[at] Seniya:
Kirimannya sangat bermanfaat! Thanks a lot!
Memang ada beberapa perbedaan mengenai kronologi Konsili Agung pertama antara tradisi Theravada dan tradisi2 lainnya. Dalam tradisi Theravada, Konsili Agung pertama secara lengkap telah dijelaskan dalam Samantapāsādika dan Sumaṅgalavilasini. Sayangnya, sekarang masih sulit untuk mendapatkan terjemahan kitab ini dalam bahasa Inggris. Jika di antara teman2 yang memilikinya, ini akan sangat membantu sekali sebagai studi banding.
Sebagai tambahan.....
Btw, dalam Samantapāsādika, ada beberapa alasan mengapa Mahā Kassapa berniat untuk mengadakan Konsili. Selain karena pernyataan Bhikkhu Subaddha yang ditahbiskn ketika sudah tua (Vuḍḍhapabbajita - kata memiliki kemiripan dengan pendapat tradisi yang mengatkan bahwa nama bhikkhu ini adalah Mahallaka atau Subhadra Mahallaka karena Mahallaka juga berarti 'tua'), juga ada alasan2 lainnya. Sebagai contohnya, Mahā Kassapa ingat kata2 Sang Buddha bahwa setelh Sang Buddha meninggal, Dhamma dan Vinaya akan menjadi guru para pengikutnya. Juga ia ingat bagaimana suatu kali Sang Buddha bertukar jubah dengannya. Kejadian ini mengingatkan Mahā Kassapa bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk melindungi ajran Sang Buddha setelha beliau meninggal.
Di artikel yang dikirim saudara Seniya ada satu alasan yang dilontarkan beberapa tradisi bahwa pelaksanaan Konsili bertujuan untuk menghindari celaan dari kaum heretics (penganut ajaran lain) bahwa Vinaya yang ditetapkan Sang Buddha tidak ubahnya asap yang dipraktikkn pengikutnya hanya ketika beliau masih hidup. Dalam tradisi Theravada, seperti yang tercatat dalam Pancasatikakkhandhaka, dikatakn bahwa alasan ini berkaitan dengan penetapan Mahā Kassapa untuk tidak melenyapkan beberapa peraturan minor (Khuddhānukhudhhasikkha).
Mengenai Bhikkhu Ānanda, Bhikkhu Māha Kassapa pada awalnya hanya menunjuk 499 arahat sebagai peserta karena beliau ingin memberikan peluang kepada bhikkhu Ānanda. Beliau berpikir bahwa tanpa dan dengan Ānanda, konsili tidak akan terlaksana. Tanpa Ānanda, konsili tidak akn terlaksana karena Ānanda adalah the treasurer of Dhamma. Tetapi jika Ānanda bergabung beliau belum mencapai kesucian Arahat padahal ada ribuan bhikkhu lainnya yang sudah mencapai arahat. Jika Mahā Kassapa menunjuk Ananda sebagai salah satu partisipan Konsili, nanti akan ada banyak kritik dari bhikkhu2 lain. Oleh karena, hanya setelah bhikkhu2 lain meminta beliau untuk mengikut-sertakan Ananda, beliau kemudian menunjuknya. Dan Ananda dikatakn berusaha mempraktikkan praktik yang keras untuk mencapai kesucian arahat karena beliau disindir oleh seorang arahat dalam sebuah pertemuan sehari sebelum konsili berlangsung bahwa ada seseorang (yakni beliau) di antara bhikkhu2 yang berkumpul yang masih berbau daging mentah. Selain itu berbeda dari beberapa tradisi lainnya, tradisi Theravada hanya mencatat 6 kesalahan Bhikkhu Ānanda yang beliau lakukan sebelum dan sesudah Sang BUddha parinibbāna dan harus diakui ketika Konsili Agung pertama berlangsung.
Berhubungan dengan Bhikkhu Gavampati, Theravāda memang tidak mencatat tentang bagaimana Gavampati diundang untuk menghadiri Konsili ketika beliau berdiam di alam Sorga. Namun demikian, tradisi Theravada juga mencatat tentang kebiasaan bhikkhu Gavampati untuk bermeditasi di alam Sorga.
Berkaitan dengan Bhikkhu Purana, tradisi Theravada hanya mencatat bahwa beliau datang ketika Konsili telah selesai dan beliau mengatakan bahwa terlepas dari apapun keputusan yang ada di Konsili itu, beliau hanya berpegang pada ajaran yang beliau sendiri dengar langsung dari Sang BUddha.
Be happy!