//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Jika Menerapkan Prinsip-prinsip Dhamma Dapatkah Usaha atau Bisnis Kita Bertahan?  (Read 11745 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Namo Buddhaya,

Sudah menjadi hal yang jamak dalam dunia usaha jika perusahaan besar "memangsa" perusahaan kecil. Oleh karena itu, agar dapat bertahan hidup perusahaan kecil perlu melakukan berbagai manuver yang terkadang juga dapat dikatakan "menyimpang." Pertanyaan saya, jika kita benar-benar hidup di jalan yang lurus dan sesuai Dhamma, dapatkah bisnis atau usaha kita berkembang. Atau malahan akan mengalami kebangkrutan? Mohon dengan sangat tanggapan dan sharing pengalamannya dari para penguasaha Buddhis. Semoga sharing pengalamannya dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Atau mungkin adakah kiat-kiat bertahan di tengah gerusan zaman sementara kita tetap berpegang pada Dhamma. Ataukah Dhamma hanya kita pegang di hari Minggu saat kebaktian atau puja di vihara saja?

Salam,

Tan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Saya rasa bisa berkembang, tinggal bagaimana kita bisa mengembangkan dengan cara yang benar, tidak selalu usaha itu harus menggunakan cara yang tidak benar untuk maju khan :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Menurut saya bisa atau tidaknya kita berbisnis sesuai Dhamma harus dilihat dari dua faktor yaitu internal (diri kita sendiri) dan eksternal (lingkungan, budaya dan hukum suatu negara). Apabila diri kita sudah memahami Dhamma yg baik tetapi lingkungan eksternal tidak mendukung maka kita harus menggunakan cara Smart Dhamma. Artinya jangan karena memegang teguh suatu prinsip kebenaran lalu dalam bisnis kita ngejomplang, atau kalau meminjam istilah tetangga adalah menggunakan prinsip yin-yang. Saya ambil contoh kalau hukum di tegakkan seperti kebanyakan negara maju maka kita berbisnis sesuai Dhamma relatif lebih mudah dibandingkan di Indonesia. Misal kita ingin berbisnis dengan cara tidak menyogok tetapi masalahnya jika hal tersebut tidak dilakukan maka investasi kita akan menjadi tidak efisien karena dalam bisnis prinsip time is money sangat berlaku. Lalu apakah kita harus menyalahkan penyogok dan yg disogok , jawabannya dilema dan pemecahannya harus di semua sektor pemerintahan dan bisnis dengan suatu komitmen hukum yg jelas dan pasti.

Bagaimana menghadapi persaingan didunia bisnis? Saya pernah mengikuti salah satu training mengenai keseimbangan spritual dan bisnis. Pembicara mengatakan bahwa bisnis yg baik adalah "To share" daripada "to compete" sehingga gap-gap yg ada bisa diminimalkan. Tetapi permasalahan dan fakta yg terjadi adalah sangat kompleks yg mana hari demi hari persaingan semakin gila. Oleh karena itu hemat saya kita yg memahami Dhamma harus berani mengambil strategi2 yg terkadang berada di grey area jika kondisi white area tidak memungkinkan kita bertahan dari serangan bertubi2 dari competitor dsb. Hanya saja ketika berada di grey area ini tetap harus menggunakan hati yg difungsikan untuk bertahan dan menyerang tetapi tidak mematikan.

Saya pribadi Dhamma digunakan untuk memanajemeni diri sendiri dan diaplikasikan kedalam bisnis sebagai dasar moral dan implementasinya dikombinasikan dengan strategi2 Sun Tzu dan strategi bisnis modern lainnya.

Oh..realita  :)

 _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
secara optimal, can not.

menjalankan dhamma yg paling ideal yah melepas semua menjadi "homeless" atau bahasa umumnya jadi bhikkhu.

kalau umat awam yah, tidak optimal.
There is no place like 127.0.0.1

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
menurut saya pribadi...

prinsip dhamma harus dipisahkan dengan unsur keduniawian tidak bisa dua2nya dijalankan bersama secara optimal...

 

Offline pendekar kuning

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 250
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
 _/\_Prinsip Dhamma?
Apa yang anda ketahui tentang Dhamma?   :-?
Atau ada yang lain bisa membantu disini ^:)^

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Gunakan dan kembangkan kebijaksanaan kita sendiri dgn berpedoman pd petuah "sesuai benih yg ditabur, itulah yg akan dipanen", dlm mengambil setiap kebijakan dan tindakan...


Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Yah, secara optimal memang dianjurkan "melepas"
Tapi, sebagai perumah tangga juga bisa berusaha terus koq.
Contoh yang terkenal adalah Anatapindika kan? Buktinya gak bangkrut, malah tambah kaya.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Prinsip Dharma dan usaha "duniawi" kita ya ... kalau menurut saya, yang bisa dijadikan patokan Middle Way bagi kita2 yang tidak memilih jalan ke-Bhikkhu-an adalah menjalankan Pancasila sebaik2nya dalam kehidupan kita sehari2, termasuk dalam menjalankan usaha kita.

Saya bukan pengusaha, jadi kurang tau segimana terkondisinya sih kita untuk melanggar sila apabila kita mau maju :) contohnya yang ada di bayangan saya sih kayak "manipulasi" pajak atau undertable money yang kadang2 susah dihindari apabila berbisnis di Indonesia, soalnya katanya sih kalau tidak melakukan itu, banyak sekali hambatan2 sehingga produktivitas juga menurun. Kalau buat yang bekerja profesi (bukan pengusaha), mungkin relatif lebih baik kondisinya untuk menjaga sila, karena aturan2nya lebih jelas ... bahkan pendapatannya juga lebih jelas sehingga tidak perlu mengkhawatirkan ini itu yang menghambat aliran masuknya uang.

Tapi ya bagaimanapun, saya rasa tetaplah berusaha sebisa mungkin untuk menjaga minimal Pancasila, karena inilah modal awal dalam praktik spiritualitas kita :)

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.

Offline Delusion

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 15
  • Gender: Female
Menurut saya,
Dhamma itu tidak ada patokan "Jangan ataupun tidak boleh!!!"
Tapi Dhamma itu adalah bagaimana caranya agar bisa menjalani segala sesuatunya dengan bijaksana.

Dhamma itu tidak untuk dilekati, tapi untuk diterapkan...


Mohon maaf bila ada salah penyampaian.
CMIW.


Deepest Bow,
Vince
:)

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Ambil jalan tengah saja _/\_
Smile Forever :)

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Ambil jalan tengah saja _/\_

jgn ambil tengah jalan ya..




Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Ambil jalan tengah saja _/\_

jgn ambil tengah jalan ya..

ntar ditabrak mobil ya... ;D
joke...

in my opinion, Dhamma prinsipnya bukan tidak boleh begini, tidak boleh begitu...
but lebih kepada, kita bertanggung jawab thd apa yg kita lakukan..

perbuatan yang putih, akan memberikan hasil putih.
perbuatan yang hitam, hasilnya akan hitam.
kalo abu2, ga tau ya... :P

use our wisdom too..
 _/\_

Be Good,
Be Happy,
Be Mindful.


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Contoh yang terkenal adalah Anatapindika kan? Buktinya gak bangkrut, malah tambah kaya.
Wuiss, sebab tepat!!! Dananya ke sammasambuddha (CMIIW) langsung dan beliau slalu jalankan attasila...dan selalu dana ke "ARIYA SANGGHA"(CMIIW)
test
Samma Vayama

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Bisnis/usaha berkembang atau menurun adalah akibat dari berbagai sebab, misalnya kegigihan, kepandaian, kamma, dsb.
Dhamma sama sekali tidak menjamin usaha seseorang berkembang, tetapi membuat bathin seseorang yang berkembang (jika dilaksanakan dengan benar). Jadi sebetulnya tidak ada hubungan langsung antara menerapkan prinsip2 dhamma, kemudian bisnis bisa bertahan, dan semua kembali ke diri kita yang memutuskan, "maukah tetap menerapkan prinsip dhamma, walaupun usaha menurun?".
Hubungan tidak langsungnya adalah dengan menerapkan prinsip dhamma, maka kita tetap memilih perbuatan2 yang bermanfaat yang tentu saja akan membuahkan kebahagiaan di masa depan (yang belum tentu juga berupa bisnis berkembang, bisa saja berkembangnya sifat 'merelakan' atau bahkan kesucian). 



Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
prinsip dhamma yg masuk kategori diterapkan itu apa yah?
mis: pancasila

1. menghindari pembunuhan > menghambat usaha... soalnya dalam usaha kita sering harus membunuh dalam masalah tempat. mis: minimarket, rumah makan, rumah sakit pasti harus rajin2 membunuh tikus, lalat, nyamuk :P

2. menghindari pencurian
4. menghindari berbohong
menurut saya utk usaha hit & run ga cocok :P tapi kalau utk usaha long term, kalau bisa terus konsisten jujur, bisa jadi perusahaan reliable & terpercaya.

3. menghindari asusila
5. menghindari mabok2an
ini sesuai dg nasehat para sesepuh, bahwa dalam usaha, selain faktor eksternal yg bisa menjatuhkan kita, diri kita sendiri juga bisa terjerat oleh wanita, miras, dan judi. jadi khusus yg 2 ini sesuai banget :)

;D

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Untuk pembunuhan, itu kembali pada kebijaksanaan masing2. Itu adalah hal yang umum terjadi setiap hari, bukan hanya dalam bisnis. Jadi kalau ada rayap di rumah dibiarkan hidup sampai rumahnya roboh, atau ada cacing dalam tubuh diternak sampai meninggal sendiri, itu namanya menerapkan dhamma dengan cara tidak bijaksana. Kalo istilah dari "tetangga" seperti menyalakan lampu di tempat gelap, tetapi lampu itu ditaruh di bawah ranjang (bukannya digantung supaya menerangi 1 ruangan).

Untuk usaha yang memang harus membunuh, kalau bisa dihindari, tapi kalau tidak bisa, setidaknya berusaha sebisa mungkin agar di masa depan nanti bisa terlepas dari pekerjaan itu (misalnya menabung untuk membuka usaha lain di kemudian hari).

Yang lebih cenderung ke bisnis itu pencurian dan berbohong.

Asusila dan mabuk2an juga lebih kepada "bersenang-senang" ketimbang "bisnis/usaha".

Offline Sariputta

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 8
  • Reputasi: 1
Namo Buddhaya,

Sudah menjadi hal yang jamak dalam dunia usaha jika perusahaan besar "memangsa" perusahaan kecil. Oleh karena itu, agar dapat bertahan hidup perusahaan kecil perlu melakukan berbagai manuver yang terkadang juga dapat dikatakan "menyimpang." Pertanyaan saya, jika kita benar-benar hidup di jalan yang lurus dan sesuai Dhamma, dapatkah bisnis atau usaha kita berkembang. Atau malahan akan mengalami kebangkrutan? Mohon dengan sangat tanggapan dan sharing pengalamannya dari para penguasaha Buddhis. Semoga sharing pengalamannya dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Atau mungkin adakah kiat-kiat bertahan di tengah gerusan zaman sementara kita tetap berpegang pada Dhamma. Ataukah Dhamma hanya kita pegang di hari Minggu saat kebaktian atau puja di vihara saja?

Salam,

Tan

Namo Buddhaya,

Menurut saya ini pertanyaan yang agak lucu..... Kalau ada perusahaan yang melakukan manuver dengan cara2 yang menyimpang dijaman ini saya kira perusahaan tersebut justru tidak akan bisa bertahan lama.....

Coba kita perhatian perkembangan usaha dewasa ini, bukankah masing2 perusahaan berusaha untuk menerapkan CSR, CRM , Go Green, menghasilkan produk yang lebih baik dari yang lain, memberikan pelayanan yang terbaik, berusaha untuk terbuka, menghasilkan produk yang lebih higenis, dll. Dengan era keterbukaan informasi saat ini adalah sangat ironi bila masih ada perusahaan yang berpikir dengan melakukan manuver2 menyimpang bisa bersaing dan bertahan...

Justru perkembangan usaha saat ini telah menuju ke jalan Dharma ..... Lantas kenapa kita sebagai praktisi dharma malah takut menerapkan jalan Dharma tersebut....

Bukankah itu pertanyaan yang lucu????

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
masalahnya di indonesia belum lah seperti itu kadang kadang di paksa juga harus main bawah tangan gitu kan maksud nya.

seperti tempat kerja ku yang merupakan sebuah toko obat resmi, biar pun resmi punglinya bukan main padahal kita tidak jual barang barang yang tidak di perbolehkan semua brg ada izin pom nya tapi yang di obok obok yah kita ini, bukan toko obat yang tidak resmi atau tukang obat yang jualan di gerobak pinggir jalan.

kalo kita tidak kasih ada saja alasan nya jadi mau tidak mau mesti kasih. 

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
kalau itu kan terpaksa daimond untuk bertahan hidup :)
Tapi kalau agar usaha kita menjadi maju dan berkembang terus kita menghancurkan atau mematikan mata pencaharian orang lain, buat apa? Apa kita mau menjadi konglomerat? Setelah menjadi konglomerat, uangnya digunakan buat apa? Lebih baik usaha sedang2 saja tapi lancar dan memberikan berkah/rejeki kepada banyak orang. Daripada menjadi besar tapi dengan cara jahat yaitu menghancurkan usaha orang lain.

Ada kisah nyata di Taiwan yg diceritakan oleh Master Chin Kung. Ada sebuah Toko Obat yang sudah berdiri kira2 sejak 100 tahun yang lalu dan sampai sekarang toko obat itu masih bertahan. Apa sebabnya toko obat itu bisa bertahan begitu lama melewati beberapa generasi sedangkan usaha2 yang dulunya besar, baru 2 atau 3 generasi saja sudah lenyap?
Ternyata sebabnya adalah leluhur pendiri toko obat itu mempunyai tujuan yang mulia yaitu mereka hanya mengambil untung sekedarnya saja untuk bertahan hidup dan mereka menolong orang2 yg tidak mampu. Apabila keturunan mereka bisa meneruskan perbuatan mulia seperti para leluhur mereka maka toko obat itu akan bertahan lama.

Sedangkan orang sekarang berlomba-lomba menjadi kaya hanya untuk pamer, saing2an, biar dibilang hebat, makanya tidak heran kalau perusahaan yang mereka bangun dengan susah payah tidak bisa bertahan lama, paling banter generasi 2 atau ke 3 sudah hancur.

Jadi terserah kita mau pilih yang mana, mau menjadi besar, kaya tapi sebentaran sudah hancur, atau sedang2 saja tapi bertahan lama sampai anak cucu kita. Gunakan kebijaksanaan jangan keserakahan yg dijadikan tolok ukur.Seperti minum air laut, makin minum semakin haus. Begitu pula keserakahan tidak mengenal batas makanya hutan habis dibabat, pasir habis dikeruk, sumber daya fosil habis ditambang, yang tersisa hanya bopeng, bencana, dll.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
toko obat kita sudah 76 tahun, yah persaingan nya itu yah melawan obat palsu dan semi asli (obat asli yang di encerkan dosis nya). yang produksi obat obat ini yah orang orang sekitar situ  juga sih. pusing deh.

Banyak orang yang nyari mau nya murah tidak tahu nya makan obat palsu dan semi asli ini. 
« Last Edit: 12 September 2008, 06:43:44 PM by daimond »

Offline chomed

  • Teman
  • **
  • Posts: 52
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
numpang ngoceh ya.....

klo menurut saya seh, usaha apapun bisa di jalani dengan jalan dhamma, asalkan kita benar2 sabar dalam menghadapi segala rintangan. contohnya seperti pungli, anak buah yang tidak jujur, persaingan bisnis yang 'kasar', dll.
Jika kita sabar dan tetap di dalam jalan dhamma, niscaya kita akan berhasil, seperti cerita toko obat yang bisa bertahan sampai sekarang.

terima kasih.
_/\_
TIDAK ADA YANG SEMPURNA

Hiksss......Hikssss.....