28 Agustus240. Bharadvaja bertanya kepada Sang Bhagava, "Apakah, Sang Gotama yang baik, yang besar manfaatnya dalam mencapai kebenaran? Kami bertanya mengenai hal yang besar manfaatnya dalam mencapai kebenaran."
"Berusaha dengan sungguh-sungguh, Bharadvaja, besar manfaatnya dalam mencapai kebenaran, karena apabila seseorang tidak berusaha dengan sungguh-sungguh, ia tidak akan mencapai kebenaran. Namun apabila ia berusaha dengan sungguh-sungguh, ia akan mencapai kebenaran."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya bagi usaha dengan sungguh-sungguh?"
"Menganggap sesuatu itu penting adalah besar manfaatnya dalam mencapai usaha dengan sungguh-sungguh, karena apabila seseorang tidak menganggap sesuatu itu penting, ia tidak akan berusaha dengan sungguh-sungguh. Namun apabila ia telah menganggap sesuatu itu penting, ia akan berusaha dengan sungguh-sungguh."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam menganggap segala sesuatu itu penting?"
"Melakukan suatu upaya adalah besar manfaatnya dalam menganggap sesuatu itu penting, karena apabila seseorang tidak melakukan suatu upaya, ia tidak akan menganggap sesuatu itu penting. Namun apabila ia telah melakukan suatu upaya, ia akan menganggap sesuatu itu penting."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam melakukan suatu upaya?"
"Keinginan adalah besar manfaatnya dalam melakukan suatu upaya, karena apabila seseorang tidak menginginkan, ia tidak akan melakukan suatu upaya. Namun apabila ia telah menginginkan, ia akan melakukan suatu upaya."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam menimbulkan keinginan?"
"Menyetujui sesuatu adalah besar manfaatnya dalam menimbulkan keinginan, karena apabila seseorang tidak menyetujui sesuatu, ia tidak akan membangkitkan keinginannya. Namun apabila ia telah menyetujui sesuatu, ia akan membangkitkan keinginannya."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam menyetujui sesuatu?"
"Menguji suatu maksud adalah besar manfaatnya dalam menyetujui sesuatu, karena apabila seseorang tidak menguji suatu maksud, ia tidak akan menyetujui sesuatu. Namun apabila ia telah menguji suatu maksud, ia akan menyetujui sesuatu."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam menguji suatu maksud?"
"Mengingat Dhamma adalah besar manfaatnya dalam menguji suatu maksud, karena apabila seseorang tidak mengingat Dhamma, ia tidak dapat menguji suatu maksud. Namun apabila ia telah mengingat Dhamma, ia akan dapat menguji suatu maksud."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam mengingat Dhamma?"
"Mendengarkan Dhamma adalah besar manfaatnya dalam mengingat Dhamma, karena apabila seseorang tidak mendengarkan Dhamma, ia tidak dapat mengingat Dhamma. Namun apabila ia telah mendengarkan, ia akan dapat mengingat Dhamma."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam mendengarkan Dhamma?"
"Memperhatikan adalah besar manfaatnya dalam mendengarkan Dhamma, karena apabila seseorang tidak memperhatikan, ia tidak dapat mendengarkan Dhamma. Namun apabila ia telah memperhatikan, ia akan dapat mendengarkan Dhamma."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam memperhatikan?"
"Mendekatkan diri adalah besar manfaatnya dalam memperhatikan, karena apabila seseorang tidak mendekatkan diri, ia tidak dapat memperhatikan. Namun apabila ia telah mendekatkan diri, ia akan dapat memperhatikan."
"Tetapi apakah yang besar manfaatnya dalam mendekatkan diri?"
"Berkunjung adalah besar manfaatnya dalam mendekatkan diri, karena apabila seseorang tidak berkunjung, ia tidak dapat mendekatkan diri. Namun apabila ia telah berkunjung, ia akan dapat mendekatkan diri."
"Lalu, apakah yang besar manfaatnya dalam berkunjung?"
"Kenyakinan adalah besar manfaatnya dalam berkunjung, karena apabila seseorang tidak mempunyai kenyakinan, ia tidak akan berkunjung. Namun apabila seseorang telah mempunyai kenyakinan, ia akan berkunjung."