusat ke satu titik. kalo terbang itu bukan kesaktian fisik, tapi kesaktian batin. sebab dengan kekuatan batin itulah orang bisa terbang, bukan dengan otot.
oke kita ambil contoh yg gampang diliat aja deh, misal kebal ama senjata tajam.
nah itu prosesnya gmana ya. kok bisa si?
jawab pertanyaan aye sambil nanya bisa kok. kali aja ada yg bisa dijawab ma rekan2 yg laen :))
kalau dalam meditasi budhist, itu menggunakan meditasi metta, atau dengan menekuni memancarkan metta.
kalau dalam meditasi hinduisme, itu dengan mengaktifkan cakra perut dan jantung, memadukan kedua energi tersebut, lalu menyebarkannya ke seluruh tubuh. atau, ketika ke 7 cakra itu sudah aktif, maka kekebalan otomatis diperoleh.
saya sudah pernah membuktikan kebenaran keduanya.
-
mengaktifkan cakra ???
tolong dong bro, ajarin gmana caranya mengaktifkan "cakra" ini
dan ada 7 cakra, cakra apa saja?
-
maksudnya kita mengkonsentrasikan energi?
tapi kan dalam meditasi yang di kosentrasikan pikiran, bagaimana hal tersebut bisa menyebabkan seseorang mempunyai kesaktian fisik seperti bisa terbang dll.
ketika berkonsentrasi, maka sesungguhnya yang terkonsentrasi bukan hanya pikiran, maka seluruh energi tubuh-mental pun terpusat ke satu titik. kalo terbang itu bukan kesaktian fisik, tapi kesaktian batin. sebab dengan kekuatan batin itulah orang bisa terbang, bukan dengan otot.
oke kita ambil contoh yg gampang diliat aja deh, misal kebal ama senjata tajam.
nah itu prosesnya gmana ya. kok bisa si?
jawab pertanyaan aye sambil nanya bisa kok. kali aja ada yg bisa dijawab ma rekan2 yg laen :))
kalau dalam meditasi budhist, itu menggunakan meditasi metta, atau dengan menekuni memancarkan metta.
kalau dalam meditasi hinduisme, itu dengan mengaktifkan cakra perut dan jantung, memadukan kedua energi tersebut, lalu menyebarkannya ke seluruh tubuh. atau, ketika ke 7 cakra itu sudah aktif, maka kekebalan otomatis diperoleh.
saya sudah pernah membuktikan kebenaran keduanya.
Kalo sering melatih metta dengan otomatis cakra dada akan terbuka katanya....
-
mengaktifkan cakra ???
tolong dong bro, ajarin gmana caranya mengaktifkan "cakra" ini
dan ada 7 cakra, cakra apa saja?
nama-nama 7 cakra. wah saya gak hapal nama-namanya. 10 tahun belajar mengaktifkan cakra-cakra tapi gak hapal nama-namanya, aneh ya? :)) :))
cakra pertama diperut, dua jari dibawah pusar
cakra kedua, di ujung ekor
cakra ketiga, antara dubur dan kemaluan
cakra keempat, di jantung
cakra ke lima, di leher
cakra ke enam, di trikut
cakra ke tujuh di ubun-ubun
cara mengaktifkannya ada 2 cara.
1. dibukakan oleh ahlinya
2. dibuka sendiri melalui ketekunan latihan.
cara kedua itu dengan cara menahan nafas berulang-ulang ke perut, nafas di tekan ke arah dua jari dibawah pusar. anus agak ditarik sedikit ke atas.
-
Kalo sering melatih metta dengan otomatis cakra dada akan terbuka katanya....
emank betul. dari situlah keluarnya energi cinta.
-
pertanyaan pertama
1. dalam praktik meditasi vippasana, kita memperhatikan 4 landasan perhatian. tidak termasuk persepsi di dalamnya. tapi saya suka memperhatikan persepsi/imajinasi yang muncul. apakah ini praktik yang salah atau benar?
-
cara kedua itu dengan cara menahan nafas berulang-ulang ke perut, nafas di tekan ke arah dua jari dibawah pusar. anus agak ditarik sedikit ke atas.
gini ya
ambil nafas, tahan trus ditekan ini maksudnya nafas di perut ini diarahkan ke bawah pusar ya?
trus anus agak ditarik keatas maksudnya nungging?
dan bagaimana sy bisa tahu kalau Cakra sudah aktif?
-
om chandra kalau belajar reiki sendiri..
kalau kita tau kita ada kemajuan gimana rasainnya?
kalau belum bisa meditasi langsung belajar reiki bisa gak?
thanxz
-
cara kedua itu dengan cara menahan nafas berulang-ulang ke perut, nafas di tekan ke arah dua jari dibawah pusar. anus agak ditarik sedikit ke atas.
gini ya
ambil nafas, tahan trus ditekan ini maksudnya nafas di perut ini diarahkan ke bawah pusar ya?
ya benar. tepatnya, coba letakan dua jari dibawah pusat. nah disitulah letak cakra pertama.
tarik nafas penuh, terus tekan ke situ. perut akan mengeras.
trus anus agak ditarik keatas maksudnya nungging?
:)) :)) wha..ha...ha.. (gw ktawa tawa di warnet) lucu banget. gimana caranya meditasi sambil nungging wha..ha..ha..
eh sorii. maksud saya anus di "empotin". bisa enggak ya anus kamu di empotin?
eh, empot itu bahasa sunda, bahasa indonesianya apa yah?
dan bagaimana sy bisa tahu kalau Cakra sudah aktif?
anda akan melihatnya, paling tidak akan merasakan adanya suatu energi panas yang berputar di pasar anda.
-
:)) :)) wha..ha...ha.. (gw ktawa tawa di warnet) lucu banget. gimana caranya meditasi sambil nungging wha..ha..ha..
eh sorii. maksud saya anus di "empotin". bisa enggak ya anus kamu di empotin?
eh, empot itu bahasa sunda, bahasa indonesianya apa yah?
jadi malu :-[
maksudnya kan kalo ee ngeden, nah ini kebalikannya ya :))
seep deh ngarti2 dikit. tinggal dipraktekin dulu
thanx om
-
om chandra kalau belajar reiki sendiri..
kalau kita tau kita ada kemajuan gimana rasainnya?
kalau belum bisa meditasi langsung belajar reiki bisa gak?
thanxz
sebenarnya saya tidak belajar reiki, tapi belajar tenaga dalam aliran mesir. tapi, semua sistem tenaga dalam itu sama aja, beda dikit-dikit. jadi, apa yang saya pelajari dengan reiki itu gak akan jauh bedanya.
reiki itu suatu energi tenaga dalam. kalau kita ada kemajuan, kita akan merasakan tubuh kita dipenuhi energi, bersemangat, bergairah, tubuh dan pikiran ringan. itu sama halnya, ketika orang berhasil memasuki jhana. setelah keluar dari jhana, ia akan memperoleh energi yang sama dengan seperti itu.
belum belajar meditasi juga bisa langsung belajar tenaga dalam.
kalau muslim pada umumnya belajar tenaga dalam dulu, habis itu baru belajar meditasi.
-
:)) :)) wha..ha...ha.. (gw ktawa tawa di warnet) lucu banget. gimana caranya meditasi sambil nungging wha..ha..ha..
eh sorii. maksud saya anus di "empotin". bisa enggak ya anus kamu di empotin?
eh, empot itu bahasa sunda, bahasa indonesianya apa yah?
jadi malu :-[
maksudnya kan kalo ee ngeden, nah ini kebalikannya ya :))
seep deh ngarti2 dikit. tinggal dipraktekin dulu
thanx om
nah, iya, kebalikan ngeden. tapi nariknya jangan terlalu keras lho.
gini :
kan nafas di tekan ke perut. dari arah bawah di ditahan, jadi mampat ditengah (cakra pusar). jika tidak begitu, maka energi ada kemungkinna bocor ke bawah.
saya sarankan pelajari aja dikit dikit ya, jangn terburu-buru. soalnya berbahaya.
duh, gimana yah, saya belum pernah membimbing pembangkitan cakra dari jarak jauh.
-
gini saja om, ntar saya praktekin trus i kirim kabar perkembangannya secara rutin.
-
gini saja om, ntar saya praktekin trus i kirim kabar perkembangannya secara rutin.
nah itu bagus.
saya mau tanya dulu, apakah anda pernah merasakan energi tenga dalam?
-
gini saja om, ntar saya praktekin trus i kirim kabar perkembangannya secara rutin.
nah itu bagus.
saya mau tanya dulu, apakah anda pernah merasakan energi tenga dalam?
kalo merasakan maksudnya menyadari sih soale belom.
maksudnya gini, dulu i pernah dibawa ke orang pinter trus dia naruh tangan di pala n belakang badan i, trus dia nanya "ada kerasa sesuatu gak (misal hangat atw apa)".
tapi keknya gak ada perasaan apa apa. atau i sendiri yg kurang responsif ???
-
gini saja om, ntar saya praktekin trus i kirim kabar perkembangannya secara rutin.
nah itu bagus.
saya mau tanya dulu, apakah anda pernah merasakan energi tenga dalam?
kalo merasakan maksudnya menyadari sih soale belom.
maksudnya gini, dulu i pernah dibawa ke orang pinter trus dia naruh tangan di pala n belakang badan i, trus dia nanya "ada kerasa sesuatu gak (misal hangat atw apa)".
tapi keknya gak ada perasaan apa apa. atau i sendiri yg kurang responsif ???
untuk bisa mengembangkan tenaga dalam itu harus bisa merasakan dan mengenal dulu, mana yang disebut dengan tenaga dalam itu? seperti orang yang hendak mengembangkan otot, dia tahu "ini otot tangan, ini otot perut, ini otot paha, dan begini cara melatih otot tangan, begini melatih otot paha, dll". jadi, perlu tahu dulu, mana yang dikembangkannya, agar bisa melihat perkembangnannya itu sendiri. kalo orang ingin mengembangkan td, tapi tak tahu mana td itu, lha bagaimana dia bisa mengembangkan? seperti orang bercocok tanam, tapi tanaman yang hendak ditumbuh kembangkannya gak keliatan, kan susah. tul gak?
-
lalu bagaimana saya tahu yang mana tenaga dalam saya dan bagaimana merasakannya?
-
lalu bagaimana saya tahu yang mana tenaga dalam saya dan bagaimana merasakannya?
banyak trik-nya. saya dapat mengajarkannya. tapi resiko tanggung sendiri. jika anda tidak hati-hati, saya tidk bertanggung jawab dengan yang terjadi pda diri anda.
1. cobalah lakukan olah raga lari pda waktu sore hari dengan jarak 1 km
2. setelah sampai 1 km. tenangkan nafas dengan teknik nafas dalam. caranya, tarik nafas sampai dada penuh, kemudian keluarkan pelan. tidak ada proses menahan nfas. lakukan berulang-ulang, sampai nafas tidak ngos-ngosan.
3. kemudian lakukan praktik menahan nafas di cakra pusar dengna konsentrasi selama 30 kali. setiap kali menahan nafas, hitung hingga 7 hitungan. kemudian keluarkan pelan-pelan.
4. setelah 30 kali, cobalah lemaskan tangan anda, dan anda dalam keadaan berdiri tangan terjuntai seperti ketika berdiri biasa. pejamkan mata dan rasakan sensasi-sensasi yang terdapat pada tangan anda. anda akan merasakan ada energi yang lembut menyentuh tangan anda. ia secara lembut dan halus, mendorong, menekan pelan-pelan. rasakan kemana arah dorongannya, kemana tekanannya. cobalah untuk mengikuti dorongan dan tekanannya.
5. lakukan latihan ini setiap hari, sampai anda benar-benar dpat merasakan dengan jelas keberadaan tenaga dalam tersebut.
warning : hati-hati. jika cakra perut anda aktif secara mendadak, energi itu dapat membesar seketika dan membuat anda terbanting-banting. walaupun kemungkinannya hanya 3 %, tapi beberapa kasus menunjukan orang yang baru belajar bisa jadi cakra nya aktif secara tiba-tiba.
jadi, jangan melakukan itu di tempat yang banyak batunya, melainkan lebih baik di tempat lapangan berumput. seandainya anda terbanting-banting, tubuh anda tidak akan terlalu sakit.
dan jangan ditempat yang terlalu sepi. seandainya energi itu tidak terkendali, nanti anda tidak ada yang menolong. jadi, hati-hati yach!
-
mengerikan :-SS
tapi aye coba pelan2 dulu deh
-
kalau tampa lari 1km ada gak?
males lari2 om T_T
langsung no3 sampai 5 bisa gak?
-
mengerikan :-SS
tapi aye coba pelan2 dulu deh
hal ini merupakan dilemma bagi saya, sebagai pelatih tenaga dalam.
jika saya tidak memberi tahu bahwa ada kemungkinan bahaya ynag terjadi ketika melakukan latihan sendiri, ditmpat sunyi, maka ada kemungkinan murid tersebut kurang berhati-hati dalam berlatih serta memilih tempat latihan. sebaliknya, jika memberitahukan, seringkali para murid berlebihan dalam takutnya.
yang saya harapkan adalah anda tidak takut berlatih, tapi hal berikut wajib diperhatikan :
1. tempat latihan yang aman (jangan banyak batu)
2. jangan terlalu sepi. seperti di dalam hutan, atau di rumah ketika semua orang pergi, kecuali anda.
jika misalnya, anda beraltih di suatu bukit, yang sesekali orang suka lewat ke situ, itu berarti aman. seharusnya sih dibimbing langsung oleh guru. apa didekat anda tidak ada seoarng guru tenaga dalam?
-
kalau tampa lari 1km ada gak?
males lari2 om T_T
langsung no3 sampai 5 bisa gak?
bisa.
lakukan senam sampai tubuh berkeringat.
selanjutnya sama.
-
seharusnya sih dibimbing langsung oleh guru. apa didekat anda tidak ada seoarng guru tenaga dalam?
gak ada om, wong belajar komputer aja lwat internet.
-
seharusnya sih dibimbing langsung oleh guru. apa didekat anda tidak ada seoarng guru tenaga dalam?
gak ada om, wong belajar komputer aja lwat internet.
ilmu komputer itu ilmu mengolah komputer, mesin
ilmu tenaga dalam itu mengolah tubuh mental mu
komputer sih gak besar resikonya. kalo misalnya komputer nghank, tinggal restart aja. trus kalo kamu yang ngehank, gimna ngerestart nya?
-
:))
hehe... di teken tombol pusarnya aja :))
oke deh om, sip neh ntar tak i coba2 dulu.
tapi ada pantangan gak, kan biasanya ada tuh pantangan ini itu atau syarat ini itu?
-
:))
hehe... di teken tombol pusarnya aja :))
oke deh om, sip neh ntar tak i coba2 dulu.
tapi ada pantangan gak, kan biasanya ada tuh pantangan ini itu atau syarat ini itu?
pantangan sih sebenarnya gak ada. tapi kalo mo cepet berhasil, sebelum berhasil merasakan energi tenaga dalam yang cukup kuat, sebaiknya anda tidak melakukan hubungna seksual atau aktifitas seksual. jadi, puasa ngesex dulu yach!
-
siip :jempol:
mm... :-$ masturbasi juga gak bole ya :-[
-
siip :jempol:
mm... :-$ masturbasi juga gak bole ya :-[
ya sebaiknya masturbasi juga tidak dilakukan.
kalo sudah berhasil nanti, gesex juga gak masalah. jadi, prihatin aja dulu!
ngomong-ngomgon dah punya istri belum?
-
belom om, ;D
i dah bertekad tuk gak menikah ;D
-
belom om, ;D
i dah bertekad tuk gak menikah ;D
kalo kuat gak menikah itu sih energinya bisa lebih hebat.
saya pernah punya murid, energinya bisa jauh lebih hebat dari saya sebagai gurunya. karena murid saya tersebut belum menikah.
kalo saya, umur 22 sudah menikah. dan menjadikan ilmu tenaga dalam sebagai "ilmu kuat sex".
dengan ilmu tenaga dalam, kepunyaan lelaki kuat "*******" 3 jam.
saya banyak berlatih td, tapi sayangnya banyak disalurkan ke situ. seandainya tidak banyak disalurkan ke situ, pasti memperoleh lebih banyak manfaatnya.
-
=))
bisa juga yak buat begitu =))
-
tapi, kalo boleh. saya menyarankan anda untuk menikah saja!
memang ini bersifat duniawi!
tapi, apakah anda tidak ingin merasakan kehangatan sebuah keluarga?
mungkin saat ini, orang tua anda masih ada. jika orang tua anda sudah tidak ada, dan saudara anda sudah berkeluarga, maka dengan siapa anda akan berbagi kegembiraan? dengan siapa anda akan berhimpun?
-
pertanyaan pertama
1. dalam praktik meditasi vippasana, kita memperhatikan 4 landasan perhatian. tidak termasuk persepsi di dalamnya. tapi saya suka memperhatikan persepsi/imajinasi yang muncul. apakah ini praktik yang salah atau benar?
Dalam vipasanna persepsi masuk dalam bagian objek citanupasana(salah satu dari 4 landasan perhatian)
Ketika Anda memperhatikan apakah Anda hanyut dan mengikuti objek itu. Jika ya maka itu salah. Yg benar adalah memperhatikan dan menyadari secara alami tanpa hanyut didalam kemunculan dan lenyapnya objek.
-
[at] bond
7. apa yang dimaksud dengan "detailnya persepsi"?
-
reiki, prana dan tenaga dalam ada bedanya ga bro candra ?
-
memang sih suka terbayang membagi kesenangan dan kesedihan bersama orang yg dicintai, mempunyai keluarga, mempunyai anak.
tapi itu semua hanyalah ego saya sendiri, karena saya menginginkan nya, karena ketidakmandirian saya.
belum lagi memikirkan saat berpisah dengan mereka, memikirkannya saja saya dah ngak sanggup apalagi menjalaninya.
-
reiki, prana dan tenaga dalam ada bedanya ga bro candra ?
bedanya cuma dari bentuk energi dan cara pengolahannya.
seperti apa bedanya jurus silat, jurus karate dan jurus kungfu?
ya jelas beda, bentuk gerakannya beda. tapi semua itu jurus. dan mana yang lebih mumpuni? bergantung mana yang lebih ditekuni.
-
Pertanyaan kedua
saya menghapal 4 tahap nafas dalam samatha.
1. memperhatikan keluar masuk nafas
2. memperhatikan panjang pendeknya nafas
3. memusatkan perhatian pada satu titik di lubang hidung
4. memperhalus nafas.
Betul atau tidak?
Adakah yang kurang?
-
Pertanyaan kedua
4. memperhalus nafas.
apa maksudnya? dibikin jadi halus?
-
[at] bond
7. apa yang dimaksud dengan "detailnya persepsi"?
Saya akan terangkan dengan contoh, biar gampang : ketika melihat sesuatu(contoh tanah), lalu Anda berpikir tanah berwarna merah/coklat dsb, itu adalah persepsi.
Ketika merasakan sesuatu lalu berpikir ini sedih, bahagia dsb ini disebut persepsi terhadap perasaan yg muncul. dst
-
Pertanyaan kedua
saya menghapal 4 tahap nafas dalam samatha.
1. memperhatikan keluar masuk nafas betul
2. memperhatikan panjang pendeknya nafas Tidak
3. memusatkan perhatian pada satu titik di lubang hidung Satu titik sentuh keluar masuknya nafas
4. memperhalus nafas. Tidak
Betul atau tidak?
Adakah yang kurang? hanya perhatikan keluar masuk nafas yg merupakan tugas utama
-
Pertanyaan kedua
4. memperhalus nafas.
apa maksudnya? dibikin jadi halus?
ya benar. tadinya kan nafas agak kasar dn cepat. kemudian dibuat menjadi lebih lambat dan halus. bagaimana?
-
pertanyaan kesepuluh
terdapat 5 khanda dan 4 landasan perhatian. 4 landasan tersebut merupakan bagian dari 5 khanda. Yang saya tanyakan, mengapa landasan perhatian hanya 4, gak lima?
Member yang lain pernah menjelaskan bahwa hal itu disebabkan yang satunya, yaitu persepsi diperlukan untuk memperhatikan yang empat. Tapi, saya belum mengerti, bagaimana maksud sebenarnya dari penjelasan tersebut.
-
pertanyaan kedelapan
bukankah budha melarang memperhatikan "detailnya persepsi" pada saat berlati vippasana karena dapat menimbulkan ngantuk?
-
Pertanyaan kedua
4. memperhalus nafas.
apa maksudnya? dibikin jadi halus?
ya benar. tadinya kan nafas agak kasar dn cepat. kemudian dibuat menjadi lebih lambat dan halus. bagaimana?
Ketika konsentrasi mulai meningkat atau mengalami kemajuan otomatis nafas akan menjadi halus. Jadi bukan dibuat/disengaja menjadi lambat atau halus
-
Tanks!
-
pertanyaan ketiga
apakah perbedaan meditasi samatha dengan pranayama (hindu)? Bukankah fungsi keduanya sama?
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
-
pertanyaan kedua belas
ada orang yang banyak mengusai teori-teori meditasi, tapi tak pandai bermeditasi. Ada orang yang tidak banyak menguasai teori-teori meditasi, tapi dia pandai bermeditasi. Mengapa demikian?
-
pertanyaan ketiga belas
apakah yang dimaksud dengan "kesadaran sentuhan?"
-
pertanyaan keempat belas
apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?
-
pertanyaan kesepuluh
terdapat 5 khanda dan 4 landasan perhatian. 4 landasan tersebut merupakan bagian dari 5 khanda. Yang saya tanyakan, mengapa landasan perhatian hanya 4, gak lima?
Member yang lain pernah menjelaskan bahwa hal itu disebabkan yang satunya, yaitu persepsi diperlukan untuk memperhatikan yang empat. Tapi, saya belum mengerti, bagaimana maksud sebenarnya dari penjelasan tersebut.
Saya akan menjelaskan dengan bahasa saya sendiri melalui pengalaman, bukan bahasa Abhidhamma tetapi jika ada teman2 yg mengerti Abhidhamma ingin meluruskannya akan lebih baik lagi.
4 perhatian murni memang mencakup panca khanda, khusus sanna itu masih termasuk cittanupasanna/pikiran- yg berhubungan dengan Think/thinking==>tentang mind. Sementara vendana merupakan objek khusus yg berkenaan perasaan.
Hal yg lebih mudah, ketika Anda berpikir, merenungkan sesuatu atau mengingat sesuatu adakah perbedaan jelas dengan perasaan. Tentu ada korelasi tetapi dua objek yg berbeda. Oleh karena itu bukan 5 tapi 4, karena yg sanna itu masuk kategori objek cittanupasanna.
Sederhananya dua hal yg berbeda "head" and "heart"
-
tuh, kan!
kalo dalam threadnya tidak ada konflik, tidak ada debat logic, maka threadnya sepi. bener khan?
ataukah pertanyaan-pertanyaan saya terlalu sulit dijawab?
ataukah tidak ada yang berkenan membantu saya?
kalo gitu, udah gw posting aja 1073 pertanyaan, mungkin ada orang bisa menjawab salah satunya.
-
pertanyaan kesepuluh
terdapat 5 khanda dan 4 landasan perhatian. 4 landasan tersebut merupakan bagian dari 5 khanda. Yang saya tanyakan, mengapa landasan perhatian hanya 4, gak lima?
Member yang lain pernah menjelaskan bahwa hal itu disebabkan yang satunya, yaitu persepsi diperlukan untuk memperhatikan yang empat. Tapi, saya belum mengerti, bagaimana maksud sebenarnya dari penjelasan tersebut.
Saya akan menjelaskan dengan bahasa saya sendiri melalui pengalaman, bukan bahasa Abhidhamma tetapi jika ada teman2 yg mengerti Abhidhamma ingin meluruskannya akan lebih baik lagi.
4 perhatian murni memang mencakup panca khanda, khusus sanna itu masih termasuk cittanupasanna/pikiran- yg berhubungan dengan Think/thinking==>tentang mind. Sementara vendana merupakan objek khusus yg berkenaan perasaan.
Hal yg lebih mudah, ketika Anda berpikir, merenungkan sesuatu atau mengingat sesuatu adakah perbedaan jelas dengan perasaan. Tentu ada korelasi tetapi dua objek yg berbeda. Oleh karena itu bukan 5 tapi 4, karena yg sanna itu masuk kategori objek cittanupasanna.
tapi, bukankah antara memperhatikan "pikiran" yang sedang berpikir dengan memperhatikan "sanna" itu merupakan dua hal yang berbeda?
apaka sama "ide" dengan "persepsi"?
-
pertanyaan kelima belas
sensasi-sensasi pada tubuh selama meditasi itu mengganggu konsentrasi dan menimbulkan pikiran menjadi gelisah serta timbulnya perasaan-perasaan tidak menyenangkan. Apa yang harus dilakukan? Apakah memaksa pikiran untuk terus berkonsentrasi pada nafas? Ataukah berusaha melihat muncul dan lenyapnya sensasi-sensasi tersebut?
-
pertanyaan kedelapan
bukankah budha melarang memperhatikan "detailnya persepsi" pada saat berlati vippasana karena dapat menimbulkan ngantuk?
Buddha tidak melarang memperhatikan detilnya persepsi tetapi menganjurkan untuk tidak hanyut pada detilnya persepsi. Bisa saja detil persepsi muncul saat vipasanna, maka cukup disadari, jika itu berlangsung lama, cukup diperhatikan dan disadari apa adanya sampai ia lenyap dengan sendirinya. Pada kemajuan advance akan muncul pengetahuan karakteristik tentang sanna itu sendiri.
Masalah ngantuk adalah karena kurangnya keseimbangan salah satu faktor dari panca bala, yaitu terlalu kuatnya konsentrasi tetapi tidak diimbangi semangat/viriya. Ngantuk adalah juga salah satu panca nivarana yaitu thinamida.
-
pertanyaan keenam belas
saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?
-
pertanyaan kesepuluh
terdapat 5 khanda dan 4 landasan perhatian. 4 landasan tersebut merupakan bagian dari 5 khanda. Yang saya tanyakan, mengapa landasan perhatian hanya 4, gak lima?
Member yang lain pernah menjelaskan bahwa hal itu disebabkan yang satunya, yaitu persepsi diperlukan untuk memperhatikan yang empat. Tapi, saya belum mengerti, bagaimana maksud sebenarnya dari penjelasan tersebut.
Sebagai referensi :
Pancakkhandha (lima kelompok faktor kehidupan) terdiri atas :
rupa-khandha (kelompok jasmani), vedana-khandha (kelompok perasaan), sañña-khandha (kelompok pencerapan), sankhara-khandha (kelompok bentuk pikiran), dan viññana-khandha (kelompok kesadaran). Sesungguhnya, yang disebut pancakkhandha itu adalah makhluk.
Empat macam satipatthana (empat macam perenungan) terdiri atas :
kaya-nupassana (perenungan terhadap badan jasmani), vedana-nupassana (perenungan terhadap perasaan), citta-nupassana (perenungan terhadap pikiran), dan Dhamma-nupassana (perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran).
Empat macam satipatthana itu adalah pancakkhandha, atau nama dan rupa itu sendiri. Kaya nupassana adalah rupa-khandha. Vedana-nupassana adalah vedana-khandha. Citta-nupassana adalah Viññana-khandha. Dhamma-nupassana adalah pancakkhandha.
Dhamma-nupassana (perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran).
Di sini direnungkan bentuk-bentuk pikiran dengan sewajarnya, direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima macam rintangan (nivarana), direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima kelompok faktor kehidupan (pancakkhandha), direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari enam landasan indriya dalam dan luar (dua belas ayatana), direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari tujuh faktor Penerangan Agung (Satta Bojjhanga), dan direnungkan bentuk-bentuk pikiran dari Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani).
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima macam rintangan (nivarana) ialah bahwa apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul nafsu keinginan, kemauan jahat, kemalasan dan kelelahan, kegelisahan dan kekhawatiran, atau keragu-raguan, maka hal itu harus disadari. Demikian pula apabila nivarana itu tidak ada di dalam dirinya, maka hal itu pun harus disadari. Ia tahu bagaimana bentuk-bentuk pikiran itu datang dan timbul. Ia tahu bagaimana sekali timbul, bentuk-bentuk pikiran itu ditaklukkan. Ia tahu bahwa sekali ditaklukkan, bentuk-bentuk pikiran itu tidak akan timbul lagi kemudian.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima kelompok faktor kehidupan (pancakkhandha) ialah dengan menyadari bahwa inilah bentuk jasmani, inilah perasaan, inilah pencerapan, inilah bentuk pikiran, inilah kesadaran. Ia tahu bagaimana caranya timbul dan bagaimana caranya lenyap.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari enam landasan indriya dalam dan luar (dua bleas ayatana) ialah dengan menyadari bahwa inilah mata dan obyek bentuk, inilah telinga dan obyek suara, inilah hidung dan obyek bau, inilah lidah dan obyek kecapan, inilah badan dan obyek sentuhan, inilah pikiran dan obyek pikiran. Ia tahu akan belenggu-belenggu yang timbul dalam hubungan dengan semua itu. Ia tahu bagaimana cara menaklukkan belenggu-belenggu itu. Ia tahu bagaimana caranya supaya belenggu yang telah dibuang itu tidak timbul lagi kemudian.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari tujuh faktor Penerangan Agung (Satta Bojjhanga) ialah apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul kesadaran (sati), penyelidikan Dhamma yang mendalam (Dhamma-Vicaya), tenaga (viriya), kegiuran (piti), ketenangan (passadhi), pemusatan pikiran (samadhi), atau keseimbangan (upekkha), maka hal itu harus disadari. Ia tahu bilamana keadaan-keadaan ini tidak ada di dalam dirinya. Ia tahu bagaimana cara timbulnya, dan bagaimana cara mengembangkannya dengan sempurna.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani) ialah dengan menyadari berdasarkan kesunyataan bahwa inilah penderitaan, inilah asal mula dari penderitaan, inilah pemadaman dari penderitaan, inilah jalan menuju pemadaman dari penderitaan. Ia merenungkan masalah-masalah yang timbul dan hancur dari bentuk-bentuk pikiran. Akhirnya, ia hidup bebas tanpa ikatan dalam dunia ini.
-
pertanyaan kelima belas
sensasi-sensasi pada tubuh selama meditasi itu mengganggu konsentrasi dan menimbulkan pikiran menjadi gelisah serta timbulnya perasaan-perasaan tidak menyenangkan. Apa yang harus dilakukan? Apakah memaksa pikiran untuk terus berkonsentrasi pada nafas? Ataukah berusaha melihat muncul dan lenyapnya sensasi-sensasi tersebut?
Pada tahap Samatha Bhavana, konsentrasi harus tetap difokuskan pada objek meditasi. Sedangkan pada Vipassana Bhavana, sensasi2 pada tubuh disadari proses timmbul-tenggelamnya.
-
pertanyaan kedua belas
ada orang yang banyak mengusai teori-teori meditasi, tapi tak pandai bermeditasi. Ada orang yang tidak banyak menguasai teori-teori meditasi, tapi dia pandai bermeditasi. Mengapa demikian?
Ada orang yang pandai dalam mengenal sistematis dan literatur, namun kurang ahli mempraktekkannya. Ada yang mampu mempraktekkannya dengan benar dan baik, namun tidak bisa merumuskan hasil prakteknya menjadi teori dan kurang mampu mencerap literatur.
Mengapa? Karena orang tersebut belum mengenal batasan yang membatasi diri sendiri.
-
pertanyaan ketiga
apakah perbedaan meditasi samatha dengan pranayama (hindu)? Bukankah fungsi keduanya sama?
Khusus dianapanasatinya ada perbedaan teknik yg mendasar. Fungsi keduanya sama.
-
pertanyaan ketujuh belas
kalo saya merasa tidak enak badan atau masuk angin, saya dapat segera menyembuhkan diri dengan meditasi prana atau samatha. Tapi selama meditasi, saya tak henti-hentinya bersendewa. Bersendewa ketika meditasi, apakah hal itu berbahaya atau tidak?
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Masalah ini tergantung pandangan terhadap kewajiban-kewajiban kehidupan sehari2. Jika kewajiban yg dimaksud sesuai pandangan benar tentu akan mendukung meditasinya yg mengarah pada pencapaian nibbana. Jika tidak, tentu ada hal yg bisa dicapai dan ada yg tidak dan itupun tergantung definisi sempurna itu sendiri. Tetapi dalam ajaran Sang Buddha jelas untuk mencapai nibbana.
-
[at] upasaka
terima kasih penjelasannya.
4 landasan perhatian adalah panca khanda. trus, kalau sangkhara khanda itu termasuk dalam landasan perhatian yang mana?
-
pertanyaan kedua belas
ada orang yang banyak mengusai teori-teori meditasi, tapi tak pandai bermeditasi. Ada orang yang tidak banyak menguasai teori-teori meditasi, tapi dia pandai bermeditasi. Mengapa demikian?
Ini semua karena watak2 masing-masing, gampangnya hoby dan kebijaksanaan seseorang ;D
-
pertanyaan keempat belas
apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?
Tidak selalu
-
[at] upasaka
terima kasih penjelasannya.
4 landasan perhatian adalah panca khanda. trus, kalau sangkhara khanda itu termasuk dalam landasan perhatian yang mana?
Sankhara adalah yang mengkondisikan bentuk2 kamma. Sankhara ini cakupannya luas sekali. Di dalam Dhamma-nupassana (perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran), termasuk di dalamnya adalah sankhara-khandha.
-
pertanyaan kesepuluh
terdapat 5 khanda dan 4 landasan perhatian. 4 landasan tersebut merupakan bagian dari 5 khanda. Yang saya tanyakan, mengapa landasan perhatian hanya 4, gak lima?
Member yang lain pernah menjelaskan bahwa hal itu disebabkan yang satunya, yaitu persepsi diperlukan untuk memperhatikan yang empat. Tapi, saya belum mengerti, bagaimana maksud sebenarnya dari penjelasan tersebut.
Saya akan menjelaskan dengan bahasa saya sendiri melalui pengalaman, bukan bahasa Abhidhamma tetapi jika ada teman2 yg mengerti Abhidhamma ingin meluruskannya akan lebih baik lagi.
4 perhatian murni memang mencakup panca khanda, khusus sanna itu masih termasuk cittanupasanna/pikiran- yg berhubungan dengan Think/thinking==>tentang mind. Sementara vendana merupakan objek khusus yg berkenaan perasaan.
Hal yg lebih mudah, ketika Anda berpikir, merenungkan sesuatu atau mengingat sesuatu adakah perbedaan jelas dengan perasaan. Tentu ada korelasi tetapi dua objek yg berbeda. Oleh karena itu bukan 5 tapi 4, karena yg sanna itu masuk kategori objek cittanupasanna.
tapi, bukankah antara memperhatikan "pikiran" yang sedang berpikir dengan memperhatikan "sanna" itu merupakan dua hal yang berbeda?
apaka sama "ide" dengan "persepsi"?
Memang berbeda objek tetapi satu rumpun. kalau Anda mengerti "head " and "heart" anda tentu mengerti maksud saya.
Ide dan persepsi adalah beda tetapi keduanya memiliki korelasi
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.
Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.
-
pertanyaan kedua belas
ada orang yang banyak mengusai teori-teori meditasi, tapi tak pandai bermeditasi. Ada orang yang tidak banyak menguasai teori-teori meditasi, tapi dia pandai bermeditasi. Mengapa demikian?
Karena banyak mengetahui teori2 meditasi maka pada saat meditasi pikiran sulit berhenti dari proses berpikir sehingga tidak tenang.
-
pertanyaan ketiga belas
apakah yang dimaksud dengan "kesadaran sentuhan?"
Kesadaran organ kulit yang menyelimuti tubuh yang dapat merasakan kasar-halus, panas-dingin apabila bersentuhan dengan sesuatu.
-
pertanyaan keempat belas
apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?
Tidak, faktor mental berhubungan dengan batin.
Kesadaran sentuhan tubuh "hanya" merupakan salah satu kesadaran jasmani (pancaindriya), yaitu organ kulit.
Kesadaran merupakan salah satu unsur batin, termasuk kesadaran dari kesadaran itu sendiri, contoh: sadar bahwa sedang melihat, berarti, kesadaran atas kesadaran melihat.
-
pertanyaan keenam belas
saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?
Cukup kembali memperhatikan nafas. Apabila kembali gelisah, kembali ke nafas, apabila gelisah lagi kembali ke nafas, dan seterusnya.
-
pertanyaan ketujuh belas
kalo saya merasa tidak enak badan atau masuk angin, saya dapat segera menyembuhkan diri dengan meditasi prana atau samatha. Tapi selama meditasi, saya tak henti-hentinya bersendewa. Bersendewa ketika meditasi, apakah hal itu berbahaya atau tidak?
Nah, ini juga terjadi pada saya, saya juga ingin mengetahui tanggapan dari yg berpengalaman nih?
Tapi mungkin tidak berbahaya, namun bisa mengganggu konsentrasi.
-
pertanyaan kelima belas
sensasi-sensasi pada tubuh selama meditasi itu mengganggu konsentrasi dan menimbulkan pikiran menjadi gelisah serta timbulnya perasaan-perasaan tidak menyenangkan. Apa yang harus dilakukan? Apakah memaksa pikiran untuk terus berkonsentrasi pada nafas? Ataukah berusaha melihat muncul dan lenyapnya sensasi-sensasi tersebut?
Cukup disadari tapi jangan dilekati dan kembali ke nafas.
-
Maaf ya, bro candra_mukti19 pada banyak kesempatan mengaku sudah mencapai jhana. Tapi dari pertanyaan-pertanyaannya kok seperti orang yang katanya sudah mencapai suatu tempat tapi lupa pengalaman selama perjalanannya. Seperti orang yang dari Jakarta sudah tiba di Jogya tapi tanya-tanya kalau mau ke Jogya lewat mana aja ya, ada apa aja ya selama perjalanan Jakarta-Jogya?
Atau bro hanya mau menguji rekan-rekan disini? Atau ....
-
haattttchiiii....
-
Maaf ya, bro candra_mukti19 pada banyak kesempatan mengaku sudah mencapai jhana. Tapi dari pertanyaan-pertanyaannya kok seperti orang yang katanya sudah mencapai suatu tempat tapi lupa pengalaman selama perjalanannya. Seperti orang yang dari Jakarta sudah tiba di Jogya tapi tanya-tanya kalau mau ke Jogya lewat mana aja ya, ada apa aja ya selama perjalanan Jakarta-Jogya?
Atau bro hanya mau menguji rekan-rekan disini? Atau ....
itulah anehnya pengetahuan spiritual. ketika kita mengalaminya, pengetahuan itu jelas bagi kita. tapi, ketika kita batin kita merosot, kita lupa dengan semua pengetahuan itu. ketika saya mencapai jhana-jhana tersebut, kemudian mampu melihat fenomena kebenaran, saya menuliskan semua itu dalam sebuah buku catatan. tapi, ketika batin saya merosot, saya baca lagi tulisan-tulisan saya tersebut, bahkan saya sendiri tidak mengerti makna-makna yang saya tulis itu. aneh benar.
sebagai contoh, dalam meditasi saya memahami suatu kebenaran nyata tentang "alam di luar waktu", alam di mana waktu tidak berjalan. saya mengerti betul kebenaran tersebut. tapi, sekarang, saya hanya ingat "judulnya saja", tapi gak mengerti artinya. dengan kata lain, saat ini berbeda, saya tidak sanggup memahami kebenaran "alam diluar waktu".
ada pula kebenaran tentang "ilusi seluruh dunia". dan hanya saya fahami pada saat itu, saat mata batin saya terbuka, dan kini saya tertutp kebodohan.
jika hanya bermaksud mencapai kemampuan-kemampuan batin yang tinggi, maka saat ini saya tidak akan nongkrong di sini, melainkan akan terus bermeditasi, mengembangkan batin. dan dari ksucian yang tinggi, sengaja saya turun kebawah, seperti petapa yang turun gunung, karena di dalam kesucian tidak dapat saya temukan "keadilan dan ketidak adilan", "benar dan salah", "bagus dan jelek", "menyenangkan dan tidak menyangkan", dan untuk memahami semua itu "yang Maha Suci pun" turun kemuka bumi, mewujudkan dirinya dalam berupa-rupa wujud. apalagi saya. apakah hal ini dapat difahami?
-
pertanyaan keenam belas
saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?
Cukup kembali memperhatikan nafas. Apabila kembali gelisah, kembali ke nafas, apabila gelisah lagi kembali ke nafas, dan seterusnya.
mengapa kita tidak mencoba untuk melihat muncul dan lenyapnya kegelisahan tersebut?
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.
Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.
saya tidak suka melakukan segala sesuatu tanpa ketenangan.
jika saya khawatir kesiangan berangkat kerja, maka justru saya malah akan bersantai untuk duduk meditasi, sampai saya menjadi tenang. setelah tenang baru saya berangkat kerja.
jika saya khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas kantor, maka justru saya tidak akan segera mengerjakanannya, sebelum saya mampu menenangkan diri denga meditasi, dan tidak khawatir dengan tugas-tugas yang banyak tersebut.
menurut saya, itulah hal terbaik yang bisa saya lakukan. tapi sahabat saya berkata kalau saya ini bodoh. menurutnya, justru cara untuk menenangkan diri adalah dengan bersegera mengerjakan tugas-tugas tersebut. bagaimana pendapat anda?
-
pertanyaan keempat belas
apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?
Tidak, faktor mental berhubungan dengan batin.
Kesadaran sentuhan tubuh "hanya" merupakan salah satu kesadaran jasmani (pancaindriya), yaitu organ kulit.
Kesadaran merupakan salah satu unsur batin, termasuk kesadaran dari kesadaran itu sendiri, contoh: sadar bahwa sedang melihat, berarti, kesadaran atas kesadaran melihat.
bukankah ketika kita marah, dada kita merasa sesak, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah ketika kita gelisah, syaraf-syaraf kepala menjadi tegang, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah hal tersebut merupakan arti dari "faktor mental yang mewujudkan dirinya dalam sentuhan jasmani"?
-
eh, salah posting
-
duh, kemana ya si Hatred. biasanya dia OL. jangan-jangan ada apa-apa dengan dia. soalnya kemarin dia nanya-nanya teknik membangkitkan tenaga dalam. saya kasih tahu teknik-tekniknya. saya khawatir cakranya aktif tiba-tiba, trus dia terbanting-banting dan masuk rumah sakit. waduh, jangan sampai deh bgitu.
[at] hatred
kemana malam ini, kok enggak OL?
gimana soal latihannya?
-
Maaf ya, bro candra_mukti19 pada banyak kesempatan mengaku sudah mencapai jhana. Tapi dari pertanyaan-pertanyaannya kok seperti orang yang katanya sudah mencapai suatu tempat tapi lupa pengalaman selama perjalanannya. Seperti orang yang dari Jakarta sudah tiba di Jogya tapi tanya-tanya kalau mau ke Jogya lewat mana aja ya, ada apa aja ya selama perjalanan Jakarta-Jogya?
Atau bro hanya mau menguji rekan-rekan disini? Atau ....
itulah anehnya pengetahuan spiritual. ketika kita mengalaminya, pengetahuan itu jelas bagi kita. tapi, ketika kita batin kita merosot, kita lupa dengan semua pengetahuan itu. ketika saya mencapai jhana-jhana tersebut, kemudian mampu melihat fenomena kebenaran, saya menuliskan semua itu dalam sebuah buku catatan. tapi, ketika batin saya merosot, saya baca lagi tulisan-tulisan saya tersebut, bahkan saya sendiri tidak mengerti makna-makna yang saya tulis itu. aneh benar.
sebagai contoh, dalam meditasi saya memahami suatu kebenaran nyata tentang "alam di luar waktu", alam di mana waktu tidak berjalan. saya mengerti betul kebenaran tersebut. tapi, sekarang, saya hanya ingat "judulnya saja", tapi gak mengerti artinya. dengan kata lain, saat ini berbeda, saya tidak sanggup memahami kebenaran "alam diluar waktu".
ada pula kebenaran tentang "ilusi seluruh dunia". dan hanya saya fahami pada saat itu, saat mata batin saya terbuka, dan kini saya tertutp kebodohan.
jika hanya bermaksud mencapai kemampuan-kemampuan batin yang tinggi, maka saat ini saya tidak akan nongkrong di sini, melainkan akan terus bermeditasi, mengembangkan batin. dan dari ksucian yang tinggi, sengaja saya turun kebawah, seperti petapa yang turun gunung, karena di dalam kesucian tidak dapat saya temukan "keadilan dan ketidak adilan", "benar dan salah", "bagus dan jelek", "menyenangkan dan tidak menyangkan", dan untuk memahami semua itu "yang Maha Suci pun" turun kemuka bumi, mewujudkan dirinya dalam berupa-rupa wujud. apalagi saya. apakah hal ini dapat difahami?
Membaca yang di-bold, haruskah kami merasa sangat terhormat?
Lagi-lagi saya tidak mampu memahami.
-
pertanyaan keenam belas
saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?
Cukup kembali memperhatikan nafas. Apabila kembali gelisah, kembali ke nafas, apabila gelisah lagi kembali ke nafas, dan seterusnya.
mengapa kita tidak mencoba untuk melihat muncul dan lenyapnya kegelisahan tersebut? boleh2 saja
Meditasi prana adalah juga meditasi samatha. Saat itu Anda melakukan meditasi samatha selain prana menggunakan objek apa?
Coba tolong jelaskan arti meditasi samatha menurut Anda? keliatannya secara definisi Anda memiliki pengertian lain dari umumnya
-
pertanyaan keempat belas
apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?
Tidak, faktor mental berhubungan dengan batin.
Kesadaran sentuhan tubuh "hanya" merupakan salah satu kesadaran jasmani (pancaindriya), yaitu organ kulit.
Kesadaran merupakan salah satu unsur batin, termasuk kesadaran dari kesadaran itu sendiri, contoh: sadar bahwa sedang melihat, berarti, kesadaran atas kesadaran melihat.
bukankah ketika kita marah, dada kita merasa sesak, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah ketika kita gelisah, syaraf-syaraf kepala menjadi tegang, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah hal tersebut merupakan arti dari "faktor mental yang mewujudkan dirinya dalam sentuhan jasmani"?
Ini namanya hubungan batin dan jasmani, sebab-akibat bukan sentuhan jasmani.
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.
Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.
saya tidak suka melakukan segala sesuatu tanpa ketenangan.
jika saya khawatir kesiangan berangkat kerja, maka justru saya malah akan bersantai untuk duduk meditasi, sampai saya menjadi tenang. setelah tenang baru saya berangkat kerja.
jika saya khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas kantor, maka justru saya tidak akan segera mengerjakanannya, sebelum saya mampu menenangkan diri denga meditasi, dan tidak khawatir dengan tugas-tugas yang banyak tersebut.
menurut saya, itulah hal terbaik yang bisa saya lakukan. tapi sahabat saya berkata kalau saya ini bodoh. menurutnya, justru cara untuk menenangkan diri adalah dengan bersegera mengerjakan tugas-tugas tersebut. bagaimana pendapat anda?
Artinya Anda belum cekatan dan tanggap situasi. ;D
Bisa dibayangkan kalo ada kebakaran yg sudah melahap sebagian rumah Anda ^-^
-
duh, kemana ya si Hatred. biasanya dia OL. jangan-jangan ada apa-apa dengan dia. soalnya kemarin dia nanya-nanya teknik membangkitkan tenaga dalam. saya kasih tahu teknik-tekniknya. saya khawatir cakranya aktif tiba-tiba, trus dia terbanting-banting dan masuk rumah sakit. waduh, jangan sampai deh bgitu.
[at] hatred
kemana malam ini, kok enggak OL?
gimana soal latihannya?
tenang bos, i gak OL kan natal bos.
mengenai latihan blon sempet dilaksanakan :hammer:
lagi nyari tempat yg aman :P
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.
Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.
saya tidak suka melakukan segala sesuatu tanpa ketenangan.
jika saya khawatir kesiangan berangkat kerja, maka justru saya malah akan bersantai untuk duduk meditasi, sampai saya menjadi tenang. setelah tenang baru saya berangkat kerja.
jika saya khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas kantor, maka justru saya tidak akan segera mengerjakanannya, sebelum saya mampu menenangkan diri denga meditasi, dan tidak khawatir dengan tugas-tugas yang banyak tersebut.
menurut saya, itulah hal terbaik yang bisa saya lakukan. tapi sahabat saya berkata kalau saya ini bodoh. menurutnya, justru cara untuk menenangkan diri adalah dengan bersegera mengerjakan tugas-tugas tersebut. bagaimana pendapat anda?
Artinya Anda belum cekatan dan tanggap situasi. ;D
Bisa dibayangkan kalo ada kebakaran yg sudah melahap sebagian rumah Anda ^-^
nah hal ini juga mirip2 kek i.
i dulu sebelom ujian rela telat kalo pikiran belon siap dan tenang, malahan sempet makan dulu biar perut gak laper.
ibaratnya gimana kita bisa perang kalo kita sendiri belon siap.
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.
Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.
saya tidak suka melakukan segala sesuatu tanpa ketenangan.
jika saya khawatir kesiangan berangkat kerja, maka justru saya malah akan bersantai untuk duduk meditasi, sampai saya menjadi tenang. setelah tenang baru saya berangkat kerja.
jika saya khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas kantor, maka justru saya tidak akan segera mengerjakanannya, sebelum saya mampu menenangkan diri denga meditasi, dan tidak khawatir dengan tugas-tugas yang banyak tersebut.
menurut saya, itulah hal terbaik yang bisa saya lakukan. tapi sahabat saya berkata kalau saya ini bodoh. menurutnya, justru cara untuk menenangkan diri adalah dengan bersegera mengerjakan tugas-tugas tersebut. bagaimana pendapat anda?
Artinya Anda belum cekatan dan tanggap situasi. ;D
Bisa dibayangkan kalo ada kebakaran yg sudah melahap sebagian rumah Anda ^-^
nah hal ini juga mirip2 kek i.
i dulu sebelom ujian rela telat kalo pikiran belon siap dan tenang, malahan sempet makan dulu biar perut gak laper.
ibaratnya gimana kita bisa perang kalo kita sendiri belon siap.
Gimana mau siap2 kalo belum siap... :D
-
pertanyaan keenam belas
saya cukup mahir menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi prana. Tapi, saya ingin belajar menenangkan diri serta mengembangkan konsentrasi dengan meditasi samatha. Maka walaupun saya gelisah, saya tidak melakukan meditasi prana, melainkan memaksakan diri melakukan meditasi samatha. Apakah hal yang saya lakukan tersebut tepat?
Cukup kembali memperhatikan nafas. Apabila kembali gelisah, kembali ke nafas, apabila gelisah lagi kembali ke nafas, dan seterusnya.
mengapa kita tidak mencoba untuk melihat muncul dan lenyapnya kegelisahan tersebut? boleh2 saja
Meditasi prana adalah juga meditasi samatha. Saat itu Anda melakukan meditasi samatha selain prana menggunakan objek apa?
Coba tolong jelaskan arti meditasi samatha menurut Anda? keliatannya secara definisi Anda memiliki pengertian lain dari umumnya
Setuju dengan Bro Bond, boleh2 saja memperhatikan timbul tenggelamnya kegelisahan, hal ini disebut samatha dan vipassana dikembangkan berpasangan.
Namun apabila "hanya" ingin mengembangkan ketenangan internal, atau menyiapkan diri dengan konsentrasi terlebih dahulu sebelum masuk ke pengembangan pandangan terang, maka cukup memperhatikan nafas hingga tercapai ketenangan.
Namun juga, pada saat ketenangan belum tercapai, dengan sadar memperhatikan timbul tenggelam kegelisahan dapat membantu menuju ketenangan juga yaitu pada saat kegelisahan hilang dan kembali ke nafas, namun apabila pikiran belum tenang, setelah kegelisahan hilang, biasanya akan timbul pikiran yg lain yang bisa jadi membuat kegelisahan yang lain lagi. Jadi, tetap sebaiknya mengembangkan ketenangan terlebih dahulu dengan membawa pikiran ke obyek meditasi.
-
pertanyaan keempat belas
apakah setiap faktor mental mewujudkan dirinya dalam bentuk "kesadaran sentuhan tubuh"?
Tidak, faktor mental berhubungan dengan batin.
Kesadaran sentuhan tubuh "hanya" merupakan salah satu kesadaran jasmani (pancaindriya), yaitu organ kulit.
Kesadaran merupakan salah satu unsur batin, termasuk kesadaran dari kesadaran itu sendiri, contoh: sadar bahwa sedang melihat, berarti, kesadaran atas kesadaran melihat.
bukankah ketika kita marah, dada kita merasa sesak, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah ketika kita gelisah, syaraf-syaraf kepala menjadi tegang, dan itu artinya "sentuhan jasmani"?
bukankah hal tersebut merupakan arti dari "faktor mental yang mewujudkan dirinya dalam sentuhan jasmani"?
Ini namanya hubungan batin dan jasmani, sebab-akibat bukan sentuhan jasmani.
Setuju.
Tubuh bereaksi akibat batin sebagaimana batin dapat terpengaruh oleh tubuh.
Contohnya adalah pada saat anda melihat obyek sensual tiba2 ada yang bereaksi padahal tidak disuruh.
Reaksi tersebut bukan "wujud" dari batin, namun akibat dari batin.
Mewujud cenderung pada roh, padahal yg terjadi hanyalah hubungan sebab-akibat dari batin-jasmani (nama-rupa).
-
pertanyaan kesebelas
orang yang tidak sempurna dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam hidup sehari-harinya, maka meditasinya tidak akan sempurna pula. Benarkah?
Orang tersebut akan gampang gelisah, kepikiran, dan tidak tenang. Karena tidak tenang maka susah mencapai ketenangan. Dilain pihak meditasi dapat membuat pikiran tenang. Dan pikiran tenang dapat membuat orang tersebut dapat menjalankan kewajibannya dengan baik. Terdapat hubungan timbal balik didalamnya.
Apabila berlatih meditasi di Vihara, biasanya terdapat pembacaan paritta sebelum latihan meditasi, salah satu maksud pembacaan paritta ini adalah untuk menenangkan pikiran2 dan aktivitas2 sebelumnya agar meditasi dapat dilakukan dengan lebih rileks.
saya tidak suka melakukan segala sesuatu tanpa ketenangan.
jika saya khawatir kesiangan berangkat kerja, maka justru saya malah akan bersantai untuk duduk meditasi, sampai saya menjadi tenang. setelah tenang baru saya berangkat kerja.
jika saya khawatir tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas kantor, maka justru saya tidak akan segera mengerjakanannya, sebelum saya mampu menenangkan diri denga meditasi, dan tidak khawatir dengan tugas-tugas yang banyak tersebut.
menurut saya, itulah hal terbaik yang bisa saya lakukan. tapi sahabat saya berkata kalau saya ini bodoh. menurutnya, justru cara untuk menenangkan diri adalah dengan bersegera mengerjakan tugas-tugas tersebut. bagaimana pendapat anda?
Artinya Anda belum cekatan dan tanggap situasi. ;D
Bisa dibayangkan kalo ada kebakaran yg sudah melahap sebagian rumah Anda ^-^
nah hal ini juga mirip2 kek i.
i dulu sebelom ujian rela telat kalo pikiran belon siap dan tenang, malahan sempet makan dulu biar perut gak laper.
ibaratnya gimana kita bisa perang kalo kita sendiri belon siap.
Gimana mau siap2 kalo belum siap... :D
Bagai orang yang hendak memotong balok kayu dengan gergaji.
Apabila gergajinya tumpul
proses menggergajinya susah dan lambat
serta hasilnya tidak bagus
Sebaiknya mata gergaji di asah sejenak
dengan gergaji yg tajam
memotong kayu jadi mudah dan cepat
serta hasilnya pun bagus
Namun jangan sampai mengasah terlalu lama
Takutnya hari keburu senja
-
Kalo ada 1073 pertanyaan, berarti masi banyak Vicikiccha (keragu-raguan) yang ada. Dengan demikian pencapaian2 sebelumnya masih bersifat spekulatif.
Sorry for being honest :)
mettacittena
_/\_
-
[at] candra
laporan bos, tuh susah amat ya?
i udah nahan napas trus menekan 2 jari di bawah pusar tapi susah sekali.
yang ada udara malah naik ke dada.
-
apaan tuh.. itu mah malah belajar tenaga dalam bro topi? :))
atau teknik2 yang berkenaan dgn cakra pusar/dan tian hehehe.. ^-^
-
Thread ini ada juga di w****a.com ya. . .
-
om candra pindah ke wihara, ktanya di ban di dc
apa bener para senior, kacian juga siiiii (di wihara agak sepi)
-
nanya yah, saya masih buta nih soal meditasi, saya dengar ada yang bilang kalo meditasinya ngak bener bisa kesurupan, apa iya? saya mau coba meditasi jadi agak2 ngeri juga denger ada yang ngomong gitu...di tunggu penjelasannya, trim's
-
OOT.
Meditasi dapat membuat awetmuda dan menenangkan.
Ketika umat Muslim mlakukan rukuk sujud sambil brdoa sungguh dapat melancarkan darah dan oksigen mengalir ke otak dan kepala. Bgi yg sering sakit leher dan kepala, dngan melakukan rukuk dan sujud sungguh sangat membantu menyembuhkan dan menenangkan dan awetmuda.
-
Tergantung apa tujuan seseorang meditasi. Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya). Seperti ada ditulis 'dari hati terpancar kehidupan' dan 'mata adalah pelita tubuh' sehingga misalnya ada seseorang yang sudah melakukan membina praktek-praktek/upacara seperti itu tetapi malah sebaliknya matanya (kehidupannya/auranya) penuh kebengisan/kemarahan/kebencian/kejahatan, bahkan kecabulan.
-
Yup. Trgantung tujuan sang meditator, tergantung niyat meditator. Ada yg dinamakan samma samadhi /samadhi benar. Dan ada juga yg dinamakan samadhi salah.
-
yah bro johsun, sebab kita masing masing sudah diberi/diperlengkapi memiliki mata masing-masing oleh ....., apakah kita mau mengetahui sesuatu dengan hanya mempercayai cerita penglihatan (melalui) mata orang lain? hati-hati... apalagi klo mata orang tersebut jahat/gelap.
semoga bro johsun mengerti dan mendapat (mencari) penerangan murni dalam hati bukan kecemaran kegelapan doktrin mata orang lain, sebab pada akhirnya siapa yang mempertanggung jawabkan kehidupan kita?
-
nanya yah, saya masih buta nih soal meditasi, saya dengar ada yang bilang kalo meditasinya ngak bener bisa kesurupan, apa iya? saya mau coba meditasi jadi agak2 ngeri juga denger ada yang ngomong gitu...di tunggu penjelasannya, trim's
itu kan kalo meditasinya gak bener .
selama kita bermeditasi dgn cara yg benar / samma samadhi ,
ya gak perlu takut dgn hal2 spt itu .
trus fondasinya jg penting ... yaitu jalankan sila dgn sebaik2nya :)
-
Tergantung apa tujuan seseorang meditasi. Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya). Seperti ada ditulis 'dari hati terpancar kehidupan' dan 'mata adalah pelita tubuh' sehingga misalnya ada seseorang yang sudah melakukan membina praktek-praktek/upacara seperti itu tetapi malah sebaliknya matanya (kehidupannya/auranya) penuh kebengisan/kemarahan/kebencian/kejahatan, bahkan kecabulan.
info darimana ini??
-
sekalian tulis bro, liat urutan tulisannya pertama (tulisan) lian, kemudian bro johsun baru deh aye.
atau perlu contoh kejadian nyatanya buat perbandingan?
-
Tergantung apa tujuan seseorang meditasi. Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya). Seperti ada ditulis 'dari hati terpancar kehidupan' dan 'mata adalah pelita tubuh' sehingga misalnya ada seseorang yang sudah melakukan membina praktek-praktek/upacara seperti itu tetapi malah sebaliknya matanya (kehidupannya/auranya) penuh kebengisan/kemarahan/kebencian/kejahatan, bahkan kecabulan.
itu acuan dari mana??
-
loh anda meditasi itu (mencari) apa? coba jelaskan dah pengetahuan anda yang anda dapat dari acuan buat saya yang masih sembarangan mengerti dan acuannya. mudah-mudahan saya dapat banyak belajar dari acuan anda.
-
tinggal kasih tau aja acuan anda itu apa... susah amat sich...
-
loh anda meditasi itu (mencari) apa? coba jelaskan dah pengetahuan anda yang anda dapat dari acuan buat saya yang masih sembarangan mengerti dan acuannya. mudah-mudahan saya dapat banyak belajar dari acuan anda.
saya sudah minta diluruskan dengan (berdasarkan) acuan dan pengajaran dari anda saja.
-
baiklah klo bgt ini acuan saya dalam bermeditasi... DN 22 Mahasatipatthana Sutta... bagaimana dengan anda???
-
bro... jelaskan dong pengetahuan/pemahaman yang sudah anda dapat, please....!
-
saya tidak tertarik utk membahas pengetahuan/pemahaman yg saya dapat... dalam diskusi lebhi baik ada tanya jawab... bukan tanya-jawab-jawab-jawab...
mengerti, nah skr kembali ke statement anda... darimana itu??
-
klo bro hendra jelaskan, nanti baru aku jelaskan dah acuannya dari mana?
-
jadinya kita diskusi, bukan meributkan acuan.
-
Bro Coeda, sekali lagi anda tidak memperlihatkan etika berdiskusi yang baik,
1. anda membuat statement.
2. hendra mempertanyakan acuan dari statement anda
3. anda malah membalik dengan menanyakan kembali acuan dari hendra, padahal anda lah yg membuat statement bukan Hendra.
4. Hendra bermurah hati menjawab pertanyaan anda.
5. anda menuntut lebih jauh tanpa mempedulikan pertanyaan hendra sebelumnya.
menurut anda, apakah ini baik?
-
ahhh... klo lagi ngobroll... namanya ngobrol ama orang budek, tp berhubung ini medianya pake mata jadi ngobrol ama orang buta... cape dech...
-
dibalik apa yang saya lakukan, ada sesuatu yang saya mo tunjukan, klo dalam setiap diskusi seolah-olah kekuatan kebenaran adalah yang ditanyakan acuan untuk membuktikan seseorang lebih benar atau bijaksana atau berpengetahuan, lebih mengerti atau sebagai yang tahu atau pemenang atau bahwa yang menunjukan atau mengutip acuan adalah orang yang lebih berpengetahuan pasti posisi-posisi kedudukan sesepuh tetap saja sampai selama-lamanya tidak berubah dan orang-orang umum lainnya tidak mengalami kemajuan karena sudah terbentuk (konsep) mempunyai pandangan mereka sebagai orang yang tidak/kurang berpengetahuan atau orang biasa atau masih bodoh. Tetapi berbeda misalnya dengan guru Zen, mereka melakukan pengajaran terbalik, memberi pengetahuan (kebebasan) kenyataan untuk diselidiki kebenarannya dalam sutra/sutta-sutta (oleh penyelidikan mereka).
-
if so, anda memposisikan diri sebagai seorang guru Zen yang sedang mengajar forum ini, begitukah?
-
oh bukan sebagai orang yang senang berdiskusi/berbicara mengeluarkan isi hati saja. bukan pelajar sekolah.
-
oh bukan sebagai orang yang senang berdiskusi/berbicara mengeluarkan isi hati saja. bukan pelajar sekolah.
kalau begitu, silahkan jawab pertanyaan hendra
-
Salah satunya sutra altar, dan sutra-sutra sumber hakekat kebenaran isi sutra altar yang sebelumnya dan sebelumnya seterusnya.
terus bro hendra mo kah membagi dan berdiskusi lanjut tentang pengetahuan yang telah didapat bro hendra dari acuannya?
-
ahh... permainan kata2 lagi... susah banget yak jawab pertanyaan mudah...
-
Tergantung apa tujuan seseorang meditasi. Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya). Seperti ada ditulis 'dari hati terpancar kehidupan' dan 'mata adalah pelita tubuh' sehingga misalnya ada seseorang yang sudah melakukan membina praktek-praktek/upacara seperti itu tetapi malah sebaliknya matanya (kehidupannya/auranya) penuh kebengisan/kemarahan/kebencian/kejahatan, bahkan kecabulan.
eike quote ahhh... disutra altar ada persis mirip dengan tulisan anda???
-
yah sudah kita berdiskusi saja dengan keunggulan pengetahuan bro hendra yang didapat dari acuan, biar ketahuan saya salah pandangan dan saya tunduk menyadari kekalahan/kesalahan dalam diskusi seperti pendebat siapa tuh dengnan guru Buddha. bagaimana?
-
hati bodhi, segala pengetahuan akan terbuka!
diluar itu semua khayal diri.
-
memang meditasi mencari apa? sinar terang, fenomena-fenomena, atau pencapaian oleh karena penampakan-penampakan. atau liat warna atau liat api atau liat mayat busuk, sehari-hari juga klo ee (BB) sendiri kejijikan.
-
konsentrasi/fokus klo orang sulampun memiliki fokus kuat terhadap apa yang dikerjakan. pelukis, sopir dsbnya.
-
tapi mereka gak dibuat-buat atau dicari-cari klo cuma mencari objek/fokus.
-
contohnya mr jhonz klo fokus kerja gak mikir-mikir urusan cita-cita lain kerja kemungkinan besar gak salah hitung.
-
:backtotopic: :backtotopic: :backtotopic:
-
pandangan-pandangan, pendapat-pendapat dari acuan-acuan, makanya saya ada tanyakan klo didalam perdebatan yang lain kenapa bisa memiliki kegigihan mempertahankan suatu pandangan misal tentang nibanna atau tilakhana bahkan sampai bersitegang tetapi kenapa pada saat seperti kasusu patung Buddha mengeluarkan air mata dan relik bahkan jimat-jimat berbeda penerimaan pandangannya? karena apa atau untuk membela apa sampai bisa bersitegang tetapi bisa berbeda penerimaannya pada seperti contoh-contoh diatas?
-
yah sudah kita berdiskusi saja dengan keunggulan pengetahuan bro hendra yang didapat dari acuan, biar ketahuan saya salah pandangan dan saya tunduk menyadari kekalahan/kesalahan dalam diskusi seperti pendebat siapa tuh dengnan guru Buddha. bagaimana?
gampang tok untuk pembuktian/penyelesaiannya.
-
Dutiyampi,
:backtotopic:
-
loh anda meditasi itu (mencari) apa? coba jelaskan dah pengetahuan anda yang anda dapat dari acuan buat saya yang masih sembarangan mengerti dan acuannya. mudah-mudahan saya dapat banyak belajar dari acuan anda.
Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.
Bukan :
Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya).
Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.
Oleh karena hal di atas, sangatlah wajar Bro Hendra menanyakan acuannya.
-
Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.
loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?
Sebenarnya meditasi adalah perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan, sehingga kehidupan seseorang pada akhirnya dipengaruhi konsep kebenaran yang membentuk hidupnya (pandangannya, pada akhirnya hatinya).
Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.
Oleh karena hal di atas, sangatlah wajar Bro Hendra menanyakan acuannya.
klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?
lah klo awam yang sungguh mencari dengan benar adalah sesungguhnya lagi melakukan perenungan pencarian pembentukan diri (pengenalan aku sejati atau apa atau siapa diri ini yang sesungguhnya) kearah kesempurnaan (pencerahan pengetahuan the real truth)?
kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?
tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?
-
Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.
loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?
Sebagaimana yang saya katakan, meditasi bertujuan agar kita sadar, sehingga diharapkan dalam segala aktivitas dan kapan pun juga, kesadaran tetap terjaga. Meditasi dalam posisi duduk maupun berjalan merupakan pelatihan yang selanjutnya dimaksudkan menjadi menyatu dalam segala aktivitas.
Sensasi dalam meditasi hanyalah sensasi, tidak lebih tidak kurang. Apabila dilekati, maka latihan tidak berada pada jalur yg benar.
klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?
lah klo awam yang sungguh mencari dengan benar adalah sesungguhnya lagi melakukan perenungan pencarian pembentukan diri (pengenalan aku sejati atau apa atau siapa diri ini yang sesungguhnya) kearah kesempurnaan (pencerahan pengetahuan the real truth)?
kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?
tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?
Menjaga kesadaran secara alami dapat dilakukan. Sebagaimana yang disarankan Bhante Uttamo, Anda bisa mengajukan pertanyaan kepada anda sendiri, bahwa "Saya sedang apa" dalam segala aktivitas anda dan kapan saja.
Apabila anda dapat menjelaskan anda sedang apa pada anda sendiri, itulah salah satu bentuk kesadaran. Tidak harus "sadar" yang muluk2 tentang "Diri yang sejati."
-
bro hendrako,
kronologis tulisan :
I. about meditation
siapa yang muluk-muluk bro..., saya menulis kenyataan umum yang dijalani dengan pertama 'mempertanyakan meditasi itu apa', kemudian saya menyatakan 'meditasi itu sebagai perenungan pencarian pembentukan diri kearah kesempurnaan/jati diri yang sesungguhnya'.
anda menulis menjelaskan tentang 'dalam keadaan sadar Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta'.
anda menulis 'Meditasi bertujuan agar selalu "sadar" dalam berpikir, berucap, dan berbuat di dalam segala postur tubuh, sebagaimana yang ditunjukkan oleh acuan Bro Hendra.'
saya memberikan ide pertanyaan, mempertanyakan 'loh memang klo orang gak melakukan posisi postur tubuh meditasi (lagi melakukan kegiatan sehari-hari), lagi gak sadar atau gak bisa sadar atau gak bisa melatih kesadaran?
terus pencapaian itu karena melihat kunang-kunang, sensasi-sensasi rasa, fenomena-fenomena lain dsbnya yang kenyataannya tetap lenyap, dan atau apakah itu yang disebut (yang dicari) sebagai (ciri-ciri) yang sejati diri?'
lalu anda menerangkan ini Menjaga kesadaran secara alami dapat dilakukan. Sebagaimana yang disarankan Bhante Uttamo, Anda bisa mengajukan pertanyaan kepada anda sendiri, bahwa "Saya sedang apa" dalam segala aktivitas anda dan kapan saja'.
Sejalan dengan isi pertanyaan saya, tetapi kenapa timbul suatu tulisan diskusi yang seolah-olah kontra? mengapa?
II. Pembicaraan konsep bukan konsep dan anatta
oleh karena pernyataaan anda 'Dalam keadaan "sadar" tersebut bukan "konsep" kebenaran lagi, melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan.
Juga, bukan "pembentukan diri", apabila meditasi untuk membentuk "diri", dapat dipastikan meditasi tersebut bukan yang diajarkan oleh Yang Tercerahkan, yaitu Anatta, walaupun tetap dapat dikatakan sebagai meditasi juga, namun dengan arah yang berbeda.'
saya mempertanyakan lagi apakah pernyataan anda itu sudah bukan konsep atau masih konsep, dengan ide pertanyaan ini 'klo yang sudah sadar tak ada lagi konsep melainkan "kebenaran" itu sendiri, yaitu melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, tanpa terkotori oleh nafsu keinginan disebut apa? memang awam atau anda membuat pernyataan sudah jadi Buddha atau sebenarnya pernyataan ini pun sesungguhnya disebut masih sebatas konsep saja yah selama belum nyata dialami seseorang? Teori....!, kenyataannya seperti apa?'
dan 'kenyataannya juga..., pendapat anda dipengaruhi oleh apa tuh sehingga memiliki pandangan demikian sehingga memiliki ketetapan/kekerasan hati?'
oleh sebab anda membicarakan tentang (saya sebut konsep karena kalau bukan konsep alias sudah terealisasi berarti anda sudah tercerahkan) 'anatta',
lalu aku menjelaskan/mengingatkan bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?
semoga berguna menjadi bahan perenungan teman-teman
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
-
lalu aku menjelaskan/mengingatkan bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?
Sdr. Coeadabgf,
Karena dalam statement di atas anda menyebutkan bahwa itu adalah ajaran Guru Buddha, tentu ini terdapat dalam Kitab, dari Sutta/Sutra manakah sumbernya? saya menanyakan ini karena saya belum pernah membaca Sang Buddha mengajarkan tentang Kesejatian Diri atau Diri Sejati atau True Self yg sering anda sebutkan, sebaliknya Sang Buddha selalu mengajarkan Tanpa Diri/Bukan Diri (Anatta)
-
Kayaknya kalau sudah mencapai anatta, mungkin gak mau diskusi di internet lagi ya? Wkakaka.
Canda.
-
contohnya mr jhonz klo fokus kerja gak mikir-mikir urusan cita-cita lain kerja kemungkinan besar gak salah hitung.
welehweleh
kok nama mr.jhonz jadi contoh?
^-^
mr.jhonz ga ikut campur lho...
-
ini sebagian kutipan dari sutra-sutra :
'Subhuti, keberadaan konsepsi keakuan dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan keberadaan konsepsi diri tetapi orang awam menganggapnya sebagai keberadaan konsepsi keakuan.
Subhuti, orang awam dikatakan oleh Tathagatha sebagai bukan orang awam. Oleh sebab itu dinamakan orang awam.'
'Jika hati makhluk hidup masih melekat pada ciri, maka mereka selalu terikat pada ciri yang membedakan keakuan, manusia, makhluk hidup, dan kehidupan.'
‘Barang siapa melihat-Ku dalam wujud,
Barang siapa mencari-Ku dalam suara,
Dia mempraktekkan jalan menyimpang,
Dan tidak dapat melihat Hyang Tathagatha.’
"When I have taught non-Self, fools uphold the teaching that there is no Self. The wise know that such is conventional speech [vyavahara-vat] and they are free from doubts."
“The True Self is the Tathagata-dhatu [emphasis added]. You should know that all beings do have it, but it is not apparent, since those beings are enveloped by immeasurable kleshas [mental afflictions]. It is, for example, like a cache of precious treasure that exists within an impoverished dwelling, though unknown. Then, somebody who is skilled in the characteristics of treasure said to the poor man, “Do some work for me, and I’ll give you wealth and treasure.” The poor man replied, “I can’t come. Why not? Because there is a cache of treasure within my old home, and I can’t abandon it.” The man said, “You are foolish, for you do not know the location of the treasure. Work for me and I’ll give you the precious treasure, which you will be able to use without its ever becoming exhausted.” After he had said this, that person then removed the precious treasure from that house and gave it to him. The poor man was delighted and amazed, knowing that that person was truly reliable. All beings are also like that, for each one of them has the Tathagata-dhatu, but they are unaware of that because it is enveloped and submerged beneath immeasurable kleshas. The Tathagata skilfully encourages them and reveals it, causing them to know that the Tathagata-dhatu exists within their bodies and accept this with confidence."
Noble son, the Tathagata first taught people to cultivate the notion that all phenomena are devoid of a Self, in order to encourage and train them. When they have cultivated non-Self, they eliminate the false view of the Self. Having eliminated the false view of the Self, they enter Nirvana. I have taught non-Self in order to eradicate the mundane/ conventional self. Subsequently, I teach the Tathagata-dhatu with skilful words of implicit intent. This is called the True Self, which is divorced from the mundane …"
tapi jangan teman-teman membedakan/membilang akh ini dari sutra mahayana, mana yang dari tipitakanya, pusinglah awak mencarinya pindah sini pindah sana sebab awak bukan pustakawan atau pelajar atau seorang guru dan hal ini sudah lama berlalu, tetapi menetap dalam hati. Makanya saya menawarkan diri bukan untuk berdebat tetapi untuk belajar/menggali seperti kepada bro hendra :
yah sudah kita berdiskusi saja dengan keunggulan pengetahuan bro hendra yang didapat dari acuan, biar ketahuan saya salah pandangan dan saya tunduk menyadari kekalahan/kesalahan dalam diskusi seperti pendebat siapa tuh dengnan guru Buddha. bagaimana?
-
Sori bro mr jhonz, buat contoh kasus saja. kan... sudah ada tertulis pada di topik yang lain, bukan nggosip.
-
[at] johsun
inilah makanya kesalahan konsep anatta dari yang atta (awam), seolah-olah, gak tahu dah apa maksudnya ada tiada, dibilang kosong gak nihil.
padahal guru Buddha (hal itu dijelaskan menunjuk kepada sifat/ciri) mengajar untuk awam menanggalkan konsep diri yang salah/ilusi seperti kutipan-kutipan diatas.
Bukan menilai-nilai diluar itu tentang Nibannalah atau Udanna VIII.3 tetapi untuk dapat attain pengetahuan kebenarannya, pengalamannya dan realisasi pada kehidupan, sehingga bukan lagi berdiri/berjalan/bertumpu pada yang palsu/sesat/ilusi.
Brahma vihara bro...!
semoga teman-teman mengerti, klo gak yah susah juga yah...!
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
-
[at] johsun
inilah makanya kesalahan konsep anatta dari yang atta (awam), seolah-olah, gak tahu dah apa maksudnya ada tiada, dibilang kosong gak nihil.
padahal guru Buddha (hal itu dijelaskan menunjuk kepada sifat/ciri) mengajar untuk awam menanggalkan konsep diri yang salah/ilusi seperti kutipan-kutipan diatas.
Bukan menilai-nilai diluar itu tentang Nibannalah atau Udanna VIII.3 tetapi untuk dapat attain pengetahuan kebenarannya, pengalamannya dan realisasi pada kehidupan, sehingga bukan lagi berdiri/berjalan/bertumpu pada yang palsu/sesat/ilusi.
Brahma vihara bro...!
semoga teman-teman mengerti, klo gak yah susah juga yah...!
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
Bukan menanggalkan "konsep diri yang salah/ilusi",melainkan,
menanggalkan konsep diri.
Apabila ada "konsep diri yang salah/ilusi",
berarti ada "konsep diri yang benar/nyata".
Secara tegas Sang Buddha mengajarkan,
Anatta, tanpa diri.
Bukan tanpa diri yang salah/ilusi/palsu/imajinasi/khayalan/semu/maya/keliru/sesat/...............dst ;D
Hanya, tanpa diri.
-
sulit menjelaskan sesuatu kepada orang yang tidak tepat dan memiliki pandangan yang berbeda...
-
lalu aku menjelaskan/mengingatkan bahwa seperti yang guru Buddha ajarkan bahwa 'tahukah anda selama aku ini masih aku (bersifat) duniawi (belum tercerahkan mengetahui tentang rahasia kesejatian diri, dapat mengetahui/mengenal, hidup dan memisahkannya terhadap (kelekatan, pandangan) yang palsu), sesungguhnya anda bicara anatta dengan atta diri anda? disebut apa klo begitu?'
Apakah ini suatu kenyataan (kebenaran) atau suatu hal yang muluk? mengapa timbul suatu pernyataan yang muluk?
Sdr. Coeadabgf,
Karena dalam statement di atas anda menyebutkan bahwa itu adalah ajaran Guru Buddha, tentu ini terdapat dalam Kitab, dari Sutta/Sutra manakah sumbernya? saya menanyakan ini karena saya belum pernah membaca Sang Buddha mengajarkan tentang Kesejatian Diri atau Diri Sejati atau True Self yg sering anda sebutkan, sebaliknya Sang Buddha selalu mengajarkan Tanpa Diri/Bukan Diri (Anatta)
:yes: :yes: :yes:
Kembali ke pertanyaan Bro Hendra yang masih tertunda.
Darimana acuan Bro Coed?
Apabila referensinya adalah perenungan pribadi, cukup katakan pemikiran pribadi,
Apabila ada referensi dari luar, cukup katakan referensinya,
Apabila tidak mau menyebutkan referensinya, cukup katakan tidak mau menyebutkan.
Apabila bukan 3 point diatas, silakan juga, karena itulah tarian Anda.
Be Happy.
:)
-
hayo...siapa lagi yang mau berkomentar... sebanyak-banyaknya, nanti sekalian saya jawab, sebab jalan (pikiran)nya semua sama keliatan pola dan proses pikirannya seperti apa, dan hanya seperti itu-itu saja. (siapa yang gak tahu?)! hanya sebatas kulit luar, dan semuapun (umat) secara umum memiliki pandangan hanya seperti itu, gak ada yang tidak diketahui dari yang masih awal sampai yang sudah merasa bijaksana. Tapi omong-omong ada gak... yang tercerahkan klo begitu? mode hatred on : aneh...!
-
Jalan umum/awam yang guru Buddha ajarkan hanya sebatas kebaikan (pembatasan tindakan/perbuatan baik) untuk menanggalkan kulit luar kelekatan yang bukan sejati, bukan pembebasan.
berputar dari yang satu ke yang lain (kehidupan).
Tetapi pada akhirnya mereka yang masak, tercerahkan menembus kebenaran mulia rahasia ajaran guru Buddha tentang pencerahan mencapai pembebasan dari samsara dan hanya dapat diselami/dicapai pada manusia (beruntung loh hidup sebagai manusia!).
-
Jalan umum/awam yang guru Buddha ajarkan hanya sebatas kebaikan (pembatasan/tindakan/perbuatan baik) untuk menanggalkan kulit luar kelekatan yang bukan sejati, bukan pembebasan.
berputar dari yang satu ke yang lain (kehidupan).
Tetapi pada akhirnya mereka yang masak, tercerahkan menembus kebenaran mulia rahasia ajaran guru Buddha tentang pencerahan mencapai pembebasan.
Dari yang saya bold biru di atas, sangat terlihat bahwa,
Anda masih sangat kurang belajar tentang ajaran Sang Buddha walaupun hanya dalam batas teori.
Saran saya,
Belajarlah lebih banyak lagi,
Belajarlah dengan keterbukaan hati dan niat yang tinggi.
Belajarlah dengan maksud untuk mengerti.
Dengan bermaksud untuk mengerti,
Anda tidak harus menerima atau menolak.
Cukup memahami, apabila sudah mengerti,
menerima atau menolak adalah hal sesudahnya.
-
[at] johsun
inilah makanya kesalahan konsep anatta dari yang atta (awam), seolah-olah, gak tahu dah apa maksudnya ada tiada, dibilang kosong gak nihil.
padahal guru Buddha (hal itu dijelaskan menunjuk kepada sifat/ciri) mengajar untuk awam menanggalkan konsep diri yang salah/ilusi seperti kutipan-kutipan diatas.
Bukan menilai-nilai diluar itu tentang Nibannalah atau Udanna VIII.3 tetapi untuk dapat attain pengetahuan kebenarannya, pengalamannya dan realisasi pada kehidupan, sehingga bukan lagi berdiri/berjalan/bertumpu pada yang palsu/sesat/ilusi.
Brahma vihara bro...!
semoga teman-teman mengerti, klo gak yah susah juga yah...!
good hope and love
sahabatmu, coedabgf
hmm, bro codaft yg love nya baik dan memang love.
Slama ini codabgf telah memberi penjelasan yg mana seperti mengajar mereka.
Dan aku mau tahu apabila mereka telah setuju baik pemikiran maupun pandangan trhadap apa yg bro katakan slama ini, seandainya mereka telah mengerti yg bro maksudkan, lalu sbnarnya apa yg bro ingnkan?
Apakah bro ingn mereka percaya Mr. Y sbgai tuhan mereka? Krna bro seandainya telah membuat mereka mngerti mgnai anatta, kitab udana, atta dsb. Dan mrka akhrnya sependapat dngan bro dan jd mengerti, apa yg bro harapkan? Apakah mereka mesti percaya bhwa Mr Y sebgai tuhan?
Dan apakah bro ingin mereka memahami bhwa
(kisah para Rasul 4:12) "Dan keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain didalam Dia(Yesus), sebab dibawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan".
Apakah nantinya mereka yg mengerti dan setuju dngan bro itu harus mengakui isi ayat kitab kisah para Rasul 4 : 12, trsebut?
Salam.
Love juga ;D
-
bro johsun...,
untuk jawaban pertanyaan rasa keingin-tahuan bro johsun tentang hal ini saya lebih baik menjelaskan untuk mungkin dapat menambah peluruskan atau menambah pengetahuan/pemahaman terhadap bro johsun tentang dasar keyakinan (pengetahuan) saya atas makna pertanyaan bro johsun sehingga bro johsun bukan mempertanyakan lagi melainkan (sudah) mengerti (sudah memperoleh jawaban).
Tetapi untuk penjelasan hal ini tidak dapat ditulis disini untuk tidak menimbulkan suatu perdebatan atau pembelokan atau lari dari pada suatu realitas tingkap/tataran kebenaran pengetahuan, pemahaman dan realisasi keyakinan kebenaran (teman-teman disini), oleh karena pembatasan friksi-friksi ego dari masing-masing. (seperti kata 'good hope and love' dan kata 'sahabatmu'pun bisa menimbulkan (suatu tembok) friksi-friksi ego)
Sesungguhnya apakah bro johsun mau mengetahuinya dengan niat yang baik? silahkan bro ulangi saja pertanyaan bro dan PM ke saya untuk menunjukan kesungguhan keingin-tahuan anda.
peace and love
sahabatmu, coedabgf
-
Yap. Mungkin bro cuma skdar ingn membri pengertian dan bukan ajakan pindah.
Sudah sring skali gw lhat tulisan bro codaf yg bnyk menyanggah mengenai anatta, nibbana dan kitab udana.
Dan tiap x, selalu diakhri kata semoga mengerti mksud sdra.
Jadi gw ambil ksimpulan apakah bro mmiliki suatu misi trtentu bgtu? Shngga membuat gw jadi brtanya hal tsb diatas.
Dan bila salah kata, gw minta maaf.
-
Sebelum di lock
ada renungan kakek guru..
"jangan memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain,atau hal yang sudah dikerjakan atau belum dikerjakan oleh orang lain.
Sebaiknya seseorang memperhatikan hal-hal yang sudah dikerjakan atau belum dikerjakan oleh dirinya sendiri" dhammapada 50
"seperti bunga yang menarik dan indah warnanya,
namun tidak harum baunya,demikian pula kata-kata yang dirangkai indah tidaklah berguna apabila diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya" dhammapada 51
peace
salam metta
-
hallo mr johnz...,
begini mr jhonz..., sebenarnya mr jhonz sudah melakukannya gak... sesuai dengan tulisan jhonz, begitu juga buat semua?
Pelajaran kebijaksanaan dan perendahan hati diri sendiri.
kenyataannya, begitu juga buat yang meributkan setiap pemunculan diskusi tentang tilakhana lalu menuju Nibanna lalu tentang keMutlakan yang seolah-olah sudah memiliki pengetahuan (lebih berpengetahuan (seolah-olah sudah memiliki kebenaran) daripada yang lain), apakah sungguh sudah berlaku juga seperti syair Dhammapada 50 dan 51?
klo begitu berarti syair itu berlaku untuk seseorang (yang menerima nasihat/dinasihati) atau pada kenyataannya berlaku juga (kena pada) untuk diri sendiri gak? ;D _/\_
-
hallo mr johnz...,
begini mr jhonz..., sebenarnya mr jhonz sudah melakukannya gak... sesuai dengan tulisan jhonz, begitu juga buat semua?
Pelajaran kebijaksanaan dan perendahan hati diri sendiri.
kenyataannya, begitu juga buat yang meributkan setiap pemunculan diskusi tentang tilakhana lalu menuju Nibanna lalu tentang keMutlakan yang seolah-olah sudah memiliki pengetahuan (lebih berpengetahuan (seolah-olah sudah memiliki kebenaran) daripada yang lain), apakah sungguh sudah berlaku juga seperti syair Dhammapada 50 dan 51?
klo begitu berarti syair itu berlaku untuk seseorang (yang menerima nasihat/dinasihati) atau pada kenyataannya berlaku juga (kena pada) untuk diri sendiri gak? ;D _/\_
Sangatlah mudah mencari kesalahan orang lain, sangatlah sulit menemukan ksalahan diri sendiri, oleh karena itu carilah dahulu ksalahan orang lain barulah cari kesalahan diri sendiri
"Ryu 7:3-4"
-
bro ryu,
memang sapa yang cari kesalahan orang lain?
-
bro ryu,
memang sapa yang cari kesalahan orang lain?
Itu adalah prinsip aye kakakakak
-
hallo mr johnz...,
begini mr jhonz..., sebenarnya mr jhonz sudah melakukannya gak... sesuai dengan tulisan jhonz, begitu juga buat semua?
Pelajaran kebijaksanaan dan perendahan hati diri sendiri.
kenyataannya, begitu juga buat yang meributkan setiap pemunculan diskusi tentang tilakhana lalu menuju Nibanna lalu tentang keMutlakan yang seolah-olah sudah memiliki pengetahuan (lebih berpengetahuan (seolah-olah sudah memiliki kebenaran) daripada yang lain), apakah sungguh sudah berlaku juga seperti syair Dhammapada 50 dan 51?
klo begitu berarti syair itu berlaku untuk seseorang (yang menerima nasihat/dinasihati) atau pada kenyataannya berlaku juga (kena pada) untuk diri sendiri gak? ;D _/\_
^:)^ ^:)^ ^:)^
:>- :lotus:
-
buat contoh perbandingan, klo dewa-dewi dan makhluk lain bisa menghakimi/mengadakan pembalasan kepada manusia atau bahkan manusia terhadap manusia atau yang lebih rendah (seperti FPI dong), klo Buddha atau mereka yang tercerahkan melakukan hal itu gak? mengapa?, makhluk layak gak atau memiliki hak atau kuasa gak menghakimi makhluk lain? mengapa?
Apalagi tentang sesuatu yang besar yang dia tidak dapat mengerti atau diluar jangkauan pengetahuan/kebijaksanaan dia, bisa-bisanya (berani-beraninya) koq.
padahal kenyataan yang ada adalah hanya buah pikiran dan ego (sendiri) mereka saja yang (masih) sempit.
buat perenungan
-
maboook gw, kgak ngerti.
banyak tanda ()()()() (http://i717.photobucket.com/albums/ww177/dery_j/goldy16.gif)
-
Quote from: N1AR on 24 December 2008, 02:41:25 PM
om chandra kalau belajar reiki sendiri..
kalau kita tau kita ada kemajuan gimana rasainnya?
kalau belum bisa meditasi langsung belajar reiki bisa gak?
thanxz
sebenarnya saya tidak belajar reiki, tapi belajar tenaga dalam aliran mesir. tapi, semua sistem tenaga dalam itu sama aja, beda dikit-dikit. jadi, apa yang saya pelajari dengan reiki itu gak akan jauh bedanya.
reiki itu suatu energi tenaga dalam. kalau kita ada kemajuan, kita akan merasakan tubuh kita dipenuhi energi, bersemangat, bergairah, tubuh dan pikiran ringan. itu sama halnya, ketika orang berhasil memasuki jhana. setelah keluar dari jhana, ia akan memperoleh energi yang sama dengan seperti itu.
belum belajar meditasi juga bisa langsung belajar tenaga dalam.
kalau muslim pada umumnya belajar tenaga dalam dulu, habis itu baru belajar meditasi.
« Last Edit: 24 December 2008, 02:54:39 PM by candra_mukti19 »
Report to moderator Logged
banyak trik-nya. saya dapat mengajarkannya. tapi resiko tanggung sendiri. jika anda tidak hati-hati, saya tidk bertanggung jawab dengan yang terjadi pda diri anda.
1. cobalah lakukan olah raga lari pda waktu sore hari dengan jarak 1 km
2. setelah sampai 1 km. tenangkan nafas dengan teknik nafas dalam. caranya, tarik nafas sampai dada penuh, kemudian keluarkan pelan. tidak ada proses menahan nfas. lakukan berulang-ulang, sampai nafas tidak ngos-ngosan.
3. kemudian lakukan praktik menahan nafas di cakra pusar dengna konsentrasi selama 30 kali. setiap kali menahan nafas, hitung hingga 7 hitungan. kemudian keluarkan pelan-pelan.
4. setelah 30 kali, cobalah lemaskan tangan anda, dan anda dalam keadaan berdiri tangan terjuntai seperti ketika berdiri biasa. pejamkan mata dan rasakan sensasi-sensasi yang terdapat pada tangan anda. anda akan merasakan ada energi yang lembut menyentuh tangan anda. ia secara lembut dan halus, mendorong, menekan pelan-pelan. rasakan kemana arah dorongannya, kemana tekanannya. cobalah untuk mengikuti dorongan dan tekanannya.
5. lakukan latihan ini setiap hari, sampai anda benar-benar dpat merasakan dengan jelas keberadaan tenaga dalam tersebut.
warning : hati-hati. jika cakra perut anda aktif secara mendadak, energi itu dapat membesar seketika dan membuat anda terbanting-banting. walaupun kemungkinannya hanya 3 %, tapi beberapa kasus menunjukan orang yang baru belajar bisa jadi cakra nya aktif secara tiba-tiba.
jadi, jangan melakukan itu di tempat yang banyak batunya, melainkan lebih baik di tempat lapangan berumput. seandainya anda terbanting-banting, tubuh anda tidak akan terlalu sakit.
dan jangan ditempat yang terlalu sepi. seandainya energi itu tidak terkendali, nanti anda tidak ada yang menolong. jadi, hati-hati yach!
benar demikian adanya.
seorang budhist tidak perlu belajar begini.
namun jika bisa, itu bukan hal yg buruk
asal waktu retreat, dilaporkan kepada pembimbingnya.
sbg memperoleh pengawasan yg berbeda.